BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi bahasa. Tindak tutur merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

TINDAK TUTUR KOMISIF BAHASA JAWA DALAM ANTOLOGI CERKAK TREM KARYA SUPARTO BRATA SKRIPSI

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan suatu kehidupan, peristiwa, serta fenomena-fenomena hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. itu dengan baik kepada pendengar atau pembaca. media ini pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pem bicara) dan

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa. lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Levinson (1987: 60) disebut dengan FTA (Face Threatening Act). Menurut Yule

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB I PENDAHULUAN. bentuk ujaran atau tuturan. Tuturan-tuturan yang digunakan tersebut biasanya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

BAB 1 PENDAHULUAN. sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia,

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA

AHMAD KHOIRUL ANWAR NIM A

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi perlu memperhatikan pilihan kalimat yang digunakan agar. penutur baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

Oleh : Wahyu Sriastuti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian bahasa Jawa juga memiliki dialek yang tidak sedikit. dialek Banyuwangi, dialek Surabaya, dan dialek Jogjakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur terdapat dalam komunikasi bahasa. Tindak tutur merupakan produk dari suatu ujaran kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan kesatuan terkecil dari komunikasi bahasa yang menentukan makna kalimat. Seorang penutur yang ingin mengemukakan sesuatu kepada mitra tutur, maka yang ingin dikemukakannya itu adalah makna atau maksud kalimat. Cara menyampaikan makna atau maksud, penutur harus menuangkannya dalam wujud tindak tutur. Tindak tutur yang akan dipilih sangat bergantung pada beberapa faktor. Maksud dalam tindak tutur perlu dipertimbangkan berbagai kemungkinan tindak tutur sesuai dengan posisi penutur, situasi tutur, dan kemungkinan struktur yang ada dalam bahasa itu. Penutur cenderung menggunakan bahasa seperlunya dalam berkomunikasi. Pemilihan bahasa oleh penutur lebih mengarahkan pada bahasa yang komunikatif. Melalui konteks situasi yang jelas suatu peristiwa komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Istilah tindak tutur muncul karena di dalam mengucapkan sesuatu penutur tidak semata-mata menyatakan tuturan, tetapi dapat mengandung maksud di balik tuturan. Tuturan adalah kalimat yang diujarkan penutur ketika sedang berkomunikasi. Austin (dalam Nababan, 1992: 29) menyatakan bahwa biasanya ujaran yang bentuk formalnya adalah pernyataan, biasanya memberi informasi, tetapi ada juga yang berfungsi lain yakni yang melakukan suatu tindak bahasa tertentu. Tindak tutur terdapat tiga jenis tindak tutur yaitu, tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi. Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang mengandung 1

2 maksud dan fungsi daya ujar. Wijana (1996:18) menyatakan bahwa tindak tutur ilokusi dapat diidentifikasikan sebagai tindak tutur yang bersifat untuk menginformasikan sesuatu dan melakukan sesuatu. Sebuah tuturan yang dihasilkan oleh penutur pasti mempunyai maksud dan fungsi, yang ditujukan kepada mitra tutur untuk menyampaikan informasi kepada mitra tutur. Dalam tindak ilokusi terdapat tindak komisif (Commissives), yakni bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran, misalnya berjanji, bersumpah, mengancam, menyatakan kesanggupan, dan berkaul merupakan tuturan termasuk ke dalam jenis komisif. Tindak tutur komisif merupakan tindak tutur yang mengikat penutur untuk melaksanakan apa yang telah dituturkan. Penutur dituntut tulus atau suka rela dalam melaksanakan apa yang telah dituturkan. Tindak komisif berbeda dengan tindak tutur yang lain. Tindak tutur komisif selain kita temukan dalam peristiwa kehidupan sehari-hari, juga dapat kita temui dalam karya sastra salah satunya cerkak. Secara umum menggunakan bahasa lisan yang dituliskan. Hal inilah yang menjadikan cerkak sebagai media penyampaian peran yang efektif dan layak untuk dikaji lebih jauh pada kajian tindak tutur. Sebagai contoh berikut kutipan percakapan dalam antologi cerkak Trem. Konteks: Percakapan terjadi di rumah melibatkan istri Poniran sebagai penutur dan Poniran sebagai lawan tutur. Tuturan disampaikan dalam kondisi khawatir. Peristiwa terjadi pada siang hari setelah Poniran pulang dari kantor polisi untuk menyerahkan tas milik perampok yang sempat ia sembunyikan di lokernya. Istri Poniran menanyakan biaya pendaftaran sekolah Kenthut yang sebentar lagi melanjutkan ke SMA. Sedangkan pada waktu itu Poniran masih belum memiliki biaya untuk mendaftarkannya ditambah lagi Kenthut gagal dalam ujian sekolah. Melihat keadaan seperti itu Istri Poniran khawatir jika Kenthut putus sekolah. Poniran sudah berusaha bekerja mencari rezeki untuk

3 membiayai Kenthut sekolah. Poniran sudah berniat ingin menyekolahkan anaknya. Istri Poniran: Bocahe bakal dadi bodho ora bisa sekolah! Anaknya pasti jadi bodoh tidak bisa sekolah! Poniran : La, aku ya wis nyoba nyambutgawe temen, nduwe karep temen arep nyekolahake Kenthut ing sekolahan kang becik. La, saya ya sudah mencoba bekerja serius, punya keinginan serius akan menyekolahkan Kenthut di sekolahan yang bagus. (Data 62) Pada data di atas merupakan tindak tutur komisif berniat. Tuturan terjadi antara pasangan suami istri yang sedang membicarakan mengenai biaya sekolah anaknya. Tuturan berisi sebuah keinginan Istri Poniran untuk mendaftarkan anaknya ke SMA. Istri Poniran khawatir jika anaknya sampai putus sekolah. Poniran kemudian memberikan kepercayaan kepada istrinya agar tidak merasa khawatir, bahwa Poniran sudah berusaha bekerja dan berniat menyekolahkan Kenthut di sekolah yang bermutu baik. Fungsi berniat tersebut dapat diperjelas dengan penanda satuan lingual arep akan yang menyatakan tindakan berniat. Tujuan dari tuturan yaitu agar Istri Poniran tidak khawatir lagi mengenai pendidikan Kenthut. Kata arep menunjukkan tindakan berniat melakukan suatu tindakan yang belum dilakukan. Hal tersebut belum dilakukan karena Poniran belum mendapatkan biaya untuk mendaftarkan Kenthut sekolah ditambah lagi Kenthut tidak lulus ujian. Secara kontekstual niat menyekolahkan Kenthut masih sebatas tuturan, tetapi akan dilaksanakan di waktu yang akan datang oleh penuturnya sendiri kepada Kenthut. Tuturan diekspresikan dengan kalimat berita yang kemudian ditandai dengan kata keterangan arep arep. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini hanya difokuskan pada tindak tutur komisif yang terjadi dalam tuturan antologi cerkak Trem karya

4 Suparto Brata. Antologi cerkak Trem karya Suparto Brata diterbitkan bulan November 2000 yang berisi 20 judul cerkak. Karya-karya cerkak tersebut ditulis antara tahun 1960-1993. Cerkak yang telah terhimpun dalam antologi cerkak Trem ini telah dimuat dalam majalah jawa diantaranya, Penjebar Semangat, Jaya Baya, Kembang Brayan, Dharma Nyata, lan Jawa Anyar. Antologi cerkak Trem sangat menarik karena menggambarkan kehidupan orang Jawa. Terdapat tokoh cerita yang beragam juga disertai dengan adanya perbedaan latar belakang sosial mengakibatkan munculnya variasi tuturan komisif. Bahasa tuturan dalam antologi cerkak Trem berupa bahasa Jawa campuran yaitu bahasa Jawa ragam ngoko dan ragam krama. Ragam bahasa Jawa yang digunakan sebagai komunikasi mampu menyampaikan pesan kepada pembaca. Adapun analisis tuturan komisif terhadap antologi cerkak Trem karya Suparto Brata menarik untuk dilakukan karena di dalamnya terdapat kekhasan tersendiri dalam hal tuturannya. B. Identisfikasi Masalah Berdassarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut. 1. Jenis kalimat tindak tutur komisif bahasa Jawa dalam antologi cerkak Trem karya Suparto Brata. 2. Bentuk penanda tindak tutur komisif bahasa Jawa dalam antologi cerkak Trem karya Suparto Brata.

5 3. Fungsi tindak tutur komisif bahasa Jawa yang digunakan dalam antologi cerkak Trem Suparto karya Brata. 4. Faktor yang mempengaruhi penggunaan tindak tutur komisif bahasa Jawa dalam antologi cerkak Trem karya Suparto Brata. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, batasan masalah dalam penelitian ini terurai sebagai berikut. 1. Jenis kalimat tindak tutur komisif bahasa Jawa dalam antologi cerkak Trem karya Suparto Brata. 2. Bentuk penanda tindak tutur komisif bahasa Jawa dalam antologi cerkak Trem karya Suparto Brata. 3. Fungsi tindak tutur komisif bahasa Jawa yang digunakan dalam antologi cerkak Trem karya Suparto Brata. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini terurai sebagai berikut. 1. Apa saja jenis kalimat tindak tutur komisif bahasa Jawa dalam antologi cerkak Trem karya Suparto Brata? 2. Bagaimana bentuk penanda tindak tutur komisif bahasa Jawa dalam antologi cerkak Trem karya Suparto Brata? 3. Apa saja fungsi tindak tutur komisif bahasa Jawa yang digunakan dalam antologi cerkak Trem karya Suparto Brata?

6 E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan di atas, berikut ini diberikan rumusan tujuan penelitiannya. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan jenis kalimat tindak tutur komisif bahasa Jawa di dalam antologi cerkak Trem karya Suparto Brata. 2. Mendeskripsikan bentuk penanda tindak tutur komisif bahasa Jawa di dalam antologi cerkak Trem karya Suparto Brata. 3. Mendeskripsikan fungsi tindak tutur komisif bahasa Jawa yang dipergunakan di dalam antologi cerkak Trem karya Suparto Brata. F. Manfaat 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini dapat digunakan memahami bidang kajian pragmatik, khususnya tindak tutur komisif. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang lain. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai jenis, bentuk dan fungsi tindak tutur komisif, yang terdapat dalam antologi cerkak Trem. Selain itu dalam pembelajaran bahasa, penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai pemahaman sebuah tuturan, sehingga antar siswa dapat memahami maksud sebuah tuturan yang mengandung tindak tutur komisif.

7 G. Batasan Istilah 1. Tindak tutur komisif Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengangkat penuturnya sedikit banyak terikat pada suatu tindakan di masa depan. Tindak tutur komisif meliputi berjanji, bersumpah, mengancam, menyatakan kesanggupan, berkaul merupakan tuturan termasuk ke dalam jenis komisif. 2. Tindak tutur komisif bahasa Jawa Tindak tutur komisif bahasa Jawa yaitu tindak tutur yang ditujukan kepada diri sendiri untuk melakukan perbuatan pada waktu sekarang akan datang yang menggunakan bahasa Jawa. 3. Antologi Cerkak Antologi cerkak adalah kumpulan karya sastra (cerkak) yang telah dihasilkan oleh seorang pengarang atau berlainan pengarang yang telah dibukukan. 4. Antologi cerkak Trem Antologi cerkak Trem adalah nama salah satu judul dari karya sastra yang diterbitkan oleh penerbit Pustaka Pelajar tahun 2000 oleh Suparto Brata. Antologi ini berisi kumpulan cerkak yang ditulis dari tahun 1960-1993. Antologi cerkak Trem berisi 20 judul cerkak. Cerkak yang telah terhimpun dalam antologi cerkak Trem ini telah dimuat dalam majalah Jawa diantaranya, Penjebar Semangat, Jaya Baya, Kembang Brayan, Dharma Nyata, lan Jawa Anyar.