BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini dan masa depan peran pendidikan semakin penting,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Model Pembelajaran Kuis Tebak Kata Pada Mata Pelajaran PKN Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran PKn di sekolah menghadapi sejumlah masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan analisis refleksi terhadap tindakan pembelajaran

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun. maju dan sejahtera apabila bangsa tersebut cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Rohmah Mujibatur., Penerapan Metode Role Playing dengan Media Gambar...

BAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA

I. PENDAHULUAN. yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas X-C Pariwisata di

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru PKn kelas VII D di SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari para siswa baik sebagai individu, anggota masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

2015 PENERAPAN MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TIPE ANALISIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF DAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 0710 ALIAGA IV

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang telah diterapkan terdapat masalah klasik yang sulit dipecahkan. Data-data

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII.3 PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SMP NEGERI 29 PADANG ARTIKEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari diri manusia, masyarakat maupun lingkungannya. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan dalam arti perbaikan pendidikan Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan dasar. Menteri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UPAYA PEMBENTUKAN PERILAKU BELAJAR DEMOKRATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING 1. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III pada

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE QUANTUM LEARNING

Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Metode Bermain Peran (Role Playing), Penelitian Tindakan Kelas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII-D SMP Negeri 40 Bandung mengenai

SKRIPSI. Oleh: PUJI ASTUTI X

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERMAIN JAWABAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan dirumuskan sesuai dengan Undang-Undang No. 20. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya pengembangan potensi peseta didik. Peserta

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan berlangsung secara terus menerus dan kontinu sepanjang hayat ke arah membina manusia atau peserta didik menjadi insan paripurna, dewasa dan berbudaya. Secara garis besar, tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memiliki pengetahuan, dan cerdas dalam berperilaku. Untuk mewujudkan hal tersebut maka perlu adanya program pembelajaran yang berupaya untuk pembinaan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Mengenai pembinaan afektif ini secara khusus dapat dilakukan melalui program pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Seperti yang dikemukakan oleh Somantri (2001: 299) : Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan pada demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat dan orangtua yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analisis, bersikap dan bertindak demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk mempersiapkan warga negara yang baik (to be good citizenship). Melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, ada beberapa aspek kompetensi yang hendak dikembangkan yaitu mencakup pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic disposition). 1

2 Namun dalam kenyataannya, guru seringkali mengabaikan proses pembinaan tatanan nilai, sikap, dan tindakan, sehingga mata pelajaran PKn tidak dianggap sebagai mata pelajaran pembinaan warga negara yang menekankan pada kesadaran akan hak dan kewajiban tetapi lebih cenderung menjadi mata pelajaran yang jenuh dan membosankan. Menurut Somantri (2001: 71) terdapat beberapa faktor yang menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk menyukai pelajaran PKn, sehingga hal ini membuat siswa kurang memahami konsep Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu : 1. Sifat dari ilmu sosial yang berbeda dengan matematika dan IPA. 2. Bahasa dalam ilmu sosial yang dapat ditafsirkan dari berbagai sudut. 3. Buku teks ilmu sosial yang kurang menghubungkan teori dengan kegiatan-kegiatan dasar manusia 4. Banyaknya issue kontroversial dalam kehidupan sosial. 5. Metode mengajar yang berorientasi pada ground covering technique sangat menguasai praktek sehari-hari Pada saat ini terdapat kecenderungan PKn yang syarat dengan konsep, dimulai dari konsep yang sederhana sampai dengan konsep yang lebih kompleks, sehingga sangatlah diperlukan pemahaman yang benar terhadap konsep dasar yang membangun konsep tersebut. Somantri (2001: 279) menyatakan bahwa faktor utama yang menimbulkan masalah dalam PKn salah satunya adalah bahan PKn yang terlalu luas. Metode pembelajaran dalam pembelajaran PKn masih menggunakan metode tradisional seperti metode ceramah, indoktrinasi, dan guru sebagai drill master. Adapun metode pembelajaran PKn yang sering digunakan oleh guru di SMP Negeri 2 Tanjungsiang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

3 Tabel 1.1 Metode pembelajaran PKn yang digunakan oleh guru di kelas VIII E No Metode Pembelajaran PKn Frekuensi per 1 semester 1. Metode Diskusi kelompok 4 kali pertemuan 2. Metode Role Playing 1 kali pertemuan 3. Metode Simulasi 1 kali pertemuan 4. Metode Ceramah Setiap kali pertemuan Sumber: Dokumen Guru PKn, 2010 Berdasarkan metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru, siswa berpendapat bahwa lebih menyukai metode yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak jenuh dan tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran PKn. Menurut guru, dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran PKn. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di kelas VIII E SMP Negeri 2 Tanjungsiang, terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan, diantaranya siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep PKn karena materi PKn lebih didominasi oleh teori. Bahan PKn yang terlalu luas yaitu dengan banyaknya konsep yang harus diserap oleh siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa sehingga berpengaruh pada pembelajaran siswa. Selain itu, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang salah satunya adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep, maka seorang guru dalam mengajar konsep harus beracuan pada tujuan

4 pembelajaran yang hendak dicapai. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Van Den Berg (dalam Ernawati, 2003 : 11) bahwa tujuan dari mengajar konsep adalah agar siswa dapat: 1. Mendefinisikan konsep yang bersangkutan 2. Menjelaskan perbedaan antara konsep yang bersangkutan dengan konsep-konsep lain. 3. Menjelaskan hubungan dengan konsep-konsep lain. 4. Menjelaskan arti dari kehidupan sehari-hari dan menerapkannya dalam memecahkan masalah. Dengan kata lain bahwa konsep merupakan suatu hubungan antar konsepkonsep yang lebih sederhana sebagai dasar perkiraan atau jawaban manusia terhadap pertanyaan-pertanyaan yang bersifat asasi tentang mengapa suatu gejala itu bisa terjadi, dan dapat menjelaskan atau mendefinisikan suatu informasi dengan kata-kata sendiri oleh siswa. Dalam penelitian ini, pemahaman konsep yang dimaksud adalah siswa tidak hanya sekedar mengetahui konsep-konsep PKn, melainkan benar-benar memahaminya dengan baik yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam menyelesaikan berbagai persoalan, baik yang terkait dengan konsep itu sendiri maupun penerapannya dalam situasi nyata. Dalam melaksanakan tugasnya, guru PKn harus memiliki kemampuan dalam menganalisis inovasi dalam pembelajaran PKn dan diharapkan mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang nyaman serta menyenangkan. Sehingga diperlukan adanya model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan agar dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep Pendidikan Kewarganegaraan adalah model pembelajaran Quantum Learning.

5 Menurut DePorter (2000: 4), Quantum Learning adalah pembelajaran dengan menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan suasana yang menyenangkan, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. Model pembelajaran Quantum Learning sangat cocok bila diterapkan dalam pembelajaran PKn, karena selama ini siswa merasa jenuh dengan pembelajaran PKn yang banyak mengandung konsep-konsep yang kurang dipahami sehingga perlu adanya suatu model pembelajaran yang dapat melahirkan suasana yang menyenangkan dan adanya keterlibatan siswa dalam pembelajaran PKn. Dalam pembelajaran dengan model Quantum Learning terdapat tahapan TANDUR, yang di dalamnya terdapat aktivitas pertumbuhan dan minat, suasana kelas dibuat menyenangkan, usaha keterlibatan siswa dan adanya reward sebagai umpan balik yang dapat dijadikan solusi untuk meningkatkan pemahaman konsep Pendidikan Kewarganegaraan. Deporter (2000: 4) menjelaskan bahwa tahapan belajar TANDUR merupakan suatu rancangan model Quantum Learning yang diharapkan dapat sepenuhnya membuat siswa tertarik dan berminat pada pelajaran, memberikan pengalaman langsung kepada siswa dan berusaha menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis dalam penelitian ini mengkaji masalah dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Kedaulatan Rakyat dalam Pembelajaran PKn (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIIIE SMP Negeri 2 Tanjungsiang).

6 B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis merasa perlu untuk merumuskan permasalahannya agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Secara umum yang menjadi inti permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Kedaulatan Rakyat pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 2 Tanjungsiang? Dari rumusan masalah di atas, penulis merinci kembali masalah tersebut menjadi tiga sub permasalahan, sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan penerapan model pembelajaran Quantum Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep kedaulatan rakyat dalam pembelajaran PKn? 2. Faktor-faktor apakah yang menghambat dalam pelaksanaan model pembelajaran Quantum Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep kedaulatan rakyat dalam pembelajaran PKn? 3. Bagaimanakah upaya-upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan pemahaman konsep kedaulatan rakyat dalam pembelajaran PKn melalui pelaksanaan model pembelajaran Quantum Learning? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

7 1. Tujuan Umum Adapun tujuan umum diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara faktual dan aktual mengenai Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Kedaulatan Rakyat dalam Pembelajaran PKn. 2. Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan model pembelajaran Quantum Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep kedaulatan rakyat dalam pembelajaran PKn b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat dalam pelaksanaan model pembelajaran Quantum Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep kedaulatan rakyat dalam pembelajaran PKn c. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep kedaulatan rakyat dalam pembelajaran PKn melalui pelaksanaan model pembelajaran Quantum Learning D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang wawasan keilmuan bagi penulis dan juga dapat memberikan sumbangan

8 konsep-konsep baru bagi ilmu pengetahuan terutama bagi pengembangan model pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukanmasukan yang berguna bagi peningkatan kualitas pembelajaran, terutama pihakpihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan, seperti: a. Guru Melalui penerapan model pembelajaran Quantum Learning dapat memperbaiki proses pembelajaran PKn khususnya dalam meningkatkan pemahaman konsep. Selain itu, dengan metode Penelitian Tindakan Kelas, guru akan lebih memahami segala macam permasalahan di kelas sehingga guru akan selalu mencari metode yang tepat untuk mengatasinya. b. Siswa Dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga dapat terlibat aktif dalam proses belajar di kelas dan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran PKn. c. Sekolah Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SMPN 2 Tanjungsiang dengan mengembangkan model-model pembelajaran yang baru, khususnya pada penggunaan model Quantum Learning yang didukung dengan tersedianya fasilitas yang memadai.

9 d. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Diharapkan model pembelajaran Quantum Learning menjadi salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran bagi mahasiswa PKn sebagai persiapan menjadi guru PKn di lapangan. e. Penulis Memperluas wawasan dan memperoleh pengalaman berfikir dalam memecahkan persoalan khususnya mengenai model pembelajaran Quantum Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep kedaulatan rakyat dalam pembelajaran PKn. E. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach). Arikunto (2008: 3) menyatakan bahwa Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang sifatnya kolaboratif yaitu antara peneliti dan guru mata pelajaran PKn, dimana penelitian dimaksudkan untuk memberdayakan guru yang bersangkutan agar mampu mengadakan perbaikan dan pembaharuan dalam proses pembelajaran khususnya melalui penerapan model pembelajaran Quantum Learning. Dalam penelitian ini penulis merencanakan tiga siklus dengan masingmasing siklus terdiri dari satu tindakan pembelajaran dengan empat tahapan yaitu

10 penyusunan rencana, pelaksanaan tindakan, observasi pelaksanaan tindakan, dan refleksi yang kemudian dilanjutkan dengan perencanaan kembali untuk siklus berikutnya. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, tes, studi dokumentasi dan catatan lapangan (field notes). F. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMP Negeri 2 Tanjungsiang Subang yang terletak di Jalan Sindanglaya Tanjungsiang Subang sedangkan subjek penelitian adalah Guru PKn dan Siswa Kelas kelas VIII E SMP Negeri 2 Tanjungsiang tahun ajaran 2009-2010. Jumlah siswa di kelas VIII E adalah 31 siswa terdiri dari. 4 siswa laki-laki dan 27 siswa perempuan. Dipilihnya kelas ini sebagai subjek penelitian karena menurut guru mitra kemampuan siswa dalam memahami konsep PKn masih rendah dan keaktifan belajar siswa pun masih rendah. Dengan adanya masalah di atas, maka guru mitra menerapkan Model Pembelajaran Quantum Learning agar dapat meningkatkan pemahaman konsep Kedaulatan Rakyat dalam mata pelajaran PKn.