PENGARUH PERUBAHAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS PADA BAHAN ISOLASI CAIR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

Perbandingan Tegangan Tembus Isolasi Minyak Transformator Diala B Dan Mesran Super Sae 40 W Menggunakan Hypot Model 04521aa

BAB II ISOLASI CAIR. Bahan isolasi cair digunakan pada peralatan-peralatan listrik seperti

KARATERISTIK PENGUJIAN MINYAK NABATI SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI PENGGANTI MINYAK TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv

PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU.

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR. Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak

PENGARUH PERSENTASE FENOL TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK JAGUNG

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI

ANALISIS KARAKTERISTIK DIELEKTRIK MINYAK HIDROLIK SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI CAIR UNTUK TRANSFORMATOR DAYA

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

PENGARUH KONTAMINAN AIR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS PADA MINYAK TRANSFORMATOR DAN MINYAK KELAPA MURNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KARAKTERISTIK DIELEKTRIK MINYAK HIDROLIK SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI CAIR UNTUK TRANSFORMATOR DAYA

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

KARAKTERISTIK KORONA DAN TEGANGAN TEMBUS ISOLASI MINYAK PADA KONFIGURASI ELEKTRODA JARUM-PLAT

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN DAN ARUS TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang

ANALISIS KARAKTERISTIK BREAKDOWN VOLTAGE PADA DIELEKTRIK MINYAK SHELL DIALA B PADA SUHU 30 0 C C

ANALISIS KARAKTERISTIK BREAKDOWN VOLTAGE PADA DIELEKTRIK MINYAK TRANSFORMATOR 45 MVA DENGAN SUHU OPERASI YANG BERVARIASI DI PUSAT LISTRIK KOTA PANJANG

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

Tegangan Tembus (kv/2,5 mm) Jenis Minyak RBD FAME FAME + aditif

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai

ANALISIS KARAKTERISTIK TEGANGAN TEMBUS PADA MINYAK TRAFO NYNNAS DAN APPAR TERHADAP SUHU

PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM

FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 3 DIELECTRIC BREAKDOWN MINYAK PADA TRANSFORMATOR PLN 2 PPSDM MIGAS. Oleh : Ahmad Nawawi ABSTRAK

UJI TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRANSFORMATOR TERDESTILASI PADA TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TEGANGAN IMPULS DI PT. BAMBANG DJAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendistribusikan energi listrik tersebut. Hal ini tentunya akan

PURIFIKASI MINYAK TRANSFORMATOR KAPASITAS 400 KVA

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB II DASAR TEORI. gesekan antara moekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu cairan yang

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini,

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Tegangan Tembus Pada Minyak Transformator Lama Dan Baru Menggunakan Tiga Jenis Elektroda

BAB II ISOLASI MINYAK

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

BAB II GARDU TRAFO DISTRIBUSI

BAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor

Makalah Seminar Kerja Praktik PROSES PURIFIKASI MINYAK TRANSFORMATOR DENGAN MENGGUNAKAN OIL TREATMENT PLANT PT BANYU BENING

Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum - Plat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. dilakukan, pembuatan sampel mentah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

BAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

PENGUJIAN KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK SAWIT DAN MINYAK CASTROL MENGGUNAKAN ELEKTRODE BOLA-BOLA DENGAN VARIASI JARAK ANTAR ELEKTRODE DAN TEMPERATUR

KARAKTERISTIK BERBAGAI JENIS BAHAN ISOLASI KABEL INSTALASI TEGANGAN RENDAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUJIAN TAN δ PADA KABEL TEGANGAN MENENGAH

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS ISOLASI MINYAK TRANSFORMATOR FASILITAS GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

Dibimbing Oleh: Prof. Dr. Ir. Mahfud, DEA Ir. Rr. Pantjawarni Prihatini

ANALISIS PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR DAN UMUR MINYAK TRANSFORMATOR TERHADAP DEGRADASI TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRANSFORMATOR

BAB I PENDAHULUAN. konsumen yang letaknya saling berjauhan. Karena dengan menaikkan tegangan maka

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pengaruh Arus Bocor Terhadap Perubahan Temperatur Pada Kabel Bawah Tanah 20 Kv

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERPOLUSI

Analisis Tegangan Tembus Minyak Biji Karet (Rubber Seed Oil) Sebagai Alternatif Bahan Isolasi Cair

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

Analisis Pengaruh Pembebanan Terhadap Kekuatan Dielektrik Minyak Isolasi Transformator 6,6 kv/380 V di PT.INTIBENUA PERKASATAMA Dumai

ANALISIS MEKANISME KEGAGALAN ISOLASI PADA MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BERPOLARITAS BERBEDA PADA JARUM BIDANG HANUNG SAYOGI L2F302486

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 6 No. 2 Februari 2014

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan

BAB II MINYAK ISOLASI

1 BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penyedia tenaga listrik. Standar yang lebih tinggi tersebut adalah

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS AC PADA MINYAK SEREH DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRODA JARUM-JARUM DAN TABUNG-TABUNG

BAB III PENGAMBILAN DATA

Pengujian Tegangan Impuls Pada Isolator Tonggak Pin ( PinPost) Untuk Saluran Udara Tegangan Menengah

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton

PENGARUH JUMLAH DAN JARAK MESH PERISAI TERHADAP INDUKSI TEGANGAN TINGGI PADA SALURAN TEGANGAN RENDAH

Latihan soal-soal PENGHANTAR

Muhammad Hamdani Rizal [1] ; Rudy Setiabudy [2] Departemen Teknik Elektro. Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

ILMU BAHAN LISTRIK_edysabara. 1 of 6. Pengantar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

LUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing :

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK

Analisis Pengaruh Kenaikan Suhu Isolasi Minyak Dan Kertas Serta Jumlah Lapisan Isolasi Kertas Terhadap Tegangan Tembus Isolasi Transformator

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA

KOORDINASI ISOLASI. By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009

Transkripsi:

1 PENGARUH PERUBAHAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS PADA BAHAN ISOLASI CAIR Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Tridharma Jl. A. Wahab Syachranie No. 7 Batu Ampar Telp. (0542) 425381 balikpapan 76126 E-mail: alfianjunaidij@yahoo.co.id ABSTRACT Lubricant oil is used to lubricate machines especially gasoline machine. To have ahighs performance lubricant oil, additive agent is added. Additive agent used for anti oxidant, anti rust of time worn, and anti foam. This research want to know the influence of temperature change on tension penetrate of lubricant oil. The sample use are lubricant oil SAE 40 and transformator oil (Diala-B). The experiment result shows that the tension penetrate of both oil are increase for increasing temperature, but lubricant oil SAE 40 have smaller increase than Diala-B. Keywords: lubricant oil, temperature, tension penetrate. PENDAHULUAN Isolator adalah alat listrik yang dipakai untuk menjalankan tugasnya mengisolasi di dalam rangkaian listrik. Alat ini mempunyai sifat atau kemampuan untuk dapat memisahkan secara elektris dua buah penghantar atau lebih yang berdekatan sehingga tidak terjadi kebocoran arus atau dalam gradien yang tinggi tidak terjadi loncatan api (flashover). Dengan demikian bahan isolasi haruslah mempunyai kekuatan dielektrik yang baik sehingga sifat hantarannya dapat ditiadakan. Media dielektrik yang paling baik adalah ruangan vakum yang sifat hantarannya nol. Karena bahan isolator minyak bukan dielektrik sempurna, maka molekul-molekul yang terdapat pada bahan tersebut tidak terikat erat tetapi masih terdapat elektron-elektron yang dapat bergerak bebas atau dapat terlepas dari ikatan akibat menerima beban tegangan dan menimbulkan aliran arus bocor (leakage current) atau arus yang mengalir melalui media elektrik. Isolator minyak sebagian besar berasal dari minyak bumi atau minyak mentah yang diolah secara khusus sehingga mempunyai sifat-sifat sebagai isolator dan juga sebagai pendingin. Isolator minyak mineral mudah di dapat dan murah dibanding isolator minyak lain (non minyak bumi). Isolator minyak sintetis seperti hidrokarbon sintetis, ester, hidrokarbon aromatik khlorinat, dan sebagainya, proses pembuatannya memakai reaksi kimia yang sangat mahal dan rumit juga tidak mudah di dapat unsur kimianya. Kelebihan isolator minyak sintetis adalah isolator jenis ini sederhana dalam pengoperasian peralatannya. Isolator minyak, dalam hal ini minyak transformator mempunyai unsur atau senyawa utama yaitu hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon yang utama dari isolator minyak ini adalah senyawa hidrokarbon parafinik, senyawa hidrokarbon naftenik, dan senyawa hidrokarbon aromatik. Selain ketiga senyawa tersebut, isolator minyak masih mengandung senyawa yang disebut zat aditif (tambahan) meskipun kandungannya sangat kecil. Minyak pelumas ini jika dibandingkan dengan minyak transformator maka minyak pelumas jenis Mesran Super SAE 40 memiliki kekentalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak trafo, hal ini sangat memberi pengaruh pada kecepatan transfer panas yang dimiliki, berdasarkan standar dari ASTM D-445 dan IEC 296A, besar kekentalan minyak atau viskositas kinematik yang dianjurkan adalah 16 est pada suhu 400 C. Viskositas kinematik minyak trafo 10/85933 est. Untuk minyak trafo yang berada di pasaran viskositas kinematiknya bisa mencapai sekitar 110 est yakni minyak trafo produksi Shell (Diala Shell HFX). Penelitian dilaksanakan terhadap bahan minyak lumas mesin jenis Mesran Super SAE 40 produk dari Pertamina. Tujuan penelitian ini

2 Teknoin, Volume 13, Nomor 2, Desember 2008, 1-4 adalah untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap tegangan tembus pada bahan pengujian. Diharapkan dari hasil penelitian ini diketahui sifat yang dimaksud sehingga dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain, bahan ini bisa merupakan alternatif untuk digunakan sebagai bahan isolasi dan pendingin untuk transformator. LANDASAN TEORI Isolator Cair Isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai pemisah antara bagian yang bertegangan dan juga sebagai pendingin sehingga banyak digunakan pada peralatan seperti transformator, pemutus tenaga, Switch gear. Minyak Trafo Kegunaan minyak trafo adalah selain untuk bahan isolasi juga sebagai media pendingin antara kumparan kawat atau inti besi dengan sirip pendingin. Agar minyak trafo berfungsi dengan baik, kualitas minyak harus sesuai dengan standar kebutuhan, ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Standar SPLN 49-1: 1982, Metoda Uji IEC 296 Sifat Minyak Satuan Standar Viskositas 20 o C Cst < 25 Titik Nyata O C > 130 Kadar Asam Mg KOH/g < 0.40 Teg. Tembus KV / cm > 120 Korosi Belerang - Tidak ada Kotoran % < 0.10 Mekanisme Ketembusan Isolasi Cair Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair digunakan, antara lain yang pertama adalah isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum Paschen. Kedua isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat rugi energi. Ketiga isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi pelepasan muatan (discharge). Namun kekurangan utama isolasi cair adalah mudah terkontaminasi. Beberapa macam faktor yang diperkirakan mempengaruhi ketembusan minyak transformator seperti luas daerah elektroda, jarak celah (gap spacing), pendinginan, perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan minyak), pengaruh kekuatan dielektrik dari minyak transformator yang diukur serta kondisi pengujian atau minyak transformator itu sendiri juga mempengaruhi kekuatan dielektrik minyak transformator. Ketembusan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan karena beberapa hal antara lain isolasi tersebut sudah lama dipakai, berkurangnya kekuatan dielektrik dan karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih. Pada prinsipnya tegangan pada isolator merupakan suatu tarikan atau tekanan (stress) yang harus dilawan oleh gaya dalam isolator itu sendiri agar supaya isolator tidak tembus. Dalam struktur molekul material isolasi, elektron-elektron terikat erat pada molekulnya, dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang disebabkan oleh adanya tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan tegangan akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari suatu molekul ke molekul lainnya sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik isolator akan berubah bila material tersebut kemasukan suatu ketidakmurnian (impurity) seperti adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat menurunkan tegangan tembus. Sifat-sifat Listrik Cair Isolasi Sifat-sifat listrik yang menentukan unjuk kerja cairan sebagai isolasi adalah: a. Withstand Breakdown kemampuan untuk tidak mengalami ketembusan dalam kondisi tekanan listrik (electric stress) yang tinggi. b. Kapasitansi listrik per unit volume yang menentukan permitivitas relatifnya. Minyak petroleum merupakan subtansi nonpolar yang efektif karena merupakan campuran cairan hidrokarbon. Minyak ini memiliki permitivitas kira-kira 2 atau 2.5. Ketidak bergantungan permitivitas subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan

3 ini lebih banyak dipakai dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air memiliki permitivitas 78 untuk frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki permitivitas 5 untuk gelombang mikro. c. Faktor daya: Faktor dissipasi daya dari minyak di bawah tekanan bolak balik dan tinggi akan menentukan unjuk kerjanya karena dalam kondisi berbeban terdapat sejumlah rugi rugi dielektrik. Faktor dissipasi sebagai ukuran rugi rugi daya merupakan parameter yang penting bagi kabel dan kapasitor. Minyak transformator murni memiliki factor dissipasi yang bervariasi antara 10-4 pada 20 o C dan 10-3 pada 90 o C pada frekuensi 50 Hz. d. Resistivitas: Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila resistivitasnya lebih besar dari 109 W-m. Pada sistem tegangan tinggi resistivitasnya yang diperlukan untuk material isolasi adalah 10 16 W-m atau lebih (W=ohm). METODE PENELITIAN Bahan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik isolasi dari suatu bahan uji yakni minyak pelumas. Jenis minyak pelumas yang digunakan sebagai bahan uji pada penelitian ini adalah jenis minyak pelumas mesin jenis Mesran Super SAE 40, produksi PT. Pertamina. Pengujian tegangan tembus bahan dilakukan dengan variasi suhu. Sehingga pada percobaan ini suhu bahan yang diuji berbeda-beda mulai dari suhu kamar hingga suhu 100 o C dengan pengujian setiap kenaikan 10 o C. Proses pemanasan dilakukan diluar tabung penguji dengan menggunakan alat pemanas (heater). Suhu bahan selalu dipantau dengan menggunakan termometer. Sehingga apabila pada pengetesan suhu bahan turun maka dilakukan proses pemanasan kembali. Tetapi apabila suhu bahan terlalu tinggi, maka bahan ditunggu beberapa saat hingga suhunya sama dengan yang diharapkan. Gambar 1. Diagram pelaksanaan pengujian Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh ASTM yakni dalam standar D-877 disebutkan bahwa suatu bahan isolasi harus memiliki tegangan tembus sebesar kurang lebih 30 kv untuk lebar sela elektroda 1 mm, dengan kata lain kekuatan dielektrik bahan isolasi kurang lebih 30 kv/mm. Sedangkan menurut standar ASTM D-1816 suatu bahan isolasi harus mampu menahan tegangan sebesar 1,2 mm. Standar ini merupakan standar yang diterima secara internasional dan harus dipenuhi oleh suatu bahan yang dikategorikan sebagai suatu bahan isolasi. Peralatan Pengujian 1. Satu set pembangkit tegangan tinggi AC, untuk menghasilkan tegangan tinggi AC yang diperlukan untuk menguji tingkat isolasi bahan. Alat ini terdiri dari: a. Transformator penaik tegangan. Regulator Tegangan Primer: 100/220 Volt Tegangan Sekunder: 50 kv Kapasitas: 5 kva Berat: 125 Kg b. Regulator, yaitu peralatan untuk mengatur besarnya tegangan keluaran transformator. c. Voltmeter, yaitu mengukur besarnya tegangan pada sisi sekunder dan primer. d. Resistor, digunakan untuk melindungi transformator dari arus yang besar saat terjadi tegangan tembus. Hambatan pada resistor ini bernilai 50 KΩ. Peralatan di atas dibuat oleh SIEMENS Transformator Germany.

4 Teknoin, Volume 13, Nomor 2, Desember 2008, 1-4 2. Tabung penguji, untuk menguji bahan terhadap kemampuannya menahan tegangan baik AC maupun impuls. Pada tabung terdapat 2 elektroda dengan diameter 12,5 mm. Bahan terbuat dari fiber glass. 3. Barometer dan Higrometer untuk mengukur tekanan dan kelembaban udara. 4. Termometer Suhu. 5. Bahan yang akan diuji (Minyak Mesran Super SAE 40). Prosedur Penelitian a. Bahan uji ditempatkan pada tabung pengujian. b. Perubahan suhu akan diberikan pada bahan yang akan di uji sesuai yang di harapkan (dirubah dari suhu kamar samapai 100 o C dengan perubahan 10 o C). c. Untuk memanaskan bahan uji pada tabung pengujian digunakan heater, dan untuk mengetahui suhu sesuai yang di kehendaki dengan termometer. d. Pengujian Tegangan Tembus. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pengukuran Tegangan Tembus minyak trafo Diala B dapat dilihat pada Tabel 2, untuk tegangan tembus minyak Mesran Super SAE 40 pada Tabel 3. Hubungan perubahan suhu masing-masing bahan dengan nilai tegangan tembus dapat dilihat pada Gambar 2. Tabel 2. Besar Tegangan Tembus Minyak Trafo (Diala-B) Untuk suhu yang Berbeda No Suhu ( o Voltage Breakdown C) ( kv) 1 28 7.825 2 40 7.375 3 50 10.02 4 60 30.4 5 70 29.625 6 80 31.175 7 90 30 8 100 35.12 Tabel 3. Besar Tegangan Tembus Minyak Pelumas Mesin SAE 40 Untuk Suhu yang Berbeda No Suhu ( o Voltage Breakdown C) ( kv) 1 27 18.417 2 40 19.667 3 50 18.0625 4 60 20.25 5 70 20.56 6 80 20.5 7 90 21.11 8 100 23.46 Pembahasan Dari grafik data hasil percobaan, terlihat bahwa tegangan tembus tiap-tiap bahan yang diuji dalam percobaan ini mempunyai kecenderungan naik seiring dengan kenaikan temperatur. Walaupun pada level suhu tertentu beberapa bahan menunjukkan karakteristik penurunan seiring kenaikan suhu. Tetapi secara umum bisa kita dikatakan bahwa karakteristik tegangan tembus bahan-bahan yang diuji dalam percobaan adalah naik seiring dengan adanya kenaikan suhu masing-masing bahan. Dari data pengujian diatas untuk kedua bahan tegangan akan semakin naik seiring dengan kenaikan suhu, tetapi pada bahan minyak transformator (Diala-B) cenderung lebih tinggi dibanding dengan jenis minyak Mesran Super SAE 40. Gambar 2. Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap Tegangan Tembus Untuk Minyak Trafo (Diala-B) dan Mesran Super SAE 40 KESIMPULAN 1. Pengaruh perubahan suhu akan mempengaruhi nilai tegangan tembus (semakin meningkat suhu maka akan semakin meningkat pula nilai tegangan tembus) 2. Bahan minyak transformator (Diala-B) lebih baik mutunya (nilai tegangan tembus lebih tinggi) dibanding minyak Mesran Super SAE 40.

5 Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menahan tegangan tembus bahan isolator cair (Mesran Super SAE 40) masih di bawah standar yang ditetapkan oleh standar ASTM D-877. DAFTAR PUSTAKA Arigayota Abdul Rahman dan Ferry Nugraha. (1991). Minyak Berbahan Dasar Parafinik dan Naftenik, Energi dan Listrik Volume 1. Arismunandar A. (1994). Teknik Tegangan Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta. ASTM Standart. (1987). Standars Test Method for Dielectric Breakdown Voltage and Dielectric Strenght of Solid Electrical Insulating Material at Commercial Power Frequencies, Philadelphia, USA. Bonggas L. Tobing. (2003). Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Bradwell A. (1983). Electrical Insulation, IEE Electrical and Electronic Materials and Devices Series 2, Peter Peregrinus Ltd. Dieter Kind. (1978). Einfhrung in die Hochspannungs-Versuchtechnik. Braunschweig. Zaky, A. A. & R. Hawley. (1973). Conduction and Breakdown in Mineral Oil, Ltd.