PELATIHAN DOKTER KECIL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA DI SDN 2 LABUAPI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil. Puskesmas Kijang Tahun Anggaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari sekolah negeri,

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

Kata kunci : PHBS,Tatanan Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dermawan (2012) dan Mubarak, Chayatin, Santoso (2012) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan usaha

BAB I PENDAHULUAN. imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor tersebut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960

4 Materi Pokok Pelatihan Dokter Kecil Tanggal : 18 June 2010 Oleh : Putu Sudayasa Skip ke Komentar Sebagai bagian dari kegiatan rutin

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 10. PT Rineka Cipta, 2008), hlm Sinar Grafis, 2009) hlm.3

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Acuan Pembangunan kesehatan pada saat ini adalah konsep Paradigma

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Nama saya Sam Hilda NH, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ely Isnaeni, S. Kep, M. Kes

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

BAB II KAJIAN TEORI. prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Ahmad

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah

Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa

Pemberian Sarana Penunjung Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

IMPLEMENTASI PHBS PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE SELING. ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. secara langsung sehingga anak-anak sering mengabaikan kebersihan yang dapat

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Aedes,misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Keadaan rumah yang bersih dapat mencegah penyebaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

Pengaruh Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terhadap Pengetahuan Siswa di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk

BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perbedaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat... (Celien Mamengki)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

Transkripsi:

PELATIHAN DOKTER KECIL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA DI SDN 2 LABUAPI ABSTRAK NOVA BUDIHARJO Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram e-mail : akg.mataram@yahoo.co.id Kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya menusia yang lebih berkualitas. Pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan dan membimbing untuk menghayati, menyenangi dan melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat dalam peserta didik sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan dokter kecil dalam upaya meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) siswa di SDN 2 Labuapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan dokter kecil berpengaruh dalam upaya perilaku hidup bersih dan sehat siswa SDN 2 Labuapi. Kata kunci : Dokter kecil, PHBS PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu modal pembangunan nasional adalah sumber daya manusia yang berkualitas yaitu sumber daya manusia yang sehat fisik, mental dan sosial serta mempunyai produktifitas yang optimal. Untuk mewujudkannya diperlukan upaya-upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan secara terus menerus yang dimulai sejak dalam kandungan, balita, usia sekolah sampai dengan usia lanjut. Anak usia sekolah merupakan tumpuan masa depan bangsa. Mereka merupakan sasaran dan perilaku yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan. Selain jumlah yang besar yaitu 30 % dari jumlah penduduk Indonesia, juga mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik (Depkes RI, 2008). Sejarah menunjukkan, gagal atau berhasilnya suatu bangsa di masa depan tergantung dari bagaimana bangsa itu menghadapi masalah kesehatan anak. Kesadaran inilah yang melatarbelakangi dikembangkan upaya pembinaan kesehatan anak usia sekolah. Upaya itu dilakukan melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang RI No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional ditegaskan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sehat adalah karunia Allah yang perlu disyukuri, karena sehat merupakan hak azasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk meningkatkan produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota masyarakat yang ada disekolah serta diperjuangkan oleh semua pihak. Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan yang sehat. Keberadaan dokter kecil di sekolah dasar (SD) sudah ada sejak tahun 1970-an. Program itu dikembangkan agar anak bisa menerapkan perilaku sehat sejak dini. Program dokter kecil ini sangat terkait dengan pemahaman anak dalam menerapkan PHBS setiap hari. Tak hanya bagi dirinya, seorang dokter kecil juga berperan menggerakkan PHBS terhadap teman, lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Keberadaan dokter kecil sudah cukup lama tidak terdengar, padahal dokter kecil erat kaitannya dengan perilaku hidup sehat anak sekolah. Hal ini yang membuat pemerintah melalui Menteri Kesehatan pada tahun 2010 di Jakarta mencanangkan program Revitalisasi Dokter Kecil dan Kader Kesehatan yang Lebih Sehat. Pelatihan Dokter Kecil Dalam Upaya..Nova Budiharjo 128

Melalui revitalisasi dokter kecil (RDK), diharapkan dokter kecil tak lagi hanya diajarkan untuk menghafal teori, tetapi juga bisa praktik langsung dan belajar kritis untuk mengasah rasa ingin tahu tentang kesehatan terutama PHBS. Indikator PHBS di sekolah dapat dirinci menjadi dua bagian antara lain 1) indikator perilaku siswa, 2) indikator lingkungan sekolah. Indikator yang dipakai sebagai ukuran menilai PHBS di sekolah yaitu mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan sekali, membuang sampah pada tempatnya. Bila dibagi berdasarkan tingkat sekolah, perilaku anak usia sekolah dasar (SD) dianjurkan seperti kebiasaan cuci tangan pakai sabun, gosok gigi yang baik dan benar dan kebersihan diri lainnya. Indikator tersebut memberikan indikasi keberhasilan atau pencapaian kegiatan PHBS di sekolah. Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6-12 tahun), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Karena itu menanamkan nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak untuk menjaga, meningkatkan dan melindungi anak sekolah. Diare, infeksi saluran pernafasan, demam berdarah dan malaria adalah jenis-jenis penyakit yang mudah menyerang pada anak karena disebabkan perilaku hidup anak yang kurang sehat. Menurut WHO (2007) setiap tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare. Menurut data Depkes (2005) menyebutkan penyakit yang diderita oleh anak sekolah SD terkait perilaku seperti cacingan 40-60%, anemia 23,2%, karies dan periodental 74,4%. Akibat perilaku yang kurang sehat ini dapat pula menimbulkan persoalan yang lebih serius seperti ancaman penyakit menular pada anak usia sekolah karena sekolah merupakan lokasi sumber penularan penyakit infeksi pada anak. Jenis penyakit menular yang mudah menginfeksi di sekolah antara lain: infeksi tangan dan mulut, infeksi mata (kunjungtivitis virus), demam berdarah, cacar air, campak, rubela (campak Jerman) dan gondong. Menurut data susenas (survei sosial ekonomi nasional) tahun 2004 menyebutkan sekitar 3% anakanak mulai merokok sejak usia kurang dari 10 tahun. Ketika anak-anak sudah mulai merokok maka dikhawatirkan kebiasaan ini akan berlanjut hingga remaja bahkan dewasa. Menurut data yang ada di Puskesmas Labuapi, dari 19 sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Labuapi,yang telah melaksanakan UKS dan membentuk dokter kecil baru 1 sekolah, sedangkan sekolah yang lain belum melaksanakan UKS ataupun membentuk dokter kecil.oleh karena itu penelitiakan mengambil salah satu SD yang belum melaksanakan atau membentuk dokter kecil sebagai tempat penelitian yaitu di SDN 2 Labuapi karena SDN 2 labuapi belum pernah melaksanakan UKS dan lokasi berada dipinggir jalan karena akan dianggap sebagai sekolah percontohan. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah pelatihan dokter kecil berpengaruh dalam upaya meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) siswa di SDN 2 Labuapi? Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh pelatihan dokter kecil dalam upaya meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) siswa di SDN 2 Labuapi. METODE PENELITIAN Dalam penelitian tersebut maka model penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Pelatihan dokter kecil Pencegahan penyakit menular, Kesehatan gigi dan mulut, Kesehatan indera penglihatan,dan pendengaran, Imunisasi dan gizi, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Indikator PHBS di Sekolah : 1). Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, 2). Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah 3). Menggunakan jamban yang bersih dan sehat, 4). Olahraga yang teratur dan terukur. 5). Memberantas jentik nyamuk 6). Tidak merokok di sekolah, 7). Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, 8). Membuang sampah pada tempatnya Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SDN 2 Labuapi, pada siswa-siswi kelas IV dan V pada tanggal 16 Pelatihan Dokter Kecil Dalam Upaya..Nova Budiharjo 129

April 2012 sampai tanggal 19 April 2012. Ditentukan Jumlah sampel aebanyak 40 orang dari jumlah siswa siswi sebanyak 68 orang, Penentuan jumlah sampel berdasarkan rumus penentuan sampel (Notoatmodjo,2005) Variabel penelitian dan Definisi Operasional penelitian dapat diilihat Tabel 1. Tabel 1. Definisi operasional Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor Dokter peserta didik (siswa sekolah) Usahan Kuesioner Nominal Baik Kecil yang memenuhi kriteria dan memelihara dan 76-100% telah dilatih untuk ikut me-ningkatkan Cukup: 56-75 % melaksanakan sebagian kesehatan (Nursalam,2003) usaha pemeliharaan dan terhadap diri peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, sendiri,teman, Keluarga dan keluarga,dan lingkungannya lingkungannya Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Pengetahuan dan perilaku tentang PHBS Kuesioner Nominal Meningkat 76-100 % Tidak meningkat 56-75 % (Nursalam, 2003) Pengukuran variable dengan cara skoring dimana jawaban Benar = 2, Salah = 0 untuk pernyataan positif dan Benar = 0, Salah = 2 untuk pernyataan negatif. Kemudian data tentang PHBS diolah dengan cara skoring dimana jawaban Setuju = 2, tidak setuju = 0 untuk pernyataan positif dan setuju = 0, tidak setuju = 2 untuk pernyataan negatif. kemudian untuk memudahkan dalam pengolahan data, dikelompokkan menjadi 2 kategori : Tinggi : 76-100 %, Rendah : 56 75 % ( Nursalam,2003 ) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian a. Komposisitingkat PHBS siswa sebelum pelatihan dokter kecil siswa SDN 2 labuapi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Tingkat PHBS siswa sebelum pelatihan dokter kecil SDN 2 No. Tingkat PHBS Siswa Jumlah Prosentase 1. 2. Tinggi Rendah 10 30 25% 75% Jumlah 40 100 Tabel di atas, menunjukkan bahwa dari 40 responden terdapat 30 responden (75%) memiliki tingkattentang PHBS yang rendah. b). Komposisi Tingkat PHBS siswa Sesudah pelatihan dokter kecil siswa SDN 2 labuapi Tabel 3. Pengetahuan PHBS siswa sesudah pelatihan dokter kecil No. Tingkat PHBS siswa Jumlah Prosentase 1. 2. Tinggi Rendah 37 3 92,5% 7,5% Jumlah 40 100 Pelatihan Dokter Kecil Dalam Upaya..Nova Budiharjo 130

Tabel di atas, menunjukkan bahwa dari 40 responden terdapat 37 responden (92,5%) memiliki tingkat PHBS yang tinggi. c). Perbandingan tingkat PHBS siswa sebelum dan sesudah pelatihan dokter kecil siswa SDN 2 labuapi Tabel 4 :Tingkat PHBS siswa sebelum dan sesudah pelatihan dokter kecil Tingkat PHBS Siswa Sebelum Pelatihan Sesudah pelatihan dokter kecil Jumlah Dokter kecil Tinggi % Rendah % n % Tinggi 10 27,2 0 0 10 25 Rendah 27 72,8 3 100 30 75 Jumlah 37 100 3 100 40 100 Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa tingkat PHBS siswa sebelum pelatihan dokter kecil yang tertinggi adalah tingkat PHBS rendah yaitu sebesar 30 siswa (75%). Setelah dilakukan pelatihan dokter kecil tingkat PHBS siswa meningkat yakni terlihat jumlah yang tingkat PHBSnya tinggi sebesar 27 siswa (72,9%) dan tingkat PHBS yang rendah menurun dari 10 siswa menjadi 3 siswa yang berarti turun 7 siswa (70%). Hasil analisis statistik menggunakan Uji t test diperoleh nilai p = 0,00 atau p < 0,05, artinya Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada perbedaan tingkat PHBS siswa sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan dokter kecil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pelatihan dokter kecil dengan tingkat PHBS siswa. Pembahasan Program dokter kecil mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya yaitu meningkatkan partisipasi peserta didik dalam program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Sedangkan tujuan khususnya yaitu agar peserta didik dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah, rumah, dan lingkungannya, agar peserta didik dapat menolong dirinya sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan responden tentang PHBS sebelum diberikan pelatihan mayoritas berpengetahuan rendah. Sedangkan sesudah pemberian pelatihan sangat banyak meningkatkan pengaruh baik itu pengetahuan maupun sikap.dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap setelah siswa di latih menjadi dokter kecil tentang PHBS. Keadaan ini menggambarkan bahwa pelatihan dokter kecil merupakan suatu kegiatan yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku siswa sekolah meliputi perubahan pengetahuan dan sikap. Dengan diberikannya pelatihan dokter kecil maka siswa dapat pembelajaran yangmenghasilkan suatu perubahan dari yang semula belum diketahui menjadi diketahui, yang dahulu belum dimengerti sekarang dimengerti. Hal ini sesuai dengan tujuan akhir dari pelatihan agar siswa di sekolah dapat mengetahui, menyikapi dan melaksanakan perilaku hidup sehat. Perubahan perilaku tersebut dapat berupa pengetahuan, sikap maupun tindakan atau kombinasi dari ketiga komponen tersebu (Depkes RI, 2002). Pada keadaan ini dapat digambarkan bahwa pelatihan dokter kecil juga berperan dalam perubahan tersebut, bahwa ada hubungan yang bermakna antara pelatihan dokter kecil dengan peningkatan pengetahuan tentangphbs pada murid SDN 2 Labuapi. Bila dilihat dari perbandingan maka didapati bahwa ada perbedaan rerata nilai dokter kecil danphbs responden tersebut sebelum dan sesudah menerima pelatihan, yaitu berupapeningkatan rerata nilai dokter kecil dan PHBS responden yang signifikan.seperti diketahui dengan terbentuknya dokter kecil disekolah merupakan cara yang paling umumdigunakan untuk meningkatkan PHBS dan meningkatkan derajat kesehatan di lingkungan sekolah. Hal tersebut diperkuat dengan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji t test menunjukan ada pengaruh yang kuat pelatihan dokter kecil dengan tingkat PHBS siswa. Pelatihan Dokter Kecil Dalam Upaya..Nova Budiharjo 131

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan GaneÇ Swara Vol. 9 No.2 September 2015 Dari hasil penelitian disimpulkan : 1. Sebagian besar umur siswa yang menjadi responden adalah usia 10-11 tahun yaitu sebanyak 23 siswa (57%). 2. Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) siswa sebelum pelatihan dokter kecil di SDN 2 Labuapi masih rendah sebanyak 30 siswa (75%) 3. Tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) siswa sesudah pelatihan dokter kecil tinggi sebanyak 37 siswa (92,5%) 4. Ada pengaruh dengan pelatihan dokter kecil dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian disarankan : 1. Menambah pemahaman dan pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat untuk para siswa SDN 2 Labuapi. 2. Memberi dorongan kepada sekolah terutama SDN 2 labuapi untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih Dan sehat (PHBS) sehingga dapat terbentuk dengan baik. 3. Memberi saran kepada Departemen terkait terutama Departemen Pendidikan dan Departemen Kesehatan untuk lebih bekerjasama dalam mengembangkan program UKS agar derajat kesehatan siswa tercapai. DAFTAR PUSTAKA DepDikNas, 2005. Pedoman Pelatihan pembinaan dan Pelaksanaan UKS di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta. DepKes RI, 2008. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Pedoman Pelatihan Dokter Kecil. Jakarta DepKes RI, 2008. Kantin Sehat di Sekolah, Jakarta. DepKes RI, 2008. Pedoman Pelatihan Pelatih pembina Pramuka dan Instruktur tentang Krida Bina PHBS Saka Bakti Husada. Jakarta. Diffah Hanim, 2005. Menjadikan UKS Sebagai Upaya Promosi Tumbuh Kembang Anak Didik. Gadjah mada University Press. Bogor. DiKes Kabupaten lombok Barat, 2009. Laporan Tahunan. Di Sarana Kesehatan Kabupaten Lombok Barat. DiKes Provinsi NTB 2007. Laporan Tahunan. Di Sarana kesehatan Provinsi NTB Ircham Machfoedz, 2005. Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan. Fitramaya. Yogyakarta. Nunung Dwi Verawati, 2008. A to Z Hidup Sehat. Jakarta Puskesmas Labuapi Lombok Barat, 2011. Laporan tahunan. Kabupaten lombok Barat Rumondang Pulungan, 2008. Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil Dalam pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD). Tesis. Sumatera Utara. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan. Sarlan AG, 2009. Gizi, Olahraga dan Kesehatan, Jakarta. Siti Masita, 2009. Pelaksanaan Program UKS dan Kebiasaan Hidup Bersih Sehat Murid Kelas VI SD RA.Kartini Kota Tebing Tinggi, Skripsi. Sumatera Utara. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Tika Harianti, 2010. Hubungan Peran Keluarga Dengan Tingkat Perkembangan Kognitif Anak Prasekolah. Skripsi. Mataram. Tim Pembina UKS, 2002. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan UKS. Jakarta. Pelatihan Dokter Kecil Dalam Upaya..Nova Budiharjo 132