PEMANFAATAN LIMBAH BATANG JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN ALTERNATIF PADA PENGURANGAN KADAR KLORIN DALAM AIR OLAHAN (TREATED WATER)

dokumen-dokumen yang mirip
PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)

HASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +

Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

Bab IV Hasil dan Pembahasan

ADSORPSI KARBON AKTIF DARI TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Cu 2+

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe

KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

PENINGKATAN KUALITAS MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN METODE ADSORBSI

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG BUAH KARET UNTUK ADSORPSI ION BESI (II) DALAM LARUTAN

PENGARUH SUHU, KONSENTRASI ZAT AKTIVATOR DAN WAKTU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KEMIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

PEMERIKSAAN SISA KLOR METODE IODOMETRI

DAUR ULANG LIMBAH HASIL INDUSTRI GULA (AMPAS TEBU / BAGASSE) DENGAN PROSES KARBONISASI SEBAGAI ARANG AKTIF

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp Diterima 26 Oktober 2016, Disetujui 2 Desember 2016

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Analisa Kadar Air Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten)

PGRI. Oleh: Efri Grcsinta, M.ptt.Si (030610g701) MIPA FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JAKARTA LAPORAN PENBLITIAN

Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

Pengaruh Temperatur terhadap Adsorbsi Karbon Aktif Berbentuk Pelet Untuk Aplikasi Filter Air

LAPORAN AKHIR PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF BERBASIS CANGKANG DAN LUMPUR SAWIT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

JURNAL REKAYASA PROSES. Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

ANALISIS SIFAT ADSORPSI KARBON AKTIF KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA PADA LIMBAH CAIR BATIK DI KOTA PEKALONGAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

PENURUNAN KADAR PHENOL DENGAN MEMANFAATKAN BAGASSE FLY ASH DAN CHITIN SEBAGAI ADSORBEN

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

ABSTRAK. Kata kunci: kulit kacang tanah, ion fosfat, adsorpsi, amonium fosfomolibdat

DELIGNIFIKASI AMPAS TEBU UNTUK PEMBUATAN PULP RENDEMEN TINGGI DENGAN PROSES PEROKSIDA ALKALI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN TEMPURUNG KEMIRI SEBAGAI BAHAN KARBON AKTIF DALAM PENYISIHAN LOGAM BESI (Fe) PADA AIR SUMUR

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: Maret 2014

Indo. J. Chem. Sci. 6 (1) (2017) Indonesian Journal of Chemical Science

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI KARBON AKTIF

PENENTUAN DAYA SERAP ARANG AKTIF TEKNIS TERHADAP IODIUM SECARA POTENSIOMETRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SUHU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF KULIT KEMIRI

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

KESETIMBANGAN ADSORBSI SENYAWA PENOL DENGAN TANAH GAMBUT

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Jurnal Kependidikan Kimia Hydrogen Vol. 1 Nomor 1, Juli 2013 ISSN:

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Karbon Aktif dari BFA dengan Aktifasi Kimia Menggunakan KOH Kapasitas Ton/Tahun. A.

Jason Mandela's Lab Report

Transkripsi:

PEMANFAATAN LIMBAH BATANG JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN ALTERNATIF PADA PENGURANGAN KADAR KLORIN DALAM AIR OLAHAN (TREATED WATER) Fatimah Rahmayani, Siswarni MZ Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Jl. Almamater Kampus USU, Medan 2055, Indonesia Email : azzure_dealova@yahoo.com Abstrak Berbagai hasil dari limbah pertanian yang memiliki kadar selulosa tinggi dapat dimanfaatkan sebagai adsorben alternatif, salah satunya adalah adsorben dari limbah batang jagung, dimana batang jagung kering biasanya menjadi limbah dan dibakar di ladang setelah panen yang tentunya mengakibatkan pencemaran lingkungan. Keadaan ini menjadi motivasi untuk memproduksi bahan yang bernilai tambah dari limbah batang jagung yaitu sebagai adsorben alternatif untuk mengurangi kadar klorin dalam air olahan, proses pembuatan adsorben alternatif ini dilakukan dengan menggunakan aktivator asam sulfat dengan variasi konsentrasi %, % dan 5% dengan ukuran partikel 50 mesh dan 70 mesh pada suhu pemanasan 05 o C dengan variasi waktu adsorbsi 0, 60 dan 90 menit. Kondisi yang paling baik dari aktivasi yang diperoleh adalah pada konsentrasi aktivator 5%, ukuran partikel 70 mesh dan waktu adsorbsi 90 menit, dimana bilangan iodin yang diperoleh adalah 482 mg/l dan kadar klorin yang terserap adalah 96,08%. Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa limbah batang jagung dapat dimanfaatkan sebagai adsorben untuk mengurangi kadar klorin dalam air olahan. Kata kunci : adsorben alternatif, batang jagung, aktivasi secara kimia Abstract Various result of agricultural waste that contain high cellulose can be used as an alternative adsorbent. One of them was derived from dried corn stalks which traditionally burnt after harvest that lead to environmental pollution. It is necessary to produce the value-added materials from corn stalks waste as an alternative adsorbent to reduce the level of chlorine in treated water. This process was performed by using various level of sulfuric acid concentration %, % and 5%, particles size 50 and 70 mesh in 05 o C with adsorbtion time 0, 60 and 90 minutes. The most favorable activation result was obtained at 5% concentration, with particle size 70 mesh, adsorbtion time 90 minutes and the iodine value was 482 mg/l with level of adsorbed chlorine was 96,08%. Based on this findings, we concluded that the corn stalks waste can be used as an alternative adsorbent in reducing the level of chlorine in treated water. Keywords: alternative adsorbents, corn stalks, chemical activation Pendahuluan Melihat pentingnya pemakaian karbon aktif dalam industri sebagai adsorben dan harganya cukup mahal, maka sebagai adsroben alternatif dimanfaatkanlah limbah batang jagung. Penelitian ini adalah tentang pemanfaatan limbah batang jagung sebagai adsorben alternatif pada pengurangan kadar klorin dalam air olahan (treated water). Metode pembuatan arang aktif yang digunakan adalah metode aktivasi kimiawi dengan aktivator asam sulfat (H 2 SO 4 ). Penelitian mengenai adsorben alternatif sebelumnya telah banyak dilakukan, diantaranya adalah :. Penelitian mengenai adsorben alternatif dimana karbon aktif dibuat dari alang alang dengan hasil uji terhadap kadar abu, kadar air, bilangan iodine, angka asam, massa jenis dan luas spesifik telah memenuhi persyaratan spesifik sebagai sebuah karbon aktif [7]. 2. Penelitian tentang pembuatan karbon aktif dari kulit kacang tanah dimana kondisi terbaik daya serapnya terhadap larutan iodine yaitu pada suhu pemanasan 450 o C dengan lama pemanasan 90 menit dan daya adsorbsi sebesar 296 mg/g [6].. Penelitian pemanfaatkan limbah batang jagung sebagai adsorben untuk menyerap ion Tembaga (II) menghasilkan kondisi optimum yang diperoleh pada kondisi aktivasi 00 o C dan waktu aktivasi selama jam [2]. Permasalahan pokok yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah mampukah adsorben dari batang jagung mengurangi kadar

klorin yang terdapat dalam air olahan (treated water). Untuk itu dirumuskanlah beberapa permasalahan, bagaimana pengaruh massa dan waktu kontak adsorben dari batang jagung terhadap kualitas air olahan (treated water). Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi aktivator H 2 SO 4 yang dilakukan terhadap bilangan iodin dari adsorben batang jagung yang dibuat. Teori Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari suatu fase fluida. Kebanyakan adsorben adalah bahan bahan yang sangat berpori dan adsorbsi berlangsung terutama pada dinding dinding pori atau pada letak letak tertentu didalam partikel itu. Oleh karena pori pori biasanya sangat kecil maka luas permukaan dalam menjadi beberapa orde besaran lebih besar daripada permukaan luar dan bisa mencapai 2000 m/g. Adsorben yang digunakan secara komersial dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok polar dan non polar. Adsorben polar disebut juga hydrophilic 2. Adsorben non polar disebut juga hydrophobic Menurut IUPAC (Internationl Union of Pure and Applied Chemical) ada beberapa klasifikasi pori yaitu : a. Mikropori : diameter < 2 nm b. Mesopori : diameter 2 50 nm c. Makropori : diameter > 50 nm []. Bahan baku pembuatan karbon aktif diperoleh dari darah, daging dan tulang hewan. Dari tumbuh tumbuhan misalnya kayu, kayu lunak, batang jagung, lumut laut, kulit buah kapas, jerami, biji buah buahan, kulit buah pala, limbah penyulingan tumbuh tumbuhan dan lain sebagainya. [5] Untuk setiap unsur klor aktif seperti klor tersedia bebas dan klor tersedia terikat tersedia analisa-analisa khusus. Namun untuk praktikum biasa hanya klor aktif (residu) ditentukan melalui suatu analisa; klor tersedia bebas dan klor tersedia terikat didapatkan melalui grafik klorinasi breakpoint. Klor aktif dapat dianalisa melalui titrasi iodometri atau melalui titrasi klorimetri dengan DPD. Analisa iodometri agak sederhana dan murah tetapi tidak sepeka metode DPD. Selain metode diatas yang digunakan di laboratorium juga ada metode kasar yang digunakan dilapangan, yaitu memakai alat komparator dengan ortotolidin. Klor aktif akan membebaskan iodin I 2 dari kalium Iodida (KI) jika ph < 8 (terbaik adalah ph < atau 4), sesuai dengan reaksi berikut, OCl - + 2 KI + 2 HAs I 2 + 2 KAs +Cl - + 2 H 2 O NH 2 Cl + 2 KI + 2 HAs I 2 + KAs + KCl + NH 4 As I 2 + Kanji Warna Biru I 2 + 2 Na 2 S 2 O Na 2 S 4 O 6 + 2 NaI Sebagai indikator digunakan kanji yang merubah warna sesuatu larutan yang mengandung iodin menjadi biru. Untuk menentukan jumlah klor aktif, iodin yang telah dibebaskan oleh klor aktif tersebut dititrasikan dengan larutan standard natriumtiosulfat sesuai reaksi diatas. Titik akhir titrasi dinyatakan dengan hilangnya warna biru dari larutan. Asam asetik (HAs) CH COOH harus digunakan untuk menurunkan ph larutan sampai atau 4 []. Adsorbsi adalah suatu proses pemisahan dimana komponen dari suatu fluida berpindah kepermukaan zat padat yang menyerap (adsorben). Teknik aktivasi yang terutama digunakan oleh operasi operasi komersial adalah dengan teknik aktivasi kimia (chemical activation) dan teknik karbonasi (steam activation). Sebagai mana sebutannya, aktivasi kimia biasanya digunakan pada bahan-bahan yang berupa gambut dan bahan bahan berbahan dasar kayu. Bahan dasar direaksikan dengan dehydrating agent, berupa pospor pentoksida (P 2 O 5 ) atau besi klorida (ZnCl 2 ) yang dicampurkan dalam bentuk pasta lalu dipanaskan pada temperature tingga yaitu sekita 500-800 o C untuk mengaktivasi karbon. Hasil karbon yang telah diaktivasi kemudian dicuci, dikeringkan dan digiling sesuai ukuran yang dinginkan. Karbon aktif yang di produksi dengan teknik aktivasi ini umumnya memiliki pori-pori yang luas dan sangat ideal untuk menyerap bahan bahan dengan molekul yang besar. Teknik karbonasi (steam activation) umumnya digunakan untuk mengaktivasi batu bara dan cangkang kelapa. Aktivasi dilakukan pada temperatur 800-00 o C dengan mengalirkan uap panas jenuh. Reaksi yang terjadi berupa : C + H 2 O H 2 + CO + 75440 kj/kgmol Reaksi yang berlangsung adalah reaksi endotermik akan tetapi temperatur dipertahankan dengan pembakaran CO dan H 2 yang diproduksi. 2 CO + O 2 2 CO 2-9790 kj/kgmol 2 H 2 + O 2 H 2 O 96650 kj/kgmol Karbon aktif yang dihasilkan dengan teknik ini memiliki pori pori yang cukup baik dan ideal digunakan untuk mengadsorbsi komponen-komponen berfase cair maupun uap. Daya adsorbsi dari karbon aktif dapat ditetapkan dengan menggunakan adsorbsi isotherm. Adsorbsi isotherm adalah sebuah 2

persamaan yang menghubungkan antara padatan yang akan diadsorbsi dengan adsorben. Parameter yang dapat menunjukkan kualitas arang aktif adalah daya adsorbsi arang aktif terhadap larutan Iod. Daya adsorbsi arang aktif terhadap iod memiliki korelasi dengan luas permukaan arang aktif. Dimana semakin besar angka iod maka semakin besar kemampuan dalam mengadsorbsi adsorbat atau zat terlarut. Salah satu metode yang digunakan dalam analisis daya adsorbsi arang aktif terhadap iod adalah dengan metode titrasi iodometri. Kereaktifan dari arang aktif dapat dilihat dari kemampuannya mengadsorbsi substrat. Daya adsorbsi tersebut dapat ditunjukkan dengan besarnya angka iod (iodin number) yaitu angka yang menunjukkan seberapa besar adsorben dapat mengadsorbsi iod. Semakin besar nilai angka iod maka semakin besar pula daya adsorbsi dari adsorben. Daya serap karbon terbagi 2 yaitu : a. Daya serap fisika (adsorbsi fisika) Biasanya melibatkan perubahan energi yang lebih kecil (ikatan lemah) Contoh : adsorbsi N 2 pada karbon melepas ± 5000 kal/mol b. Daya serap kimia (adsorbsi kimia) Pada suhu tinggi atom C bergabung dengan O 2 membentuk CO dan CO 2 [4]. Metodologi Penelitian Penelitian mengenai adsorben alternatif dari batang jagung ini dilakukan dengan tahapan aktivasi, penentuan bilangan iodine dan tahap analisis. Pada tahap analisis dilakukan dengan tahapan analisa larutan blanko, penentuan kadar klorin sebelum penambahan adsorben, dan penentuan kadar klorin setelah penambahan adsorben dari batang jagung. Pada tahap aktivasi bahan dasar (batang jagung) dikeringkan dan dipotong kecil kecil (± 0.5 cm), Diblender. diayak dengan ukuran masing masing 50 dan 75 mesh. Sebanyak 000 gram tepung jagung ditambahkan dengan aktivator H 2 SO 4 dengan konsentrasi masing masing %, %, dan 5% sampai seluruhnya terendam, dibiarkan selama 24 jam. Hasil rendaman batang jangung dengan aktivator dicuci sampai tidak terdapat sisa asam dan dikeringkan di udara terbuka lalu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 05 o C selama 24 jam. Masing masing adsorben yang telah terbentuk ditentukan bilangan iodinnya dengan cara sebanyak gram adsorben dari batang jagung ditimbang dan dikeringkan pada suhu 0 o C selama jam. Dilakukan pendinginan dalam desikator. Selanjutnya ditambahkan 50 ml larutan iod 0, N dan diaduk dengan magnetic stirer selama 5 menit. Disaring dan diambil sebanyak 0 ml filtrat. Dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 0, N sampai warna kuning berkurang. Selanjutnya ditambahkan beberapa tetes indikator amilum % dan dititrasi kembali sampai larutan tidak berwarna, dicatat volume Na 2 S 2 O 0, N yang terpakai. Titrasi juga dilakukan untuk larutan blanko. Setelah diperoleh bilangan iodine dari masing masing adsorben, lalu dianalisa kemampuan penyerapannya terhadap klorin dalam air olahan (treated water). Tahap analisa yang dilakukan pada percobaan dengan prosedur tittrasi iodometri, dan terdiri dari tiga tahap, yaitu berupa analisa larutan blanko, analisa kadar klorin sebelum adsorbsi dan sesudah adsorbsi. Penentuan klor aktif sebagai mg Cl 2 /l dapat dilihat pada persamaan : Keterangan : A = ml titran Na 2 S 2 O untuk sampel B = ml titran Na 2 S 2 O 0,0 untuk blanko (bisa positif atau negatif N = Normaliti larutan titran Na 2 S 2 O V = volume sampel (ml) Hasil dan Pembahasan Parameter yang dapat menunjukkan kualitas karbon aktif adalah daya adsorbsi terhadap larutan iod. Semakin besar bilangan iodnya semakin besar kemampuan dalam mengadsorbsi adsorbat atau zat terlarut. Hasil dari penentuan bilangan iodin terlihat pada gambar, dimana terlihat bilangan iodin terbaik diperoleh pada konsentrasi aktivator H 2 SO 4 5% dan ukuran partikel 70 mesh dengan jumlah 482, mg/l. Bilangan Iodin (mg/l) 000 500 482. 258.5 479.7 0 255.55 2 4 5-500 -000-500 -969.4-248.99 Ukuran Partikel (Mesh) 50 mesh 70 mesh Gambar. Grafik Pengaruh Konsentrasi Aktivator H 2 SO 4 dan Ukuran Partikel Adsorben Terhadap Bilangan Iodin

Tabel terlihat untuk konsentrasi aktivator sebesar % diperoleh hasil negatif terhadap bilangan iodin hal ini disebabkan karena pori pori dari adsorben belum berkembang dengan baik, sehingga belum mampu menyerap iodin. Seiring dengan meningkatnya konsentrasi aktivator menunjukkan juga peningkatan daya serap terhadap iodin yang menandakan pori pori sudah berkembang lebih baik. Tabel. Hasil Perhitungan Bilangan Iodin Konsentrasi Aktivator H 2 SO 4 (%) 5 Ukuran partikel (mesh) Bilangan Iodin (mg/l) 50-248.99 70-969.4 50 255.55 70 258.5 50 479.7 70 482. Tabel 2. Hasil Analisa Kadar Klorin Dalam Sampel Konsentrasi Ukuran Massa Volume Volume Volume Volume aktivator (%) % % 5% partikel adsorben (gram) larutan blanko Na 2 SO 4 blanko (ml) I 2 (ml) titran Na 2 S 2 O (ml) sampel 50 00 6,96 50 4.5 4.6 4.7 Rata rata 4.6 50 00 6,96 50 6.8 6.7 6.9 Rata - rata 6.8 4.94 50 00 6,96 50 4.96 4.94 Rata - rata 4.95 4.9 70 00 6,96 50 5. 4.76 Rata - rata 4.92,7 50 00 6,96 50,8,20 Rata - rata,8,8 70 00 6,96 50,5,5 Rata - rata,6 Tabel 2 menunjukkan hasil dari analisa adsorben terhadap klorin yang terdapat dalam air olahan. Pada gambar 2 terlihat untuk konsentrasi aktivator sebesar % hasil persentase klorin yang diserap diperoleh sebesar 66,20 % sehingga klorin yang tersisa pada sampel adalah sebesar 2,7 mg/l. terlihat pula dengan semakin meningkatnya jumlah karbon aktif yang ditambahkan daya serapnya juga ikut meningkat. Pada gambar untuk konsentrasi aktivator sebesar 5% terlihat kadar klorin yang terserap pada waktu adsorbsi 90 menit dan massa adsorben 50 gram sampai dengan 96,08% sehingga klorin yang tersisa dalam sampel adalah sebesar 0,46 mg/l dimana kadar tersebut sudah memenuhi standar baku mutu air yang ditetapkan. 4

Kadar Klorin (mg/l).75.50.25.00 2.75 2.50 2.25 2.00 0 0 60 90 20 50 80 Massa Adsorben (gram) C = % (50 mesh - 0 menit) C = % (50 mesh - 60 menit) C = % (50 mesh - 90 menit) C = % (70 mesh - 0 menit) C = % (70 mesh - 60 menit) C = % (70 mesh - 90 menit) Kadar Klorin.5 2.5 2.5 0.5 0 0 50 00 50 200 Massa adsorben (gram) C = 5% (50 mesh - 0 menit) C = 5% (50 mesh - 60 menit) C = 5% (50 mesh - 90 menit) C = 5% (70 mesh - 0 menit) C = 5% (70 mesh - 60 menit) Gambar 2. Grafik Pengaruh Penambahan Adsorben Terhadap Kadar Klorin Dalam Sampel Dengan Konsentrasi Aktivator % Kesimpulan Dari hasil penelitian diperolah kondisi yang terbaik adsorben dalam mengadsorbsi klorin yaitu pada ukuran partikel 70 mesh dan konsentrasi aktivator 5% dengan lama waktu adsorbsi 90 menit, dimana jumlah bilangan iodine yang dihasilkan adalah sebesar 482, mg/l. hasil penelitian menunjukkan kondisi terbaik adsorbsi, diperoleh kadar klorin yang dapat diserap oleh adsorben adalah sebesar,44 mg/l atau sebesar 96,08 %. Kadar klorin yang tersisa setelah terjadi proses adsorbsi adalah sebesar 0,46 mg/l dan telah memenuhi standar kualitas baku mutu air olahan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil diatas, menunjukkan bahwa limbah batang jagung dapat diolah menjadi salah satu adsorben alternatif yang difungsikan untuk mengadsorbsi klorin yang terlarut dalam air olahan (treated water). Gambar. Grafik Pengaruh Penambahan Adsorben Terhadap Kadar Klorin Dalam Sampel Dengan Konsentrasi Aktivator 5% [6] Saputro, M, Pembuatan Karbon Aktif dari Kulit Kacang Tanah (Arachis Hypogeae) dengan Aktivator Asam Sulfat, Laporan Tugas Akhir, Universitas Diponegoro, Semarang, 200. [7] Widyastuti, dkk, Karakteristik Karbon Aktif dari Alang Alang yang Dibuat dengan Cara Kimia, Laporan Penelitian, Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi, Mojosongo, 2008.. Daftar Pustaka [] Alaerts, G, Metoda Penelitian Air, Penerbit Usaha Nasional, Surabaya, 987. [2] Dedi, S dan Gunawan, E, Pembuatan Arang Aktif dari Batang Jagung Menggunakan Aktivator Asam Sulfat dan Penggunaannya pada Penjerapan Ion Tembaga (II), Jurnal Makara Sains Vol 4 No., Jakarta, 200. [] Djatmiko, B dkk, Arang : Pengolahan dan Kegunaannya, Penerbit Fateta IPB, Bogor, 98. [4] Ketaren, S, Kimia Minyak dan Lemak, Penerbit UI Press, Jakarta, 200. [5] Othmer, D.F And G.A. Fermstrom, Distillation of Bagasse, International Chemical Engineering Journal, 94. 5