BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULIAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini. Sebelumnya tidak tahu menjadi mengerti tata cara hidup yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

PANDUAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PMR

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan kurikulum yang dikembangkan pemerintah saat ini, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hingga tindakan asusila. Hal ini dikaranekan merosotnya nilai-nilai luhur di dalam

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang sangat strategis untuk membawa masyarakat dan bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan dan kualitas sumber daya manusia. Oleh sebab itu masyarakat perlu memperhatikan dan menggunakan peluang yang terbuka untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi adalah melalui jalur pendidikan. Disiplin merupakan salah satu unsur kualitas sumber daya manusia, yaitu perilaku yang menunjukkan adanya ketaatan terhadap norma atau peraturan yang berlaku bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Disiplin tidak hanya di tuntut di tempat-tempat tertentu misalnya di sekolah ataupun di tempat kerja, melainkan diperlukan di berbagai tempat dan di setiap aspek kehidupan. Perilaku disiplin ini akan tampak setiap tindakan yang sesuai dengan norma atau peraturan yang berlaku dalam kelompok di mana individu itu diidentifikasikan. Disiplin tidak hanya diperuntukkan bagi golongan tertentu saja melainkan harus ada pada setiap warga negara termasuk didalamnya para remaja. Disiplin akan menjadikan terlaksananya suatu aktivitas dengan baik, sebaliknya tanpa adanya disiplin akan memungkinkan timbulnya berbagai masalah dan hambatan dalam kehidupan.

2 Dewasa ini banyak fenomena yang menggambarkan ketidakdisiplinan remaja, antara lain melakukan hal-hal yang melanggar peraturan yang bentuknya bermacam-macam, mulai dari tata tertib sekolah, peraturan lalu lintas, norma pergaulan dan etika yang berlaku di masyarakat, bahkan tindakan-tindakan yang melanggar hukum seperti tindak kriminal dan penyalahgunaan narkotika dan obatobatan berbahaya. (Anwar. dkk, 2004) Banyak orang yang sukses memulai segalanya dari bawah. Namun, kesuksesan tersebut harus didasari kedisiplinan yang baik. Mereka menjunjung tinggi pola kedisiplinan untuk meraih sukses baik akademik hingga hal mudah meraih ekstrakurikuler (ekskul). Salah satunya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bhakti Pertiwi Batujajar. Di sekolah ini, kedisiplinan sangatlah dijunjung tinggi. Mulai guru hingga siswa dituntut dapat hidup disiplin. Bahkan, hingga staf kebersihan pun diharuskan memiliki kedisiplinan. SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat selalu mengorientasi kedisiplinan setiap menerima siswa baru. Calon siswa baru itu dilatih agar bisa menjunjung disiplin di sekolah, rumah, maupun masyarakat. Pelatihan yang dilaksanakan selama kurang lebih tujuh hari itu menghadirkan anggota Kopassus untuk melatih para calon sisiwa baru. Disiplin pada hakekatnya adalah kepatuhan terhadap norma atau aturan yang berlaku. Disiplin bertujuan untuk membentuk perilaku sedemikian rupa sehingga sesuai dengan peran-peran yang di tetapkan kelompok budaya tempat individu diidentifikasikan (Hurlock, 1996). Dengan demikian perilaku disiplin akan tercermin dalam perilaku seseorang yang sesuai dengan peran sosialnya serta dalam segala bentuk aktivitas.

3 Sikap disiplin memerlukan suatu latihan-latihan dalam pelaksanaannya, lebih-lebih pada anak dalam suatu lembaga sekolah. Dengan terciptanya suatu kondisi yang serba teratur dapat menunjang kelancaran berlangsungnya proses belajar mengajar di sekolah, sebagaimana dikemukakan Gordon (1996: 3) disiplin merupakan perilaku atau tata tertib yang sesuai dengan peraturan atau ketetapan atau perilaku yang diperoleh dari pelatihan. Dalam pergaulan perilaku disiplin harus tetap dikembangkan supaya tidak meragukan diri sendiri. Perilaku disiplin dapat tercermin dalam kehidupan seharihari seperti menjalankan ibadah tepat pada waktunya, berangkat sekolah tidak terlambat, mengumpulkan tugas tepat pada waktunya, istirahat teratur, bekerja susuai aturan Perilaku disiplin di sekolah terutama bagi siswa SMA/SMK sederajat dapat dilihat dari kegiatan di sekolah seperti disiplin masuk kelas, mengikuti kegiatan belajar mengajar, mematuhi peraturan sekolah, mengikuti upacara bendera, berpakaian rapi. Batasan disiplin dalam penulisan ini merupakan suatu perilaku yang sesuai dengan aturan yang berlaku di dalam masyarakat baik itu masyarakat sekolah maupun lingkungan masyarakat di rumah, karena perilaku disiplin dalam kehidupan merupakan perilaku dalam memenuhi kebutuhan hidup agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berfungsi membelajarkan siswa melalui 2 kegiatan yaitu proses pembelajaran (intra kurikuler) dan kegiatan organisasi (ekstra kurikuler). Organisasi siswa intra sekolah yang ada di sekolah disebut OSIS yang merupakan wadah kegiatan siswa dalam belajar berorganisasi.

4 Di sekolah, guru bertugas membelajarkan siswa, tugasnya yaitu memberikan bimbingan pada siswa, terlebih lagi dalam kegiatan berorganisasi yang ada di sekolah yaitu OSIS, maka dibentuklah bagian kesiswaan yang berfungsi mengurusi kegiatan siswa. Sekolah atau lembaga pendidikan merupakan usaha sadar yang bertujuan mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa, maka sekolah merupakan salah satu wadah untuk mewujudkan pembentukan manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Bab II pasal 34 UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Bila melihat dari fungsi pendidikan tersebut, dapat di kemukakan bahwa melalui proses pendidikan, suatu individu dapat mengembangkan kepribadiannya, dan juga mengembangkan berbagai macam potensi yang ada pada dirinya guna menjadi manusia yang seutuhnya. Seperti yang di kemukakan oleh Henderson yang di kutip oleh Sadulloh yaitu Pendidikan pada dasarnya suatu hal yang tidak dapat dielakan oleh manusia, suatu perbuatan yang tidak boleh tidak terjadi, karena pendidikan itu membimbing generasi muda untuk mencapai generasi yang lebih baik.

5 Bisa di katakan melalui proses pendidikan itu dapat menciptakan kaderkader bangsa yang nantinya akan membangun negeri ini kearah yang lebih baik lagi. Proses pendidikan ini dapat dilakukan oleh semua elemen masyarakat melalui jalur pendidikan formal, non formal dan informal. Pada umumnya proses pendidikan ini banyak di lakukan di sekolah-sekolah melalui jalur pendidikan formal. Dimana proses kegiatan pembelajaran di sekolah terbagi kedalam 3 kegiatan yaitu intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Seperti di kemukakan oleh Rusli Lutan yang tersedia pada http://file.upi.edu/direktori/ yakni: Program ekstrakurikuler merupakan bagian internal dari proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler sesungguhnya tidak dapat dipisahkan, bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan pelengkap atau penguat kegiatan intrakurikuler untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan potensi anak didik mencapai tarap maksimum. Sehubungan dengan penjelasan tersebut, dapat penulis kemukakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menekankan kepada kebutuhan siswa agar menambah wawasan, sikap dan keterampilan siswa baik diluar jam pelajaran wajib serta kegiatannya dilakukan di dalam dan di luar sekolah. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler ini, dapat memenuhi kebutuhan peserta didik guna menyalurkan minat dan bakat yang ada pada setiap siswa. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler bisa di jadikan sebagai suatu kegiatan guna mengisi waktu luang setelah pulang dari sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler dapat berperan aktif sesuai dengan fungsinya sebagai kegiatan yang menunjang pada kegiatan intrakurikuler, dan juga kegiatan yang dijadikan suatu wahana guna mengembangkan berbagai potensi yang ada pada diri setiap individu.

6 Kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang menjadi salah satu kegiatan yang menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat, merupakan salah satu sarana yang dapat menumbuhkan kedisiplinan yang diharapkan juga akan berpengaruh positif terhadap aspek kehidupan lainnya. Meskipun pada kenyataannya kegiatan kepramukaan kurang mendapat perhatian dari orang tua siswa, seperti yang penulis temukan di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat. Banyak dari mereka yang mempunyai pandangan bahwa kegiatan kepramukaan adalah kegiatan bersenang-senang dan kurang berguna. Di setiap sekolah-sekolah tentunya banyak sekali kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dijadikan pilihan guna mengisi waktu luang. Khususnya pada Kegiatan Pramuka, yang merupakan salah satu kegiatan yang memiliki program pendidikan di luar lingkungan sekolah yang bertujuan membina dan mengembangankan sumber daya generasi muda yang memiliki watak, ahklak memiliki budi pekerti luhur dan memiliki tanggungjawab. Seperti yang disebutkan pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka tahun 2005 yang berbunyi Gerakan Pramuka memiliki tugas pokok melaksanakan pendidikan bagi kaum muda di lingkungan luar sekolah, yang melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah dengan tujuan: a. membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman dan bertakwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi b. membentuk sikap dan perilaku yang posistif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta memiliki ketahanan mental, moral, spiritual, emosional, intelektual dan fisik sehingga dapat menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, yang percaya pada kepada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri serta bersamasama bertanggung jawab atas pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.

7 Kepramukaan sebagai gerakan pendidikan pada jalur pendidikan non formal merupakan bagian tak terpisahkan dari system pendidikan dalam menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang berkualitas baik moral, mental, spiritual, intlelektuan, emosional, maupun fisik dan ketrampilan. Sampai dengan saat ini masih mengalami krisis multidimensional, yang meliputi semua aspek kehidupan sosial. Biaya pendidikan makin tinggi sehingga mendorong meningkatnya anak putus sekolah serta jumlah penganggguran. Yang sangat memprihatinkan adalah krisis dalam nilai-nilai, akhlak, mental dan moral di masyarakat, yang berdampak pada anak muda dan berakibat dalam pembentukan watak, sikap, tingkah laku dan budi pekertinya. Gerakan Pramuka, sebagai organisasi non formal yang turut berperan dalam pendidikan kaum muda Indonesia, tidak terlepas dari masalah-masalah ini. Tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana cara dan usahanya untuk menanggapi berbagai perubahan besar itu, terutama yang membawa dampak bagi kaum muda. Dengan demikian, melalui kegiatan pramuka diharapkan siswa memiliki kepribadian dan jiwa kepemimpinan yang menjadi contoh pada siswa yang lainnya. Berdisiplin dan juga memiliki sikap dan tingkah laku yang baik, selain itu memiliki kemampuan untuk berkarya dengan semangat kemandirian, kebersamaan, kepedulian, tanggungjawab dan berani menghadapi berbagai tugas, dan memiliki komitmen.

8 Banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan oleh setiap anggota Pramuka. Salah satunya kegiatan yang biasa dilakukan oleh setiap anggota pramuka yaitu kegiatan berkemah, menjelajah, mencari jejak, baris-berbaris, api unggun, pertemuan dan masih banyak lagi kegiatan lainnya yang dapat menumbuhkan sikap disiplin dan juga sikap menghargai sesama pada setiap anggota pramuka. Kegiatan pramuka bukan berupa kegiatan bertualang saja tetapi ada juga yang berbentuk materi-materi yang nantinya dapat dijadikan sebagai bekal bagi setiap anggota pramuka seperti morse, semaphore, pengetahuan umum dan lainlain. Timbul pertanyaan di hati penulis apakah kegiatan pramuka ini dapat meningkatkan tingkat kedisiplinan dan prilaku siswa di sekolah. Sehingga membuat penulis tertarik untuk meneliti kegiatan kegitan yang dilakukan oleh anggota pramuka seperti kegiatan yang disebutkan sebelumnya. Penulis dalam penelitian ini hanya mengambil beberapa kegiatan seperti kegiatan berkemah dan menjelajah untuk dilihat pengaruhnya pada siswa di sekolah tersebut. Tentunya bukan hanya kegiatan pramuka saja yang memiliki tujuan dan juga sasaran yang sebelumnya penulis paparkan. Tetapi kegiatan ekstrakurikuler lainnya pun memiliki tujuan yang sama yakni membentuk suatu individu yang memiliki karakter, memiliki budi pekerti yang luhur, bertanggungjawab, peduli terhadap sesama, dan juga dapat memberikan contoh yang baik bagi siswa yang lainnya.

9 Maka untuk menjawab pertanyaan diatas penulis tertarik untuk membahasnya dalam sebuah skripsi dengan judul Pengaruh Kegiatan Ektrakurikuler Pramuka Terhadap Prilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat. B. Identifikasi Masalah Bardasarkan uraian sebelumnya, maka identifikasi masalah penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya kepedulian dan perhatian siswa terhadap minat serta bakat yang siswa miliki. 2. Adanya kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memenuhi kebutuhan peserta didik guna menyalurkan minat dan bakat yang ada pada setiap siswa. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler bisa dijadikan sebagai suatu kegiatan guna mengisi waktu luang setelah pulang dari sekolah. 3. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka merupakan salah satu kegiatan yang menjadi kegiatan ekstrakurikuler di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat, merupakan salah satu sarana yang dapat menumbuhkan kedisiplinan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang telah penulis paparkan sebelumnya, maka terdapat suatu rumusan masalah yang akan penulis ajukan guna membatasi suatu permasalahan yang telah penulis paparkan agar penelitian ini bisa dicapai dengan baik, dan penelitian menjadi lebih terarah adalah bagaimana pengaruh kegiatan Ektrakurikuler pramuka terhadap prilaku disiplin siswa di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat.

10 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan dan perumusan masalah penelitian yang telah penulis ajukan, maka terdapat tujuan yang akan dicapai oleh penulis pada penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai seberapa besar pengaruh kegiatan Ektrakurikuler pramuka terhadap perubahan perilaku disiplin siswa di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat. E. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, kegiatan pramuka dapat dijadikan pelengkap di dalam pendidikan formal, dengan berbagai macam kegiatan yang menyenangkan dan memeberikan pengetahuan dan membentuk prilaku terhadap individu siswa itu sendiri. Menjadikan individu yang memiliki watak dan memiiki budi pekerti yang luhur, bertanggungjawab. Diharapkan juga dengan penelitian ini kegiatan pramuka tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat dan khususnya peserta didik pada lingkup pendidikan formal dan pendidikan non formal. Serta merubah pandangan bahwa kegiatan pramuka itu bukan suatu kegiatan yang membosankan, karena pada kenyataanya kegiatan pramuka itu merupakan suatu kegiatan yang kaya akan ilmu pengetahuan dan bahkan merupakan suatu wahana guna membentuk watak dan mengembangkan kepribadian kaum muda, dengan prinsip dasar dan metode kepramukaan. F. Anggapan Dasar Dalam sutu penelitian anggapan dasar ini diperlukan untuk dijadikan pegangan secara umum dalam suatu penelitian. Selain itu anggapan dasar ini

11 diperlukan sebagai titik tolak suatu pemikiran yang kebenarannya itu dapat diterima. Seperti yang dikatakan oleh Arikunto (1993:19) bahwa anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang berfungsi sebagai halhal yang berpijak dalam penelitiannya. Berdasarkan pada uraian yang dipaparkan sebelumnya oleh penulis, dan bila melihat pada tugas pokok gerakan pramuka dalam membentuk kader-kader pemuda maka penullis beranggapan bahwa : 1. Melalui Kegiatan Pramuka dapat membentuk sikap dan perilaku yang positif, berkarakter serta memiliki tanggungjawab dan disiplin. 2. Melalui kegiatan pramuka dapat membentuk manusia yang memiliki sikap, kepribadian yang baik dan juga menjadikan manusia yang berbudi pekerti yang baik. G. Hipotesis Hipotesis dapat dijadikan acuan oleh peneliti dalam menyusun data dan menganalisis data, menentukan prosedur kerja selama penelitian, dan hipotesis di perlukan untuk mempermudah penulis dalam menarik kesimpulan di akhir penelitian. Menurut Prof.Dr. Sudarwan Danim (2007:115) mengatakan bahwa hipotesis adalah kesimpulan teoritik yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui analisis tehadap bukti-bukti empirik. Berdasrkan angapan dasar yang telah kemukakan penulis, maka hipotesis penulis pada penelitian ini adalah: 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kegiatan Pramuka terhadap perubahan prilaku disiplin siswa.

12 2. Terdapat hubungan yang positif antara Kegiatan Pramuka terhadap tingkat kedisiplinan siswa di sekolah. H. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman arti kata yang terdapat pada judul penelitian, maka penulis perlunya mencantumkan devimisi operasional sebagai berikut : 1. Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu. 2. Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asalusul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka. 3. Disiplin merupakan suatu sikap yang menunjukan kesediaan untuk menepati atau mematuhi dan mendukung ketentuan, tata tertib peraturan, nilai serta kaidah-kaidah yang berlaku. Dengan demikian disiplin bukanlah sesuatu yang dibawa sejak awal, tetapi sesuatu yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. I. Instrumen Penelitian Instrumen pada suatu penelitian itu menjadi suatu hal yang sangat penting, karena tanpa adanya instrument penelitian tidak akan bejalan. Pada penelitian ini penulis menggunakan media observasi dan penyebaran angket pada setiap anggota

13 pramuka dan siswa yang bukan anggota pramuka yang telah di pilih sebagai sampel untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Observasi disini penulis melakukan pengamatan pada objek yang telah ditentukan, yakni pada anggota pramuka golongan penegak di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat dan pada seluruh siswa di SMK Bhakti Pertiwi. Observasi di sini bisa dilakukan dengan wawancara langsung maupun tidak langsung pada setiap anggota. J. Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan berikutnya, penulis mengelompokkan pada pokok-pokok fikiran yang tersusun. Pada Bab I Pendahuluan berisi tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Anggapan Dasar, Devinisi Operasional, Populasi dan Sampel, Instrumen Penelitian, Sistematika Penulisan. Pada Bab II Tinjauan Teoritis yang membahas tentang konsep / teori yang berhubungan dengan kerangka teori yang mendasari penelitian ini. Pada Bab III Prosedur Penelitian berisi mengenai Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Populasi dan Sampel, Langkah-langkah Pengumpulan Data, dan Prosedur Pengolahan. Data. Bab IV mengulas mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Bab V membahas tentang kesimpulan dan saran.