BAB I PENDAHULUAN. dewasa adalah merupakan tugas utama seorang ibu, karena para ibu mempunyai andil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu unsur sosial terkecil dalam kehidupan umat

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. bidang perniagaan, teknologi, industri, pendidikan dan berbagai bidang lainnya, baik

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Begitu juga manusia di ciptakan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya dan sekaligus mempraktekkannya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Disamping manusia. terjadi karena manusia dianugerahi akal oleh Allah Swt, sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. pendidik yang pertama dan utama dalam memberikan pengaruh kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Inilah sebabnya mengapa Islam sangat memperhatikan masalah keluarga dari pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut mata pelajaran agama

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 2009), hlm Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan yang memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BABI. Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua. sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan. Kesempurnaan, kemuliaan, serta kebahagiaan tidak mungkin

BAB I PENDAHULUAN. berkembang hidup sejahtera dengan aspirasi cita-cita untuk maju, bahagia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

Peran Orang Tua dalam Menanamkan Keagamaan pada Anak Usia Dini Afitria Rizkiana, Pendahuluan Usia dini merupakan masa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses usaha manusia guna menimbulkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak dini dengan layak. Oleh karena itu, anak memerlukan program

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena pada saat usia dini adalah saat yang paling peka dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali

BAB II IBU DAN ANAK. Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keluarga ini sebagai lembaga yang "Pertama dan Utama".

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sehingga perlu diberi pendidikan (Samino, 2011:19). membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB I PENDAHULUAN. dalam keadaan yang demikian, ia telah memiliki kemampuan bawaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. oleh kualitas sumber daya manusianya. Untuk meningkatkan kualitas manusianya

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak dalam rumah tangga adalah tugas semua orang tua, namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut menjadi dewasa adalah merupakan tugas utama seorang ibu, karena para ibu mempunyai andil dan peranan yang besar terhadap pendidikan anak pada masa kandungan sampai ia melahirkan hingga anak-anaknya dewasa. Islam mengajarkan bahwa pendidik pertama dan utama yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik adalah kedua orang tua. 1 Dikatakan pendidikan pertama karena tempat inilah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya sebelum ia menerima pendidikan lainnya. Dikatakan pendidikan utama karena pendidikan dari tempat ini mempunyai pengaruh yang dalam bagi kehidupan anak kelak di kemudian hari. 2 Secara rasional dan emosional peranan seorang ibu adalah hal terpenting yang tidak dapat digantikan oleh siapa pun juga dalam mengemban kewajiban tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kunci kesuksesan pendidikan anak dalam rumah tangga berada di tangan para ibu karena para ibu mempunyai persentase 1 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 42. 2 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), cet. ke-9, h. 225.

2 terbesar dalam memberikan waktu, kasih sayang, pendidikan, pembinaan, pemeliharaan dan pengembangan potensi yang ada pada diri anak-anaknya. Akhir-akhir ini kecendrungan dan eksistensi wanita dalam kesetaraan gender semakin menonjol saja. Apalagi semenjak beredarnya buku Megatrends 2000, karya John Naisbitt dan Patricia Aburdene di Indonesia. Konsekuensi akibat eksistensi wanita karir sebagai implikasi dari kesetaraan gender itu pada hakikatnya adalah mempunyai peran ganda. Karena kebutuhan wanita tidak hanya sebagai ibu dan nyonya rumah, akibatnya ia harus berperan ganda baik di rumah maupun luar rumah. Yang menjadi persoalan pokok, dapatkah wanita ini menikmati peran gandanya. Seiring dengan semakin majunya zaman dan dengan adanya tuntutan berpartisipasi bagi wanita sebagai realisasi dan emansipasi wanita telah memberikan suatu wawasan baru dan memberikan kesempatan untuk terjun ke dalam dunia kerja. Namun timbul masalah sebagai akibat negatif dari emansipasi wanita. Tidak sedikit wanita yang terperosok kedalam emansipasi wanita yang salah kaprah, rupanya wanita-wanita itu belum siap menerima kebebasan untuk memilih. Umumnya pilihan mereka cenderung hanya untuk kepuasan dirinya sendiri, sehingga akhirnya menyebabkan mereka melalaikan tugas dan kewajiban mereka sebagai istri sekaligus sebagai ibu bagi anak-anaknya, porsi perhatiannya terhadap keluarga berkurang, kondisi tersebut menyebabkan meningkatnya peran pembantu rumah tangga. Mendidik anak dalam keluarga adalah tugas orang tua, dalam hal ini lebih ditekankan kepada para ibu, karena ibulah yang lebih banyak tinggal di rumah. Ibu

3 pula yang menjadi pusat kehidupan rumah tangga dan pada ibu itulah dipertanggung jawabkan pendidikan anak-anaknya. Seorang ibu memiliki tanggung jawab yang besar dan penting sekali, yakni mendidik anak-anaknya dengan pendidikan yang tepat, menumbuhkannya berdasarkan syari at Islam yang lurus. Sebab anak-anak akan timbul dalam rangkulan dan kasih sayang ibunya, karena ibu lebih dekat kepada anak-anaknya daripada ayahnya. Peranan seorang ibu dalam rumah tangga adalah hal terpenting yang tidak dapat digantikan peranannya oleh siapapun juga dalam mengemban kewajiban tersebut. Itu berarti kunci kesuksesan pendidikan anak dalam keluarga berada di tangan ibu. Hal ini menunjukan bahwa ibu adalah anggota keluarga yang bertanggung jawab terhadap pendidikan putra-putrinya dalam rumah tangga, berhasil tidaknya proses pembinaan, pemeliharaan dan pengembangan potensi kependidikan kepada anak-anaknya. Bisikan-bisikan kalbu seorang ibu akan memberikan resonansi psikologi pada diri anak maka dengan tujuan awal yang seyogyanya ditetapkan oleh orang tuanya ialah agar anak mampu menghayati suasana kehidupan religius dalam kehidupan keluarga. 3 Dalam pandangan Islam anak merupakan karunia dan sekaligus amanat dari Allah SWT. Sebagai orang tua yang memikul amanat mempunyai kewajiban untuk cet. ke-3, h. 89. 3 Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama dalam Keluarga, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),

4 menjaga, memelihara, dan memberi bekal pengetahuan dan pendidikan agar kelak apabila anak telah dewasa, dengan pengetahuan dan pendidikan yang telah diberikan oleh kedua orang tua, anak akan mampu menghadapi berbagai perkembangan dan tantangan zaman, berguna di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan agama, hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam surat Asy-Syuara ayat 214 yang berbunyi: Hal ini sejalan dengan apa yang pernah dikatakan oleh Umar bin Khattab sebagaimana yang dikutip Umar Hasyim dalam bukunya Cara Mendidik Anak Dalam Islam yang berbunyi: 4 أ أ لاا أ م ب أ ا أ أ ا إ ك م ا أ م ل ا أ م ب أ ا أ م إ ك م ا أ إ إ ناا أ م ب أ ا أ ك م ا أ م ا أ أ ك م ا إ Dari pesan Umar bin Khattab di atas jelaslah bahwa anak-anak itu harus diberikan pendidikan sejak dini oleh orang tua karena masa yang dihadapi oleh anak berbeda dengan masa yang dialami oleh orang tuanya. Demikian pula dengan pendidikan agama untuk anak dalam lingkungan keluarga, karena pendidikan agama oleh orang tua dalam rumah tangga adalah hal yang pertama kali diterima oleh anak sebelum ia memasuki bangku sekolah, bahkan perkembangan keagamaan anak di luar sekolah lebih banyak dipengaruhi oleh pendidikan dalam keluarga. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai 4 Umar Hasyim, Cara Mendidik anak Dalam Islam, Anak Shaleh Seri II, (Surabaya: PT. Bina Ilmu. tt), h. 15.

5 rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral. Pendidikan usia dini merupakan wahana pendidikan yang sangat fundamental dalam memberikan kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan pada anak. Keberhasilan proses pendidikan pada masa dini tersebut menjadi dasar untuk proses pendidikan selanjutnya. Pentingnya pola asuh orangtua terhadap anak usia dini mengandung arti bahwa pendidikan dalam keluarga merupakan pondasi bagi perkembangan pribadi anak. Orangtua yang mampu menyadari akan peran dan fungsinya yang demikian strategis akan mampu menempatkan diri secara lebih baik dan menerapkan pola pendidikan secara lebih tepat sesuai dengan kebutuhan anak. Dewasa ini banyak para ibu dalam keluarga khususnya pada kalangan wanita karir yang mempercayakan pengasuhan dan pendidikan anaknya kepada pembantu, pengasuh anak atau baby sitter. Tetapi apakah dengan adanya mereka lantas peran ibu dalam rumah tangga sudah terwakilkan, atau apakah sudah terpenuhi karena telah digantikan oleh pembantu dan baby sitter, kemudian dengan berperannya mereka, apakah dalam hal pengasuhan, pendidikan dan pengembangan intelektual jiwa serta pengembangan kepribadian anak dapat dipastikan dapat berhasil dengan baik dengan

6 sempurna. Tentu saja hal ini merupakan suatu tanda tanya bagi wanita yang tidak ingin anaknya disebut sebagai anak pembantu, karena memang pada kenyataannya justru pembantulah yang lebih banyak memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anaknya, terlebih jika sang pembantu atau baby sitter tidak memiliki pendidikan dan pengetahuan yang memadai, maka perkembangan anak akan terlambat oleh keterbatasan cara berpikir pembantu atau pengasuhnya. Di sini kadang timbul masalah yang semakin kompleks untuk menghindari hal-hal di atas seharusnya seorang wanita karir tidak menyerahkan pengasuhan dan pendidikan anaknya kepada pembantu sepenuhnya, tetapi berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mendidikan dan mengasuh anaknya sendiri sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya, mengingat semakin banyaknya kasus-kasus kegagalan wanita berkarir dalam mendidik anaknya. Kondisi objektif di lapangan dari hasil pengamatan sementara yang penulis lakukan di Desa Sungai Lumbah Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala terhadap wanita karir (sebagai guru, karyawan pegawai negeri/swasta, bidan maupun perawat) yang memiliki anak pada masa pra sekolah. Maka penulis temui banyak anak-anak yang terhambat pendidikan agamanya disebabkan oleh kurangnya perhatian ibunya yang berpredikat sebagai wanita pekerja (wanita karir), karena waktunya banyak tercurah pada pekerjaan di luar rumah. Gejala kelalaian dan kealfaan ibu dalam memberikan perhatian keluarganya nampak semakin meningkat, karena semakin ketatnya tuntutan kerja dan semakin meningkatnya persaingan untuk lebih meningkatkan efektivitas kerja. Hal ini jelas memberikan pengaruh yang buruk

7 terhadap perkembangan jiwa anaknya yang sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang ibunya, dan terkadang juga bisa membawa pengaruh buruk terhadap keharmonisan keluarga. Beranjak dari latar belakang masalah tersebut di atas maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam lagi terhadap permasalahan tersebut yang kemudian penulis susun ke dalam sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul: Pendidikan Agama Anak Pada Masa Pra Sekolah (Studi Kasus pada Kalangan Wanita Karir di Desa Sungai Lumbah Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala). B. Penegasan Judul Untuk menghindari interpretasi yang keliru terhadap judul di atas, maka penulis menjelaskan beberapa istilah sebagai berikut: 1. Pendidikan Agama Pendidikan agama yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah pendidikan agama Islam yaitu bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. 5 Pendidikan agama untuk anak di sini meliputi proses pendidikan agama anak dalam keluarga dengan melalui latihan-latihan, pembiasaan dan tauladan orang tua yang harus ditanamkan sejak dini. 2. Wanita Karir 5 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), cet. ke-3, h. 32.

8 Yang dimaksud wanita karir dalam penelitian ini adalah wanita pekerja atau perempuan yang melakukan pekerjaan di luar rumah seperti guru, karyawan, pegawai negeri maupun swasta atau sebagai pedagang yang memiliki anak pada masa pra sekolah dan berdomisili di Desa Sungai Lumbah Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala. 3. Anak masa pra sekolah Anak masa pra sekolah yang dimaksud adalah seorang anak yang berusia antara 3-5 tahun atau dalam istilah lain disebut balita atau anak kecil sebelum memasuki sekolah tingkat dasar (SD-MI sederajat). C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebagaimana di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan yang akan penulis teliti yaitu: 1. Bagaimana pendidikan agama anak masa pra sekolah pada kalangan wanita karir di Desa Sungai Lumbah Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendidikan agama anak masa pra sekolah pada kalangan wanita karir di Desa Sungai Lumbah Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala? D. Alasan Memilih Judul

9 Adapun alasan yang mendasari pemikiran penulis memilih judul di atas sebagai berikut: 1. Mengingat betapa pentingnya menanamkan pendidikan agama, khususnya pada anak masa pra sekolah di lingkungan keluarga sedini mungkin. 2. Karena mendidik anak adalah tugas utama seorang wanita sebagai ibu bagi anak-anaknya. 3. Melihat pada lokasi penelitian banyak wanita karir yang memiliki anak masa pra sekolah. E. Tujuan Penelitian Beranjak dari pokok masalah yang dikemukakan di atas maka penelitian ini mempunyai tujuan, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pendidikan agama anak masa pra sekolah pada kalangan wanita karir di Desa Sungai Lumbah Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala? 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan agama anak masa pra sekolah pada kalangan wanita karir di Desa Sungai Lumbah Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala? F. Signifikansi Penelitian

10 Hasil penelitian ini diharapkan memiliki signifikansi sebagai berikut: 1. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang terkait dalam bidang pendidikan untuk memperoleh gambaran tentang peranan wanita karir dalam mendidik anak khususnya pada masa pra sekolah. 2. Sebagai bahan informasi untuk dipertimbangkan dan bahan renungan bagi wanita karir yang memiliki anak pada masa pra sekolah. 3. Untuk menambah khazanah perbendaharaan pengetahuan penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya dengan mencoba menuangkan dalam sebuah penelitian sebagai bahan menambah khazanah kepustakaan IAIN Antasari, khususnya Fakultas Tarbiyah. G. Sistematika Penulisan Penyusunan skripsi ini dibagi ke dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Bab ini merupakan kerangka konsep dari masalah yang ingin dikemukakan dalam penelitian ini, yang berisi tentang: latar belakang masalah dan penegasan judul, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Teoretis, memuat tentang gambaran peranan wanita karir dalam mendidik anak pada masa pra sekolah, pengertian wanita karir dan akibat yang ditimbulkan oleh kesibukan sebagai wanita karir terhadap anak pada masa pra sekolah, pendidikan agama anak pada masa pra sekolah di kalangan wanita karir dan

11 faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan agama anak pada masa pra sekolah di kalangan wanita karir. Bab III, berisikan metode penelitian, terdiri dari jenis dan pendekatan, desain penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, kerangka dasar penelitian, teknik pengolahan data, analisis data, serta prosedur penelitian. Bab IV, laporan hasil penelitian, berisikan gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. Bab V merupakan bab penutup yang berisi tentang simpulan dan saran-saran.