FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman

MODUL. Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut

BAB II TINJAUAN TEORI

Lampiran 1. Catatan Observasi. CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... Lama terbangun. No. Observasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendiagnosis bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi-balita,

MODUL PIJAT BAYI. Oleh : [Type the company name] Error! No text of specified style in document. 0

PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

Nah, bagi Anda yang ingin mengintip, seperti apa sih pijat bayi itu, berikut kami beberkan langkah-langkahnya, disertai dengan gambar.

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SURATINI SOEWARNO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di

BAB II TINJUAN PUSTAKA

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH SAMBENG DESA SAMBENG TODANAN BLORA KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH CEMETUK DESA LOROG TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya bersama-sama dan tempelkan lutut sampai perutnya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam lamanya. Bahkan. kehamilan dan proses kelahiran manusia (Lee, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang

BAB I PENDAHULUAN. sering dilakukan sejak zaman dahulu di banyak nengara termasuk Indonesia. Secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Deri, 2008) dari Warwick medical school, Institute of Education dan

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

PENGARUH HEALTH EDUCATION

Measurement I. DIGIT SPAN (Before Treatment)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama jam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. emosional serta perkembangan otaknya. Yaitu dengan cara berinteraksi secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan. yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BABY WRAP TUTORIAL Content:

PENGURUTAN (MASSAGE)

GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT BAYI OLEH DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN 1

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

GAMBARAN POLA PERILAKU IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI KE DUKUN BAYI DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap,

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. smpai 28 hari. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BARIS BERBARIS

Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas. Muhammadiyah Surakarta, akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaan

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL

LEMBAR KUESIONER PENGARUH TEHNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PERSALINAN PERVAGINAM PADA PRIMIPARA

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sunday, January 20, Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan. Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh Oleh : NORA SAFRINA NIM: 10010063 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 Nora Safrina 1, Cut Rosmawar 2 x + VI BAB + 61 Halaman : 10 Tabel, 1 Gambar, 15 Lampiran Latar Belakang : Banyak ibu yang belum mengetahui tentang pijat bayi. Pengetahuan ibu yang rendah tentang pijat bayi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, pendidikan, pekerjaan serta pengalaman ibu dalam melakukan pijat bayi. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013 yang meliputi usia, pendidikan, pekerjaan dan pengalaman. Metode Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18-28 Juli 2013 di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. Data yang dikumpulkan adalah pengaruh usia, pendidikan, pekerjaan, dan pengalaman dengan metode wawancara menggunakan kuesioner, dengan uji Chi- Square tes pada target kepercayaan 95%. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan dari 28 responden dewasa akhir dengan pengetahuannya rendah sebanyak 60,7%, dari 21 responden berpendidikan menengah dengan pengetahuannya rendah sebanyak 100%, dari 23 responden yang status pekerjaan non PNS dengan pengetahuannya rendah sebanyak 95,7% dan dari 22 responden yang tidak pernah melakukan pijat bayi dengan pengetahuannya rendah sebanyak 100%. Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai kemaknaan p-value = 0,000 (p 0,05) sehingga ada pengaruh antara pendidikan, pekerjaan dan pengalaman dengan pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Kesimpulan : Bahwa ada pengaruh antara pendidikan, pekerjaan dan pengalaman terhadap pengetahuan tentang pijat bayi. Dapat memberi masukan bagi tim kesehatan agar dapat memberi informasi dan penyuluhan tentang pijat bayi kepada ibu-ibu yang memiliki bayi di wilayah tersebut agar melakukan pijat bayi sehingga bayi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Kata kunci : Usia, pendidikan, pekerjaan, pengalaman, pijat bayi Daftar Bacaan : 13 buku (2002 2013) dan 4 artikel (2005 2011) 1 Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah 2 Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan STIKes U budiyah ii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-nya peneliti telah dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013. Adapun penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan jenjang pendidikan Diploma III Kebidanan pada STIKes U Budiyah Banda Aceh. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti telah mendapatkan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan baik ini peneliti tidak lupa mengucapkan ribuan terima kasih kepada : 1. Bapak Dedi Zefrizal, ST selaku Ketua Yayasan STIKes U Budiyah Indonesia. 2. Ibu Marniati, M.Kes selaku Ketua STIKes U Budiyah Banda Aceh. 3. Ibu Nuzulul Rahmi, SST selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh, 4. Ibu Cut Rosmawar, SST selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing peneliti dari awal sampai selesai Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Bapak Aripin Ahmad, S.SiT, M.Kes selaku penguji I dan Ibu Cut Efriana, SST selaku penguji II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing peneliti dari awal sampai selesai Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Seluruh Dosen dan Staf Diploma-III Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. yang telah mendidik dan mengajar peneliti menjadi orang berguna bagi Nusa dan Bangsa. 7. Ayahanda dan Ibunda yang telah mengasuh dan membesarkan peneliti serta senantiasa memberikan dorongan dan motivasi, material dan spritual seiring dengan doa restu beliau sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. vi

8. Pada rekan-rekan mahasiswi se-angkatan Diploma-III Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh yang telah memberikan ide-ide kepada peneliti. Selanjutnya dengan kerendahan hati peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya peneliti berharap agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi peneliti, institusi diploma-iii Kebidanan STIKes U Budiyah, peneliti lain dan pembaca terutama rekan-rekan seprofesi. Amin yarabbal alamin. Banda Aceh, Agustus 2013 Peneliti vii

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i ABSTRAK... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv PERSEMBAHAN...... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. Tujuan Penelitian... 6 D. Manfaat Penelitian... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8 A. Konsep Pengetahuan... 8 B. Konsep Pijat Bayi... 17 C. Kerangka Teoritis... 34 BAB III KERANGKA KONSEP... 35 A. Kerangka Konsep Penelitian... 35 B. Definisi Operasional... 36 C. Hipotesa... 37 BAB IV METODELOGI PENELITIAN... 38 A. Jenis Penelitian... 38 B Populasi dan Sampel Penelitian.... 38 C. Tempat dan Waktu Penelitian... 39 D. Pengumpulan Data... 39 E. Pengolahan dan Analisa Data... 41 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45 A. Gambaran Umum Tempat Penelitian... 45 B. Hasil Penelitian... 46 C. Pembahasan... 51 BAB VI PENUTUP... 60 A. Kesimpulan... 60 B. Saran... 60 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3. 1 Definisi Operasional... 36 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Ibu Yang Memiliki Bayi... 46 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Yang Memiliki Bayi... 46 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Yang Memiliki Bayi... 47 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi pengalaman Ibu Yang Melakukan Pijat Bayi. 47 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi... 48 Tabel 5.6 Pengaruh Usia Ibu Terhadap Pengetahuan... 48 Tabel 5.7 Pengaruh Pendidikan Ibu Terhadap Pengetahuan... 49 Tabel 5.8 Pengaruh Pekerjaan Ibu Terhadap Pengetahuan... 50 Tabel 5.9 Pengaruh Pengalaman Ibu Terhadap Pengetahuan... 51 ix

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teoritis... 34 Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 35 x

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembaran Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2 Lembaran Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 Lembaran Kuesioner Penelitian Lampiran 4 Surat Izin Pengambilan Data Awal Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melakukan Pengambilan Data Awal Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 8 Hasil Penelitian Lampiran 9 Lembaran Konsultasi Lampiran 10 Biodata xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dibeberapa negara, pijat dipakai juga untuk membentuk tubuh dan pijat juga dilakukan pada bayi dengan berbagai keadaan. Seperti kita ketahui pijat bayi telah sering dilakukan sejak zaman dahulu di banyak negara termasuk Indonesia. Secara tradisional dipedesaan para dukun pijat atau para nenek sering kali melakukan pemijatan pada bayi dengan berbeda-beda dan tujuan yang berbeda pula. Pada akhir ini para ahli medis mulai memperhatikan kegunaan pijat bayi ditinjau dari bidang kedokteran (Rosalina, 2007). Pijatan bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan untuk menghilangkan ketegangan dan kerewelannya, karena pijatan lembut akan membantu mengendurkan otot-ototnya sehingga ia menjadi tenang dan tertidur. Pemijatan terhadap bayi oleh ibunya sendiri juga mempunyai makna sendiri karena sangat berpengaruh terhadap hubungan batin atau hubungan kejiwaan antara ibu dan anak. Bagi sang bayi, pijatan ibu dapat dirasakan sebagai sentuhan kasih sayang yang sangat berarti bagi pembentukan kepribadiannya kelak dikemudian hari (Nestle, 2005). Namun sayangnya masih banyak mitos-mitos dimasyarakat khususnya pada perawatan bayi yang tetap dipercaya, contohnya : masih banyak ibu-ibu yang enggan untuk melakukan pemijatan secara rutin kepada bayinya apalagi 1

2 diawal-awal kelahirannya karena mereka beranggapan bahwa bayi tidak boleh sering dipijat, badannya masih lemah atau alasan lain yang tidak pernah dibuktikan kebenarannya. Padahal sentuhan pada bayi pada awal-awal kelahirannya bisa memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan bayi (Nestle,2005). Sebuah penelitian tentang pijat bayi prematur dilakukan oleh psikologi Tiffany Field, direktur Touch Research Institute di University of Miami School Of Medicine tahun 1986 di Florida, menunjukkan bahwa pemijatan sehari-hari memberikan manfaat yang berlimpah. Berat bayi prematur yang dipijat selama 10 hari, terbukti dapat bertambah 47% lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang tidak dipijat. Penelitian ini juga menemukan bahwa bayi yang mendapatkan pijatan lebih aktif dan waspada dan masa tinggal mereka di rumah sakit pun 6 hari lebih singkat dibandingkan dengan para bayi prematur yang tidak memperoleh pijatan (Seyburn. G. J., 2006) Pijat bayi tidak hanya berpengaruh pada pertumbuhan fisik dan emosional bayi. Jika pijat bayi dilakukan oleh ayahnya, maka bisa meningkatkan produksi ASI pada tubuh ibu. Ini dinyatakan dalam suatu penelitian di Australia yang mengatakan bahwa ketika seorang ayah berinisiatif memijat bayi, hal itu akan menimbulkan perasaan positif pada istri. Inisiatif ini akan membuat istri merasa di sayang dan nyaman sehingga akan merangsang produksi oksitosin, dimana hormon ini berguna untuk memperlancar ASI. Penelitian menunjukkan 80% produksi hormon oksitosin dipengaruhi oleh kondisi psikis ibu. Selain itu, pijat akan membuat bayi cepat

3 lapar sehingga makin banyak ASI yang disedot oleh bayi, maka produksi ASI makin meningkat (Murniyati,2005). Disamping itu data klinis terbaru hasil riset menunjukan bukti-bukti mengenai manfaat dari stimulasi sentuhan bayi dan ibu. Studi ini menunjukkan bahwa pijat bayi 47% mengurangi masalah tidur bayi dan 100% pria orang tua setuju bahwa pijatan tersebut memberikan pengalaman positif yang luar biasa antara bayi dan orang tuanya. Pijat juga meningkatkan fungsi motorik dan memperkuat jalinan otot yang mengalami down syndrome, termasuk 44% mempengaruhi perbaikan fungsi motorik bayi dan 82% perbaikan pada otot lengan dan kaki (Murniyati, 2005). Meskipun pijat bayi mempunyai manfaat yang besar bagi bayi, namun kenyataannya banyak ibu yang tidak melakukan pemijatan pada bayinya. Mereka akan memijatkan bayinya pada dukun pijat bayi ketika bayi mereka rewel saja. Ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat pijat bayi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Maret 2007 terhadap para dukun bayi yang melakukan pijat bayi, ternyata mereka melakukan pijat bayi berdasarkan pengalaman saja tanpa dibekali pengetahuan tentang cara pijat bayi yang benar (Murniyati, 2005). Pelaksanaan Pijat pada bayi ditinjau dari kesehatan sangat banyak manfaatnya, berbagai macam tehnik canggih dan obat-obatan mutakhir digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Kita melupakan suatu pengobatan sederhana yaitu sentuhan tangan manusia yang merupakan salah satu alat yang sangat efektif dalam menghilangkan sakit pada tubuh, mengurangi

4 stress dan memacu relaksasi yaitu apa yang kita kenal dengan pijat dan ada pula bukti yang menyebutkan bahwa bayi prematur pada unit perawatan khusus yang lebih sering disentuh akan memiliki kenaikan berat badan lebih cepat. (Nelson, 2007). Pijat bayi ini sangat penting dilakukan pada bayi 0-3 bulan dan dapat juga dilakukan pada 3 bulan ke atas guna meningkatkan berat badan, menjaga pertumbuhan, menjaga daya tahan tubuh, menjaga konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lelap, membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak dan menjaga produksi ASI (Roesli, 2008). Manfaat Pijat Bayi memberikan keuntungan berupa fisik, fisiologi dan psikologi. Penelitian ini dilakukan oleh prof. T. Field & Scafidi (1986 & 1990) menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur ( barat badan 1.280 dan 1.176 gram), dipijat 3x15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan per hari 20% - 47% lebih banyak dari yang tidak dipijat. Penelitian pada bayi cukup bulan yang berusia 1-3 bulan, yang dipijat 15 menit, 2 kali seminggu selama 6 minggu didapatkan kenaikan berat badan yang lebih dari control (Rosalina, 2007) Salah satu faktor yang mempengaruhi ibu dalam melakukan pijat bayi adalah pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Apabila perilaku didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long tasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama

5 pengetahuan ibu tentang pijat bayi merupakan alasan utama yang membuat ibu mau membawa bayi untuk melakukan pijat bayi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu yaitu usia, pendidikan, pekerjaan serta pengalaman ibu (Notoadmodjo, 2005) Berdasarkan Laporan Dinas Kabupaten Provinsi Aceh, jumlah bayi pada tahun 2011 sebanyak 92.342 orang. Sementara berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Aceh Besar di dapat bahwa Kabupaten Aceh Besar pada tahun 2012 jumlah bayi yaitu sebanyak 4.163 orang. Berdasarkan data dari Bidan Praktek Swasta (BPS) Jauniwati di Indrapuri diperoleh jumlah bayi lahir pada tahun 2012 adalah 35 bayi dan hanya 21 bayi yang dilakukan pijat bayi. Dari hasil wawancara dengan 6 orang ibu yang memiliki bayi didapatkan bahwa 4 dari 6 ibu kurang mengetahui pijat bayi serta belum mengetahui manfaat lebih jauh dari pijat bayi dan belum memahami bagaimana memijat bayi yang benar sehingga tidak bisa melakukan pemijatan secara mandiri. Alasan orang tua memijatkan bayinya karena bayi sedang sakit batuk, rewel dan terjatuh. Mereka mengatakan belum mendapatkan informasi tentang pijat bayi sebelumnya. Sementara itu 2 dari 4 ibu mengatakan takut untuk melakukan pijat bayi karena menurut mereka bayi yang baru lahir tulangnya lembek dan apabila dipijat takut bisa berakibat fatal yaitu patah.

6 Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh usia ibu terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. b. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. c. Untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. d. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013.

7 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi. 2. Bagi Tempat Penelitian Sebagai bahan dan data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar. 3. Institusi Pendidikan Sebagai bahan informasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang pemijatan bayi. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai pedoman untuk bisa mengembangkan hasil selanjutnya untuk mengembangkan ilmu selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia terhadap objek melalui indra yang dimilikinya, seperti mata, hidung, telinga dan alat indra lainnya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoadmodjo, 2005). Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah sesuatu yang ada secara niscaya pada diri manusia yang keberadaannya diawali dari kecendrungan psikis manusia sebagai bawaan kodrat manusia, yaitu dorongan ingin tahu yang bersumber dari kehendak atau kemauan (Suhartono, 2005). Pengetahuan adalah sesuatu yang ditemui dan diperoleh manusia dalam pengamatan inderawi. Pengetahuan manusia muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk menggali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya, pengetahuan merupakan berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan manusia muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk 8

9 menggali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. (Meliono, 2007). Menurut Meliono (2007), pengetahuan terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu : a. Pengetahuan empiris Pengetahuan empiris adalah pengetahuan yang lebih menekan pengamatan dan pengalaman inderawi pada objek atau kejadian tertentu. Pengetahuan empiris saat ini berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukis gejala yang ada pada objek empiris tersebut. b. Pengetahuan rasionalisme Pengetahuan rasionalisme adalah pengetahuan yang dapat melalui akal budi, rasionalisme lebih menekan pada pengetahuan yang bersifat apriori, tidak menekan pada pengalaman melainkan sebuah pemikiran logis akal budi, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoadmodjo, 2005). Perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut penelitian Rogers (1974) dalam Notoadmodjo 2005 mengungkapkan bahwa

10 sebelum seseorang berperilaku baru, di dalam dirinya terdapat proses yang berurutan, yaitu : 1) Awareness (kesadaran) Dimana orang tersebut menyadari atau mengetahui stimulus objek terlebih dahulu, pada tahap ini seseorang telah mengenal objek yang ingin diadopsi. 2) Interest (tertarik) Setelah menyadari atau mengetahui stimulus, orang tersebut mulai tertarik terhadap stimulus, pada tahap ini sikap subjek mulai memberi respon. 3) Evaluation (evaluasi) Mempertimbangkan terlebih dahulu baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4) Trial (coba) Orang sudah mulai mencoba perilaku baru, sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus. 5) Adoption (adopsi) Subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. 2. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoadmodjo (2003), Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over

11 behavior). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda, secara garis besarnya dibagi dalam enam tingkat pengetahuan, yaitu : a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan dan dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek atau materi yang diketahui. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan sebagainya. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau dapat mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

12 d. Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang logis dari komponenkomponen pengetahuan yang dimiliki. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau dengan menggunakan kriteria yang telah ada. 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoadmodjo (2005), pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : a. Usia Dengan bertambahnya usia seseorang akan terjadi perubahan dan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan pertama, perubahan ukuran, kedua, perubahan proporsi, ketiga, hilangnya ciri-ciri lama,

13 keempat, timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir semakin matang dan dewasa. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuannya yang diperolehnya semakin membaik. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain

14 seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia. Pembagian umur menurut Hurlock (2002) yaitu ; 1) Remaja : dimulai pada umur 12 tahun sampai umur 18 tahun. 2) Dewasa awal : dimulai pada umur 19 tahun sampai umur 35 tahun. 3) Dewasa Akhir : dimulai pada umur 36 tahun sampai 45 tahun. b. Pendidikan Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal proses kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan perilaku individu maupun kelompok. Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku yaitu dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang dari individu, keluarga dan masyarakat. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

15 Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut. Pembagian tingkat pendidikan Ibu : 1) Tinggi : dimulai dari D-III sampai S3 2) Menengah : dimulai SMA sampai D-II 3) Rendah : dimuali SD sampai SMP c. Pekerjaan Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pekerjaan/karyawan adalah mereka yang bekerja pada

16 orang lain atau institusi, kantor, perusahaan dengan upah dan gaji baik berupa uang maupun barang. Macam macam jenis pekerjaan 1) Buruh, Petani, Nelayam dan lain- lain 2) Wiraswasta 3) Pegawai swasta, 4) TNI, POLRI 5) Pegawai Negri Sipil Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan, ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang lain, Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Memang secara tidak langsung pekerjaan turut adil dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, hal ini dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial dan kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan budaya berhubungan erat dengan proses pertukaran informasi. Dan hal ini tentunya akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. d. Pengalaman Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan) juga merupakan kesadaran akan suatu hal yang tertangkap oleh indera

17 manusia. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat pengetahuan di atas. Dengan kriteria pernah, apabila responden pernah melakukan pijat bayi dan tidak pernah, apabila responden belum pernah melakukan pijat bayi. B. Konsep Pijat Bayi 1. Pengertian Pijat bayi biasa disebut dengan stimulus touch. Pijat bayi dapat diartikan sebagai sentuhan komunikasi yang nyaman antara ibu dan bayi. Pijat bayi sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu, pada berbagai bangsa dan kebudayaan, dengan berbagai bentuk terapi dan tujuan. Pijat bayi merupakan pengungkapan rasa kasih sayang antara orang tua dengan anak lewat sentuhan pada kulit yang berdampak sangat luar biasa (Maharani, 2009). Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi. Sentuhan ibu juga akan direspon oleh bayi sebagai bentuk perlindungan, perhatian, dan ungkapan cinta. Semakin padat frekuensi sentuhan, semakin dekat hubungan batin yang terjalin. Oleh

18 sebab itu, pemijatan sebaiknya dilakukan oleh ayah kakek atau nenek agar bayi tidak semakin tinggi ketergantungannya hanya terhadap ibu (Subakti & Anggraini, 2008). Masalahnya, sampai saat ini masih ada orang tua yang menganggap pijat bukanlah sebuah bentuk terapi ilmiah sekaligus alamiah bagi bayi. Sebagian ibu berpendapat pijat hanya perlu dilakukan ketika si kecil mengalami sakit flu dan masuk angin. Namun fakta sejarah menyebutkan bahwa pijat merupakan metode terapi sentuh tertua di Indonesia. Para ahli kesehatan menemukan pijatan dengan teknik yang tepat kepada anak dan balita, bisa dilakukan saat mereka dalam kondisi kesehatan yang baik. Namun, pemijatan juga mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dengan resiko tinggi, misalnya berat lahir kurang dari 2000 gram atau bayi prematur. Lebih dari itu, pijat bayi juga dapat mengurangi kambuhnya penyakit kronis seperti asma dan juga dapat membantu bayi mengusir gejala kembung atau kolik (Maharani, 2009). 2. Tujuan Pijat Bayi Tujuan pijat bayi dalam sudut pandang fisioterapis menurut (Maharani 2009) adalah: a. Mencegah posisi yang salah b. Mencegah terjadinya kontraktur c. Memperbaiki tonus otot d. Meningkatkan visual dan auditory reaction e. Pendidikan orang tua dalam cara menggendong dan memandikan bayi

19 Sementara itu menurut Rahmah (2011) tujuan dilakukannya pemijatan bayi adalah : a. Bagi fisik 1) Mengurangi ketegangan dan kegelisahan bayi. 2) Membuat bayi rileks dan membantu stimulasi secara berkesinambungan. 3) Mengembangkan koordinasi bayi 4) Meningkatkan dan memperkuat daya tahan tubuh. b. Bagi emosional 1) Membantu bayi mengembangkan perasaan positif dirinya. 2) Meningkatkan komunikasi antara bayi dan pemijat. 3. Manfaat Pijat Bayi Menurut Roesli (2008) dan Subakti & Anggraini (2008,) manfaat pijat bayi adalah sebagai berikut: a. Manfaat bagi bayi : 1) Meningkatkan berat badan 2) Membuat bayi semakin tenang 3) Meningkatkan efektivitas istirahat (tidur bayi) 4) Meningkatkan pertumbuhan 5) Memperbaiki konsentrasi bayi 6) Meningkatkan produksi ASI 7) Membantu meringankan ketidaknyamanan dalam pencernaan dan tekanan emosi

20 8) Memacu perkembangan otak dan sistim saraf 9) Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan 10) Menstimulasi aktivitas Nervus Vagus untuk perbaikan pernafasan 11) Memperkuat sistim kekebalan tubuh 12) Mengajari bayi sejak dini tentang bagian tubuh 13) Meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel b. Manfaat bagi orang tua 1) Meningkatkan kepercayaan diri 2) Memudahkan orang tua mengenali bayinya 3) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak (bounding) 4) Hiburan menyenangkan keluarga 4. Waktu Pemijatan Bayi Murjito (2007) mengatakan pijat bayi dapat dilakukan sedini mungkin setelah bayi dilahirkan. Lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Apalagi jika pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6-7 bulan. Menurut Roesli (2008) bayi dapat dipijat pada waktu-waktu yang tepat, meliputi : a. Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru b. Malam hari, sebelum tidur ini sangat baik untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak Aturan yang baik pijat bayi minimal 1 bulan sekali. Jadi pengukuran frekuensi pijat bayi adalah tidak pernah apabila 3 bulan tidak

21 melakukan pijat bayi, kadang-kadang apabila < 2 kali dalam 3 bulan melakukan pijat bayi, rutin/sering apabila tiap hari melakukan pijat bayi (Roesli, 2008). 5. Tempat Pemijatan bayi menurut Subakti & Anggraini (2008) adalah: a. Ruangan yang hangat tapi tidak panas b. Ruangan kering dan tidak pengap c. Ruangan tidak berisik d. Ruangan yang penerangannya cukup e. Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu 6. Suasana yang tenang saat pemijatan Menurut Subakti & Anggraini (2008) agar suasana menjadi tenang saat pemijatan lebih baik dilakukan: a. Saat si kecil ceria b. Saat kondisi perut yang sudah terisi makanan c. Saat suasana hati pemijat tenang d. Dengan mimik wajah tersenyum dan menebar kasih sayang e. Dengan memutar musik klasik 7. Persiapan Sebelum Memijat Menurut Roesli (2008) & Maharani (2009) sebelum melakukan pemijatan harus memperhatikan hal-hal berikut ini: a. Tangan bersih dan hangat b. Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit bayi

22 c. Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap d. Bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar e. Sediakan waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15 menit guna melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan f. Duduklah pada posisi nyaman dan tenang g. Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih h. Siapkanlah handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby oil atau lotion) i. Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya bicara j. Akhiri dengan peregangan. Setelah melakukan persiapan itu, pemijatan bisa dimulai. 8. Orang Yang Boleh Melakukan Pijat Bayi Menurut Roesli (2008) selain kedua orang tua bayi, dianjurkan pula pemijatan dilakukan oleh kakek dan nenek bayi. Pada salah satu penelitian, sekelompok kakek dan nenek dengan sukarela memijat bayi bayi terlantar yang berusia antara 3 dan 18 bulan. Penelitian tersebut membuktikan bahwa para kakek dan nenek tadi mendapat keuntungan yang lebih banyak dari kegiatan memijat bayi tersebut. Kakek dan nenek dapat melakukan pemijatan pada cucunya. Bahkan, sering kali lebih terampil dan sensitif dalam melakukannya. Hal ini mungkin dikarenakan pengalamannya terdahulu dalam menangani anak-anaknya.

23 9. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Pemijatan a. Menurut Roesli (2008) selama pemijatan dianjurkan melakukan hal-hal berikut: 1) Memandang mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama pemijatan berlangsung. 2) Bernyanyilah atau putarkanlah lagu-lagu yang tenang atau lembut, guna membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung. 3) Awalilah pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap tambahkanlah tekanan pada sentuhan yang dilakukan, khususnya apabila anda sudah merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan yang sedang dilakukan. 4) Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan baby oil atau lotion yang lembut sesering mungkin dengan memastikan bayi tidak alergi terhadap minyak yang digunakan. 5) Sebaiknya, pemijatan dimulai dari kaki bayi karena umumnya bayi lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki, dengan demikian akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain dari badannya disentuh, karenanya urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka, dan diakhiri pada bagian punggung. 6) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi. Jika bayi menangis, cobalah untuk menenangkannya sebelum melanjutkan

24 pemijatan. Jika bayi menangis lebih keras, hentikanlah pemijatan karena mungkin bayi mengharapkan untuk digendong, disusui, atau sudah mengantuk dan sangat ingin tidur. 7) Memandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa segar dan bersih setelah terlumur minyak bayi (baby oil). Namun, kalau pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi cukup diseka dengan air hangat agar bersih dari minyak bayi. 8) Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut tentang pemijatan bayi 9) Hindarkan mata bayi dari baby oil. b. Menurut Roesli (2008) dan Subakti & Anggraini (2008) selama pemijatan, tidak dianjurkan untuk melakukan hal-hal berikut : 1) Memijat bayi langsung setelah selesai makan. 2) Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan. 3) Memijat bayi pada saat bayi tak mau dipijat. 4) Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi. c. Menurut Roesli (2008) cara memijat harus sesuai dengan usia bayi, yaitu: 1) Usia 0-1 bulan, disarankan gerakan yang lebih mendekati usapanusapan halus. Sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah perut. 2) Usia 1-3 bulan, disarankan gerakan halus disertai dengan tekanan ringan dalam waktu yang singkat.

25 3) Usia 3 bulan sampai 3 tahun, disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang semakin meningkat. 10. Mekanisme Pijat Bayi Menurut Roesli (2008) urutan pijat bayi adalah sebagai berikut: a. Kaki 1) Perahan cara India Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul softball. Gerakkan tangan ke bawah secara bergantian, seperti memerah susu. 2) Peras dan putar Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan. Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha kearah mata kaki. 3) Telapak kaki Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak kaki. 4) Tarikan lembut jari Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari. 5) Gerakan peregangan (stretch) Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari kearah tumit, kemudian ulangi lagi

26 dari perbatasan jari ke arah tumit. Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki kearah tumit. 6) Titik tekan Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari. 7) Punggung kaki `Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki kearah jari-jari secara bergantian. 8) Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles) Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan jari-jari lainnya di pergelangan kaki bayi. b. Perut 1) Mengayuh sepeda Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh sepeda, dari atas ke bawah perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri. 2) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan. Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jari-jari kaki.

27 3) Bulan- Matahari Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari (M) beberapa kali. Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan (B), lakukan kedua gerakan ini bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari) sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran (bulan). 4) Gerakan I-Love-U Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf I. Pijatlah perut bayi membentuk huruf L terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah. Pijatlah perut bayi membentuk huruf U terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri bawah. 5) Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers) Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan. Gerakkan jari-jari anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara.

28 c. Dada 1) Jantung besar Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda di tengah dada bayi atau ulu hati. Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah membentuk bentuk jantung dan kembali ke ulu hati. 2) Kupu-kupu Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada atau ulu hati ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati. Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati. d. Tangan 1) Memijat ketiak (armpits) Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya gerakan tidak dilakukan. 2) Perahan cara India Arah pijatan cara India ialah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna pemijatan cara ini adalah untuk relaksasi atau melemaskan otot. Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi. Gerakan tangan kanan mulai dari bagian

29 pundak ke arah pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak ke arah pergelangan tangan. Demikian seterusnya, gerakan tangan kanan dan kiri ke bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu sapi. 3) Peras dan putar Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke pergelangan tangan. 4) Membuka tangan Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan ke arah jari-jari. 5) Putar jari-jari Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke arah ujung jari dengan gerakan memutar. Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari. 6) Punggung tangan Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan. Usap punggung tangannya dari pergelangan tangan ke arah jari-jari dengan lembut. 7) Peras dan putar pergelangan tangan Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk. e. Muka 1) Dahi: menyetrika dahi Letakkan jari-jari kedua tangan pada pertengahan dahi.

30 Tekankan jari-samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau membuka lembaran buku. Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakkan ke dalam melalui daerah pipi di bawah mata. 2) Alis: menyetrika alis Letakkan kedua ibu jari diantara kedua alis mata. Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis. 3) Hidung: senyum I Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis. Tekankan ibu jari dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum. 4) Mulut bagian atas: senyum II Letakkan kedua ibu jari di atas mulut di bawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum. 5) Mulut bagian bawah: senyum III Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas ke arah pipi seolah membuat bayi tersenyum. 6) Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw)

31 Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah rahang bayi 7) Belakang telinga Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri. Gerakkan ke arah pertengahan dagu di bawah dagu. f. Punggung 1) Gerakan maju mundur (kursi goyang) Tengkurapkan bayi melintang di depan dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan. Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher. 2) Gerakan menyetrika Pegang pantat bayi dengan tangan kanan. Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung. 3) Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi.

32 4) Gerakan melingkar Dengan jari-jari kedua tangan, buatlah gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai pantat. Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat. 5) Gerakan menggaruk Tekankan dengan lembut ke lima jari-jari tangan kanan anda pada punggung bayi. Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai ke pantat bayi. g. Gerakan relaksasi Teknik sentuhan relaksasi mudah dan sederhana. Dapat dikerjakan bersama-sama pijat bayi atau terpisah dari pijat bayi. Sentuhan relaksasi ini dapat dipakai untuk memulai gerakan pada setiap bagian/badan bayi. Membuat goyangan-goyangan ringan, tepukan-tepukan halus, dan melambung-lambungkan secara lembut adalah contoh gerakan relaksasi. Sentuhan relaksasi ini dapat dipakai untuk memulai gerakan pada setiap bagian badan bayi. 1) Gerakan peregangan lembut Gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi, memijat perut dan pinggul serta meluruskan tulang belakang bayi. Peregangan lembut ini dilakukan diakhir pemijatan atau

33 diantara pijatan. Setiap gerakan peregangan dapat dilakukan sebanyak 4-5 kali. 2) Tangan disilangkan Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya di dada. Luruskan kembali kedua tangan bayi ke samping. Ulangi gerakan ini sebanyak 4-5 kali. 3) Membentuk diagonal tangan-kaki Pertemuan ujung kaki dan ujung tangan kiri bayi di atas tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal. Selanjutnya, tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi ke posisi semula. Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung tangan kanan di atas tubuh bayi. Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki bayi ke posisi semula. Gerakan membentuk diagonal ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali. 4) Menyilangkan kaki Pegang pergelangan kaki kanan dan kaki kiri bayi, lalu silangkan ke atas. Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam. Setelah itu, kembalikan posisi kaki pada posisi semula. Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua kakinya ke atas sehingga mata kaki kanan dalam bertemu dengan mata kaki kiri luar. Setelah itu, kembalikan pada posisi semula. Gerakan ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali. 5) Menekuk kaki Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi dalam posisi kaki

34 lurus, lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju ke arah perut. Gerakan menekuk lutut ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali. 6) Menekuk kaki bergantian Gerakannya sama seperti menekuk kaki, tetapi dengan mempergunakan kaki secara bergantian. C. Kerangka Teoritis Kerangka teori dalam penelitian ini disusun dari berbagai sumber, yaitu Notoadmodjo (2005) dan Meliono (2007). Adapun kerangka teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Menurut Notoadmodjo (2005) : - Usia - Pendidikan - Pekerjaan - Pengalaman Menurut Meliono (2007) : - Pengetahuan Empiris - Pengetahuan Rasionalisme Pijat Bayi Gambar 2.1 Kerangka Teoritis

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka pengaruh antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan kerangka teori yang digunakan untuk konsep pijat bayi menurut Roesli (2008), Sedangkan konsep faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, usia, pendidikan, pekerjaan, pengalaman. Menurut Notoadmodjo (2005), maka kerangka konsep yang digunakan sebagai berikut : Variabel Independen Variabel Dependen Usia Pendidikan Pijat Bayi Pekerjaan Pengalaman Gambar 3.1 Kerangka Konsep 35

36 B. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel Variabel Dependen 1 Pengetahuan ibu tentang Pijat Bayi Definisi Operasional Segala hal yang diketahui ibu tentang pijat bayi yaitu pijat yang dilakukan untuk menstimulasi perkembangan dan pertumbuhan bayi Cara ukur Wawancara dengan kriteria : - Tinggi : apabila x x artinya nilai responden diatas atau sama dengan nilai rata-rata, - rendah : apabila x < x artinya nilai responden dibawah nilai rata-rata Alat ukur Kuesioner Hasil ukur Tinggi: x x Rendah: x < x Skala ukur Ordinal Variabel Independen 2 Usia Kelompok umur responden yang mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang pijat bayi 3 Pendidikan Tingkat pendidikan akhir yang telah ditempuh ibu yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi Wawancara dengan kriteria : - Dewasa Menengah apabila usia responden 18 s/d 35 tahun - Dewasa Akhir 36 s/d 45 tahun Wawancara dengan kriteria: - Tinggi (D-III S3) - Menengah (SMP - D-II) Kuesioner Kuesioner Dewasa Menengah Dewasa akhir Tinggi Menengah Ordinal Ordinal 4 Pekerjaan Jenis pekerjaan ibu yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi Wawancara dengan kriteria jenis pekerjaan responden yaitu : - Pegawai Negeri (PNS) - Non PNS Kuesioner Pegawai Negeri (PNS) Non PNS Ordinal

37 5 Pengalaman Kegiatan yang berhubungan seputar pijat bayi yang pernah dilakukan ibu yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi Wawancara dengan kriteria : - Pernah : apabila responden pernah melakukan pijat bayi - Tidak Pernah : apabila responden belum pernah melakukan pijat bayi Kuesioner Pernah Tidak Pernah Ordinal C. Hipotesa Penelitian 1. Ho : Tidak ada pengaruh antara usia terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. 2. Ha : Ada pengaruh antara pendidikan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. 3. Ha : Ada pengaruh antara pekerjaan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013. 4. Ha : Ada pengaruh antara pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Tahun 2013.

BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian dalam penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan pendekatan crossectional, yaitu variabel sebab atau risiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penulisan diukur atau dikumpulkan secara simultan (pada waktu bersamaan) (Notoadmodjo, 2005). B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan dari suatu objek yang diamati yang menyangkut masalah yang diteliti (Notoadmodjo. 2005). Dalam pengumpulan data ini populasi yaitu ibu yang memiliki bayi di BPS Jauniwati dari bulan November 2012 sampai dengan April 2013 yaitu sebanyak 35 orang. 2. Sampel Sampel adalah suatu bagian dari populasi dimana pemilihannya menggunakan sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi tertentu (Notoadmodjo, 2003). Adapun pengambilan sampel dalam Penulisan ini adalah dengan metode total sampling dimana seluruh anggota populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 35 orang. 38