22/10/2016. Syarat-syarat dalam factoring. Hubungan hukum para pihak dalam factoring PENGERTIAN FACTORING HUKUM PERBANKAN DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN ANJAK PIUTANG DALAM EKONOMI

Tujuan makalah ini dibuat adalah untuk: ANJAK PIUTANG

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 116

EKSISTENSI ANJAK PIUTANG (FACTORING) DARI SISI YURIDIS DAN EKONOMIS

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan, maka

A. Latar Belakang Masalah

JASA DAN LAYANAN PERBANKAN DALAM LALU LINTAS KEUANGAN. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

MEKANISME PENGALIHAN PIUTANG DALAM PERJANJIAN FACTORING LOAN DIVERGENCE MECHANISM IN FACTORING AGREEMENT. Oleh: Indra Kesuma Hadi *)

Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring

STIE DEWANTARA Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang

PENGATURAN PENGALIHAN PIUTANG DARI KLIEN KEPADA PERUSAHAAN FACTOR DALAM KEGIATAN ANJAK PIUTANG

Bab IV Lembaga Pembiayaan Dalam Kegiatan Bisnis Hukum Bisnis Semester Gasal 2014 Universitas Pembangunan Jaya

1. Pengertian. 2. Peraturan Pembiayaan Konsumen. 3. Manfaat Pembiayaan Konsumen. PEMBIAYAAN KONSUMEN (Consumer Finance) 30-Oct-16

BAB II PEMBAHASAN II.1 PENGERTIAN ANJAK PIUTANG

S I L A B U S A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : KONTRAK PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN STATUS MATA KULIAH : KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2

PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PEMBIAYAAN PERUSAHAAN DENGAN SISTEM ANJAK PIUTANG

KAJIAN YURIDIS PENGALIHAN PIUTANG DARI KREDITUR KEPADA PERUSAHAAN FACTORING DALAM PERUSAHAAN PEMBIAYAAN ANJAK PIUTANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKEMBANGAN PERUSAHAAN FACTORING (ANJAK PIUTANG) DI INDONESIA

KEDUDUKAN PERUSAHAAN ANJAK PIUTANG DALAM HAL PIHAK NASABAH WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

Kata kunci: anjak piutang, pelaku usaha. EKSISTENSI PERJANJIAN ANJAK PIUTANG BAGI PELAKU USAHA 1 Oleh : Elko Lucky Mamesah 2

MODAL VENTURA & ANJAK PIUTANG NUR DODY ZAKKI, SE., M.SM

TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DALAM PERJANJIAN KREDIT NURMAN HIDAYAT / D

ASPEK HUKUM LEMBAGA PEMBIAYAAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebahasaan tersebut memiliki kemiripan atau kesamaan unsur-unsur, yaitu : 2

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

PERJANJIAN ANJAK PIUTANG DENGAN KLAUSULA ARBITRASE (FACTORING AGREEMENT WITH ARBITRASE CLAUSE) 2... berkedudukan di MENERANGKAN:

LATAR BELAKANG. 1 Budi Rachmat, Anjak Piutang Solusi Cash Flow Problem,(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm.

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pertama, konsep anjak piutang syariah dalam Fatwa DSN-MUI dengan konsep

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE. perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance).

TingkatBunga EfektifPinjamanKredit Dengancara Diskonto Uang yang akan diterima = [ Rp10 juta / (1 + 0,2)] 90 / 360 = Rp

ANJAK PIUTANG SEBAGAI ALTERNATIF PERMODALAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DENGAN PENETAPAN DUA METODE BIAYA BUNGA

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB II ANJAK PIUTANG (FACTORING) SEBAGAI LEMBAGA PEMBIAYAAN Pengertian dan Pengaturan Lembaga Pembiayaan

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT. pengertian hukum jaminan. Menurut J. Satrio, hukum jaminan itu diartikan peraturan hukum

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat

BAB V PENUTUP. polis asuransi jiwa di PT Asuransi Jiwasraya Cabang Yogyakarta ini

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam suatu perjanjian kredit memerlukan adanya suatu jaminan. Namun

BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK PADA PERJANJIAN JUAL BELI PIUTANG DALAM PEMBIAYAAN ANJAK PIUTANG

AKUNTANSI KEUANGAN BAB 6 TAGIHAN (2) M. REZEKI APRILIYAN, SE., MM.

Akuntansi Anjak Piutang PSAK No.43 Akuntansi Anjak Piutang PSAK No.43

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN HUTANG MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. Istiana Heriani*

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI. Perikatan-Perikatan yang dilahirkan dari Kontrak atau Perjanjian,

DENY TATAK SETIAJI C

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensial, yaitu bank. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 42/PM/1997 TENTANG TRANSAKSI EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, MEMUTUSKAN :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

ANJAK PIUTANG (FACTORING) DALAM EKONOMI ISLAM. Program Pascasarjana Ekonomi Syariah IAIN Purwokerto

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

PROSEDUR KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI BANK ANDA CABANG BONGKARAN SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

HUTANG DEBITUR DAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana dari masyarakat secara efektif dan efisien. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi. dengan memperdayakan secara maksimal sumber-sumber dana yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis hukum terhadap perjanjian kredit yang dibakukan

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan perusahaan, juga bisa dilakukan dengan menggunakan analisis rasio

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di bidang teknologi telah memacu perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian yang dimuat secara sah mengikat para pihak sebagai Undang-undang.

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Dalam Pasal 1233 KUH Perdata menyatakan, bahwa Tiap-tiap perikatan dilahirkan

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

AKUTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB III PENUTUP. dalam pemberian kredit pada nasabah ialah selalu berpedoman pada

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sangat membutuhkan keberadaan bank. Bank dianggap sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

KEDUDUKAN BANK DALAM PEMBERIAN BANK GARANSI

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

BAB III TINJAUAN TEORITIS. ataulebih. Syarat syahnya Perjanjian menurut pasal 1320 KUHPerdata :

Transkripsi:

HUKUM PERBANKAN DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN FACTORING (ANJAK PIUTANG ) PENGERTIAN FACTORING Anjak piutang atau disebut factoring erat kaitannya dengan piutang yang melibatkan pembelian oleh perusahaan factoring terhadap piutang milik klien atau suplier. Definisi perusahaan anjak piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau penagihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri. OLEH KEL.6 SITI KHOIRIYAH 156010200111029 (10) BAYU SUKMA GALUH S. 156010200111026 (09) I KOMANG YOGI T.P 156010200111079 (32) 1 2 Syarat-syarat dalam factoring Hubungan hukum para pihak dalam factoring Untuk syarat jika akan melakukan anjak piutang ini maka harus memnuhi unsur dalam anjak piutang senidiri, adapun unsur yang harus terpenuhi dalam anjak piutang adalah 1. Harus ada perusahaan factor; 2. Harus ada klien; 3. Harus ada customer; 4. Harus ada piutang/tagihan yang merupakan obyek dari faktoring. Para pihak yang terlibat dalam transaksi anjak piutang: Factor adalah kreditur baru yang mengambil alih atau membeli tagihan piutang dagang Penjual Piutang (Client) adalah perusahaan yang menjual piutang dagang jangka pendek kepada Perusahaan Pembiayaan (Pasal 1 (f) Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006) / Nasabah / customer. Hubungan hukum yang terjadi dalam factoring merupakan bentuk hubungan hukum jual beli dan pembiayaan antara factor dengan klien, Hubungan hukum factor dengan konsumen yaitu terjadi pada pemberian akseptasi oleh konsumen kepada factor. 3 4

MEKANISME ANJAK PIUTANG Hubunganhukumjikaditinjaudarisubyekdanobyekhukumdalam Factoring Ada 2 (dua) hubungan hukum para pihak dalam faktoring : 1. Subyek hukum dari perjanjian anjak piutang itu tentu saja adalah Penjual dan Pembeli 2. Obyek Hukum. Obyek hukum dalam perjanjian ini jelas adalah piutang itu sendiri. Baik itu dijual atau dialihkan atau di urus oleh pihak lain. Peristiwa hukum atau hubungan hukumnya adalah perjanjian anjak piutang, yaitu perjanjian antara perusahaan anjak piutang dengan klien. Pada umumnya kegiatan usaha anjak piutang sering dilakukan dalam bentuk pembelian tagihan (piutang) milik klien (suplier). Bahkan di beberapa negara kegiatan anjak piutang lebih banyak mengarah kepada kegiatan pembiayaan konsumen yaitu perusahaan anjak piutang memberikan pembiayaan dalam bentuk membeli kredit konsumen yang berjangka waktu 2 atau 3 tahun dari supplier atau dealer atau dari pabrik dengan tingkat diskonto tertentu 5 6 Ada 2 bentuk mekanisme anjak piutang : 1. Undisclosed/ Non Notification Factoring Adakalanya perusahaan ingin performance/ bonafiditasnya tetap terjaga dimata pelanggan (debitur) walaupun sebetulnya perusahaan sedang kesulitan dana. Untuk itu pada saat pengalihan piutang maka perusahaan tidak memberitahu pelanggan (debitur) bahwa piutang sudah dialihkan ke perusahaan anjak piutang (factoring). Mekanisme transaksi Undisclosed sebagai berikut : Terjadi transaksi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien) Negosiasi dan kontrak anjak piutang antara perusahaan (klien) dengan lembaga anjak piutang (factoring) dimana perusahaan menyerahkan kopi faktur penagihan piutang dan dokumen terkait lainnya sedangkan dokumen asli tetap dipegang perusahaan. Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimal 80% dari nilai faktur. Pada saat jatuh tempo perusahaan akan menagih kepada debitur/pelanggan. Perusahaan akan mengembalikan pinjaman dana kepada factoring ditambah dengan biaya anjak piutang(service charge/discount charge). 7 8

2. Disclosed/ Notification Factoring Jika perusahaan (klien) setelah memperoleh pembiayaan dari anjak piutang tidak ingin direpotkan oleh tugas menagih kepada debitur maka perusahaan bisa memanfaatkan fasilitas disclosed factoring yaitu segera menyerahkan pengelolaan piutang kepada perusahaan anjak piutang. Mekanisme transaksi ini bisa dijelaskan sebagai berikut : Terjadi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien) Negosiasi dan kontrak factoring antara perusahaan (klien) dengan lembaga anjak piutang dimana perusahaan menyerahkan faktur penagihan dan dokumen terkait lainnya (dokumen asli). Perusahaan memberitahu kepada debitur kalau piutang dan penagihan sudah dialihkan ke lembaga anjak piutang. 9 10 Jenis-jenis factoring ada 4 model dalam pembiayaan factoring 1. Piutang dagang dengan tanggungan klien dan akseptasi pembeli; 2. Piutang dagang dengan tanggungan klien tanpa akseptasi pembeli; 3. Piutang dagang dengan tanggungan factor dengan akseptasi pembeli; 4. Piutang dagang tanggungan factor, tanpa akseptasi pembeli tetapi pembeli selaku konsumen mengirimkan surat pemberitahuan kesediaan membayar ke alamat rekening pembayaran factor. 11 12

Potensi resiko dalam pembiayaan factoring POKOK POKOK YANG PERLU DI ATUR DALAM FACTORING potensi Risiko With recourse factoring yaitu Dimana risiko tidak terbayarnya piutang dari nasabah seluruhya ditanggung oleh klien, dan factor sama sekali tidak menanggung risiko tidak terbayarnya piutang tersebut. Without recourse factoring yaitu Dimana risiko tidak terbayarnya piutang dari nasabah tidak seluruhya ditanggung oleh klien, akan tetapi klien hanya menanggung sebesar piutang yang tidak dibiayai oleh factor,sedangkan factor sendiri menanggung risiko sebesar uang muka atau pembiayaan yang telah diberikan kepada klien. 1. Terminologi dan definisi - Factoring - Factor - Klien - konsumen - Betekening - Retensi - Diskonto - Akseptasi - Regres 2. Limit dan transaksi pengertian limit dalam anjak piutang yaitu diperjanjikan adanya batas limit dalam beberapa transaksi yang diperjanjikan atau biasa disebut dengan plafon yang diberikan factor kepada klien. 13 14 2. Objek piutang dagang dalam perjanjian anjak piutang mengenai objek yang diperjanjikan berlaku pasal 1320 KUHPerdata tentang syarat sah perjanjian, dimana syarat objektifnya adalah: - suatu hal tertentu - sebab yang halal 3. Penawaran dan penerimaan - Penawaran pihak Factor (offer) - Penerimaan hak piutang dagang(acceptance) 5. Betekening dan jaminan klien atas piutang - Syarat pemberitahuan (betekening) - Jaminan klien atas piutang dagang 6. Janji janji Klien (convenant) 15 16

Peranan notaris dalam perjanjian anjak piutang Daftar pustaka Dalam hal pembiayaan factoring (anjak piutang ) peranan notaris adalah hanya sebatas pembuat akta perjanjian anjak piutang saja, kerna untuk perjanjian anjka piutang ini merupakan perjanjian antara kedua belah pihak dan tidak ada ketentuan-ketentuan yang harus di buat atau bentuk baku serta tidak ada kewajiban untuk mendaftar seperti akta-akta lainnya. Sebagai penyuluh hukum atau pihak penengah antara para pihak dalam perjanjian anjak piutang. Fuady, Munir. Hukum Tentang Pembiayaan(Dalam Teori danpraktek).bandung:pt. Citra Aditya Bakti,2002. Kasmir. Bank danlembagakeuanganlainnya.jakarta:pt. Raja Grafindo Persada, 2014. Pantouw, Rinus. Hak Tagih Factoring Atas Piutang Dagang Anjak Piutang(Factoring). Jakarta:Kencana Prenada Media,2006. Rachmad, Budi.AnjakPiutangSolusiCash Flow Problem. Cet.ke 1 Jakarta: Gramedia Pustaka, 2003. ILUNI Fakultas Hukum UI. Seminar Anjak Piutang (Factoring) sebagai Sumber Pembiayaan dan Tinjauan Dari Segi Hukum. Jakarta :1989 17 18 Pertanyaan dan jawaban diskusi 1. Apa perbedaan factoring, kredit perbankan dan depkolektor? jawaban: Perbedaan factoring dengan kredit perbankan yakni dalam factoring yang menjadi obyek perjanjian yakni piutang dagang sedangkan dalam kredit perbankan obyeknya adalah bukan berupa piutang, dan di dalam factoring terdapat juga unsur jual beli sedangkan dalam kredit perbankan tidak ada unsur jual beli piutangnya. perbedaan factoring dengan depkolektor yaitu meskipun sama sama merupakan penagihan namun dalam factoring hak tagih yang dimiliki oleh perusahaan factor adalah mutlak hak dia karena telah melakukan jual beli dengan klien dan menjadi pihak utama dalam perjanjian factoring, sedangkan depkolektor hanya menagih jika diberi perintah oleh pemilik piutang untuk menagih. 2. Bagaimana cara meminimalisir resiko dalam perjanjian factoring, dan kenapa factoring lebih di pilih dari pada pembiayaan lainnya? Untuk meminimalisir resiko dalam perjanjian factoring dapat dilakukan dengan bebrapa cara diantaranya: Memilih jenis anjak piutang yang disclossed karena resiko tidak terbayarnya akan ditanggung oleh klien; Dalam perjanjian dapat diajukan guarantor dimana klien dapat menjadi guarantor. Dimuatnya hak regress dalam perjanjian anjak piutang. Dimuatnya janji-janji klien(convenant) dalam akta anjak piutang. 19 20

Lanjutan jawaban no.2 Untuk alasan kenapa factoring lebih di pilih daripada pembiayaan lainnya karena factoring memiliki keuntungan-keuntungan yang tidak dimiliki oleh lembaga pembiayaan lainnya, keuntungak tersebut di antaranya: Bagi Perusahaan Anjak Piutang ; Memperoleh keuntungan berupa feedan biaya administrasi/ Bagi Kreditur (Klien) ; Mengurangi risiko kerugian tak tertagihnya piutang. Bagi Debitur ; Memberikan motivasi untuk segera membayar utang secepatnya. 3. Apa keuuntungan dalam pembiayaan factoring? Keuntungan dalam perjanjian anjak piutang sebagai berikut: Bagi Perusahaan Anjak Piutang ; Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya administrasi/ Membantu menyelesaikan pertikaian diantara kreditur dan debitur. Membantu menajemen pihak kreditur dalam menyelenggarakan kredit. Bagi Kreditur (Klien) ; Mengurangi risiko kerugian tak tertagihnya piutang. Memperbaiki sistem administrasi yang kurang baik. Mmemperlancar kegiatan usaha. Kreditur dapat lebih berkonsentrasi keusaha lain. Bagi Debitur ; Memberikan motivasi untuk segera membayar utang secepatnya. 21 22 4. Apakah nasabah dalam factoring dapat mengajukan perjanjian factoring? Pada dasarnya nasabah dalam perjanjian factoring merupakan endcustomer, jadi nasabah tidak dapat mengajukan untuk diadakannya factoring karena pada dasarnya yang dapat menjadi pihak utama dalam perjanjian factoring yakni factor dan klien. 5. Dari segi perlindungan konsumen mana yang lebih menguntungkan baginasabahapakahjenisfactoring disclossed atau undisclossed? Dalam segi perlindungan konsumen dalam jenis menguntungkan dari jenis factoring disclossed dan undisclossed adalah sama saja karena dengan adanya perjanjian factoring tidak ada akibat yang ahrus di tanggung oleh nasabah karena merupakan endcustomer,hanyaterjadiperalihankredituryang merupakan pemilik piutang sehingga tidak menimbulkan akibat apa-apa untuk nasabah. 23 24