BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN Desember 2015 dan 2014

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

NERACA DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Per 31 Desember 2016

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

NERACA SKPD DINPORA PROVINSI JAWA TENGAH Per 31 Desember 2016

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

PROFIL KEUANGAN DAERAH

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

Tabel Kapasitas Rill kemampuan keuangan daerah untuk mendanai Pembangunan Daerah

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

BAB III GAMBARAN PENGELOLAANKEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Pada Bab II telah diuraiakan kondisi riil daerah yang ada di

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

NERACA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH Per 31 Desember 2016

1. Neraca Komparatif PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 3 - GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

NERACA. Per 31 Desember 2016 URAIAN AUDITED DEBET KREDIT ASET 2 ASET LANCAR

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENGELOLAAN KEUNGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

NERACA SKPD... PROVINSI JAWA TENG Per 31 Desember 2016 KOREK PER 31 DES 2015 URAIAN

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

BAB IIIGAMBARAN GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi

Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal.III. 12

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Bab III Gambaran Umum Keuangan Daerah

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PENGANTAR. Djoko Sartono, SH, M.Si Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN

III BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Drs. Bambang Wisnu Handoyo DPPKA DIY

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2008-2013 3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan Daerah adalah hak dan kewajiban daerah dalam melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengelolaan belanja dan pembiayaan daerah diarahkan untuk memenuhi kebutuhan daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya sesuai prinsip anggaran berbasis kinerja. Analisis kinerja keuangan Tahun 2008-2013, dimaksudkan untuk mengetahui rata-rata pertumbuhan yang dapat dijadikan sebagai dasar analisis proyeksi keuangan ke depan. Analisis kinerja keuangan dilaksanakan terhadap kinerja pelaksanaan APBD dan neraca daerah Provinsi Jawa Tengah. Keuangan Daerah Provinsi Jawa Tengah dikelola sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait. Selanjutnya pengelolaan keuangan daerah Provinsi Jawa Tengah secara spesifik diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Pokok-pokok yang diatur dalam peraturan daerah tersebut meliputi : 1. Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah; 2. Azas umum dan struktur APBD; 3. Penyusunan rancangan APBD; 4. Penetapan APBD; 5. Pelaksanaan APBD; 6. Perubahan APBD; 7. Pengelolaan kas; 8. Penatausahaan keuangan daerah; 9. Akuntansi keuangan daerah; 10. Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; 11. Kerugian daerah; 12. Pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD); 13. Pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah; dan 14. Sistem Informasi Keuangan Daerah. Sedangkan pedoman penatausahaan pelaksanaan APBD diatur tersendiri dalam Peraturan Gubernur yang ditetapkan setiap tahun yaitu pada akhir tahun sebagai pedoman dalam pelaksanaan APBD pada awal tahun berikutnya. Kinerja III - 1

keuangan pemerintah daerah dapat dilihat dari kinerja pelaksanaan APBD dan kondisi neraca daerah. Kinerja pelaksanaan APBD ditunjukkan dari pendapatan daerah yang meliputi pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah; belanja (belanja langsung dan belanja tidak langsung); serta pembiayaan daerah. Sedangkan neraca daerah mencerminkan perkembangan dari kondisi aset pemerintah daerah, kondisi kewajiban pemerintah daerah dan kondisi ekuitas dana tersedia. Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013, digambarkan berdasarkan pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah, sebagai berikut : a. Pendapatan Daerah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dijelaskan bahwa pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih. Sumber penerimaan Provinsi Jawa Tengah berasal dari Pendapatan Daerah dan Penerimaan Pembiayaan. Pendapatan Daerah terdiri dari : 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; 2) Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus; serta 3) Kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi Hibah, Dana Darurat, dan Lain-lain Pendapatan yang ditetapkan Pemerintah. Sedangkan penerimaan pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA), Pencairan Dana Cadangan dan Penerimaan Pinjaman Daerah. Perkembangan realisasi pendapatan daerah Provinsi Jawa Tengah dan rata-rata pertumbuhannya selama kurun waktu tahun 2008-2012 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.1. III - 2

Nomor 1 Uraian PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Tabel 3.1 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2008-2012 Provinsi Jawa Tengah Jumlah (Rp) 2008 2009 2010 2011 2012 3.698.843.477.590 4.000.735.711.227 4.785.133.227.424 5.564.233.151.730 6.629.308.010.656 15,80 1.1 Pajak Daerah 3.068.130.112.015 3.236.777.063.381 3.893.699.996.503 4.599.046.986.897 5.590.597.156.499 16,37 1.2 Retribusi Daerah 321.963.374.782 127.405.510.531 127.651.268.654 64.549.242.508 68.250.252.455-25,98 1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 131.312.950.178 153.848.189.957 195.631.744.316 211.976.158.779 238.231.932.823 16,27 1.4 Lain-lain Pendapatan Asli 177.437.040.615 482.704.947.358 568.150.217.951 688.660.763.546 Daerah Yang Sah 732.228.668.879 54,32 2 DANA PERIMBANGAN 1.504.184.018.219 1.691.853.080.166 1.811.657.949.152 1.950.189.365.492 2.318.806.099.223 11,53 2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan 450.692.147.219 557.673.479.166 614.565.942.152 622.219.342.492 751.282.698.223 13,98 Pajak 2.2 Dana Alokasi Umum (DAU) 1.053.491.871.000 1.130.742.601.000 1.168.787.757.000 1.276.180.223.000 1.516.892.951.000 9,69 2.3 Dana Alokasi Khusus (DAK) - 3.437.000.000 28.304.250.000 51.789.800.000 50.630.450.000-3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 387.113.200 4.071.260.500 29.525.812.916 33.247.286.501 2.746.365.589.588 2.437,5 3.1 Dana Penyesuaian 229.975.200 3.437.850.000 2.067.000.000 1.740.750.000 2.694.197.224.000 39.002,9 3.2 Dana Insentif Daerah - - 24.590.163.000 27.209.938.000 16.371.911.000-3.3 Pendapatan Hibah dari Badan/Lembaga - - - - 35.124.829.427-3.4 Dana Percepatan Pembangunan - - - 3.103.572.000 - - Infrastruktur Daerah 3.5 Pendapatan Lainnya 157.138.000 633.410.500 2.868.649.916 1.193.026.501 671.625.161 138,47 JUMLAH PENDAPATAN 5.203.414.609.009 5.696.660.051.893 6.626.316.989.492 7.547.669.803.723 11.694.479.699.467 23,66 Sumber : DPPAD dan Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013 r (%) III - 3

Capaian kinerja pendapatan daerah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, yang ditunjukan dengan semakin meningkatnya pendapatan daerah dari tahun ke tahun dengan kontribusi terbesar pada Pendapatan Asli Daerah (PAD), terutama yang bersumber dari Pajak Daerah dan pendapatan transfer dari Pemerintah Pusat. Pada Tahun 2012 realisasi pendapatan daerah Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp.11,694 Trilyun, mengalami kenaikan sebesar 124,74% dari Tahun 2008 sebesar Rp.5,203 Trilyun. Hal ini menunjukan selama lima tahun (2008-2012) kinerja pendapatan daerah Provinsi Jawa Tengah baik. Berdasarkan realisasi tersebut, rata-rata pertumbuhan PAD Jawa Tengah Tahun 2008 2012 sebesar 15,80%. Pada periode yang sama rata-rata pertumbuhan Pajak Daerah sebesar 16,37%. Pajak Daerah yang menjadi sumber utama pendapatan daerah yaitu Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Pajak Air Permukaan Tanah. Di sisi lain rata-rata pertumbuhan Dana Perimbangan Tahun 2008-2012 sebesar 11,53%, dengan rata-rata pertumbuhan terbesar pada Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak yang mencapai 13,98%. Sedangkan lain-lain pendapatan daerah yang sah mengalami peningkatan cukup signifikan, dikarenakan oleh adanya perubahan kebijakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), yang semula diadministrasikan langsung pada APBD kabupaten/kota, sejak Tahun 2012 diadministrasikan pada APBD Provinsi. Kondisi pencapaian tersebut karena didukung dengan arah kebijakan pendapatan daerah, yaitu : a. Penerimaan PAD yang bersumber dari peningkatan penerimaan pajak daerah, optimalisasi retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah; b. Peningkatan Dana Perimbangan yang bersumber dari : 1) Peningkatan penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak; 2) Peningkatan penerimaan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak; 3) Peningkatan alokasi DAU; 4) Konfirmasi dengan Pemerintah Pusat terkait alokasi dana lain (DAK, Dana Penyesuaian dan Dana Insentif Daerah/DID). Kebijakan tersebut juga didukung dengan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM serta penyempurnaan prasarana dan sarana. Secara rinci gambaran persentase realisasi pendapatan daerah terhadap target dalam APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 2012 dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Gambar 3.1. III - 4

Tabel 3.2 Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Terhadap Target dalam APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 Tahun Anggaran Pendapatan Daerah Target Realisasi (Rp) (Rp) (%) 2008 5.131.037.275.000 5.203.414.609.009 101,41% 2009 5.340.393.051.000 5.696.660.051.893 106,67% 2010 5.687.506.960.000 6.626.316.989.492 116,51% 2011 7.079.922.222.000 7.547.669.803.723 106,61% 2012 11.423.264.720.000 11.694.769.699.467 102,37% Persentase Pertumbuhan dari Tahun 2008 ke Tahun 2012 124,74% Sumber : DPPAD dan Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013 Gambar 3.1 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 Kontribusi masing-masing sumber pendapatan dapat dilihat dari proporsinya terhadap total pendapatan daerah. Di Jawa Tengah proporsi PAD terhadap total pendapatan daerah kurun waktu lima tahun (2008 2012) sangat tinggi, yaitu mencapai lebih dari 70%, bahkan pada Tahun 2011 mencapai sebesar 73,72%, dengan sumber terbesar berasal dari pajak daerah. Dana Perimbangan dari pemerintah pusat hanya memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah sekitar 28% hingga 30%, dan sisanya berupa lain-lain pendapatan daerah yang sah. Kontribusi masing-masing sumber pendapatan daerah Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Gambar 3.2. III - 5

No Tabel 3.3 Proporsi Sumber Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 2012 Uraian Proporsi (%) 2008 2009 2010 2011 2012 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 71,08 70,23 72,21 73,72 56,69 1.1 Pajak Daerah 58,96 56,82 58,76 60,93 47,81 1.2 Retribusi Daerah 6,19 2,24 1,93 0,86 0,58 1.3 1.4 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 2,52 2,31 2,95 2,81 2,04 3,41 8,47 8,57 9,12 6,26 2 DANA PERIMBANGAN 28,91 29,70 27,34 25,84 19,82 2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 8,66 9,79 9,27 8,24 6,42 2.2 Dana Alokasi Umum (DAU) 20,25 19,85 17,64 16,91 12,97 2.3 Dana Alokasi Khusus (DAK) - 0,06 0,43 0,69 0,43 3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 0,01 0,07 0,45 0,44 23,49 3.1 Dana Penyesuaian 0,00 0,06 0,03 0,02 23,04 3.2 Dana Insentif Daerah - - 0,37 0,36 0,14 3.3 Pendapatan Hibah dari Badan/Lembaga - - - - 0,30 3.4 Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah - - - 0,04-3.5 Pendapatan Lainnya 0,00 0,01 0,04 0,02 0,01 JUMLAH PENDAPATAN 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : DPPAD Provinsi Jawa Tengah, 2013 e a a b d c b e d c c Gambar 3.2 Rata-Rata Proporsi Sumber Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 III - 6

b. Belanja Daerah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dijelaskan bahwa Belanja Daerah adalah kewajiban Pemerintah Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Untuk memperoleh gambaran realisasi kebijakan pembelanjaan pada periode Tahun 2008 2013 dilakukan melalui analisis belanja daerah. Adapun kebijakan Belanja Daerah Tahun 2008 2013 sebagaimana tercantum dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 2013 adalah sebagai berikut : 1) Belanja Tidak Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, meliputi : a) Belanja Pegawai merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan Perundangundangan; b) Belanja Bunga digunakan untuk pembayaran bunga atas pinjaman pemerintah daerah kepada pihak lainnya; c) Subsidi, digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak; d) Belanja Hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang/jasa kepada pemerintah daerah atau pemerintah daerah lainnya, dan kelompok masyarakat/perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya; e) Bantuan Sosial, yaitu bantuan sosial organisasi kemasyarakatan antara lain bantuan keagamaan, pendidikan, kemasyarakatan, pengadaan pangan dan bantuan partai politik; f) Belanja Bagi Hasil, meliputi belanja bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kepada kabupaten/kota; g) Bantuan Keuangan yang bersifat umum maupun khusus kepada kabupaten/kota; h) Belanja Tak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun sebelumnya yang telah ditutup. 2) Belanja Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan program dan kegiatan, meliputi : a) Belanja Pegawai, untuk pengeluaran honorarium PNS, honorarium non PNS dan uang lembur, Belanja Pegawai BLUD, Belanja Jasa Non PNS; b) Belanja Barang dan Jasa, untuk pengeluaran bahan pakai habis, bahan material, jasa kantor, sewa alat berat, sewa perlengkapan, sewa perlengkapan dan alat kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus, perjalanan dinas, beasiswa pendidikan PNS, kursus, pelatihan, sosialisasi, bimbingan teknis, perjalanan pindah tugas dan lain sebagainya; III - 7

c) Belanja Modal, untuk pengeluaran pengadaan tanah, gedung, alat-alat berat, alat-alat angkutan darat bermotor, alat-alat angkutan darat tidak bermotor, alat-alat angkutan air bermotor, alat-alat angkutan air tidak bermotor, alat-alat bengkel, pengolahan pertanian dan peternakan, peralatan kantor, perlengkapan kantor, komputer dan lain-lain. Gambaran tentang perkembangan realisasi Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah selama Tahun 2008 2012 dan persebaran proporsinya dapat dilihat dalam Tabel 3.4 dan Tabel 3.5. III - 8

Tabel 3.4 Pertumbuhan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 No Uraian 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) r (%) 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 3.360.057.527.019 3.212.099.612.278 3.796.513.883.763 5.296.203.049.438 8.540.012.836.860 28,64 1.1 Belanja Pegawai 876.807.193.057 941.583.100.416 1.069.384.502.236 1.177.690.905.798 1.241.600.971.683 9,13 1.2 Belanja Bunga 331.000 - - - - - 1.3 Belanja Hibah 385.489.980.026 67.953.604.079 68.261.172.243 104.349.805.298 3.123.911.500.052 716,16 1.4 Belanja Bantuan Sosial 412.423.155.700 401.255.900.875 344.916.345.000 384.067.344.000 7.548.325.000-25,86 1.5 Belanja Bagi Hasil 1.058.172.720.189 1.108.957.858.458 1.182.878.412.851 1.694.471.481.205 2.253.337.259.092 21,92 1.6 Belanja Bantuan Keuangan 626.139.791.522 687.190.390.450 1.116.008.176.210 1.932.795.166.600 1.908.190.237.800 36,02 1.7 Belanja Tidak Terduga 1.024.355.525 5.158.758.000 15.065.275.223 2.828.346.537 5.424.543.233 151,63 2 BELANJA LANGSUNG 1.802.604.949.407 1.988.013.500.673 2.171.519.886.296 2.480.502.777.738 2.906.831.268.274 12,73 2.1 Belanja Pegawai 250.055.680.344 213.820.985.029 209.968.578.170 203.990.528.090 318.033.644.866 9,19 2.2 Belanja Barang dan Jasa 1.022.442.665.892 1.227.133.927.452 1.542.074.983.760 1.812.185.241.550 1.977.523.313.263 18,08 2.3 Belanja Modal 530.106.603.171 547.058.588.192 419.476.324.366 464.327.008.098 611.274.310.145 5,55 JUMLAH 5.162.662.476.426 5.200.113.112.951 5.968.033.770.059 7.776.705.827.176 11.446.844.105.134 19,59 Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013 III - 9

No Tabel 3.5 Proporsi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 Uraian Proporsi (%) 2008 2009 2010 2011 2012 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 65,08 61,77 63,61 68,10 74,61 1.1 Belanja Pegawai 16,98 18,11 17,92 15,14 10,85 1.2 Belanja Bunga - - - - - 1.3 Belanja Hibah 7,47 1,31 1,14 1,34 27,29 1.4 Belanja Bantuan Sosial 7,99 7,72 5,78 4,94 0,07 1.5 Belanja Bagi Hasil 20,50 21,33 19,82 21,79 19,69 1.6 Belanja Bantuan Keuangan 12,13 13,21 18,70 24,85 16,67 1.7 Belanja Tidak Terduga 0,02 0,10 0,25 0,04 0,05 2 BELANJA LANGSUNG 34,92 38,23 36,39 31,90 25,39 2.1 Belanja Pegawai 4,84 4,11 3,52 2,62 2,78 2.2 Belanja Barang dan Jasa 19,80 23,60 25,84 23,30 17,28 2.3 Belanja Modal 10,27 10,52 7,03 5,97 5,34 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013 Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa Belanja Tidak Langsung lebih besar dibandingkan dengan Belanja Langsung, dengan komposisi terbesar dari Belanja Tidak Langsung digunakan untuk Belanja Hibah, Belanja Bagi Hasil, dan Belanja Bantuan Keuangan. Tahun 2012 terjadi kenaikan signifikan pada komponen Belanja Tidak Langsung yaitu Belanja Hibah sebesar 27,29%, yang disebabkan karena adanya pengadministrasian dana BOS kepada provinsi, yang semula diserahkan kepada kabupaten/kota. c. Pembiayaan Daerah Pembiayaan daerah merupakan setiap penerimaaan yang perlu dibayar kembali atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Kebijakan pembiayaan daerah terdiri dari Kebijakan Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah diarahkan : a. Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan (SiLPA) tahun sebelumnya sebagai sumber penerimaan pada APBD tahun berikutnya, didasarkan pada perhitungan yang cermat dan rasional; b. Penyertaan modal dalam rangka pemenuhan kewajiban dalam prinsip kehati-hatian; c. SiLPA diupayakan menurun seiring dengan semakin efektifnya penggunaan perencanaan anggaran; d. Membentuk dana cadangan. Kebijakan keuangan daerah, baik angka kebijakan pendapatan, belanja maupun pembiayaan yang didukung dengan kebijakan keuangan negara, sebagaimana tertuang dalam APBD Provinsi Jawa Tengah maupun APBN adalah untuk mendukung tercapainya target sasaran perencanaan pembangunan Provinsi Jawa Tengah. Realisasi pembiayaan daerah Provinsi Jawa Tengah selama Tahun 2008 2012 secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.6. III - 10

No Uraian 1 PEMBIAYAAN DAERAH Tabel 3.6 Realisasi Pembiayaan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 Realisasi Tahun (Rp.000) 2008 2009 2010 2011 2012 1.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 848.298.787.646 683.817.617.209 904.356.288.232 1.239.075.792.299 707.735.960.463 1,75 1.1.1 SILPA 329.786.228.234 587.388.161.436 850.362.509.157 1.232.139.507.665 705.308.166.992 31,26 1.1.2 Pencairan Dana Cadangan 400.000.000.000 - - - - - 1.1.3 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 288.903.869 - - - - - 1.1.4 Penerimaan Piutang Daerah 51.766.069.007 30.771.447.094 - - - - 1.1.5 Penerimaan Kembali Penyertaan Modal 5.000.000.000 - - - - - 1.1.6 Penerimaan Dana Talangan Pengadaan Pangan Rata- Rata Pertumbuhan (%) 44.826.000.000 50.000.000.000 48.795.000.000 425.000.000 800.000.000-0,44 1.1.7 Penerimaan Dana Bergulir - - - 6.411.284.634 1.627.793.471-1.1.8 1.1.9 1.1.10 1.1.11 1.1.12 1.1.13 Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir Kemitraan Hutan Rakyat Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir UKM dan IKM Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir Sapi Kereman Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir Bantuan Peralatan Untuk IKM Penerimaan Kembali Dana Bergulir Pembangunan Gedung BPR / BKK Penerimaan Dana Bergulir Fasilitasi Usaha Perikanan - 100.000.000 200.000.000 100.000.000 - - 12.151.515.739,00 9.491.491.445 3.570.639.030 - - - 1.753.139.365 668.410.250 359.959.182 - - - 761.007.076 1.229.692.208 472.886.809 - - - 849.114.373 690.039.776 408.369.054 - - - - 1.920.000.000 - - - - III - 11

No 1.1.14 1.1.15 1.1.16 Uraian Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir Penempatan Tenaga Kerja Ke Luar Negeri Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir kepada Kelompok Tani di seluruh Kecamatan Penerimaan Dana Bergulir Badan Kredit Desa Jumlah Penerimaan Pembiayaan Daerah Realisasi Tahun (Rp.000) 2008 2009 2010 2011 2012 817.500.000 1.558.375.000 70.625.000 - - - Rata- Rata Pertumbuhan (%) - - 116.300.000 - - - 299.309.983 - - - - - 848.298.787.646 683.817.617.209 904.356.288.232 1.239.075.792.299 707.735.960.463 1,75 3.2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 300.092.189.109 330.002.046.994 330.500.000.000 304.731.601.854 200.000.000.000-8,01 3.2.1 Penyertaan Modal ( Investasi ) Pemerintah Daerah 155.159.000.000 143.156.000.000 130.500.000.000 104.731.601.854 50.000.000.000-22,15 3.2.2 Pembayaran Utang Pokok 388.300.973 - - - - - 3.2.3 Pemberian Dana Talangan Pengadaan Pangan 49.350.000.000 50.000.000.000 50.000.000.000 - - - 3.2.4 Pemberian Dana Bergulir 1.612.500.000 - - - - - 3.2.5 Pemberian Dana Bergulir Sapi Kereman 675.000.000 - - - - - 3.2.6 Pembayaran Utang Daerah 92.907.388.136 136.846.046.994 - - - - 3.2.7 Pembentukan Dana Cadangan - - 150.000.000.000 200.000.000.000 150.000.000.000 - Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Daerah 300.092.189.109 330.002.046.994 330.500.000.000 304.731.601.854 200.000.000.000-8,01 Pembiayaan Netto 548.206.598.537 353.815.570.215 573.856.288.232 934.344.190.445 507.735.960.463 10,97 PEMBIAYAAN NETTO 548.206.598.537 353.815.570.215 573.856.288.232 934.344.190.445 507.735.960.463 10,97 Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013 III - 12

3.1.2 Neraca Daerah Analisis Neraca Daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan Pemerintah Daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Neraca Daerah memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban (utang), dan ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, Neraca Daerah merupakan salah satu laporan keuangan yang harus dibuat oleh Pemerintah Daerah. Laporan ini sangat penting bagi manajemen pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah, dalam rangka pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara efisien dan efektif. Kinerja Neraca Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu Tahun 2008 2012 yang telah di audit dapat dilihat pada Tabel 3.7. III - 13

Tabel 3.7 Neraca Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 No. Uraian 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) r (%) 1. ASET 1.1 Aset Lancar 427.326.458.325 693.554.877.108 692.624.084.077 317.542.011.926 457.710.283.347 Kas 427.326.458.325 693.554.877.108 692.624.084.077 317.542.011.926 457.710.283.347 13,04 1.1.1 Kas di Kas Daerah 423.307.355.289 631.000.464.438 612.839.837.356 266.393.014.834 395.181.175.177 9,49 1.1.2 Kas di Bendahara Pengeluaran 3.730.376.966 254.043.821 4.874.129 101.370.398 1.170.376.247 7,10 1.1.3 Kas di Bendahara Penerimaaan 288.726.070 229.908.523 479.702.283 943.490.966 1.133.919.165 51,29 1.1.4 Kas di Bendahara BLUD - 62.070.460.326 79.299.670.309 50.104.135.728 60.224.812.158 5,19 1.2 Setara Kas 175.000.000.000 160.000.000.000 540.000.000.000 390.000.000.000 300.000.000.000 44,52 Deposito 175.000.000.000 160.000.000.000 540.000.000.000 390.000.000.000 300.000.000.000 44,52 1.3 Piutang 40.446.160.419 57.020.492.487 42.081.263.227 385.695.021.424 444.944.587.914 21,16 1.3.1 Piutang Pajak - - 617.732.098 428.558.165.326 539.864.832.499 13,25 1.3.2 Piutang Retribusi 35.317.529.919 53.960.630.016 38.199.269.058 71.926.372.798 89.809.182.284 34,18 1.3.3 Piutang Lainnya - 3.059.862.471 3.264.262.071 2.830.042.071 2.385.796.071 9,68 1.3.4 1.3.5 1.3.6 1.3.7 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Pusat Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Lainnya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1.3.8 Bagian Lancar Tagihan Angsuran - - - - - 1.3.9 1.3.10 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi - - - - - 107.630.500 - - - - III - 14

No. Uraian 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) r (%) 1.3.11 Piutang lainnya 5.021.000.000 - - - - 1.3.12 Cadangan Piutang tak tertagih - - - -117.619.558.771-187.115.222.939 1.4 Persediaan 62.676.045.347 80.357.680.869 85.961.633.327 141.636.261.285 88.575.244.146 15,62 1.4.1 Persediaan 62.676.045.347 80.357.680.869 85.961.633.327 141.636.261.285 88.575.244.146 15,62 Jumlah Aktiva Lancar 705.448.664.091 990.933.050.464 1.360.666.980.631 1.234.873.294.635 1.291.230.115.408 18,27 2 Investasi Jangka Panjang 2.1 Investasi Non Permanen 45.441.777.886 24.509.325.887 17.616.068.085 7.437.128.725 5.148.018.872 38,13 2.1.1 Pinjaman kepada Perusahaan Negara - - - - - 2.1.2 Pinjaman kepada Perusahaan Daerah - - - - - 2.1.3 Pinj kepada Perusahaan Daerah Lainnya - - - - - 2.1.4 Investasi dalam surat utang negara - - - - - 2.1.5 Investasi dalam Proyek Pembangunan - - - - - 2.1.6 Investasi Non Permanen Lainnya 45.441.777.886 29.790.269.207 22.876.978.805 16.345.661.571 15.019.788.286-23,58 2.1.7 Investasi Non Permanen Lainnya Diragukan tertagih - -5.280.943.320-5.260.910.720-8.908.532.846-9.871.769.414 21,35 Jumlah Investasi Non Permanen 45.441.777.886 24.509.325.887 17.616.068.085 7.437.128.725 5.148.018.872 38,13 2.2 Investasi Permanen 1.393.914.639.276 1.496.251.163.657 2.329.454.927.339 2.627.319.899.666 2.935.431.521.576 21,89 2.2.1 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 1.393.914.639.276 1.496.251.163.657 2.329.454.927.339 2.627.319.899.666 2.935.431.521.576 21,89 2.2.2 Investasi Permanen Lainnya - - - - - Jumlah Investasi Jangka Panjang 1.439.356.417.162 1.520.760.489.544 2.347.070.995.424 2.634.757.028.391 2.940.579.540.448 20,96 3 Aset Tetap 3.1 Tanah 8.203.692.533.733 9.164.048.725.046 9.123.002.466.987 10.895.240.717.844 10.933.715.124.551 7,76 3.1.2 Tanah 8.203.692.533.733 9.164.048.725.046 9.123.002.466.987 10.895.240.717.844-7,76 3.2 Peralatan dan Mesin 891.026.745.764 1.028.546.866.404 1.166.104.946.106 1.277.710.847.229 1.441.311.604.292 12,8 3.2.1 Alat-alat Berat 56.105.334.189 59.213.815.085 63.566.175.390 71.302.881.591 80.188.002.426 9,38 3.2.2 Alat-alat Angkutan 187.103.115.114 204.047.436.272 220.119.170.597 230.860.987.074 225.300.705.990 4,85 III - 15

No. Uraian 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) r (%) 3.2.3 Alat Bengkel 23.738.599.019 39.804.245.190 44.723.934.946 58.870.654.439 65.864.632.190 30,89 3.2.4 Alat Pertanian & Peternakan 13.642.456.793 16.429.971.070 19.298.645.385 21.542.041.870 25.770.300.405 17,29 3.2.5 Alat Kantor & Rumah Tangga 328.483.033.931 367.346.876.406 418.075.206.759 471.044.290.526 544.865.977.296 13,50 3.2.6 Alat Studio dan Alat Komunikasi 34.693.825.045 43.518.832.774 49.360.005.264 53.264.466.373 60.975.860.289 15,31 3.2.7 Alat Metrologi dan Geofisika/Alat Ukur 2.914.927.165 4.206.653.825 5.634.847.003 312.503.834.093 1.539.303.980-4,26 3.2.8 Alat-alat Kedokteran 177.898.525.825 239.189.271.903 285.126.161.906 65.721.537.080 357.246.194.337 31,84 3.2.9 Alat Laboratorium 65.165.009.383 52.974.329.579 58.119.284.556 688.775.980 77.520.199.676 5,52 3.2.10 Alat Keamanan 1.281.919.300 1.715.074.300 1.868.124.300 1.643.407.203 1.686.760.703 8,33 3.2.11 Alat Olah Raga - 100.360.000 213.390.000 267.971.000 353.667.000 42,64 3.3 Gedung dan Bangunan 1.419.895.421.912 1.512.817.592.367 1.586.914.348.887 1.714.491.360.453 1.821.777.453.550 42,64 3.3.1 Bangunan Gedung 1.248.175.947.261 1.497.217.239.292 1.579.436.948.192 1.700.341.997.756 1.800.236.643.553 17,19 3.3.2 Bangunan Monumen 171.719.474.651 15.600.353.075 7.477.400.695 14.149.362.697 21.540.809.997 12,30 3.4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan 681.698.398.272 1.251.278.943.158 1.585.189.987.541 1.927.897.968.822 2.238.371.351.915 22,39 3.4.1 Jalan dan Jembatan 456.687.146.112 1.103.528.368.406 1.397.329.732.186 1.639.485.129.210 1.874.242.814.627 17,16 3.4.2 Bangunan Air (Irigasi) 152.224.874.900 120.367.511.028 152.659.195.250 251.365.489.657 316.956.393.255 29,47 3.4.3 Instalasi dan Jaringan 72.786.377.260 27.383.063.724 35.201.060.105 37.047.349.955 47.172.144.033 25,82 3.5 Aset Tetap Lainnya 38.806.963.300 40.350.635.195 44.288.844.837 36.225.682.831 33.508.917.146-3,97 3.5.1 Buku dan perpustakaan 9.341.967.642 13.412.461.361 14.890.851.731 15.062.245.123 17.219.816.053 7,42 3.5.2 Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan 5.597.725.651 5.202.498.730 6.815.313.002 7.311.621.066 7.668.415.066 11,80 3.5.3 Hewan/Ternak dan tumbuhan 23.867.270.007 21.735.675.104 22.582.680.104 13.851.816.642 8.620.686.027 78,49 3.6 Kontruksi dalam pengerjaan 13.236.132.111 12.174.781.932 16.469.970.197 6.306.095.422 11.100.915.522-29,21 3.6.1 Kontruksi dalam pengerjaan 13.236.132.111 12.174.781.932 16.469.970.197 6.306.095.422 11.100.915.522-29,21 3.7 Akumulasi Penyusutan - - - - - 3.7.1 Akumulasi Penyusutan - - - - - Jumlah Asset Tetap 11.248.356.195.092 13.009.217.544.102 13.521.970.564.555 15.857.872.672.601 16.479.785.366.976 10,20 III - 16

No. Uraian 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) r (%) 4. Dana Cadangan - - - - - 4.1 Dana Cadangan - - 151.593.517.977 369.727.819.616-1,44 Jumlah Dana Cadangan - - 151.593.517.977 369.727.819.616-1,44 5. Aset Lainnya 5.1 Tagihan Penjualan Anggaran - - - - - 5.2 Tuntutan Perbendaharaan - - - - - 5.3 Tuntutan Ganti Rugi - - - - - 5.4 Kemitraan dengan pihak ketiga - 88.205.000.000 - - - 5.5 Aset tak berwujud - - - - - 5.6 Aset Lain-lain - 1.570.569.684 1.570.569.684 150.423.651.668 141.860.701.367 23,67 Jumlah Aset Lainnya 89.775.569.684 1.570.569.684 150.423.651.668 141.860.701.367 2,24 Jumlah Aset 13.393.161.276.345 15.610.686.653.794 17.382.872.628.271 20.247.654.466.911 21.403.447.535.936 12,52 6. Kewajiban 6.1 Kewajiban Jangka Pendek 6.1.1 Uang Perhitungan Pihak Ketiga 12.998.743.585 2.895.137.567-1.286.836.955 1.197.908.139 19,76 6.1.2 Utang Bunga - - - - - 6.1.3 6.1.4 6.1.5 6.1.6 6.1.7 6.1.8 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri Pemerintah Pusat Bagian Lancar Utang Dalam Negeri Pemda Lainnya Bagian Lancar Utang Dalam Negeri Lembaga Keuangan Bank Bagian Lancar Utang Dalam Negeri Lembaga Keu Bukan Bank Bagian Lancar Utang dalam Negeri Obligasi Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - III - 17

No. Uraian 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) r (%) 6.1.9 Utang jangka Pendek Lainnya 148.781.834.986 165.247.865.136 437.655.060.548 407.448.918.964 252.382.713.427 32,74 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 161.780.578.571 168.143,002.703 437.655.060.548 408.735.755.919 253.580.621.566 29,89 6.2 Kewajiban Jangka Panjang 6.2.1 Utang Dalam Negeri Pemerintah Pusat - - - - - 6.2.2 6.2.3 6.2.4 Utang Luar Negeri Pemerintah Daerah Lainnya Utang Dalam Negeri Lembaga Keuangan Bank Utang Dalam Negeri Lembaga Keuangan bukan Bank - - - - - - - - - - - - - - - 6.2.5 Utang Dalam Negeri Obligasi - - - - - 6.2.6 Utang Jangka Panjang Lainnya - - - - - Jumlah Kewajiban Jangka Panjang - - - - - Jumlah Kewajiban 161.780.578.571 168.143.002.703 437.655.060.548 408.735.755.919 253.580.621.566 29,91 7. Ekuitas Dana Cadangan 7.1 Ekuitas dana Lancar 7.1.1 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 588.958.731.120 850.362.509.157 1.232.139.507.665 705.308.166.992 755.371.554.796 13,41 7.1.2 7.1.3 Kas di Kasda Hutang Pihak Ketiga (Non SILPA) Kas di Pengeluaran Kas Hutang Pihak Ketiga (Non SILPA) - - - - - - - - - - 7.1.4 Pendapatan yang ditangguhkan 368.983.620 297.230.384 484.576.412 947.007.979 1.140.820.412 39,87 7.1.5 Cadangan Piutang 40.446.160.419 57.020.492.487 42.081.263.227 385.695.021.424 444.944.587.914 5,45 7.1.6 Cadangan Persediaan 62.676.045.347 80.357.680.869 85.961.633.327 141.636.261.285 88.575.244.146 15,62 7.1.7 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek -148.781.834.986-165.247.865.136-437.655.060.548-407.448.918.964-252.382.713.427 32,74 Jumlah Ekuitas Dana Lancar 543.668.085.520 822.790.047.761 923.011.920.083 826.137.538.716 1.037.649.495.842 13,98 III - 18

No. Uraian 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) r (%) 7.3 Ekuitas Dana Investasi 7.3.1 7.3.2 Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Pendek Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang 1.439.356.417.162 - - - - - 1.520.760.489.544 2.347.070.995.424 2.634.757.028.391 2.940.579.540.448 20,01 7.3.3 Diinvestasikan dalam aset Tetap 11.248.356.195.092 13.009.217.544.102 13.521.970.564.555 15.857.872.672.601 16.479.785.366.976 10,19 7.3.4 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya - 89.775.569.684 1.570.569.684 150.423.651.668 141.860.701.367 13,70 7.3.5 Dana Yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang - - - - - Jumlah Ekuitas Dana Investasi 12.687.712.612.254 14.619.753.603.330 15.870.612.129.663 18.643.053.352.660 19.562.225.608.791 13,67 7.4 Ekuitas Dana Cadangan 7.4.1 Diinvestasikan dalam dana cadangan - - 151.593.517.977 369.727.819.616 549.991.811.737 47,60 Jumlah Ekuitas Dana Cadangan - - 151.593.517.977 369.727.819.616 549.991.811.737 47,60 JUMLAH EKUITAS DANA 13.231.380.697.774 15.442.543.651.091 16.945.217.567.723 9.838.918.710.992 21.149.866.914.370 24,55 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013 13.393.161.276.345 15.610.686.653.794 17.382.872.628.271 20.247.654.466.911 21.403.447.535.936 12,52 III - 19

Sedangkan untuk mengetahui kondisi rasio keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dilakukan analisis terhadap rasio likuiditas, solvabilitas, dan rasio aktivitas. Secara lengkap, perkembangan rasio keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 2012 dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Analisis Rasio Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 2012 No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 1 Rasio Likuiditas : 1.1 Rasio Lancar 4,36 5,89 3,11 3,02 5,09 1.2 Rasio Quick 3,97 5,42 2,91 2,67 4,74 2 Solvabilitas: 2.1 Rasio Total hutang terhadap Total asset 0,01 0,01 0,03 0,02 0,01 2.2 Rasio Hutang Terhadap Modal 0,01 0,01 0,03 0,02 0,24 3 Rasio Aktivitas: 3.1 Rata-rata Umur Piutang 2,96 3,12 2,73 10,34 13,27 3.2 Rata-rata Umur Persediaan (hari) 339,58 324,84 353,10 293,26 474,33 Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013 Berdasarkan tabel di atas, rasio keuangan yang dianalisis terdiri atas rasio likuiditas, solvabilitas dan aktivitas. Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuditas yang digunakan dalam analisis yaitu : 1. Rasio Lancar Rasio lancar menunjukkan kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Berdasarkan tabel di atas, Rasio lancar pada Tahun 2012 adalah sebesar 5,09. Hal ini berarti kemampuan membayar hutang Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar 5 kali lebih. 2. Rasio Quick Rasio Quick menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Berdasarkan tabel di atas, Rasio Quick pada Tahun 2012 adalah sebesar 4,74. Hal ini berarti kemampuan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya sangat baik. Sedangkan Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio Solvabilitas terdiri atas : 1. Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset menunjukkan seberapa besar pengaruh hutang terhadap aktiva, dimana semakin besar nilainya diartikan semakin besar pula pengaruh hutang terhadap pembiayaan dan menandakan semakin besar risiko yang dihadapi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Besar Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset pada Tahun 2012 sebesar 0,01. Hal ini berarti pengaruh hutang terhadap aktiva sangat kecil. 2. Rasio Hutang Terhadap Modal Rasio Hutang Terhadap Modal menunjukkan seberapa perlu hutang jika dibandingkan dengan kemampuan modal yang dimiliki, dimana semakin kecil nilainya berarti semakin mandiri, tidak tergantung pembiayaan dari pihak III - 20

lain. Pada Tahun 2012 Rasio Hutang Terhadap Modal Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,24. Hal ini menunjukkan bahwa nilai total hutang berada di bawah nilai modal yang dimiliki Provinsi Jawa Tengah, semakin mandiri dan tidak tergantung pada hutang. Rasio aktivitas merupakan perbandingan antara pendapatan daerah dengan pengeluaran pada satu periode tertentu untuk mengukur tingkat efisiensi kegiatan operasional Pemerintah Daerah. Rasio aktivitas yang digunakan adalah rasio rata-rata umur piutang dan rasio rata-rata umur persediaan. Rata-rata umur piutang adalah rasio untuk melihat berapa lama (hari) yang diperlukan untuk melunasi piutang (mengubah) menjadi kas. Sedangkan rata-rata umur persediaan adalah rasio untuk melihat berapa lama (hari) dana tertanam dalam bentuk persediaan (menggunakan persediaan untuk memberi pelayanan publik). Berdasarkan Tabel 3.8, rasio rata-rata umur piutang Tahun 2012 sebesar 13,27. Hal ini menunjukkan bahwa piutang yang dimiliki oleh Provinsi Jawa Tengah cenderung meningkat yang berdampak pada meningkatnya pendapatan daerah. Rata-rata umur persediaan Tahun 2012 sebesar 474,33 hari, hal ini menunjukkan kemampuan daerah dalam mencukupi input berupa persediaan yang dimasukkan untuk menghasilkan output pelayanan publik dalam satu tahun relatif baik. 3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2008-2013 Kebijakan pengelolaan keuangan daerah, secara garis besar tercermin pada kebijakan pendapatan, pembelanjaan serta pembiayaan APBD. Pengelolaan keuangan daerah yang baik menghasilkan keseimbangan antara optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas belanja daerah serta ketepatan dalam memanfaatkan potensi pembiayaan daerah. Keuangan daerah merupakan tatanan, perangkat, kelembagaan dan kebijakan anggaran daerah. Keuangan daerah terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundangundangan. Dalam rangka meningkatkan kinerja pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah, maka dilakukan analisis terhadap proporsi penggunaan anggaran dan analisis pembiayaan. 3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran Analisis proporsi realisasi terhadap anggaran Provinsi Jawa Tengah bertujuan untuk memperoleh gambaran realisasi dari kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan pada periode tahun anggaran sebelumnya yang digunakan untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan di masa datang dalam rangka peningkatan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Belanja daerah terdiri dari : a. Belanja Langsung : Belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri dari belanja pegawai, barang dan jasa, serta belanja modal. III - 21

b. Belanja Tidak Langsung : Belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri dari belanja pegawai, hibah, bantuan sosial, bagi hasil kepada kabupaten/kota, bantuan keuangan kepada kabupaten/kota dan pemerintah desa serta belanja tidak terduga. Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu lima tahun (2008 2012) cenderung mengalami peningkatan, baik belanja langsung maupun tidak langsung. Secara proporsional, belanja tidak langsung lebih besar dibandingkan belanja langsung. Hal tersebut dikarenakan dalam struktur belanja tidak langsung terdapat belanja hibah, bantuan sosial, bantuan keuangan, dan bagi hasil dengan persentase yang relatif besar. Guna mengetahui proporsi penggunaan anggaran belanja daerah, dilakukan analisis belanja pemenuhan kebutuhan aparatur Provinsi Jawa Tengah, sebagaimana tertuang dalam Tabel 3.9 dan Tabel 3.10. Tabel 3.9 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2012 No 1 2 Uraian Belanja Tidak Langsung Gaji dan Tunjangan Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Pegawai BLUD Belanja Barang & Jasa Realisasi (Rp) 2009 2010 2011 2012 941.583.100.416 1.069.384.502.236 1.177.690.905.798 1.241.600.971.683 941.583.100.416 1.069.384.502.236 1.177.690.905.798 1.241.600.971.683 511.683.014.880 577.568.338.947 622.880.466.339 638.228.692.478 213.820.985.029 209.968.578.170 203.990.528.090 318.033.644.866 34.599.253.348 44.949.942.850 60.247.811.000 35.729.386.259 263.262.776.503 322.649.817.927 358.642.127.249 284.465.661.353 Total Belanja 1.453.266.115.296 1.646.952.841.183 1.800.571.372.137 1.879.829.664.161 Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013 No Tahun Tabel 3.10 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi Jawa Tengah Total Belanja Untuk Pemenuhan Kebutuhan Aparatur (Rp) Total Pengeluaran (Belanja + Pembiayaan Pengeluaran) (Rp) III - 22 Persentase (%) 1 2008 N.A N.A N.A 2 2009 1.453.266.115.296 5.530.115.159.945 26,28 3 2010 1.646.952.841.183 6.298.533.770.059 26,15 4 2011 1.800.571.372.137 8.081.437.429.030 22,28 5 2012 1.879.829.664.161 11.646.844.105.134 16,14 Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013 Pada Tabel 3.9 digambarkan bahwa belanja pemenuhan kebutuhan aparatur selama Tahun 2008 2012 mengalami peningkatan seiring dengan kebijakan kenaikan gaji setiap tahun. Namun, pada Tabel 3.10 digambarkan bahwa selama Tahun 2008 2012 proporsi belanja pemenuhan kebutuhan

aparatur dibandingkan dengan total belanja daerah semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan penggunaan anggaran daerah Provinsi Jawa Tengah semakin baik, seiring penurunan proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur. 3.2.2 Analisis Pembiayaan Analisis Pembiayaan Daerah bertujuan untuk memperoleh gambaran dari pengaruh kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun anggaran sebelumnya terhadap surplus/defisit belanja daerah sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan di masa yang akan datang dalam rangka penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Dengan diberlakukannya anggaran berbasis kinerja, dalam penyusunan APBD dimungkinkan adanya defisit. Untuk menutup defisit maka diperlukan pembiayaan daerah. Pembiayaan daerah merupakan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Sumber pembiayaan dapat berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu (SiLPA) yang secara konsep APBD setiap tahun bernilai Rp.0,00 dan SiLPA Riil yang merupakan dampak dari pelaksanaan APBD, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.11 dan 3.12. III - 23

No Uraian Tabel 3.11 Defisit Riil Anggaran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 2012 (Rp) 2010 2011 2012 Proporsi (%) (Rp) Proporsi (%) 1 Realisasi Pendapatan Daerah 6.626.316.989.492 100,00 7.547.669.803.723 100,00 11.694.479.699.467 100,00 2 2.1 Dikurangi Realisasi : a. Belanja Daerah 5.968.033.770.059 90,07 7.776.705.827.176 103,03 11.446.844.105.134 97,88 b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 330.500.000.000 4,99 304.731.601.854 4,04 200.000.000.000 1,71 Surplus/Defisit Riil 327.783.219.433 4,95-533.767.625.307-7,07 47.635.594.333 0,41 Surplus/Defisit Riil Ditutup oleh Realisasi Penerimaan Pembiayaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran Sebelumnya (Rp) Proporsi (%) 850.362.509.157 69,02 1.232.139.507.665 174,70 705.308.166.992 93,37 2.2 Pencairan Dana Cadangan - 0,00-0,00 - - 2.3 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman - 0,00-0,00 - - 2.4 Penerimaan Piutang Daerah - 0,00-0,00 - - 2.5 Penerimaan Kembali Penyertaan Modal - 0,00-0,00 - - 2.6 Penerimaan Dana Talangan Pengadaan Pangan 48.795.000.000 3,96 425.000.000 0,06 800.000.000 0,11 2.7 Penerimaan Dana Bergulir 0,00 6.411.284.634 0,91 1.627.793.471 0,22 2.8 2.9 2.10 2.11 Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir Kemitraan Hutan Rakyat Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir UKM dan IKM Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir Sapi Kereman Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir Bantuan Peralatan Untuk IKM 200.000.000 0,02 100.000.000 0,01 - - 3.570.639.030 0,29 - - - - 359.959.182 0,03 - - - - 472.886.809 0,04 - - - - III - 24

No 2.12 2.13 2.14 2.15 Uraian Penerimaan Kembali Dana Bergulir Pembangunan Gedung BPR/BKK Penerimaan Dana Bergulir Fasilitasi Usaha Perikanan Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir Penempatan Tenaga Kerja Ke Luar Negeri Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir kepada Kelompok Tani di seluruh Kecamatan (Rp) 2010 2011 2012 Proporsi (%) (Rp) Proporsi (%) (Rp) Proporsi (%) 408.369.054 0,03 - - - - - - - - - 70.625.000 0,01 - - - - 116.300.000 0,01 - - - - 2.16 Penerimaan Dana Bergulir Badan Kredit Desa - 0,00 - - - - 3 Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah 904.356.288.232 73,40 1.239.075.792.299 175,68 707.735.960.463 93,69 4 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan 1.232.139.507.665 100,00 705.308.166.992 100,00 755.371.554.796 100,00 Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013 III - 25

Tabel 3.12 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Provinsi Jawa Tengah 2010-2012 2010 2011 2012 No Uraian (Rp) % dari SiLPA (Rp) % dari SiLPA (Rp) % dari SiLPA 1. Jumlah SILPA 1.232.139.507.665-705.308.166.992-755.371.554.796-2. Pelampauan penerimaan PAD 885.718.870.424 71,88 405.569.163.730 57,50 340.213.715.656 45,04 3. Pelampauan penerimaan dana perimbangan 4. Pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah 5. Sisa penghematan belanja atau akibat lainnya 6. Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan 50.222.509.152 4,08 60.985.391.492 8,65 73.319.757.656 9,71 2.868.649.916 0,23 1.193.026.501 0,17 (306.007.412) -0,04 (295.412.698.941) - 23,97 (248.260.752.824) -35,20 (454.033.262.758) -60,11 - - - 7. Kegiatan lanjutan - - - - - - Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013 III - 26

3.3 Kerangka Pendanaan 3.3.1 Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Pengeluaran wajib dan mengikat dari tahun ke tahun meningkat secara signifikan. Hal tersebut ditunjukkan pada Tahun 2009 sejumlah Rp.2,496 Trilyun menjadi sejumlah Rp.4,020 Trilyun pada tahun 2012, dengan pengeluaran terbesar pada belanja tidak langsung. Pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.13. Tabel 3.13 Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2012 No Uraian 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) r (%) A Belanja Tidak Langsung 2.055.699.716.874 2.267.328.190.310 2.874.990.733.540 3.500.362.774.008 19,62 - Belanja Pegawai 941.583.100.416 1.069.384.502.236 1.177.690.905.798 1.241.600.971.683 9,71 - Belanja Bagi Hasil Kabupaten/Kota 1.108.957.858.458 1.182.878.412.851 1.694.471.481.205 2.253.337.259.092 27,63 - Belanja Tidak Terduga 5.158.758.000 15.065.275.223 2.828.346.537 5.424.543.233 67,53 B Belanja Langsung 297.862.029.851 367.599.760.777 418.889.938.249 320.195.047.612 4,60 - Belanja Pegawai BLUD 34.599.253.348 44.949.942.850 60.247.811.000 35.729.386.259 7,75 Belanja Barang dan Jasa 263.262.776.503 322.649.817.927 358.642.127.249 284.465.661.353 4,34 - Belanja Bahan Pakai Habis 81.656.912.558 99.678.447.247 111.661.342.849 127.219.976.731 16,01 - Belanja Jasa Kantor 136.574.223.229 178.175.652.788 201.779.423.551 110.885.430.295 (0,45) - Belanja Premi Asuransi 4.740.951.885 4.940.111.685 5.373.485.381 5.634.579.036 5,94 - Belanja perawatan kendaraan bermotor 40.290.688.831 39.855.606.207 39.827.875.468 40.725.675.291 0,37 C Pengeluaran Pembiayaan Daerah 143.156.000.000 280.500.000.000 304.731.601.854 200.000.000.000 23,40 - Dana Cadangan - 150.000.000.000 200.000.000.000 150.000.000.000 2,78 - Penyertaan Modal 143.156.000.000 130.500.000.000 104.731.601.854 50.000.000.000 (26,95) Total (A+B+C) 2.496.717.746.725 2.915.427.951.087 3.598.612.273.643 4.020.557.821.620 17,31 Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013 III - 27

3.3.2 Proyeksi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Tahun 2014 2018 3.3.2.1 Kebijakan dan Proyeksi Pendapatan Tahun 2014 2018 Melihat capaian kinerja pendapatan daerah Tahun 2008-2012, pada masa yang akan datang pendapatan daerah diharapkan dapat meningkat lebih tinggi, yang diikuti dengan berbagai upaya-upaya untuk dapat mencapainya. Beberapa kebijakan pendapatan daerah dirumuskan untuk meningkatkan pendapatan daerah selama Tahun 2014-2018, yaitu sebagai berikut : a. Intensifikasi Pungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; b. Penambahan jenis pungutan retribusi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA); c. Penyesuaian Tarif Pajak dan Penyesuaian Dasar Pengenaan Pajak tertentu; d. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan umum kepada masyarakat/ wajib pajak; e. Pemberlakuan Pajak Rokok pada Tahun 2014 sesuai Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah; f. Membangun sistem dan prosedur administrasi pelayanan perpajakan dan retribusi berbasis online system; g. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta profesionalisme SDM Aparatur; h. Peningkatan kerjasama dengan Instansi terkait dalam rangka optimalisasi penerimaan DBH Pajak/Bukan Pajak; i. Optimalisasi dan pemberdayaan aset daerah; j. Meningkatkan kualitas manajemen aset daerah; k. Meningkatkan kontribusi BUMD; l. Penyempurnaan Dasar Hukum Pungutan. Berdasarkan kebijakan tersebut dan dengan mempertimbangkan laju pertumbuhan ekonomi dan inflasi, maka proyeksi pendapatan daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 disusun dengan asumsi : a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dihitung dengan mendasarkan rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah Tahun 2011-2013; b. Dana Perimbangan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Pajak dihitung mendasarkan kenaikan rata-rata Tahun 2011-2013 dikurangi dengan pendaerahan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan Perdesaan (PBB P2); c. Dana Alokasi Umum dan Dana Penyesuaian yang menyangkut kebijakan pusat dihitung sama dengan penerimaan tahun lalu. Proyeksi sumber-sumber pendapatan daerah selama Tahun 2014 2018 diformulasikan secara rinci sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.14, Gambar 3.3 dan Gambar 3.4. III - 28

Tabel 3.14 Proyeksi Sumber-Sumber Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 2018 No Uraian Target 2013 (Rp.000) Proyeksi (Rp. 000) 2014 2015 2016 2017 2018 1 PAD 7.413.086.681 8.347.874.665 9.978.524.375 11.532.744.566 13.372.095.968 15.553.593.233 1.1 Pajak Daerah 6.018.189.560 7.097.094.340 8.562.642.726 9.894.960.536 11.469.799.088 13.335.338.648 1.2 Retribusi Daerah 74.296.390 78.031.283 83.728.252 89.928.185 96.606.758 103.802.660 1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang dipisahkan 263.267.935 279.440.000 315.988.577 359.841.135 412.743.293 477.013.775 1.4 Lain-lain PAD 1.057.332.796 893.309.042 1.016.164.820 1.188.014.710 1.392.946.829 1.637.438.150 2 Dana Perimbangan 2.477.186.612 2.606.901.162 2.430.854.338 2.468.854.087 2.508.753.823 2.550.648.545 2.1 Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak 723.804.733 723.804.733 759.994.969 797.994.718 837.894.454 879.789.176 2.1 Dana Alokasi Umum (DAU) 1.670.859.369 1.803.931.189 1.670.859.369 1.670.859.369 1.670.859.369 1.670.859.369 2.2 Dana Alokasi Khusus (DAK) 82.522.510 79.165.240 - - - - 3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 2.774.830.631 2.782.382.356 2.776.706.650 2.776.706.650 2.776.706.650 2.776.706.650 3.1 Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus 2.725.059.810 2.750.306.650 2.750.306.650 2.750.306.650 2.750.306.650 2.750.306.650 3.2 Dana Insentif Daerah 21.826.131 3.000.000 - - - - 3.3 Pendapatan Hibah 27.910.690 29.075.706 26.400.000 26.400.000 26.400.000 26.400.000 3.4 3.4 Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya - - - - - - - - - - - - Jumlah Pendapatan Daerah (1+2+3) 12.665.103.924 13.737.158.183 15.186.085.363 16.778.305.303 18.657.556.441 21.430.948.428 Sumber : DPPAD Provinsi Jawa Tengah, 2013 III - 29

21,014 18,790 16,911 13,737 15,319 Gambar 3.3 Proyeksi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 2018 c b d e a a e b d c Gambar 3.4 Proyeksi Proporsi Sumber-Sumber Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014-2018 Dari Tabel 3.14 dapat dilihat proyeksi pendapatan daerah selama 5 (lima) tahun ke depan akan mengalami peningkatan PAD rata-rata sebesar 15,99 % per tahun, terutama pada pajak daerah dan retribusi daerah yang dilakukan melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan. Selain itu peningkatan PAD dilakukan dengan meningkatkan hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan melalui peningkatan kinerja BUMD, serta lain-lain PAD sesuai dengan standar dan acuan yang ditentukan. Sedangkan untuk DAU dan DAK III - 30