BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal kehidupan manusia, sumberdaya alam sudah merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama, yaitu sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan sebagai matriks

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi

EROSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OLEH: MUH. ANSAR SARTIKA LABAN

VIII. KONSERVASI TANAH DAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENENTUKAN LAJU EROSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam

PENDAHULLUAN. Latar Belakang

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Hujan memiliki peranan penting terhadap keaadaan tanah di berbagai

EROSI DAN SEDIMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup menyediakan sumberdaya alam bagi kelangsungan

BAB II LANDASAN TEORI

PETA SATUAN LAHAN. Tabel 1. Besarnya Indeks LS menurut sudut lereng Klas lereng Indeks LS 0-8% 0,4 8-15% 1, % 3, % 6,8 >40% 9,5

Teknik Konservasi Waduk

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Proses erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan terangkut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Erosi. Rekayasa Hidrologi

commit to user BAB I PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai Asahan. harafiah diartikan sebagai setiap permukaan miring yang mengalirkan air

I. PENDAHULUAN. Degradasi lahan atau kerusakan lahan merupakan faktor utama penyebab

geografi Kelas X PEDOSFER III KTSP & K-13 H. SIFAT KIMIA TANAH a. Derajat Keasaman Tanah (ph)

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan manfaat yang dirasakan secara tidak langsung (intangible). Selain itu,

TINJAUAN PUSTAKA. adanya erosive transport agent seperti air dan angin Pada daerah beriklim tropika. gleytser kurang begitu dominan (Nursa ban, 2006).

TINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta

DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1)

penyebab terjadinya erosi tanah Posted by ariciputra - 29 May :25

PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem,

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Erosi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan faktor faktor iklim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak digunakan,

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang

BAB I PENDAHULUAN. pangan saat ini sedang dialami oleh masyarakat di beberapa bagian belahan dunia.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

DASAR-DASAR ILMU TANAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai adalah suatu daerah atau wilayah dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkat produktivitas yang rendah atau tidak produktif sama sekali bagi kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya alam ialah suatu sumberdaya yang terbentuk karena kekuatan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode USLE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Erosi lahan Pada Lahan Revegetasi Pasca Tambang

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pengolahan tanah biasanya diperlukan didalam budidaya tanaman dengan

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

KAJIAN EROSI DAN ALIRAN PERMUKAAN PADA BERBAGAI SISTEM TANAM DI TANAH TERDEGRADASI SKRIPSI. Vivin Alviyanti NIM

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan. padat, cair bahkan gas (Rafi I, 1985). Definisi lain juga sebelumnya bahwa pengertian lahan adalah:

Dampak pada Tanah, Lahan dan Ruang Dampak pada Komponen Udara Dampak pada Kualitas Udara Dampak pada Komponen Iklim Dampak pada Fauna dan Flora

BAB I PENDAHULUAN. DAS Serayu, terutama di bagian hulu DAS berkaitan dengan pemanfaatan lahan

DASAR-DASAR ILMU TANAH

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan memperbaiki kualitas lingkungan. besar sementara wilayah kawasan lindung dan konservasi menjadi berkurang.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. melalui media pengangkut seperti air yang mengalir, angin, es, dan gelombang

2.1.1 Pengertian Erosi Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aliran Permukaan dan Erosi Tanah

2. TINJAUAN PUSTAKA Aliran Permukaan

KAJIAN LAHAN KRITIS SUB DAERAH ALIRAN CI KERUH DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. Untuk dapat melakukan perencanaan secara menyeluruh dalam hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Wilayah Desa Gunungsari. Desa Gunungsari Kecamatan Bansari terletak di lereng gunung Sindoro pada

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Lahan Secara Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan erosi geologi atau geological erosion. Erosi jenis ini tidak berbahaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1/3/2017 PROSES EROSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

Dela Risnain Tarigan Djati Mardiatno

Pengendalian Erosi dan Sedimentasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 93

BAB I PENDAHULUAN. dan binatang), yang berada di atas dan bawah wilayah tersebut. Lahan

HALAMAN PENGESAHAN...

REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan sumber daya alam strategis bagi segala pembangunan. Hampir

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal kehidupan manusia, sumberdaya alam sudah merupakan sumber kehidupan manusia dan sebagai pendukung kelangsungan hidup manusia sekaligus merupakan sumberdaya yang sangat menentukan hidup dan kehidupan manusia. Untuk itu penggunaan sumberdaya alam tersebut perlu disadari bahwa keseimbangan harus dicapai antara kemampuan sumberdaya alam terhadap penggunaannya karena bagaimanapun juga kemampuan sumberdaya alam tersebut adalah terbatas. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair, dan gas dan mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik. Benda alami ini terbentuk oleh hasil kerja interaksi antara iklim (i) dan jasad hidup (o) terhadap suatu bahan induk (b) yang dipengaruhi oleh relief tempatnya terbentuk (r) dan waktu (t ) ( Arsyad, 1989) Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama semakin meningkat. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi manusia. Dengan kata lain semakin bertambahnya penduduk akan makin menuntut perubahan penggunaan lahan dari pertanian ke non pertanian. Dalam perubahan penggunaan lahan tersebut seringkali aktivitas manusia cenderung merusak lingkungan tanpa memperhatikan keseimbangan dan kelestarian alam. Banyaknya lahan pertanian yang sering dimanfaatkan sebagian penduduk tidak menutup kemungkinan rusaknya tanah sebagai media pertanian apabila kurang terawat. 1

Pemanfaataan lahan yang secara besar-besaran sering mengabaikan kelestarian tanah sebagai unsur penyusun lahan, sehingga kerusakan tanah dan kerusakan lahan semakin bertambah besar. Pemanfaatan sumber daya alam (tanah dan air) perlu direncanakan dan dikelola secara tepat, dengan pengaturan penggunaan lahan dan pelaksanaan usaha-usaha rehabilitasi lahan dan konservasi tanah. Upaya-upaya tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan akhir pengelolaan sumber daya alam dan air guna terwujudnya keseimbangan sumberdaya alam dan keadaan tata air daerah penelitian agar tidak terjadi bahaya erosi dikemudian hari. Sebagai sumberdaya yang banyak digunakan, tanah akan selalu mengalami perubahan-perbuahan, yaitu sebagai segi fisik, kimia ataupun biologi tanahnya. Perubahan ini terutatama karena pengaruh berbagai unsur alamiah, tetapi tidak sedikit pula yang dipercepat oleh tindakan atau perlakuan manusia yang berkaitan dengan aktivitasnya. Kerusakan tanah yang diakibatkan oleh tindakan manusia yang berlebihan misalnya kerusakan dengan lenyapnya lapisan olah tanah untuk usaha di bidang pertanian (Sutedjo, 1991:99). Dalam kaitannya dengan perlakuan manusia pada kegiatan pertanian, yang tidak dikelola dengan efektif akan mudah menjadi bumerang bagi manusia itu sendir, adanya keterbatasna ketersediaan tanah yang cocok dan sesuai untuk kegiatan manusia di bidang pertanian dan makin tingginya kebutuhan akan lahan mendorong manuia untuk memanfaatkan tanah secara berlebihan dan cenderung merusak. Keadaan tersebut menyebabkan permasalahn-permasalahan seperti penggunaan lahan yang tidak tepat karena tidak sesuai dengan kelas 2

kemampuannya dan penggunaan lahan yang tidak disertai dengan usaha konservasinya. Kerusakan tanah dapat terjadi karena beberapa hal antara lain: 1) kehilangan unsur hara dan bahan organik di perakaran, 2) penjenuhan tanah oleh air (water logging) dan 3) erosi (Arsyad, 1989: 16). Erosi berlangsung secara alamiah (geological erosion) yang kemudian berlangsungnya itu dipercepat oleh beberapa tindakan atau perlakuan manuisa terhadap tanah dan tanaman yang tumbuh di atasnya (accelerated erosion). Pada erosi alamiah tidak menimbulkan malapetaka bagi kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan, karena peristiwa ini banyaknya tanah yang terangkut seimbang dengan pembentukan tanah, sedang pada erosi yang dipercepat apat di sebabkan karena kegiatan manusia, kebanyakan disebabkan oleh terkelupasnya lapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi. Pada peristiwa erosi (yang dipercepat) volume pernghanyutan tanah atau laju erosi lebih besar dibandingkan dengan pembentukan tanah, sehingga penipisan lapisan tanah akan berlangsung terus dan pada akhirnya dapat melenyapkan atau terangkutnya lapisan tersebut (Sutedjo, 1991: 100). Dua penyebab utama terjadinya erosi adalah erosi karena sebab alamiah dan erosi karena aktivitas manusia. Erosi alamiah dapat terjadi karena proses pembentukan tanah dan proses erosi yang terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah secara alami. Erosi karena faktor alamiah umumnya masih memberikan media yang memadai untuk berlangsungnya pertumbuhan kebanyakan tanaman. Sedangkan erosi karena kegiatan manusia kebanyakan 3

disebabkan oleh terkelupasnya lapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi tanah atau kegiatan pembangunan yang bersifat merusak keadaan fisik tanah (Asdak, 2004) Erosi tanah melalui tiga tahap, yaitu tahap pelepasan partikel tunggal dari massa tanah (detachment) dan tahap pengangkutan oleh media yang erosive (transportation). Pada kondisi dimana energi yang tersedia tidak lagi cukup untuk mengangkut partikel, maka akan terjadi tahap yang ketiga yaitu pengendapan. Percikan air hujan merupakan media utama pelepasan partikel tanah. Pada saat butiran air hujan mengenai permukaan tanah yang gundul, partikel tanah dapat terlepas. Pada lahan datar partikel-partikel tanah tersebar lebih-kurang merata ke segala arah, namun untuk lahan miring terjadi dominasi ke arah bawah searah lereng. Partikel-partikel tanah yang terlepas tersebut akan menyumbat poripori tanah, sehingga akan menurunkan kapasitas dan laju infiltrasi. Pada kondisi dimana intensitas hujan melebihi laju infiltrasi, maka kan terjadi genangan air di permukaan tanah, yang kemudian akan menjadi aliran permukaan. Aliran permukaan ini menyediakan energi untuk mengangkut partikel-partikel yang terlepas, baik oleh percikan air hujan maupun oleh adanya aliram permukaan itu sendiri. Pada saat energi atau aliran permukaan menurun dan tidak mampu lagi mengangkut partikeltanah yang terlepas, maka partikel tanah tersebut akan diendapkan (Suripin,2002). Bahaya erosi tanah adalah keadaan yang memungkinkan erosi tanah akan terjadi dalam waktu yang dekat, atau seandainya erosi tanah telah terjadi di tempat itu maka bahaya erosi tanah adalah sebagai tingkat erosi tanah yang akan terjadi di 4

masa mendatang (Bergsma, 1983). Agar kejadian tersebut dapat dicegah atau diminimalisasi perlu dilakukan upaya konservasi tanah, yaitu suatu usaha untuk mendapatkan tingkat hasil dari lahan secara maksimum dengan mengadakan cocok tanam sambil mengusahakan tindakan pencegahan terhadap terjadinya erosi tanah sampai di bawah tingkat yang masih dapat dibiarkan (Morgan, 1979). Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya serta tidak diikuti dengan usaha-usaha konservasi tanah dan air, akan menyebabkan tanah menjadi kritis, sehingga akan menurunkan kualitas sumberdaya alam yang ada. Penurunan kualitas sumberdaya alam tersebut salah satunya bisa di sebabkan karena kerusakan lingkungan, erosi merupakan salah satu dari sekian banyak kerusakan lingkungan yang terjadi. Erosi Tanah adalah proses penguraian dan proses pengangkutan partikel-partikel tanah oleh tenaga erosi, seperti air dan angin (Morgan, 1979 dalam Taryono 1995). Bentuk-bentuk erosi ada 4 macam yaitu : erosi percik (Splash erosion), erosi lembar (Sheet erosion), erosi alur (Rill erosion) dan erosi parit (Gully erosion). Dengan menjaga keutuhan tanah inilah, maka adanya tindakan-tindakan konservasi tanah akan sangat diperlukan ( Arsyad, 1989). Arsyad (1989) mengemukakan bahwa konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Sifat-sifat fisik dan kimia tanah dan keadaan topografi lapangan menentukan kemampuan tanah untuk suatu penggunaan dan perlakuan yang diperlukan. 5

Sistem penilaian tanah untuk maksud tersebut dirumuskan dalam system klasifikasi kemampuan lahan yang ditujukan untuk mencegah kerusakan tanah oleh erosi, memperbaiki tanah yang rusak dan memelihara serta meningkatkan produktifitas tanah agar dapat dipergunakan secara lestari. Klasifikasi kemampuan lahan sendiri bermakna suatu system klasifikasi yang berdasarkan kapasitas tanah untuk penggunaan pertanian yang permanen. Dalam perubahan penggunaan lahan sering tidak memperhatikan tindakan konservasi tanah terutama pada lahan miring. Pengaruh langsung dari perubahan penggunaan lahan terjadi pada lahan tersebut diantaranya yaitu perlindungan tanah terhadap tumbukan air hujan atau berkurangnya pembentukan bahan organik dalam tanah berkurang. Untuk menaggulangi penurunan kesuburan tanah menggunakan evaluasi konservasi tanah ( Arsyad, 2000). Penggunaan atau pengelolaan yang salah yang tidak mengindahkan konservasi tanah sehingga menyebabkan degradasi atau penurunan kualitas tanah. Degradasi tanah telah menjadi masalah sejak manusia menetap tanah dan mulai mengolah tanah dan menyerempet hewan peliharaan. Kadang-kadang, degradasi lahan telah menjadi begitu parah yang telah memberikan kontribusi terhadap penurunan peradaban. Banyaknya lahan pertanian yang sering dimanfaatkan sebagian penduduk tidak menutup kemungkinan rusaknya tanah sebagai media pertanian apabila kurang terawat. Ditambah lagi karena terkontaminasi bahan-bahan kimia dan bencana alam. Penggunaan dan pemanfaatan lahan/tanah ini juga harus diimbangi dengan perbaikan dan pencegahan supaya tidak terjadi erosi tanah. 6

Manusia mempunyai keterbatasan dalam mengendalikan erosi sehingga perlu ditetapkan kriteria tertentu yang diperlukan dalam tindakan konservasi tanah. Salah satu pertimbangan yang harus disertakan dalam merancang teknik konservasi tanah adalah nilai batas erosi yang masih dapat diabaikan (tolerable soil loss). Jika besarnya erosi pada tanah dengan sifat-sifat tersebut lebih besar daripada angka erosi yang masih dapat diabaikan, maka tindakan konservasi sangat diperlukan. Ketiga teknik konservasi tanah secara vegetatif, mekanis dan kimia pada prinsipnya memiliki tujuan yang sama yaitu mengendalikan laju erosi, namun efektifitas, persyaratan dan kelayakan untuk diterapkan sangat berbeda. Oleh karena itu pemilihan teknik konservasi yang tepat sangat diperlukan. Konservasi tanah adalah serangkaian strategi pengaturan untuk mencegah erosi tanah dari permukaan bumi atau terjadi perubahan secara kimiawi atau biologi akibat penggunaan yang berlebihan, salinisasi, pengasaman, atau akibat kontaminasi lainnya. Ada banyak strategi yang digunakan untuk menangani erosi tanah, antara lain: pemilihan vegetasi penutup lahan, pencegahan erosi, pengaturan kadar garam, pengendalian keasaman, meningkatkan kelestarian organisme tanah yang menguntungkan, pencegahan dan remediasi tanah dari kontaminasi, dan mineralisasi. Untuk itu konservasi tanah perlu ditingkatkan khususnya di Indonesia. Teknik konservasi tanah di Indonesia diarahkan pada tiga prinsip utama yaitu perlindungan permukaan tanah terhadap pukulan butirbutir hujan, meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah seperti pemberian bahan organik atau 7

dengan cara meningkatkan penyimpanan air, dan mengurangi laju aliran permukaan sehingga menghambat material tanah dan hara terhanyut (Agus et al., 1999). Bentuk-bentuk konservasi tanah dapat di bedakan menjadi 3, yaitu : cara mekanis, vegetatif dan cara gabungan dari kedua cara tersebut, cara mekanis dapat dilihat dengan adanya pembuatan teras-teras seperti teras kredit, teras guludanan dan teras bangku sedangkan cara vegetatif yakni berupa penanaman sejajar kontur dan reboisasi serta penghijauan tanah milik penduduk (Kartasaputra, Sutedjo, 2000). Desa Pangambatan adalah suatu daerah yang dibatasi secara topografi dan sebagian besar digunakan untuk pertanian. Dilihat dari tindakan konservasi yang dilakukan, Desa Pangambatan memiliki upaya tindakan konservasi yang bervariasi. Keanekaragaman faktor tindakan konservasi mengakibatkan erosi yang terjadi juga bervariasi. Wilayah atau satuan lahan yang memiliki faktor tindakan konservasi yang tinggi merupakan wilayah yang paling potensial mengakibatkan erosi paling tinggi secara alami sehingga indeks erosinya juga tinggi B. Identifikasi Masalah Permasalahan yang sering dihadapi di daerah yang berbukit-bukit, adalah permasalahan yang dapat menimbulkan kerusakan tanah, seperti dengan adanya proses erosi, dan faktor manusia dan vegetasi yang kurang mendukung konservasi tanah. Oleh karena itu perhatian pada tindakan konservasi tanah sangat diperlukan. Agar tindakan konservasi tanah dapat efisien dan efektif baik dari segi 8

waktu maupun biaya, maka diperlukan perencanaan yang matang. Perencanaan dapat dimulai dengan mengidentifikasi jenis dan penyebab kerusakan pada tanah. Masalah dalam penelitian ini adalah berapa besar indeks bahaya erosi dari setiap faktor-faktor penyebab erosi yang terjadi di Desa Pangambatan Kecamatan Merek. Yang kemudian akan diidentifikasi apakah tiap faktor lebih besar pengaruhnya dari pada faktor yang lainnya. C. Pembatasan Masalah Dilihat dari banyaknya cakupan tentang erosi tanah dan lokasi penelitian, maka penulis membatasi masalah dan daerah yang akan diteliti yaitu tindakan konservasi tanah yang dilakukan di Desa Pangambatan Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Sehingga yang menjadi fokusnya adalah Indeks Erosi berdasarkan Faktor Tindakan Konservasi Di Desa Pangambatan Kecamatan Merek Kabupaten Karo. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah: Berapa indeks erosi berdasarkan faktor tindakan konservasi di Desa Pangambatan. E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui berapa indeks erosi berdasarkan faktor tindakan konservasi di Desa Pangambatan. 9

F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, antara lain: 1. Menambah pemahaman terhadap erosi tanah dan tindakan konservasi tanah. 2. Sebagai sarana untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan sarjana program strata satu (S1) Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Medan 3. Memberikan data tentang tindakan konservasi tanah di daerah penelitian dan untuk pertimbangan instansi pemerintah terkiat dalam perencanaan rehabilitasi dan konservasi tanah selanjutnya khusunya bagi mahasiswa pendidikan Geografi, Universitas Negeri Medan. 10