Pemanfaatan Limbah Kulit Durian Sebagai Produk Briket di Wilayah Kecamatan Gunung Pati Kabupaten Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Dari sekian

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr)

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMALISASI OLAHAN BUAH DURIAN SEBAGAI PRODUK ALTERNATIF DALAM USAHA AGROWISATA DURIAN

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIOMASSA ONGGOK-BATUBARA DENGAN VARIASI KOMPOSISI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN TEKHNOLOGI PEMBUATAN BIOARANG DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KOTORAN TERNAK DI PETERNAKAN SAPI POTONG ZELTI FARM LUBUK MINTURUN KODYA PADANG

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

BAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

ALTERNATIF KOMPOR BIOMASS DENGAN FORMULASI GETAH PINUS YANG BERNILAI EKONOMIS. Agustin Sukarsono*)

Studi Kualitas Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi adalah energi yang tidak dapat diperbarui, tetapi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah pemanasan global. Kenaikan suhu permukaan bumi disebabkan oleh

pemilihan kayu sangat penting guna untuk meningkatkan kalor. Kayu sonokeling

BAB I PENDAHULUAN. terpakai dan mengandung bahan yang dapat menimbulkan gangguan

beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Persediaan minyak bumi di dunia mulai berkurang, sehingga perlu dicari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan

PEMANFAATAN KULIT SINGKONG MENJADI PAVING BLOCK SEBAGAI UPAYA MENGURANGI TIMBULAN SAMPAH

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIOMASSA JERAMI-BATUBARA DENGAN VARIASI KOMPOSISI

I. PENDAHULUAN. Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

PEMBUATAN BATANG SILINDRIS DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL SEKAM DARI SEKAM PADI

I. PENDAHULUAN. Hijauan pakan ternak merupakan sumber pakan utama bagi ternak yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

BAB I PENDAHULUAN. terbuat dari logam, proses pembentukannya yang relatif lebih sulit, dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

2015 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

I. PENDAHULUAN. menjadi permasalahan yang dihadapi oleh para peternak. Faktor penghambat. kemarau terjadi kekurangan hijauan pakan ternak.

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

Gambar 1.1. Tanaman Sagu Spesies Mitroxylon Sago

Ratna Srisatya Anggraini ( )

dalam briket hasil rekayasa. Briket hasil rekayasa dari serbuk gergaji kayu sengon

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bahan baku industri terus meningkat jumlahnya, akan tetapi rata-rata pertumbuhan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KUALITAS BIOBRIKET KULIT DURIAN DARI SEGI CAMPURAN BIOMASSA, BENTUK FISIK, KUAT TEKAN DAN LAMA PENYALAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga didunia

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 10. Kebutuhan dan Alat Pemenuhan KebutuhanLatihan Soal 10.4

TUGAS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

ANALISIS KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET ARANG KAYU DAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI DENGAN VARIASI KOMPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

ANALISA KUALITAS BRIKET ARANG KULIT DURIAN DENGAN CAMPURAN KULIT PISANG PADA BERBAGAI KOMPOSISI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. minyak bumi semakin menipis bisa dilihat dari produksi minyak bumi dari tahun

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

Berapa Total Produksi Sampah di ITS..??

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan

TINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan

LAPORAN PENELITIAN BRIKET ARANG KULIT KACANG TANAH DENGAN PROSES KARBONISASI. Oleh : REZY PUTRI RAGILIA ( )

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn)

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk industri dan transportasi. Untuk mengurangi ketergantungan

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

PEMBUATAN BIOBRIKET DENGAN LIMBAH AMPAS DAN DAUN TEBU MENGGUNAKAN PEREKAT LIGNIN DENGAN PROSES PIROLISIS PENELITIAN. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua. membuat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil dan membuat volume

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan pasokan energi dalam negeri. Menurut Pusat Data dan Informasi Energi dan

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

MENILIK KELAPA & MINYAKNYA UNTUK BERBAGAI PELUANG USAHA

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

Transkripsi:

Pemanfaatan Limbah Kulit Durian Sebagai Produk Briket di Wilayah Kecamatan Gunung Pati Kabupaten Semarang Rossi Prabowo Staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim Semarang, Pengurus LP2NU Propinsi Jawa Tengah Abstrak Seiring datangnya musim penghujan maka seiring itu pula datangnya musim buah durian, buah yang sangat harum dengan aroma dan rasa yang sangat khas. Begitu banyak penggemar buah khas asli Kalimantan Selatan ini sampai - sampai apabila sudah waktunya musim panen maka akan banyak bermunculan pedagang kaki lima yang menjajakan buah ini di pasar - pasar, di tepi pinggir jalan raya, di bawah pohon serta di tempat umum lainnya yang tentunya akan di kerubuni para pembeli. Pemandangan seperti ini akan tak terkecuali di sepanjang jalan Kecamatan Gunung Pati Kab. Semarang yang notabene merupakan daerah penghasil buah durian terbesar di Ibu kota Propinisi Jawa Tengah ini. Banyak pedagang yang mengelar dagangannya di pinggir - pinggir jalan raya tersebut, berderet - deret pedagang menggantung buah durian tersebut dengan ukuran dan harga yang bervariasi. Imbas dari itu semua, bagi petugas sampah dan kebersihan kota, pada musim buah-buahan inilah merupakan saat paling merepotkan karena volume sampah tentunya akan mengalami peningkatan yang signifikan dengan adanya kulit buah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan, sampah organik di Indonesia mencapai 60-70 persen dari total volume sampah yang dihasilkan, sehingga apabila diabaikan maka dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, munculnya penyakit dan menurunkan nilai estetika/keindahan kota serta masalah-masalah lainnya, (Hj Violet Hatta, 2007). Pendahuluan Limbah menyebabkan pencemaran lingkungan, munculnya penyakit dan menurunkan nilai estetika/keindahan kota serta masalah-masalah lainnya. Limbah kulit durian yang selama ini tidak termanfaatkan dengan baik, karena karakternya yang sukar terurai sehingga berpotensi menjadi salah satu limbah hayati yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Dengan melihat pada struktur dan karakteristik dari kulit durian tersebut, sebenarnya dimungkinkan untuk memanfaatkan limbah kulit durian tersebut sebagai produk bioenergi berupa briket. Yang tentunya dengan adanya pemanfaatan dan pengoptimalan produksi briket akan membawa dampak positif lainnya berupa peningkatan perekonomian masyarakat. Dari analisis situasi di atas, maka perumusan MEDIAGRO 52 VOL 5. NO 1, 2009: HAL 52-57

masalah yang dapat diambil adalah : bagaimana memanfaatkan limbah kulit durian yang menumpuk pada saat musim panen buah durian sehingga tidak berpotensi menjadi bahan pencemar lingkungan, dan bahkan dapat membantu perekonomian masyarakat? Buah durian yang berasal dari pohon durian (Durio zibethinus Murr) banyak tumbuh di hutan maupun di kebun milik penduduk. Ciri buahnya, bentuknya besar bulat/oval dengan aroma rasa, baunya khas dan menjadi buah primadona yang banyak disukai masyarakat Indonesia, tak terkecuali masyarakat Semarang dan sekitarnya. Kulit buah yang keras dan tebal yang mencapai hampir seperempat bagian dari buahnya tersebut merupakan bagian yang dibuang begitu saja sampai akhirnya menjadi busuk. Apabila dilihat dari karakteristik bentuk dan sifat-sifat kulitnya, sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk bahan campuran papan partikel, papan semen, arang briket, arang aktif, filler, campuran untuk bahan baku obat nyamuk dan lain-lain. Selama ini masyarakat yang tinggal di perkotaan hanya mengonsumsi daging buah dan bijinya untuk dibuat berbagai macam panganan, misalnya dodol/lempok, campuran kolak, selai, bahan campuran untuk kue, tempoyak (daging buah durian yang di-awetkan) dan lain-lain. Sedangkan kulit durian tersebut hanya menghiasi lingkungan kita sebagai setumpuk sampah yang menghasilkan bau busuk dan mendatangkan banyak kuman, serangga, lalat dan nyamuk yang tentunya akan berujung pada timbulnya sarang dan sumber penyakit. Selain itu tumpukan kulit durian yang sulit terdegradasi tersebut akan membuat pemandangan yang tidak sedap untuk mata kita. Bahan dan Metode Penulisan ini menggunakan metode deskriptif. Yaitu penulisan yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang aktual, data dikumpulkan, disusun (Menurut Suracmad, 1980). M etode penelitian deskriptif analitis menggambarkan sifat suatu kejadian yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa penyebabnya. Gambaran tersebut kemudian dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisis. (Gay, 1967). Pembahasan masalah menggunakan studi pustaka sebagai sumber informasi. Hasil Dan Pembahasan Limbah Lingkungan. Pada musim buah-buahan, merupakan saat paling merepotkan karena volume sampah tentunya akan mengalami peningkatan yang signifikan dengan adanya kulit buah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan, sampah organik di Indonesia mencapai 60-70 persen dari total volume sampah yang dihasilkan, 53

sehingga apabila diabaikan maka dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, munculnya penyakit dan menurunkan nilai estetika/keindahan kota serta masalah-masalah lainnya, (Hj Violet Hatta, 2007). Kehidupan orang tua kita dulu sebenarnya sudah mampu menjawab permasalahan lingkungan terkait dengan menumpuknya kulit durian yang akhirnya menjadi limbah tersebut, mereka telah memanfatkan limbah kulit durian ini dengan menyusunnya di atas tempat memasak, setelah kering dibakar untuk pengusir nyamuk pada malam hari, atau sebagai bahan bakar memasak sehingga ini merupakan indikasi bahwa bahan ini dapat diolah menjadi produk-produk tertentu yang bermanfaat dan berdaya guna. Saat ini, sebagaimana kita ketahui subsidi harga minyak tanah dirasakan membebani perekonomian nasional. dengan tingginya harga minyak dunia, subsidi pemerintah untuk minyak tanah diperkirakan mencapai lebih dari Rp25 triliun. Tak mengherankan pemerintah pun berupaya mencari jalan keluar untuk mengurangi pemakaian minyak tanah oleh masyarakat yang mencapai 10 juta kilo liter per tahun itu, selain itu kenyataan semakin sulitnya masyarakat kita memperoleh bahan bakar berupa kayu, baik dalam bentuk utuh maupun limbah berupa potongan kayu. Hal ini mestinya memacu keinginan kita mencari bahan alternatif yang bisa dimanfaatkan dan mempunyai sifat mirip dengan kayu. Hj Violet Hatta Seorang staff pengajar di Universitas Lampung menyatakan, kulit durian secara proporsional mengandung unsur selulose yang tinggi (50-60 %) dan kandungan lignin (5 %) serta kandungan pati yang rendah (5 %) sehingga dapat diindikasikan bahan tersebut bisa digunakan sebagai campuran bahan baku papan olahan serta produk lainnya yang dimampatkan. Selain itu, limbah kulit durian mengandung sel serabut dengan dimensi yang panjang serta dinding serabut yang cukup tebal sehingga akan mampu berikatan dengan baik apabila diberi bahan perekat sintetis atau bahan perekat mineral. Lebih lanjut disebutkan bahwa apabila dihubungkan dengan kebiasaan orang-orang tua zaman dulu yang memanfaatkan kulit durian ini untuk bahan bakar pengusir nyamuk atau bahan bakar untuk memasak maka ini terbukti berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kalor kulit durian yang diperoleh menunjukkan angka sebesar 3786,95 kal/gram dengan kadar abu rendah sebesar 4 persen. Jika dibandingkan dengan nilai kalor arang dari kayu alaban sebesar 5422,74 kal/gram maka nilai ini tidak terlalu jauh berbeda. Untuk produk briket arang, kedua bahan ini dapat dikombinasikan sehingga diharapkan nilai kalornya menjadi meningkat. Dari pengujian sifat mekanika menunjukkan bahwa nilai keteguhan lengkung (Modulus of Elastisity) produk papan partikel dari limbah kulit durian yang menggunakan perekat mineral (semen) adalah sebesar 360 kg/cm2 dengan nilai keteguhan patah (Modulus of Rupture) sebesar 543 kg/cm2. 54

Apabila dilihat dari besarnya angka tersebut dan dibandingkan dengan nilai keteguhan lengkung dan nilai keteguhan patah kayu pejal/utuh maka produk papan partikel dari bahan baku kulit durian ini termasuk dalam klasifikasi kelas kuat III cocok digunakan sebagai bahan konstruksi di bawah atap dengan beban ringan sampai sedang. Briket Kulit Durian Briket adalah gumpalan yang terbuat dari bahan lunak yang dikeraskan, (Ismun,1998). Sedangkan briket kulit durian adalah gumpalan - gumpalan atau batangan batangan arang yang terbuat dari arang kulit durian. Berdasarkan beberapa data tentang produk konversi minyak seharusnya pemerintah bisa membuat kebijakan untuk lebih mendorong masyarakat untuk memanfaatkan limbah kulit durian sebagai produk briket kulit durian yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai produk biogas sebagai substitusi minyak tanah, tentunya dengan metode tersebut masalah pencemaran lingkungan limbah kulit durian juga akan teratasi dengan baik, dengan efektif dan efisien, disamping itu dengan adanya usaha pemanfaatan pengolahan kulit durian sebagai produk briket bernilai ekonomis akan meningkatkan perekonomian masyarakat pedagang durian. Beberapa alasan kuat dan cukup mendasar bagi pemerintah untuk lebih mengoptimalkan solutif produk briket karena Pertama, pemerintah telah menguasai teknologi pengembangan dan pemanfaatan briket batubara, dan telah mempunyai pengalaman dalam hal itu. Apabila kita melihat produksi briket batubara saat ini sekitar 100.000 ton per tahun dan seluruhnya terserap oleh pasar dalam negeri. Dari aspek implementasinya kebijakan pengoptimalan briket ini rasanya sangat fleksible dan rasional untuk diterapkan. Disamping alasan tersebut, yang tak kalah penting adalah bentuk konsistensi dengan kebijakan energi yang telah ditetapkan sendiri oleh pemerintah sejak lama, baik dalam Kebijakan Umum Bidang Energi (KUBE) 1988 maupun Kebijakan Energi Nasional (KEN) 2003 yang telah menetapkan bahwa pemakaian briket harus semakin didorong untuk menggantikan minyak tanah. Kedua, menurut Pri Agung Rakhmanto harga keekonomian 1 kg briket dalam hal ini briket batu bara (dengan kandungan kalori 11.009 kilo kalori, setara dengan 1,15 liter minyak tanah) adalah sebesar Rp900, jauh lebih murah dibandingkan harga eceran tertinggi minyak tanah sebesar Rp2.250. Tanpa memberikan subsidi pun briket batu bara secara ekonomis sudah jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan minyak tanah. Hal itu tentunya berbanding lurus, bila dalam hal ini briket tersebut adalah briket kulit durian. Berbeda dengan kebijakan substitusi minyak tanah ke elpiji dimana pemerintah berencana masih tetap akan memberikan subsidi harga elpiji sekitar Rp1.800 55

per kg. Ketiga, pemanfaatan briket akan menghidupkan industri kerakyatan dalam produksi briket yang lebih bersifat padat karya, sehingga kebijakan ini dapat membantu mengembangkan perekonomian daerah pedesaan, membuka lapangan pekerjaan baru, dan mengurangi angka kemiskinan. Sedangkan konversi minyak tanah ke elpiji masih dimungkinkan bahwa tabung mini elpiji tersebut merupakan produk impor, yang tentunya suatu hari nanti akan menjadi bomerang terhadap perekonomian negara. Selain untuk keperluan rumah tangga, briket selama ini juga telah dapat dimanfaatkan untuk berbagai industri ekonomi rakyat (industri rumahan, industri kecil dan menengah) Ditinjau dari aspek wawasan lingkungan, pemanfaatan produksi briket kulit durian jelas sangat potensial dalam membangun ekonomi negara yang berwawasan lingkungan Kegiatan pemanfaatan kulit durian sebagai bahan bakar berupa briket ini dilakukan oleh kelompok masyarakat yang kesehariannya berprofesi sebagai penjual buah durian di sepanjang jalan Sekaran Banaran Kecamatan Gunung Pati Kabupaten Semarang, Dengan adanya kegiatan pemanfaatan briket berbahan dasar kulit durian ini, tentunya akan menambah pengetahuan tentang adanya energi alternatif berupa briket dari limbah kulit durian. Pengetahuan tersebut diharapkan dapat dikembangkan dan diaplikasikan lebih luas oleh masyarakat Semarang. Sehingga menjadi sebuah bidang wirausaha dengan efek samping positif berupa berbudaya hidup sehat, bersih dan ekonomis. Melalui kegiatan pemanfaatan briket berbahan dasar kulit durian ini memberikan sebuah solusi terkait masalah menumpuknya Limbah kulit durian. Kulit durian yang selama ini mengganggu kebersihan lingkungan di wilayah Semarang, khususnya pada saat musim panen durian. Hal yang mendasari besarnya minat masyarakat untuk memanfaatkan limbah kulit durian sebagai bahan bakar briket adalah keselarasan dengan lingkungan hidup dan mayoritas bidang pekerjaan masyarakat yang notabene penjual buah durian di sepanjang jalan Sekaran Banaran Kecamatan Gunung Pati Semarang. Bahan dasar pembuatan briket yang berupa limbah kulit durian memudahkan masyarakat tersebut menjaga konsistensi pengadaan bahan baku dari bahan bakar alternatif tersebut, tentunya khusus pada saat musim panen buah durian. Faktor peningkatan ekonomi juga menjadi satu daya tarik masyarakat dalam mengelola briket berbahan kulit durian tersebut. Kulit durian yang merupakan bahan dasar pembuatan briket ini, sebelumnya hanya menumpuk menjadi limbah di lingkungan tempat berjualan dan tidak dapat memberikan nilai ekonomis. Sedangkan setelah melalui proses pengolahan dan 56

menjadi bahan bakar berupa briket, produk ini mempunyai nilai jual yang cukup tinggi. Ekonomi dan Aplikasi Sebelumnya kulit durian yang merupakan bahan dasar pembuatan briket ini, hanya menumpuk menjadi limbah di lingkungan tempat berjualan dan tidak dapat memberikan nilai ekonomis. Kini bahan yang dulu kita sebut sebagai Limbah Lingkungan ini berubah menjadi bahan bakar alternatif. Berdasarkan data pengamatan diketahui untuk mengaplikasikan kulit durian menjadi briket melalui tahapan-tahapan, yaitu; - Persiapan alat dan bahan - Pencampuran media - Proses membakar media. - Mencetakan - Proses peleburan - Proses pengeringan. Dari hasil percobaan dari 1 Kg briket kulit durian berisi ± 25 keping briket, dapat digunakan untuk pembakaran efektif selama 6 jam non stop. Belum diperoleh data secara rinci perhitungan harga 1 kg briket kulit durian, tetapi apabila kita asumsikan harga I Kg Briket Kulit durian sama dengan 1 Kg Briket batu bara yaitu; Rp. 3000,- maka dengan penggunakan Rp. 3.000,- kita bisa memasak selama 6 jam. Apabila kita bandingkan dengan penggunaan bahan bakar minyak tanah, maka kita ketahui bahwa 1 liter minyak tanah seharga Rp. 6000,00. dengan pembakaran efektif selama 3-4 jam non stop, sehingga terbukti bahwa penggunaan briket kulit durian lebih murah. Saat bangsa Indonesia mencoba bangkit dari krisis bahan bakar yang juga menjadi persoalan dunia, tentunya materi ini menjadi bahan perhatian khusus untuk mengkolaborasikan hidup bersih, sehat dan ekonomis sebagai kearifan lokal bangsa Indonesia. Daftar Pustaka Adan, I.U 1998. Membuat Briket Bioarang. Teknologi Tepat Guna. Yogyakarta. Kanisius. Hj Violet Hatta, 2007. UNLAM. Manfaat Kulit Durian Selezat Buahnya. Jurnal. Rakhmanto, P.A, 2007. Menyoal Substitusi Minyak Elpiji, Jurnal. Widarto, L 1995. Membuat Bioarang dari Kotoran Lembu. Teknologi tepat Guna. Yogyakarta. Kanisius. 57