PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAPIOKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROFLOKULASI

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT. Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak

PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

I. PENDAHULUAN. 2006), menjadi peluang besar bagi industri ini dalam pemanfaatan limbah untuk

PENGOLAHAN AIR LIMBAH COLD STORAGE MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

PENURUNAN MINYAK DAN TSS PADA AIR LIMBAH BALAI YASA DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROKOAGULASI

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

Studi Efektifitas pada Penurunan Kadmium (Cd) terhadap Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) dengan Metode Elektrolisis

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

Pengaruh Penambahan Natrium Khlorida Terhadap Penurunan Kekeruhan dan Kandungan Polutan Tembaga Pada Proses Elektrokoagulasi Air Limbah Industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

Pengolahan Limbah Tekstil Menggunakan Elektrokoagulasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. secara langsung maupun dalam jangka panjang. Berdasarkan sumbernya, limbah

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KOPI DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI SECARA BATCH

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

Makalah Pendamping: Kimia Paralel B IDENTIFIKASI KARAKTER FISIK DAN KIMIA SEBAGAI KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRI DI SUNGAI PENGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ratna Agustiningsih, 2014

(Kode : D-16) PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI PADA PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT Cu DALAM AIR LIMBAH PABRIK TEKSTIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengolahan Air Limbah Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dengan Cara Elektrokoagulasi Aliran Kontinyu

PERBANDINGAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN PRESIPITASI HIDROKSIDA UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT RUSYADI WICAHYO AULIANUR

STUDI PENDAHULUAN : PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HASIL PRODUKSI PATI BENGKUANG DI GUNUNGKIDUL

Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 74-81

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM TIMBAL (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

Yunus Tonapa, Agustinus Ngatin, Mukhtar Gozali

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

APLIKASI ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN PASANGAN ELEKTRODA ALUMINIUM UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

penanganan limbah, yaitu dengan menampung limbah laboratorium tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

PENGARUH WAKTU DAN TEGANGAN LISTRIK TERHADAP LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA DENGAN METODE ELEKTROLISIS

BAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan februari 2015 dan berakhir pada bulan agustus 2015.

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA PABRIK TAHU DI KELURAHAN MULYOJATI 16 C KOTA METRO

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

Makalah Pendamping: Kimia Paralel B

Serbuk Biji Kelor Sebagai Koagulan Harimbi Mawan Dinda Rakhmawati

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI KHROMIUM DAN TEMBAGA DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING ARTIFICIAL DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Faqih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

kini dipercaya dapat memberantas berbagai macam penyakit degeneratif.

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai

PENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

Transkripsi:

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAPIOKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROFLOKULASI Tri Widayatno 1), Sriyani 2) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta 1,2) Jl. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartosuro, Surakarta, 5712 Telp: (271) 717 417 ext 224, Hp: 8139253433 Email: tri.widayatno@yahoo.co.uk 1) Abstrak Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pengolahan limbah cair adalah elektroflokulasi yang memiliki keunggulan diantaranya yaitu baik digunakan untuk menghilangkan senyawa organik, tanpa penambahan zat kimia dan baik untuk menghilangkan padatan tersuspensi. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari penerapan metode elektroflokulasi untuk pengolahan limbah cair industri tapioka dengan menguji beberapa variabel yaitu pengaruh voltase dan waktu terhadap TSS, COD dan ph. Eksperimen dijalankan dengan kondisi proses kontinyu dengan debit 1 ml/detik, dan variabel tetap adalah elektroda dengan katoda logam Al memiliki luas permukaan efektif 1,48 cm2, dan Anoda berupa Karbon dengan luas permukaan efektif 62,8 cm2 serta susunan elektroda paralel dengan jarak 7 cm. Adapun variabel yang diamati adalah voltase (tegangan listrik) 6, 9, 12, 24, 36,48,6 volt dan waktu 1,2,3,4,5 jam. Sampel yang diambil pada tiap-tiap variabel kemudian dianalisis kadar TSS, COD dan ph. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar tegangan listrik dan waktu proses elektrolisis, semakin besar pula penurunan TSS dan COD serta ph semakin netral. Adapun kondisi optimal terjadi pada tegangan 6 dengan waktu 4 jam menghasilkan COD sebesar 16 ppm dan TSS sebesar 6 mg/l serta ph 6. Hasil pengolahan limbah ini telah memenuhi syarat baku mutu standar yang ditetapkan pemerintah untuk dibuang ke lingkungan Kata kunci : Limbah cair tapioka, Elektroflokulasi, Elektrokoagulasi, Elektrokimia PENDAHULUAN Tumbuh dan berkembangnya industri-industri di Indonesia membantu peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, tetapi disisi lain menimbulkan dampak yang kurang baik bagi lingkungan, yaitu adanya limbah yang dihasilkan sebagai hasil samping dari suatu proses pengolahan dalam industri. Limbah yang dihasilkan tersebut kadang kurang diperhatikan oleh pengelola industri dengan kata lain dibuang begitu saja tanpa melalui pengolahan limbah terlebih dahulu, sehingga membawa beberapa efek buruk bagi lingkungan. Pada industri rumah tangga biasanya limbah cair langsung dibuang ke lingkungan. Penimbunan secara alami yang terus menerus berlangsung dari senyawa dalam limbah tersebut (misal: logam berat, zat warna sintetis atau senyawa organik) akan mempunyai dampak lingkungan yang serius. Apabila timbunan zat-zat tersebut terbawa ke dalam jaringan manusia akan bersifat dapat merangsang terjadinya kanker (karsinogenik). Selain itu menimbulkan bau, rasa yang tidak sedap dan mengganggu ekosistem dalam air.[1] Limbah cair industri tapioka dihasilkan dari proses kegiatan pencucian dan penguapan. Kandungan dari limbah tersebut diantaranya padatan tersuspensi, kasar dan halus terbanyak serta senyawa organic. Pemekatan dan pencucian pati dengan sentrifus menghasilkan limbah cukup banyak juga dengan kandungan padatan tersuspensi halus yang cukup tinggi Kehadiran zat-zat tersebut dalam limbah cair dapat menimbulkan gangguan-gangguan sebagai berikut : a. Menyebabkan perubahan rasa dan bau yang tidak sedap b. Menimbulkan penyakit: misalnya gatal-gatal c. Mengurangi estetika sungai [2] d. Menurunkan kualitas air sumur di sekitar pabrik tapioka [3] Parameter limbah cair yang harus diperhatikan dan diuji sebelum dibuang kelingkungan diantaranya yaitu ph, BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), DO (Dissolved Oxygen), padatan tersuspensi (TSS) dan kekeruhan air, dan Warna. Pemerintah telah menetapkan baku mutu B-84

ISBN : 978-979-398-15-7 Yogyakarta, 22 November 28 limbah cair yang diijinkan untuk dibuang ke lingkungan sperti terlihat pada tabel 1. Tabel 1. Baku Mutu Limbah Cair Tapioka [1] Dari hasil analisis sampel limbah industri rumah tangga tapioka didapatkan kadar TSS sebelum pengolahan adalah 116 mg/l, kadar COD sebesar 1856 ppm, dengan ph 4,8. terlihat bahwa kualitas limbah yang dihasilkan industri tapioka tersebut melebihi ambang batas yang ditetapkan pemerintah untuk dibuang ke lingkungan, untuk itu diperlukan pengolahan terhadap limbah tersebut sebelum dibuang ke lingkungan agar memenuhi baku mutu standar yang ditetapkan pemerintah. Salah satu metode yang sudah digunakan secara luas untuk pengolahan limbah adalah elektroflokulasi yang memiliki keunggulan diantaranya yaitu merupakan metode yang sederhana, efisien, baik digunakan untuk menghilangkan senyawa organik, tanpa penambahan zat kimia sehingga mengurangi pembentukan residu (sludge), dan baik untuk menghilangkan padatan tersuspensi. [4] Metode elektroflokulasi telah digunakan dengan baik untuk mengolah limbah minyak dengan tingkat efisiensi sampai 99%, juga telah digunakan untuk mengolah limbah yang mengandung zat warna sintetis, limbah restoran, dan limbah yang mengandung nitrat dan fluoride. Serta dalam satu dasawarsa terakhir terbukti bahwa metode elektrokoagulasi/ elektroflokulasi juga efektif untuk mengolah limbah yang mengandung logam berat. [4] Prinsip pengolahan limbah cair dengan menggunakan elektroflokulasi adalah bahwa koagulan atau flokulan dihasilkan dari proses elektro-oksidasi dari anoda yang umumnya dibuat dari besi atau aluminium. Peralatan terdiri dari tiga tangki utama yaitu tangki elektrolisis, tangki pengendapan (sedimentasi) /flotasi dan tangki penyaringan. Pada tangki elektrolisis terjadi penggumpalan materi pencemar yang terkandung dalam limbah cair, yang dilakukan dengan mengalirkan tegangan listrik searah (DC) dari anoda menuju katoda. Sebagai anoda digunakan logam Aluminium dan katoda berupa karbon. Reaksi yang terjadi pada kedua elektroda sebagai berikut Anoda (-) : Al Al3+ + 3e E =1,66 volt (1) Katode (+) : H 2 O + 2e H 2 + OH - E = -,83 volt (2) Unsur-unsur tersebut akan membentuk gumpalan (flok) berupa Al(OH) 3 yang memiliki luas permukaan adsorpsi yang besar sehingga sangat cepat menjerap senyawa organik dan partikel koloid berdasarkan reaksi : Al 3+ + 3 OH - Al (OH) 3 (3) Setelah mengalami proses elektrolisis, koagulasi dan flokulasi, limbah dialirkan menuju tangki penyaring. Tangki penyaring dilengkapi dengan kasa dan ijuk sehingga limbah cair yang keluar dari tangki penyaringan dapat seminimal mungkin mengandung kotoran. [5] Gas H 2 yang dihasilkan membentuk gelembunggelembung gas mempunyai fungsi yang penting dalam proses pemisahan yaitu mengangkat dan membawa partikel-partikel yang telah terkoagulasi dan terflokulasi ke permukaan cairan sehingga memudahkan proses penyaringan. [6] Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari efektivitas pengolahan limbah cair industri tapioka menggunakan metode elektroflokulasi. Mengingat keterbatasan-keterbatasan yang ada, tidak semua parameter yang dipersyaratkan dalam kriteria air baku diukur dalam penelitian ini. Adapun penelitian ini dibatasi dengan menguji beberapa variabel yaitu voltase dan waktu dan pengaruhnya terhadap parameter-parameter limbah TSS, ph, dan COD. Penelitian terdahulu yang telah mempelajari penggunaan metode elektrokoagulasi diantaranya yaitu: Haryadi (28), mempelajari pengaruh voltase terhadap kadar TSS pada pengolahan limbah cair tekstil. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh hasil semakin tinggi tegangannya semakin baik hasil pengolahannya. Kondisi yang relatif baik adalah pada tegangan 3 volt, ph 7 dan harga TSS sebesar 119 mg/l.[7] Aleboyeh et al (28) telah menguji penerapan metode elektrokoagulasi pada penghilangan zat warna sintetis dari limbah cair dengan hasil 93% zat warna dapat dihilangkan [8]. I. Heidmann, W. Calmano (28) menggunakan metode ini untuk penghilangan logam logam berat seperti Zn, Cu, Ag, Cr, dan Ni dengan hasil yang memuaskan [9] Kai Neilson dan D.W. Smith ( 25 ) melakukan penelitian dengan judul Ozone-enhanced electroflocculation in municipal wastewater treatment Dari hasil penelitian tersebut diperoleh hasil semakin besar kuat arus akan menurunkan harga TSS dan COD. Kuat arus yang optimum dalam penelitian tersebut adalah 3 Amper dengan konsentrasi Total Solid sebesar 45 mg / L dan konsentrasi COD sebesar 16 mg /L. [1] A.E. Yilmaz et al.(25)menyimpulkan dari penelitiannya bahwa metode elektrokoagulasi dapat digunakan untuk mengolah limbah industri yang B-85

Prosiding Seminar Nasional Teknoin 28 Bidang Teknik Kimia dan Tekstil mengandung boron dengan ph 8 dan densitas arus yang tinggi [4] Beberapa penelitian yang lain juga menunjukkan bahwa metode elektroflokulasi dapat digunakan untuk pengolahan limbah cair emulsi minyak dan air [11], limbah industri tekstil [12, 6], dan air kotor ph tinggi. [13] METODE PENELITIAN Pengolahan limbah cair industri tapioka yang diperoleh dari UKM tapioka di daerah wonogiri dengan menggunakan elektroflokulasi ini dilakukan di laboratorium Teknik Kimia FT UMS, dengan menggunakan rangkaian peralatan elektroflokulator seperti terlihat pada gambar 1. Eksperimen dijalankan dengan kondisi dan variabel tetap adalah proses kontinyu dengan debit 1 ml/detik, Elektroda : katoda = logam Al dengan luas permukaan efektif 1,48 cm 2, Anoda = Karbon dengan luas permukaan efektif 62,8 cm 2, susunan elektroda paralel dengan jarak 7 cm. Adapun variabel yang diamati adalah voltase (tegangan listrik) 6, 9, 12, 24, 36,48,6 volt dan waktu 1,2,3,4,5 jam. Sampel yang diambil pada tiap-tiap variabel kemudian dianalisis kadar TSS, COD dan ph. Peralatan Utama Elektroflokulator adalah suatu alat pengolahan limbah yang menggunakan metode elektrolisis, pengendapan (sedimentasi)/flotasi dan penyaringan. Ini keunggulan elektroflokulator dibandingkan alat-alat pengolahan limbah cair lainnya. Bahan a. Limbah Cair Tapioka Limbah cair tapioka didapatkan dari industri rumah tangga di kabupaten wonogiri b. Reagen Semua reagen dan bahan kimia seperti NaOH, HCl, H 2 C 2 O 4, KMnO 4, H2SO 4 didapat dari laboratorium Teknik Kimia UMS Analisis hasil a. ( a b) x1 TSS = c (1) Keterangan : a = massa limbah cair + cawan sebelum proses b = massa limbah cair + cawan setelah proses c = volume limbah cair tapioca b. ph Mencatat dengan ph meter c. Standarisasi larutan KMnO4 (N.V)H2C2O4.2H2O N KMnO4 = a.ml.kmno4 (2) d. Analisa kadar COD COD = ((a+b)ml. N KMnO4 standarisasi ) ( N.V ) x H 2 C 2 O 4.2H 2 O).8 (3) a = Volume titrasi blangko ( ml ) b = Volume titrasi sample ( ml ) HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Voltase dan waktu tinggal terhadap TSS (Total Solid Suspended) pada limbah cair tapioka Dari hasil penelitian pengaruh voltase dan waktu tinggal terhadap Total Solid Suspended didapatkan hasil hubungan antara Voltase dan waktu tinggal terhadap Total Solid Suspended sebagai berikut : Tabel 2. Hubungan antara Voltase dan waktu tinggal terhadap Total Solid Suspended ( TSS ) Gambar 1 Rangkaian alat proses elektroflokulator Keterangan : 1. Tangki umpan 2. Tangki Elektroflokulator 3. Tangki Penyaringan 4. Elektroflokulator a, b dan c = valve Setelah dilakukan pengolahan didapatkan hasil yang paling optimal pada waktu tinggal = 4 jam dan tegangan 6 volt yaitu sebesar 6 mg/l, sedangkan berdasarkan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) kadar TSS yang menjadi baku mutu limbah cair tapioka yaitu sebesar 6 mg/ L, dengan diketahui parameter tersebut diatas maka pengaruh B-86

ISBN : 978-979-398-15-7 Yogyakarta, 22 November 28 voltase dan waktu tinggal terhadap penurunan kadar TSS pada limbah cair tapioka dengan metode elektroflokulator sudah cukup dari kadar TSS yang distandarkan oleh pemerintah. TSS 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 Tegangan (voltase) TSS 1jam TSS 2jam TSS 3jam TSS 4jam TSS 5jam mg/l. Dengan diketahui parameter tersebut diatas maka pengaruh voltase dan waktu tinggal terhadap penurunan harga COD pada limbah cair tapioka dengan metode elektroflokulator cukup baik Tabel 3. Hubungan antara Voltase dan waktu tinggal terhadap Chemical Oxygen Demand(COD) Gambar 2. Hubungan antara voltase dan TSS TSS 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 Waktu (jam) TSS V9 TSS V12 TSS V24 TSS V36 TSS V48 TSS V6 Gambar 3. Hubungan TSS dan Waktu Dari tabel 2, gambar 2 dan 3 terlihat bahwa semakin besar tegangan maka semakin besar penurunan harga TSS. Hal ini disebabkan karena voltase semakin besar maka akan memberikan potensial urai pada elektroda Al untuk melepas Al 3+ semakin besar sehingga flok Al(OH) 3 juga semakin besar. Begitu pula dengan semakin lama waktu proses TSS juga semakin turun Pengaruh Voltase dan Waktu tinggal terhadap Chemical Oxygen Demand (COD) pada limbah cair tapioka Chemical Oxygen Demand (COD) Merupakan parameter yang digunakan untuk menentukan bahanbahan organik dalam air. COD merupakan jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi bahanbahan yang dapat teroksidasi dalam limbah cair oleh oksidator. Dalam hal ini harga COD sebelum pengolahan adalah 1856 ppm. Setelah dilakukan pengolahan dengan elektroflokulator diperoleh harga COD yang semakin turun dan yang paling optimal pada waktu tinggal = 2 jam dan pada voltase 6 volt karena harga COD yaitu sebesar 24 ppm. Sedangkan berdasarkan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) untuk kadar COD yang menjadi baku mutu limbah cair yaitu sebesar 25 COD 16 14 12 1 8 6 4 2 1 2 3 4 5 6 7 Tegangan (voltase) COD 1jam COD 2jam COD 3jam COD 4jam COD 5jam Gambar 4. Hubungan COD dan Voltase/Tegangan COD 16 14 12 1 8 6 4 2 1 2 3 4 5 6 Waktu (jam) Gambar 5. Hubungan COD dan Waktu COD V9 COD V12 COD V24 COD V36 COD V48 COD V6 Tabel 3, gambar 4 dan gambar 5 menunjukkan bahwa semakin besar tegangan maka semakin besar penurunan COD. Hal ini disebabkan karena tegangan listrik yang di alirkan pada kedua elektroda dapat menarik materi materi pencemar dalam cairan limbah tapioka, semakin besar tegangan yang digunakan semakin banyak materi materi pencemar yang tertarik dan flok flok yang dihasilkan juga lebih banyak dan ini memberikan keleluasaan oksigen untuk dapat bekerja secara aktif menguraikan ikatan ikatan pada bahan yang ada di dalam limbah cair tapioka. B-87

Prosiding Seminar Nasional Teknoin 28 Bidang Teknik Kimia dan Tekstil Pengaruh Voltase dan Waktu tinggal terhadap ph pada limbah cair tapioka Tabel 4. Hubungan antara Voltase dan waktu tinggal terhadap ph ph 7 6 5 4 3 2 1 ph V9 ph V12 ph V24 ph V36 ph V48 ph V6 1 2 3 4 5 6 Waktu (jam) Gambar 7. Hubungan ph dengan Waktu ph 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 Tegangan (voltase) ph 1jam ph 2jam ph 3jam ph 4jam ph 5jam Gambar 6. Hubungan ph dengan Voltase ph merupakan parameter yang dapat menunjukkan sifat air dalam keadaan asam, basa atau netral. Dalam keadaan netral ditunjukkan dengan angka 7, asam < 7, dan basa > 7. ph ini sangat mempengaruhi kehidupan biologis dalam air dan lingkungan sekitar air tersebut. ph sebelum pengolahan adalah 4,8. Setelah dilakukan pengolahan didapatkan hasil yang paling optimal pada waktu tinggal = 4 jam dan tegangan 6 volt yaitu ph sebesar 6, sedangkan berdasarkan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) untuk kadar ph yang menjadi baku mutu limbah cair tapioka yaitu ph sebesar 6, dengan diketahui parameter tersebut diatas maka pengaruh voltase dan waktu tinggal terhadap penurunan ph pada limbah cair tapioka dengan metode elektroflokulator sudah cukup dari ph yang distandarkan oleh pemerintah. Hasil percobaan pengaruh waktu proses dan voltase yang disajikan pada tabel 4, gambar 6 dan 7 menunjukkan bahwa pengolahan limbah dengan metode elektroflokulasi dapat menetralkan cairan limbah hingga ph 6. Variasi voltase dan waktu juga berpengaruh terhadap ph dengan semakin tinggi voltase dan semakin lama waktu ph juga semakin mendekati kondisi netral KESIMPULAN 1. Metode elektroflokulator dapat digunakan untuk mengolah limbah cair tapioka, hal ini terlihat dari penurunan TSS, COD dan ph. 2. Faktor faktor yang berpengaruh terhadap TSS, COD dan ph pada penelitian ini adalah voltase dan waktu tinggal. 3. Semakin besar voltase akan dapat menurunkan harga TSS,COD dan ph. 4. Kondisi yang paling optimal untuk mengurangi harga TSS dalam penelitian ini adalah pada tegangan 6 volt dan waktu tinggal 4 jam. Sedangkan untuk COD kondisi optimal pada tegangan 6 volt dan waktu tinggal 2 jam.diperoleh harga TSS yaitu sebesar 6 mg/l dan COD sebesar 24 ppm. Untuk ph kondisi optimal terjadi pada tegangan 6 volt dan waktu tinggal 4 jam. DAFTAR PUSTAKA [1] Pamudja, K., 1994, Limbah Cair Berbagai Industri DI Indonesia Sumber Pengendalian dan Bahan Baku Mutu, EMDI-BAPEDAL, Jakarta [2] MeNLH, Dokumen WWW, diakses 25 Agustus 28, http://www.menlh.go.id/usaha-kecil/indexview.php?sub=7 [3] Sutapa, I.D.A (2), Uji Korelasi Pengaruh Limbah Tapioka Terhadap Kualita Air Sumur, Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan, Vol. 2, No. 1, 47-65 [4] Yilmaz A.E. et al.(25), The investigation of parameters affecting boron removal by electrocoagulation method Journal of Hazardous Materials B125, 16 165. [5] Robinson, V., 25, Electroflocculation in the Treatment Of Pulluted Water, http://www.rotaloo.com/electrofloc, 2 Maret 28 [6] Koren, J.P.F and Syversen, U (1995), State-of-the Art Electroflocullation, Filtration and Separation, February, 1995 [7] Haryadi, S, (28), Penggunaan metode elektroflokulasi pada pengolahan Limbah Cair Industri Tekstil, Jurusan Teknik Kimia FT UMS. B-88

ISBN : 978-979-398-15-7 Yogyakarta, 22 November 28 [8] Aleboyeh, A. et al. (28), Optimization of C.I. Acid Red 14 azo dye removal by electrocoagulation batch process with response surface methodology Chemical Engineering and Processing 47 827 832 [9] IHeidmann, I and Calmano, W. (28) Removal of Zn(II), Cu(II), Ni(II), Ag(I) and Cr(VI) present in aqueous solutions by aluminium electrocoagulation / Journal of Hazardous Materials 152, 934 941 [1] Neilson, K., dan Smith, D. W., 25, Ozoneenhanced electroflocculation in municipal wastewater treatment, http://pubs.nrccnrc.gc.ca/rp/rppdf/s4-43.pdf, diakses pada 6 April 28 [11] Iswanto, 21, Pengolahan Limbah Cair Emulsi Minyak-Air dengan Proses Elektroflokulasi dalam reaktor Berpengaduk Secara Kontinue, iltration and Separation, April 1996, p. 295 [12] Ciardelli, G and Ranieri, N. (21), Treatment and reuse of textile wastewater, Wat. Res. Vol. 35, No. 2, pp. 567±572 [13] Heriyanto (27), Pengolahan Air Kotor ph Tinggi dengan Arus listrik Searah, Prosiding IES 27 B-89