BAB I PENDAHULUAN. nasional bertumpu pada tiga tema, yaitu : 1. Pemerataan dan perluasan akses.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar sekaligus kekayaan suatu bangsa, sedangkan sumber-sumber modal dan

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

BAB. I PENDAHULUAN. bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemerintahan di Indonesia baru saja menerapkan penggunaan laporan

Standar kopetensi Pendidikan oleh Fauzan AlghiFari / / TP-B

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKANN

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

BAB I PENDAHULUAN. tantangan, perubahan dan tututan masyarakat 2. Pendidikan yang diyakini

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. anggaran Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17. berbunyi sebagai berikut : Ketentuan mengenai pengakuan dan

Universitas Respati Yogyakarta. Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta Telp : ; Fax :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

BAB I PENDAHULUAN. Staf Tata Laksana Administrasi, Staf Teknis Pendidikan didalamnya ada

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan ( SAP ) yang telah diterima secara umum.

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. UNNES PRESS, 2005), hlm. 51. hlm.2. 1 Achmad Sugandi, dkk, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Pembentukan TIM PENGEMBANG SEKOLAH/ MADRASAH (TPS/M)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali, Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik. Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum

BAB I PENDAHULUAN. secara relatif akan menjamin kelangsungan pelaksanaan tugas pemerintahan dan

MANAJEMEN KEUANGAN PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN. Kegiatan pengelolaan keuangan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pengawasan

STANDAR PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, sehingga kelangsungan pertumbuhan. dapat mengelola dan dapat mengambil keputusan yang bermanfaat bagi


BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi di dalam mempertanggungjawabkan segala aktivitas finansial

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. perlengkapan dan sarana pendukung lainnya untuk memperlancar pekerjaan dalam rangka

BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya reformasi birokrasi pemerintahan maka seluruh hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. yang diwujudkan dalam bentuk penerapan prinsip good governance. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STANDAR NON AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA TAHUN JAKARTA

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu pekerjaan atau perencanaan. Mentri dalam Negeri

PROGRAM KERJA UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

I. PENDAHULUAN. aparatur pemerintah dan kalangan-kalangan yang memiliki akses kekuasaan.

Standar Pembiayaan STIKES HARAPAN IBU

Rencana pembangunan pendidikan jangka panjang ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi

STANDAR 8 STANDAR PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya harus ditunjang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

GAMBARAN UMUM BOS KETERKAITAN DENGAN RNCANA KERJA & ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)

Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Pridensial, yaitu pelaksanaan sistem pemerintahan dipimpin oleh

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, maka wujud

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah telah ditetapkan di Indonesia sebagaimana yang telah

BAB I PENDAHULUAN. menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang

Komponen kelembagaan sekolah; kurikulum, proses dan hasil belajar, administrasi dan manajemen satuan pendidikan, organisasi kelembagaan satuan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kemdiknas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo, 2002). penyelenggaraan pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan pemberian Otonomi Daerah kepada Daerah atas dasar. desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Instansi pemerintah secara umum berperan dalam pemberian. pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidangnya masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu Negara secara global dipengaruhi oleh. perkembangan perekonomian pada umumnya. Era globalisasi memiliki arus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menciptakan pembangunan yang adil dan merata, maka. pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah menyebar ke seluruh pelosok negeri dan telah merambah

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebijakan pendanaan untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. penting, dikarenakan pada era globalisasi dan era informasi saat ini,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu pilar pokok pembangunan pendidikan di Indonesia. Kebijakan pembangunan pendidikan nasional diarahkan untuk mewujudkan pendidikan berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat baik lokal, nasional maupun global, sehingga mampu membangun insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, dalam penyelenggaraan pendidikan nasional bertumpu pada tiga tema, yaitu : 1. Pemerataan dan perluasan akses. 2. Peningkatan Mutu. 3. Peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan kompetitif. Untuk mewujudkan mutu pendidikan tersebut diperlukan kerjasama yang harmonis dari semua pihak, baik pihak pemerintah, sekolah dan masyarakat. Di dalam manajemen satuan pendidikan, peran tenaga administrasi ketatausahaan juga sangat penting untuk menggerakkan roda organisasi sekolah. Sekolah sebagai sebuah entitas organisasi harus mampu mengelola keuangan secara professional untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang bermutu. Pengelolaan dana yang baik tidak terlepas dari prinsip ekonomis, efisien, efektif, 1

2 transparasi, akuntabilitas, keadilan, kejujuran dalam pengelolaan dan pengendalian. (Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional, 2011 : 59). Disamping memberikan informasi tentang kegiatan belajar mengajar, perkembangan pendidikan, serta memberikan data profil sekolah secara umum, peran dan fungsi sekolah juga menyediakan informasi yang bersifat kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam membuat atau mengambil keputusan. Dalam menyusun suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diterima secara umum, prinsip-prinsip akuntansi, prosedur-prosedur, metode-metode, serta teknik-teknik dari segala sesuatu yang dicakup dalam ruang lingkup akuntansi, dinamakan siklus akuntansi. (Indra Bastian, 2006: 57). Sistem informasi akuntansi dalam suatu lembaga organisasi mempunyai manfaat dan peranan yang penting dalam tercapainya tujuan organisasi tersebut. Sistem akuntansi tidak hanya untuk mencatat transaksi keuangan yang telah terjadi saja, akan tetapi mempunyai peranan yang penting dalam melaksanakan roda organisasi. Menurut Mulyadi bahwa suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

3 tujuan tertentu. Penyusunan sistem informasi akuntansi disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan organisasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Sekolah/Madrasah harus membuat Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M). RKS/M ini terdiri dari Rencana Kerja Tahunan (RKT), diantaranya adalah menyusun rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/ Madrasah. RKS/M ini untuk dilaksanakan selama setahun kedepan, agar sekolah dapat melaksanakan program kerja secara profesional. Dalam satuan kerja pendidikan, pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya operasional. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi: biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Sedangkan biaya operasi satuan pendidikan meliputi: gaji pendidik dan tenaga pendidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai dan biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya (listrik), air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. (PP RI Nomor 19 Tahun 2005: 35-36).

4 Dalam mempelajari ruang lingkup administrasi pendidikan di sekolah akan dilihat dari tiga sudut pandang yaitu urutan kegiatan, pelaksana, dan objek garapan atau komponen-komponennya. Di dalam pendidikan di sekolah, proses kegiatan administrasi sekolah yang tidak lain adalah fungsi manajemen itu, dibedakan atas enam kegiatan yaitu: merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing), mengarahkan (directing), menkoordinasikan (coordinating), mengawasi (controlling), dan penilaian (evaluation). (Hartati Sukirman, dkk: 16). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga Negara berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Konsekuensi dari hal tersebut maka pemerintah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat dasar (SD/MI dan SMP/MTs serta satuan pendidikan sederajat). Melihat situasi perekonomian masyarakat yang kian menurun, maka pemerintah menerapkan dan mengembangkan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Program ini dikomandani oleh Kementerian Pendidikan Nasional, yang penyaluran, penggunaan dan pertanggung jawabannya dilaksanakan secara terpadu oleh para pihak yang terkait mulai dari pemerintah sampai kepala sekolah yang menerima dana BOS. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan program nasional pemerintah dalam bidang pendidikan yang dirancang untuk menjamin keberlangsungan proses pendidikan di satuan pendidikan tingkat dasar dan menegah. Secara umum program BOS bertujuan untuk

5 meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun yang bermutu, banyak program yang telah, sedang dan akan dilakukan. Program-program tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu : 1. Pemerataan dan perluasan akses, 2. Peningkatan mutu, relevansi, daya saing 3. Tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. SMP Negeri 01 Kembang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan oleh pemerintah. Dengan bantuan tersebut, maka dapat menggunakan sesuai dengan prosedur dan acuan penggunaan dana BOS yang tepat. Dengan adanya acuan prosedur yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, maka perlu diketahui bagaimana pelaksanaan prosedur perencanaan, penatausahaan, dan evaluasi dana BOS yang dilaksanakan di SMP Negeri 01 Kembang Jepara, karena prosedur perencanaan, penatausahaan, dan evaluasi dana di SMP tersebut sangatlah penting dalam menggunakan dana tersebut. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas khususnya mengenai prosedur perencanaan, penatausahaan, dan evaluasi dalam penyaluran dana BOS dari pusat sampai pada tingkat sekolah, maka penulis tertarik untuk memberikan uraian dengan mengambil judul penelitian :

6 PROSEDUR PERENCANAAN, PENATAUSAHAAN DAN EVALUASI DANA BOS DI SMP NEGERI 01 KEMBANG KABUPATEN JEPARA 1.2. Ruang Lingkup Masalah Agar masalah dalam penelitian ini lebih fokus dan tidak menyimpang dari apa yang diteliti, maka perlu dibatasi ruang lingkup masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Perencanaan dan penatausahaan dana BOS. 2. Evaluasi dana BOS. 1.3. Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah dan ruang lingkup masalah, maka timbul permasalahan untuk dipecahkan, sehingga pokok masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah prosedur perencanaan, penatatausahaan dan evaluasi dalam menggunakan dana BOS di SMP Negeri 01 Kembang Kabupaten Jepara? 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan pelaksanaan penelitian adalah : Untuk mengetahui prosedur perencanaan, penatausahaan dan evaluasi dana BOS di SMP Negeri 01 Kembang Kabupaten Jepara.

7 1.5. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka kegunaan penelitian ini adalah : 1.5.1. Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dibidang Pendidikan dan akuntansi khususnya yang berkaitan dengan dengan prosedur perencanaan, penatausahaan dan evaluasi dana BOS. 1.5.2. Kegunaan Praktis 1. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk berlatih berfikir secara ilmiah dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh semasa di bangku kuliah, terhadap masalah-masalah yang dialami pihak sekolah terutama yang berkaitan dengan prosedur perencanaan, penatausahaan dan evaluasi dana BOS. 2. Bagi pihak lain, diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam mempelajari bidang Akuntansi lebih jauh khususnya berkaitan dengan masalah yang diteliti. 3. Bagi pihak sekolah (SMP Negeri 01 Kembang Kabupaten Jepara), diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dalam memahami dan mengetahui serta mengelola dana BOS secara profesional, transparan dan penuh tanggung jawab.

8 1.6. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memberikan gambaran mengenai isi dari skripsi ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, ruang lingkup masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan mengenai tinjauan pustaka tentang konsep prosedur perencanaan, penatausahaan dan evaluasi dana BOS, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang ; Lokasi Penelitian, Objek Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis Data. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Berisi tentang analisis hasil penelitian yang meliputi gambaran umum obyek penelitian, struktur organisasi, penyajian data, pembahasan tentang permasalahan yang ada.

9 BAB V : PENUTUP Berisi kesimpulan dari hasil analisis data serta saran yang merupakan sumbangan pemikiran penulis.