ANALISA LENDUTAN PADA STRUKTUR BETON BERTULANG TERHADAP WAKTU (TIME-DEPENDENT)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG KOLOM PIPIH PADA GEDUNG BERTINGKAT

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 1

ANALISIS LENDUTAN SEKETIKA DAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR PELAT DUA ARAH. Trinov Aryanto NRP : Pembimbing : Daud Rahmat Wiyono, Ir., M.Sc.

Kemungkinan Terjadinya Retak pada Balok Pratekan Full Prestressing ABSTRAK

PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BETON BERTULANG DENGAN PENAMPANG PERSEGI. Oleh : Ratna Eviantika. : Winarni Hadipratomo, Ir.

ANALISIS PENGARUH DIMENSI DAN JARAK PELAT KOPEL PADA KOLOM DENGAN PROFIL BAJA TERSUSUN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN EKSPERIMENTAL PERILAKU BALOK BETON TULANGAN TUNGGAL BERDASARKAN TIPE KERUNTUHAN BALOK ABSTRAK

PENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

ANALISIS LENDUTAN SEKETIKA dan LENDUTAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR BALOK. William Trisina NRP : Pembimbing : Daud Rahmat Wiyono, Ir.,M.Sc.

STUDI DAKTILITAS DAN KUAT LENTUR BALOK BETON RINGAN DAN BETON MUTU TINGGI BERTULANG

STUDI PENGARUH TEBAL PELAT TERHADAP LENDUTAN PELAT MENERUS DITINJAU DARI FUNGSI BANGUNAN

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

BAHAN KULIAH Struktur Beton I (TC214) BAB IV BALOK BETON

ANALISA RASIO TULANGAN KOLOM BETON 6.0

ANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

PENGUJIAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT UJI TEKAN

ANALISIS LENDUTAN SEKETIKA DAN LENDUTAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR BALOK

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah dilakukan analisis dan perancangan pada Struktur Atas Gedung

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1.2) Kolom Tampang L a) Kondisi Regangan Berimbang b) Kondisi Tekan Menentukan c) Kondisi Tarik Menentukan BAB III.

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 5

PENGARUH PERBANDINGAN PANJANG BENTANG GESER DAN TINGGI EFEKTIF PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T (040S)

EVALUASI CEPAT DESAIN ELEMEN BALOK BETON BERTULANGAN TUNGGAL BERDASARKAN RASIO TULANGAN BALANCED

PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP LENDUTAN PADA BALOK

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

ABSTRAKSI. Basuki Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammdiyah Surakarta Jalan A.Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102

Desain Elemen Lentur Sesuai SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

MODUL KULIAH STRUKTUR BETON BERTULANG I LENTUR PADA PENAMPANG 4 PERSEGI. Oleh Dr. Ir. Resmi Bestari Muin, MS

ANALISIS KOLOM BAJA WF MENURUT TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG ( SNI ) MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2002

GARIS GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (RENCANA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR)

STRUKTUR BETON BERTULANG II

sejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 ( ) ISSN:

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut McComac dan Nelson dalam bukunya yang berjudul Structural

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA

tegangan tekan disebelah atas dan tegangan tarik di bagian bawah, yang harus ditahan oleh balok.

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

5.2 Dasar Teori Perilaku pondasi dapat dilihat dari mekanisme keruntuhan yang terjadi seperti pada gambar :

PENGARUH KUAT TEKAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON MUTU NORMAL YETRO BAYANO

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH BENTUK PENAMPANG BALOK TERHADAP BEBAN MAKSIMUM DAN KEKAKUAN BALOK BETON BERTULANG

Struktur Balok-Rusuk (Joist) 9 BAB 3. ANALISIS DAN DESAIN Uraian Umum Tinjauan Terhadap Lentur 17

PERBAIKAN KOLOM BETON BERTULANG MENGGUNAKAN GLASS FIBER JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN»> KATA PENGANTAR DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

Bab V Studi Kasus Studi Kasus Ketahanan Kolom Terhadap Eksentrisitas berdasarkan Kekuatan Beton Gambar 5.3 Gambar 5.4 Gambar 5.1 Gambar 5.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

PELAT LANTAI DENGAN METODE ANALISIS DAN HASIL LAPANGAN

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

Q p. r-i. tti 01" < < IX. 4 S --1 ,..J -13. r-i. r-i. r-i C<J. r-j

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian tugas akhir ini adalah balok girder pada Proyek Jembatan Srandakan

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Yogyakarta, Juni Penyusun

LENTUR PADA BALOK PERSEGI ANALISIS

Studi Defleksi Balok Beton Bertulang Pada Sistem Rangka Dengan Bantuan Perangkat Lunak Berbasis Metode Elemen Hingga

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desain struktur merupakan faktor yang sangat menentukan untuk menjamin

ANALISIS TEGANGAN DAN REGANGAN PADA BALOK BETON PRATEGANG PASCATARIK YANG TERGANTUNG WAKTU MENURUT PRASADA RAO

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

Transkripsi:

ANALISA LENDUTAN PADA STRUKTUR BETON BERTULANG TERHADAP WAKTU (TIME-DEPENDENT) Carolus Sanapang M.D.J. Sumajouw, R. Pandaleke, S.O. Dapas Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi email: choopha@gmail.com ABSTRAK Seiring bertambahnya umur suatu struktur balok akan terjadi perubahan bentuk dan momen inersia dari penampang balok yang disebabkan oleh adanya keretakan, mengakibatkan balok yang ada tidak lagi mampu memberikan daya layan yang baik untuk mendukung struktur serta memberi rasa nyaman. Metode-metode yang mengatur batasan-batasan atau kontrol dalam perhitungan mengenai perubahan inersia penampang serta dampaknya terhadap lendutan, diambil dari beberapa literatur. Penelitian ini menggunakan metode balok konjugasi untuk menghitung besar lendutan yang ada dan metode Branson dalam memperhitungkan besar retak yang terjadi, serta dengan menggunakan peraturan SNI03-2847-2002 dalam memperhitungkan besar lendutan yang terjadi akibat adanya penambahan susut dan rangkak untuk perencanaan lendutan jangka panjang. Program komputer dibuat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan, dengan menambah kuat tekan dan luas tulangan tekan dari beton serta dengan menambah tinggi penampang efektif, diperoleh nilai momen yang mampu menambah daya dukung penampang terhadap retak yang terjadi. Dan untuk memberi kontrol lendutan yang baik terhadap susut dan rangkak dapat dilakukan dengan menambah tulangan tekan pada balok beton bertulang dengan nilai perbandingan yang besar terhadap tulangan tarik. Kata kunci: Daya layan, inersia penampang, kontrol lendutan. PENDAHULUAN Perkembangan jaman sekarang ini dalam merencanakan suatu struktur, haruslah mampu dalam memberi daya layan (serviceability) terhadap lendutan yang terjadi. Pengaruh degredasi inersia akibat perubahan dimensi dan retak yang terjadi serta pengaruh rangkak dan susut akan menambah besaran nilai lendutan terhadap waktu. Sehingga perlu diketahui bagaimana pengaruh waktu terhadap lendutan. Tujuan Penelitian a) Membuat suatu program yang dapat mengontrol dan memperbaiki hasil desain terhadap lendutan akibat waktu. b) Untuk mencari parameter apa saja yang dapat mengontrol besar lendutan yang terjadi terutama lendutan jangka panjang. c) Untuk mencari hubungan antara pengaruh waktu dengan perubahan inersia penampang terhadap balok. d) Mencari hubungan penggunaan tulangan tekan dan tarik terhadap lendutan yang terjadi. Metodologi Penelitian Sebuah balok di atas perletakan sederhana, dengan metode balok konjugasi dihitung berapa besar lendutan berjangka yang diperoleh. Selanjutnya untuk menentukan letak garis netral dan luasan penampang yang utuh serta besaran momen inersia setelah terjadi degredasi dan retak, singkatnya untuk memperoleh nilai inersia efektif digunakan metode Branson, dengan kontrol terhadap nilai duktilitas yang diberikan serta kontrol keseimbangan momen ultimat terhadap momen nominal yang dihasilkan. SNI03-2847- 2002 dipakai untuk menghitung besaran lendutan yang terjadi terhadap penambahan susut dan rangkak untuk lendutan jangka panjang. 159

Beban Regangan Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.3, Februari 2013 (159-163) LANDASAN TEORI Lendutan berdasarkan metode balok konjugasi dihitung menggunakan rumus: δmax = K M.L2 (1) E.I c Dimana : M = Momen lentur penampang L = Panjang bentang K = Koefisien lendutan E = Modulus elastik = Momen Inersia penampang elastik I c Berdasarkan persamaan di atas perlu diperhatikan bahwa besaran modulus elastik dan momen inersia penampang dapat mempengaruhi kekuatan lentur dari balok beton bertulang. Pada teori balok modulus elastis, daerah tarik dan tekan dianggap sama untuk bahan yang homogen. Untuk penampang beton bertulang yang dipengaruhi oleh rangkak dan susut, pada daerah tarik akan timbul retakretak. Hal ini di jelaskan pada gambar di bawah, bahwa kenaikan modulus akan meningkat sesuai dengan umur beton tetapi tidak berarti lagi umur 28 hari ke atas. Dan dihubungkan terhadap rumus berikut: E = f ε dimana : f = Kekuatan material ɛ = Regangan Rangkak (2) inersia sama dengan momen inersia utuh. Tetapi setelah terjadi retak maka nilai inersia utuh menjadi semakin kecil sehingga nilai inersia efektif dihitung dengan menggunakan penambahan akibat retak. 3 M I ef = cr I M g M 3 cr I g M cr + I cr (3) g dimana: I ef = Momen Inersia efiesien penampang beton I cr = Momen Inersia penampang beton yang retak M cr = Momen Penampang Retak M g = Momen Penampang Utuh Dan seperti ditunjukkan pada gambar berikut; E c I 0,2M u E c I berdasarkan penampang utuh E c I berdasarkan penampang Retak M u Gambar 2.a Hubungan kekakuan lentur dengan momen yang dikerjakan. Sumber: Wang C.K, dkk.1990. Gambar 2.a menunjukkan bahwa perubahan penampang setelah terjadi retak mempengaruhi kekuatan serta momen yang bekerja. 0 Regangan Elastik Normal Waktu Susut Regangan Elastik Sejati Gambar 1 Perubahan dalam regangan dari benda uji beton terhadap waktu penerapan beban. Sumber: Nawy E.G, 1990. Sedangkan metode Branson yang akan digunakan dalam menentukan nilai momen inersia efektif didasari bahwa momen inersia Beban Layan Lendutan penampang retak Lendutan penampang bruto Beban Retak Lendutan sebenarnya Lendutan Gambar 2.4b Kurva beban dan lendutan untuk balok beton bertulang Sumber: Wang C.K,dkk, 1990. Pada Gambar 2.b juga menunjukkan hal yang sama. Bahwa perubahan dari penampang 160

setelah retak memiliki lendutan yang lebih besar. Perubahan penampang retak ini sendiri dipengaruhi oleh adanya susut dan rangkak terhadap waktu. Dalam SNI03-2847-2002 mengatur mengenai penggunaan waktu serta menjaga besaran lendutan yang disebabkan oleh susut dan rangkak. memenuhi syarat ijin. Seperti terlampir dalam Gambar 3. λ = kr.t, dimana kr = λ = T (1+50ρ ) 1 (1+50ρ ) (4) δ cs = λ. δ (pendek ) (5) δ panj ang = δ cs + δ pendek (6) Tabel 1. Nilai T yang tergantung umur pembebanan Umur Pembebanan T (faktor waktu) 5 tahun 2,0 1 tahun 1,4 6 bulan 1,2 3 bulan 1,0 Sumber: SNI03-2847-2002 Dimana: λ = Faktor reduksi penampang k r = Faktor pengali untuk rangkak dan susut T = Faktor waktu ρ' = Rasio Tulangan tekan δ cs = Lendutan akibat susut dan rangkak Gambar 3 Tampilan program perhitungan contoh kasus Maka dilakukan coba-coba 1 kembali terhadap perhitungan yang telah ada yaitu dengan mengurangi lebar dari balok, menambahkan besaran mutu beton serta menambahkan ukuran dari dimensi tulangan dan menambahkan jumlah tulangan terhadap tegangan tekan. Ternyata dari coba-coba 1 diperoleh lendutan jangka pendek dan panjang yang memenuhi syarat ijin. PEMBAHASAN Sebuah balok dengan panjang bentang 8 m, tinggi balok 50 dan lebar 35, menggunakan tulangan 25mm dengan mutu beton 30 Mpa serta mutu baja 400 Mpa. Diperoleh Momen ultimat yang diberikan terhadap balok sebesar 440 knm. Kontrol terhadap duktilitas serta keseimbangan terhadap mmomen ultimat telah terpenuhi dan dengan menggunakan metode Balok Konjugasi serta Metode Branson diperoleh inersia efektif dengan lendutan jangka pendek yang memenuhi syarat lendutan ijin sebesar 0,0184m. Tetapi setelah dilakukan perhitungan kontrol terhadap lendutan jangka panjang ternyata balok yang digunakan tidak 161 Gambar 4 Tampilan coba-coba 1 program perhitungan contoh kasus Untuk diperoleh hasil yang lebih memuaskan lagi, maka dilakukan kembali coba-coba 2. Dari percobaan awal hanya di tambahkan tinggi dari penampang balok serta menambahkan jumlah tulangan terhadap

Lendutan () Lendutan 2 thn () Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.3, Februari 2013 (159-163) tegangan tekan. Dan diperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan coba-coba 1 yang telah dilakukan. Gambar 5 dan Tabel 2 di atas menunjukkan perubahan inersia yang terjadi pada balok dan bagaimana besaran lendutan yang dapat diperoleh. Tabel 3. Perbandingan jumlah tulangan tekan dan tarik As (bh) 8 8 9 9 As' (bh) 2 3 4 6 As'/As 0,25 0,38 0,44 0,67 Lendutan 2 thn () 4,6 4,4 4,21 3,63 Gambar 5 Tampilan coba-coba 2 program perhitungan contoh kasus Dari pembahasan di atas, dianalisa kembali terhadap tujuan yang ingin dicapai. Tabel 2. Perbandingan lebar balok terhadap tinggi penampang efektif b d b/d x Ief m 4 Mnu knm M knm δj.pendek 32 42 0,7619 14,3 0,0024 435,7 441 1,88 35 42 0,8333 15,7 0,0027 440 472 1,84 32 46 0,6957 17,2 0,0032 435,7 518 1,68 35 52 0,6731 18,3 0,0048 446 697 1,51 2 1.9 1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 12 14 16 18 20 x () Gambar 6 Perbandingan lebar balok terhadap tinggi penampang efektif 4.7 4.5 4.3 4.1 3.9 3.7 3.5 As'/As Gambar 7 Pengaruh perbandingan tulangan tarik dan tekan terhadap lendutan Tabel 3 dan Gambar 6 menunjukkan bahwa penambahan terhadap luasan tulangan dapat memberikan pengaruh terhadap lendutan jangka panjang yang terjadi. PENUTUP 0.00 0.15 0.30 0.45 0.60 0.75 Dari model balok beton bertulang diatas perletakan sederhana yang dianalisis, dapat disimpulkan: 1.) Program dapat dijalankan dengan baik. Dengan akurasi yang lebih baik dibandingkan perhitungan secara manual. 2.) Parameter yang dapat mengontrol besar lendutan yang terjadi adalah dengan menambah besar kekuatan tekan dari beton, dengan menambahkan luasan tulangan tekan, serta memperbesar penampang. 162

3.) Penambahan terhadap tinggi penampang efektif (d) memberikan nilai lendutan berkisar antara 0,2-0,33 lebih kecil dibandingkan penambahan terhadap lebar penampang (b). 4.) Dengan menambahkan luasan tulangan tekan (As ) akan mempengaruhi tinggi jarak terhadap garis netral (x) dalam hal ini terjadi perubahan inersia, yang kemudian dapat memberikan perubahan terhadap besar lendutan yang terjadi akibat pengaruh waktu. 5.) Semakin besar rasio luasan tulangan tekan terhadap luasan tulangan tarik nilai lendutan yang dihasilkan akan menjadi lebih kecil. DAFTAR PUSTAKA ACI Manual of Concrete Practice-Part 3. 1995. Use of Concrete in Building Design, Specifications, and Related. Branson D.E. 1968. Design Procedures for Computing Deflections, ACI Journal Title No.65-53, September 1968. Ferguson M.P, Budianto Sutanto.1991. Dasar-dasar Beton Bertulang Edisi Keempat. Erlangga, Jakarta. Leet Kenneth and Bernal Dionisio. 1997. Reinforced Concrete Design 3rd edition, McGraw Hill International edition. McGraw Hill Book Co. MacGregor J.G. 1997. Reinforced Concrete Mechanics and Desain third edition.prentice Hall International, Amerika. Nawy E.G. 1990.Beton Bertulang suatu Pendekatan Dasar. PT. Eresco, Bandung. Standar Nasional Indonesia 03-2847-2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, Bandung. Wahyudi L, Rahim S.A. 1997. Struktur Beton Bertulang. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wang C.K, Salmon C.G.1990. Desain Beton Bertulang Jilid-2 (terjemahan). Erlangga, Jakarta. Warner, R.F., Rangan, B.V., Hall, A.S., dan Faulkes, K.A. 1998.Concrete Structure. Addison Wesley Longman, Australia. 163