BOUNDARY dan FRONTIER

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP- 36 /MENKO/POLHUKAM/1/2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG TUNJANGAN OPERASI PENGAMANAN BAGI

2017, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamb

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

Grand Design Pembangunan Kawasan Perbatasan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

xii hlm / 14 x 21 cm

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2008, No hukum dan kejelasan kepada warga negara mengenai wilayah negara; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Wilayah Negara Dalam Hukum Internasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Persengketaan muncul akibat penerapan prinsip yang berbeda terhadap penetapan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA Tim Teknis PWP dalam KLH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

MASALAH PERBATASAN NKRI

Memahami Arti Penting Mempelajari Studi Implementasi Kebijakan Publik

LAMPIRAN II RENCANA KERJA PENATAAN RUANG UNTUK PEMANTAPAN KEAMANAN NASIONAL (PENANGANAN KAWASAN PERBATASAN)

PENGAMANAN WILAYAH PERBATASAN DARAT GUNA MENDUKUNG KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA 1. Oleh: Yanyan Mochamad Yani 2

KONFLIK & MANAJEMEN KONFLIK DI ASIA TENGGARA PASKA PERANG DINGIN DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN TRADISIONAL DEWI TRIWAHYUNI

LAPORAN QUICK COUNT PEMILU LEGISLATIF

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

Lex Et Societatis Vol. V/No. 8/Okt/2017

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM. 15 Lintang Selatan dan antara Bujur Timur dan dilalui oleh

5. PROFIL KINERJA FISKAL, PEREKONOMIAN, DAN KEMISKINAN SEKTORAL DAERAH DI INDONESIA

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MACAM-MACAM LETAK GEOGRAFI.

6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Rancangbangun hukum pulau-pulau perbatasan merupakan bagian penting dari ketahanan negara.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SENGKETA-SENGKETA PERBATASAN DI WILAYAH DARAT INDONESIA. Muthia Septarina. Abstrak

PENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011

Upaya Penanganan Permasalahan Perbatasan Maritim Republik Indonesia. (Solving Problems of Indonesian Maritime Border)

Markas Komando Daerah Militer di Pontianak BAB I PENDAHULUAN

INDONESIA Percentage below / above median

RENCANA AKSI PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2011

BAB III PENUTUP. tahun 2006 tentang tim nasional pembakuan rupa bumi. Saat ini ada

PENGATURAN HUKUM TERHADAP BATAS LANDAS KONTINEN ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA DI GOSONG NIGER

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sejarah Perundingan Batas Maritim Indonesia Singapura

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PERMASALAHAN GLOBAL perubahan iklim dan naiknya permukaan air laut Dunia air laut : 13 cm per 10 tahun; suhu : 0,019 oc per tahun. Indonesia air laut

PERTEMUAN KE 7b OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,

Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

ANALISIS UNDANG-UNDANG KELAUTAN DI WILAYAH ZONA EKONOMI EKSKLUSIF

No b. pemanfaatan bumi, air, dan udara serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; c. desentralis

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA DISAMPAIKAN OLEH:

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015

BAB II PENENTUAN BATAS LAUT DAERAH

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Soeprijanto FT UNJ TANTANGAN SMK KINI DAN YANG AKAN DATANG

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau STUDI KASUS PENGELOLAAN WILAYAH PERBATASAN PADA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

SRI HAYATI DEFINISI DAN PERKEMBANGN GEOGRAFI POLITIK

RENCANA AKSI PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2011

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pembangunan Daerah Berbasis Pengelolaan SDA. Nindyantoro

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

Profil Keaksaraan: Hasil Sensus Penduduk 2010

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : LU LS Garis Bujur : 106º º58 18

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA TAHUN 2018 vs 2017 (LANJUTAN) PINTU MASUK UTAMA

Keragaan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENEGAKAN YURISDIKSI TERITORIAL NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DALAM PENCAPAIAN ASEAN PHYSICAL CONNECTIVITY

Transkripsi:

BATAS NEGARA

DEFINISI An international boundary marks the outer limits of the area over wich a goverment has sovereignty (Carlson 1963) Berbentuk : garis atau zona Batas garis seringkali merupakan batas zonal, sebaliknya batas zonal pada suatu saat dapat dipertegas menjadi batas garis

BOUNDARY dan FRONTIER A boundary is a line, a separting factor, which is inner oriented A frontier is a zone of transition, an integrating factor,... an outher-oriented phenomeon. Frontiers area characteristi of rudimentary socio- political relations... (Alexander, 67).... Thus frontiers are zones or belts of territory, as is suggested by the terms, Frontiers of Settlements, Pioneer Fringer, etc. They possesed change as human agencies bring about modifications in their character and utilization... They are transitional between geographical regions rather than between states, although international boundaries are often drawn within them... Frontiers are areal, boundaries are linear, in character. (Moodie 1963) Any and all international frontier areas have the potential of becoming critical... ( Carlson,1963)

BATAS GARIS (Linear Boundary) Eksak, tegas,dan pasti Merupakan batas yang paling baik Batas garis seirng menimbulkan beberapa kesukaran: - penetapan tanda batas dilapangan - pengaturan lalu lintas dan penjagaannya - penduduk dan hubungan sosial ekonomi, Contoh: batas antara Jerman Barat dan Jerman Timur batas antara Korea Utara dan Korea Selatan, Israel dan negara-negara Arab, Indonesia dan Malaysia (Kalimantan dan NTT) Batas garis ini seringkali mengalami kesukaran untuk diterapkan di daerah berpenghuni dan padat penduduknya.

BATAS ZONAL (Zonal Boundary) Merupakan suatu jalur daerah tak bertuan yang memanjang sepanjang perbatasan. Merupakan batas yang paling umum dan paling banyak diterapkan di dunia. Batas zonal lebih menguntungkan secara sosial-ekonomi dan etnis Hubungan-hubungan tradisional, baik sosial-ekonomi maupun kultural antara penduduk-penduduk daerah perbatasan dapat tetap berlangsung dengan baik Contoh: batas antara Tibet dan Bhutan yang dirupakan oleh suatu jalur daerah hutan bambu dan hutan pinus, dan jalur daerah di Peg. Pyrenea yang memisahkan wilayah wilayah kekuasaan Spanyol dan Perancis yang merupakan padang penggembalaan ternak bagi penduduk-penduduk perbatasan kedua negara tersebut. Kelemahan batas zonal ini ialah kurang eksak. Konflik perbatasan antara Cina dan Uni Soviet dan Cina dan India, merupakan contoh yang baik mengenai masalah ini. Sepanjang tidak terjadi batas konflik antara negara-negara yang berbatasan, maka batas zonal ini tetap dipertahankan. Akan tetapi begitu terjadi konflik, biasanya batas zonal ini akan menjadi masalah yang dapat menimbulkan perang.

FUNGSI BATAS NEGARA Internal (kedalam): 1. Untuk kepentingan pengaturan administratif: pelaksanaan hukum, untuk mengatur penyebaran penduduk dan okupasi, serta eksploitasi sumber daya 2. Untuk kepentingan strategi militer. Eksternal (keluar): 1. Pertahanan/keamanan dalam hubungan pelaksanaan politik luar negeri; 2. Menunjukan kesatuan dan integritas wilayah dan hakhak yang menyangkut pelaksanaan perjanjian-perjanjian bilateral, multi-lateral dan internasional, baik yang bersifat ekonomi maupun politik/militer 3. Perlindungan terhadap kemungkinan penyebaran penyakit dan penyelundupan.

KLASIFIKASI BATAS NEGARA Batas alam (physical or natural boundaries): 1. Sungai, danau dan laut sebagai batas (water boundaries) 2. Pegunungan Batas etnik dan batas kultur (ethnic and cultural boundaries) Batas historis (Historical boundaries) Batas geometris (geometric boundaries) Batas yang kompleks (complex boundaries)

PENENTUAN BATAS DAN PENETAPAN GARIS BATAS Penentuan dan pembagian wilayah (territorial allocation): biasanya terjadinya sebagai akibat perubahan politik: peperangan, penguasaan atau pendudukan, perjanjian sewa-beli, hasil ketentuan internasional, dan daerah perwalian Penentuan garis batas (delimination): merupakan kelanjutan dari pada pembagian wilayah secara lebih tegas. Penentuan batas tsb. Ditentukan berdasarkan perundingan dan pengukuran-pengukuran Penetapan tanda batas di lapangan (demarcation): dibuat secara monumental (tugu), linear (tonggak-tonggak atau kawat berduri, tembok memanjang, dsb). Yang dipakai sebagai pedoman dalam penetapan batas biasanya adalah tanda-tanda astronomis (garis bujur dan garis lintang), triangulasi, serial fotografi, bangunan-bangunan monumental yang sudah ada (benteng dan tanda-tanda keagamaan).

BAGAIMANA DENGAN BATAS NEGARA INDONESIA? Dengan negara mana sajakah Indonesia berbatasan? Ada berapa jenis perbatasan di wilayah Indonesia? Bagaimana Indonesia menentukan wilayah teritorial dan berbatasan? Bagaimanakah implikasi dari wilayah teritorial dan jenis perbatasan yang dimiliki? Permasalahan apa sajakah yang timbul berkaitan dengan berbatasan tersebut? Upaya apakah yang saudara ketahui berkaitan dengan pertahanan wilayah perbatasan?

Bagaimana dengan Sipadan dan Ligitan? Bagaimana historis Sipadan dan Ligitan dipandang dari sudut Indonesia dan Malaysia? Mengapa sampai lepas dari Indonesia (secara fakta dan hukum? Adakah wilayah lain yang berpotensi konflik kepemilikan di perbatasan? Upaya apakah yang dilakukan untuk mempertahankan disintegrasi wilayah di perbatasan?

MIANGAS Faktor apa yang mendorong adanya penguwasaan atau pemanfaatan Pulau Miangas oleh Filipina? Kendala dan hambatan apa saja yang, dialami oleh pemerintah RI dalam mengantisipasi pemanfaatan pulau Miangas oleh Filipina. Upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh pemerintah RI untuk mengantisipasi pemanfaatan pulau Miangas oleh filipina? Bagaimana prospek keberadaan Pulau Miangas yang berbatasan langsung dengan Filipina?

Perpres No. 78 Thn 2005 Ttg. Pengelolaan Pulau-pulau Kecil Terluar Pasal 1 ayat (2): Pulau Kecil Terluar adalah pulau dengan luas area kurang atau sama dengan 2000 km2 (dua ribu kilometer persegi) yang memiliki titiktitik dasar koordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan hukum internasional dan nasional Pasal 2 Pengelolaan pulau-pulau kecil terluar dilakukan dengan tujuan : 1. menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, keamanan nasional, pertahanan Negara dan bangsa serta menciptakan stabilitas kawasan. 2. memanfaatkan sumber daya alam dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan; 3. memberdayakan masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan.

Pasal 3:Prinsip pengelolaan pulau-pulau kecil terluar adalh: 1. Wawasan nusantara 2. Berkelanjutan 3. Berbasis masyarakat Pasal 4 Pengelolaan pulau-pulau kecil terluar mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah. Pasal 5: (1) Pengelolaan pulau-pulau kecil terluar dilakukan secara terpadu antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah. (2) Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi bidang-bidang : a. sumberdaya alam dan lingkungan hidup; b. infrastruktur dan perhubungan; c. pembinaan wilayah; d. pertahanan dan keamanan; e. ekonomi, sosial, dan budaya.

DATA PULAU KECIL TERLUAR Indonesia memiliki 92 (sembilan puluh dua) pulau kecil terluar dengan sebagian diantaranya berbatasan langsung dengan 10 (sepuluh) negara tetangga. Selain sebagai batas wilayah NKRI serta etalase/barometer Negara, secara ekonomis, pulaupulau kecil terluar memiliki nilai strategis yaitu memiliki potensi sumber daya alam serta jasa-jasa lingkungan lainnya yang tinggi, seperti pariwisata dan lain sebagainya. Ke-92 pulau tersebut tersebar di 19 Provinsi dan 34 Kabupaten, yang sebagian besar berlokasi di Kepulauan Riau (21 pulau) dan Kepulauan Maluku (20 pulau). Dari 92 pulau tersebut sekitar 50% berpenghuni, dengan luas pulau berkisar antara 0,02-200 Km 2.

PERSEBARAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR No Propinsi Jumlah No Propinsi Jumlah 1 NAD 6 10 Jatim 3 2 Sumut 3 11 NTB 1 3 Kepri 20 12 NTT 5 4 Sumbar 2 13 Kaltim 4 5 Bengkulu 2 14 Sulut 11 6 Lampung 1 15 Sulteng 3 7 Banten 1 16 Maluku 18 8 Jabar 1 17 Maluku Utara 1 9 Jateng 1 18 Papua 9 Jumlah 92 Sumber : DINAS HIDRO-OCEANOGRAFI TNI AL, 2003

MENGAPA HARUS DIKELOLA? Dalam rangka menjaga keutuhan wilayah negara, serta meningkatkan kesejahteraan di wilayah perbatasan, maka perlu dilakukan pengelolaan pulau-pulau kecil terluar dengan memperhatikan keterpaduan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, pertahanan, keamanan dan sumber daya manusia Pulau-pulau kecil terluar memiliki nilai strategis sebagai titik dasar dari garis pangkal kepulauan Indonesia, terutama dalam penetapan wilayah perairan Indonesia, Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia dan landasan kontinen Indonesia Kesenjangan kondisi kehidupan begitu besar antara pulau-pulau kecil terluar wilayah perbatasan dengan wilayah lainnya berpotensi menimbulkan berbagai konflik baik internal maupun eksternal Globalisasi, pada batas-batas tertentu, berpotensi menjadi ancaman bagi kepentingan negara Terjadinya reorientasi strategi pembangunan wilayah perbatasan dari orientasi keamanan (security approach) menjadi orientasi kesejahteraan/pembangunan (prosperity/ development approach)