BAB IV RENCANA KERJA DAN PENDANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

APBD KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN ) Target dan Realisasi Pendapatan

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean

1. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran Anggaran Setelah

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2012 ) PERHATIAN

BAB V PENDANAAN DAERAH

T A R G E T % LEBIH ( KURANG ) BULAN INI S.D BULAN LALU S.D BULAN INI

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut M. Suparmoko (2001: 18) otonomi daerah adalah kewenangan daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah harus mengupayakan agar

BAB 2 LANDASAN TEORI

DATA ISIAN SIPD TAHUN 2017 BPPKAD KABUPATEN BANJARNEGARA PERIODE 1 JANUARI SAMPAI DENGAN 8 JUNI 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah harus mengupayakan agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), pengertian belanja modal

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BONTANG TAHUN ANGGARAN 2001

Daerah (PAD), khususnya penerimaan pajak-pajak daerah (Saragih,

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan menggali sumber-sumber daya yang ada di setiap daerah untuk

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( APBD 2015 )

A. Struktur APBD Kota Surakarta APBD Kota Surakarta Tahun

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2014 )

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN

Warung Makan , , , ,00 33,17 ( ,00)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

RINCIAN PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

KODE REKENING PENDAPATAN PROVINSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan kesempatan serta keleluasaan kepada daerah untuk menggali

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

KODE REKENING PENDAPATAN KABUPATEN/KOTA

USULAN SCOPING LAPORAN EITI 2014

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dipakai sebagai alat untuk

PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA TEGAL KEPUTUSAN WALIKOTA TEGAL NOMOR / 164 / 2011 TENTANG PENETAPAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH KOTA TEGAL TAHUN 2012

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dibarengi dengan pelaksanaan otonomi daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RETRIBUSI TERMINAL SEBAGAI SALAH SATU SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN/KOTA. Oleh. Zainab Ompu Zainah ABSTRAK

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN Komplek Perkantoran Jl.

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2015 )

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK DESA

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Semakin besar jumlah penduduk maka semakin. jawab pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya.

BUPATI DUS BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI PAJAK. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PENDAPATAN PER-SKPD SEBELUM DAN SESUDAH P-APBD TA 2016

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KODE REKENING PENDAPATAN

Transkripsi:

BAB IV RENCANA KERJA DAN PENDANAAN 4.1 RENCANA KERJA Untuk menjabarkan tujuh prioritas pembangunan, sembilan sasaran dan 28 sub sasaran serta 27 fokus pembangunan Daerah guna menjawab tantangan, isu dan masalah yang akan dihadapi pada tahun 2008, maka operasionalisasi dari hal tersebut di atas dijabarkan dalam 41 program dan indikasi kegiatan prioritas sebagai berikut : 1. Program Pendidikan Dasar dan Pra Sekolah 2. Program Pendidikan Menengah 3. Program Pendidikan Luar Sekolah serta Pembinaan Pemuda dan Keolahragaan 4. Program Pelayanan Kesehatan Komunitas, Gizi dan Rumah Sakit 5. Program Lingkungan Sehat, Pencegahan, Pemantauan dan Pemberantasan Penyakit. 6. Program Perilaku Sehat, Sumber Daya, dan Manajemen Kesehatan 7. Program Pemeliharaan, Peningkatan dan Pembangunan Jalan 8. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi 9. Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Permukiman 10. Program Penataan Ruang 11. Program Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan 12. Program Pengembangan Sistem Informasi 13. Program Pengembangan Lalu Lintas Angkutan Jalan 14. Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup 15. Program Kependudukan dan Keluarga Berencana 16. Program Pengarusutamaan Gender 17. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial 18. Program Pengembangan Ketenagakerjaan dan Transmigrasi. IV-1

19. Program Pembinaan dan Pengembangan Industri, Perdagangan, Koperasi dan UKM 20. Program Pengembangan Dunia Usaha dan Lembaga Keuangan. 21. Program Pengembangan Pariwisata 22. Program Penanggulangan Bencana Alam 23. Program Pengembangan Tramtibmas dan Kesbang Linmas. 24. Program Penyelenggaraan Pemerintahan Umum Daerah 25. Program Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan 26. Program Pembinaan dan Pengembangan Perusahaan Daerah serta BUMD 27. Program Peningkatan Kesadaran Hukum & Pengembangan Budaya Hukum 28. Program Pembinaan dan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Aset Daerah serta Inventarisasi Subyek & Obyek Pajak/Retribusi Daerah 29. Program Pembangunan Kapasitas Berkelanjutan untuk Desentralisasi (PKBD) / Sustainable Capacity Building for Decentralization (SCBD) 30. Program Prakarsa Pembaharuan Tata Pemerintahan Daerah (P2TPD) 31. Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur 32. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pengentasan Kemiskinan 33. Program Penataan Sarana Prasarana Aparatur dan Kearsipan Daerah 34. Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Pengembangan Agribisnis 35. Program Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Konservasi dan Rehabilitasi Sumber daya Alam 36. Program Pengembangan Usaha Kehutanan dan Perkebunan 37. Program Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan 38. Program Pengusahaan dan Pemanfaatan Pertambangan IV-2

39. Program Pengembangan Tenaga Listrik 40. Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Perdagangan 41. Program Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama. Menindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa rencana kerja prioritas yang merupakan Belanja Langsung (BL) dan alokasi pendanaan yang merupakan Belanja Tidak Langsung (BTL) harus mengacu kepada 41 program. Hal tersebut untuk menjamin terintegrasinya perencanaan dan penganggaran yang akan dibelanjakan sehingga dapat dinilai pencapaian kinerjanya. 4.2 PENDANAAN Rencana alokasi pendanaan untuk Percepatan Pembangunan Daerah pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2008 memberikan kerangka anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan dengan memperhatikan kemampuan fiskal Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak. Rencana alokasi Pendanaan tersebut bersumber antara lain dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lebak, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Banten dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 4.2.1 Kerangka Anggaran Daerah Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah serta lebih teknis diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang pada intinya IV-3

menyatakan bahwa APBD merupakan dasar Pengelolaan Keuangan Daerah dalam masa satu tahun anggaran terdiri atas Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah. Sumber Pendapatan Daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Yang sah. Sedangkan pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana Cadangan Daerah, dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan. Selain dana dari pendapatan daerah tersebut, Pemerintah Kabupaten Lebak menerima dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat berupa Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan yang peruntukannya bagi pelaksanaan percepatan pembangunan. Sumber Pendanaan Pembangunan di Kabupaten Lebak selama 5 Tahun (2003 2007) secara keseluruhan adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Perkembangan Sumber Pendanaan di Kabupaten Lebak Tahun 2003 s.d 2007. Kontribusi Kontribusi Kontribusi Jumlah Tahun Kab Prov Pusat APBD 2003 11.714.838.040 34.412.425.155 261.470.000.000 325.789.388.195 Pertumbuhan per Tahun % 2004 17.188.251.071 19.774.595.428 275.311.000.000 329.218.865.499 1,05 2005 23.917.612.810 46.284.940.428 308.521.000.000 390.904.553.238 18,74 2006 33.479.668.750 58.081.575.000 488.460.000.000 586.521.243.750 50,04 2007 40.033.667.000 47.860.575.000 563.107.000.000 664.871.242.000 13,36 Rata-rata Pertumbuhan Per Tahun 20,80 Sumber : BPKAD Kab. Lebak 2007 IV-4

Perkembangan sumber dana pembangunan di Kabupaten Lebak secara keseluruhan yang berasal dari kontribusi Kabupaten, kontribusi Provinsi maupun kontribusi Pusat (dana perimbangan), yang masuk ke Kabupaten Lebak selama kurun waktu 5 Tahun (2003-2007), rata-rata mengalami pertumbuhan sebesar 20,80%. 4.2.2 Kondisi APBD Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah. Kelompok Pendapatan Daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Belanja Daerah yang merupakan pengeluaran dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan kepentingan pelaksanaan pembangunan daerah, untuk melaksanakan 25 urusan wajib dan delapan urusan pilihan yang diklasifikasikan menurut Organisasi, Fungsi, Program dan Kegiatan serta Jenis Belanja. Pembiayaan Daerah merupakan selisih antara pendapatan dan belanja yang berfungsi untuk menutupi defisit anggaran atau mendayagunakan surplus. Pembiayaan daerah terdiri dari Penerimaan Pembiayaan Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah. 4.2.3 Pendapatan Daerah Sumber Pendapatan Daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Kelompok Pendapatan Asli Daerah terdiri atas Pajak Daerah, hasil Retribusi Daerah, hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. IV-5

Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lebak selama kurun waktu 5 Tahun (2003-2007), mengalami fluktuasi rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 37,66%. Sedangkan kontribusi PAD terhadap APBD dalam kurun waktu yang sama mengalami fluktuasi proporsi rata-rata per tahun sebesar 5,40%. Perkembangan PAD dan kontribusinya terhadap APBD dapat disimak dalam Tabel 4.2 berikut ini : Tabel 4.2 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2003 s.d 2007 Tahun PAD Pertumbuhan % APBD Proporsi % 2003 11.714.838.040 341.417.390.561 3,43 2004 17.188.251.071 46,72 349.780.368.208 4,91 2005 23.917.612.810 39,15 413.038.959.199 5,79 2006 33.479.668.750 39,98 650.309.187.962 5,15 2007 40.433.667.000 20,77 705.214.451.050 5,73 Rata-rata per tahun 37,66 5,40 Sumber : BPKAD Kab. Lebak 2007 Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lebak mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan. Namun jika melihat kemampuan keuangan yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah dengan rata-rata kontribusi terhadap APBD sebesar 5,40% per tahun dapat diketahui bahwa Kabupaten Lebak masih memiliki ketergantungan yang cukup tinggi kepada Pemerintah Pusat. Dana perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK). Pada dasarnya DAU yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah bertujuan untuk menghindari kesenjangan fiskal (fiskal gap) antar daerah. IV-6

Perkembangan DAU Kabupaten Lebak selama kurun waktu 5 tahun terakhir, mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 21,41% sedangkan kontribusi terhadap APBD rata-rata per tahun sebesar 76,88%. Namun demikian, fluktuasi nilai DAU dari tahun 2003-2007 menunjukkan bahwa pada tahun 2006 terjadi peningkatan nilai DAU yang cukup signifikan. Kemudian dana perimbangan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak, selama kurun waktu yang sama menunjukkan pertumbuhan rata-rata sebesar 29,89%, sedangkan kontribusi terhadap APBD rata-rata per tahun sebesar 4,23%, sebagaimana Tabel 4.3 berikut ini : Tahun Bagi Hasil Pajak/Bkn Pajak 2003 10,110,067,131 2004 13.234.118.900 2005 19,744,463,900 2006 27,051,575,000 2007 27,860,575,000 Tabel 4.3 Perkembangan Rincian Dana Perimbangan Kabupaten Lebak Pertum buhan % Tahun 2003 s.d 2007 Proporsi % DAU 3.10 30.90 4.02 49.19 5.05 37.01 4.61 2.99 4.19 Pertum buhan % Proporsi % APBD 247,270,000,000 75.90 325,789,388,195 264,401,000,000 6.93 80.31 329,218,865,499 288,401,000,000 9.13 73.78 390,904,553,238 458,050,000,000 58.82 78.10 586,521,243,750 507,640,000,000 10.83 76.35 664,871,242,000 Rata-rata per tahun 30.02 4.20 21.41 76.89 Sumber : BPKAD Kab. Lebak 2007 Perkembangan dana perimbangan secara total selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2003 2007) mengalami pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 22,92%, dana kontribusi terhadap APBD dalam kurun waktu yang sama rata-rata sebesar 86,39% berikut ini tabel perkembangannya : IV-7

Tabel 4.4 Perkembangan Total Dana Perimbangan Kabupaten Lebak Tahun 2003 s.d 2007 Tahun Perimbangan Pertumbuhan % APBD Proporsi % 2003 295.882.425.155 325.789.388.195 90,82 2004 295.085.505.428-0,27 329.218.865.499 89,63 2005 354.805.940.428 20,24 390.904.553.238 90,77 2006 546.541.575.000 54,04 586.521.243.750 93,18 2007 590.967.575.000 8,13 664.871.242.000 88,88 Rata-rata per Tahun 20,53 72,49 Sumber : BPKAD Kab. Lebak 2007 Secara total pendapatan Kabupaten Lebak yaitu Penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan dalam kurun waktu 2003 2007 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 20,80% per tahun dan kontribusinya terhadap APBD sebesar 92,31% per tahun sebagaimana tabel 4.5 di bawah ini: Tabel 4.5 Perkembangan Total Pendapatan Kabupaten Lebak Tahun 2003 s.d 2007 Tahun Pendapatan Pertumbuhan % APBD Berimbang Proporsi % 2003 325,789,388,195 345,690,341,561 94.24 2004 329,218,865,499 1.05 351,340,368,208 93.70 2005 390,904,553,238 18.74 414,845,329,199 94.23 2006 586,521,243,750 50.04 669,904,187,962 87.55 2007 664,871,242,000 13.36 724,007,951,050 91.83 Rata-rata per Tahun 20.80 92.31 Sumber : BPKAD Kab. Lebak 2007 IV-8

4.2.4 Belanja Daerah Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Provinsi atau Kabupaten/Kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah atau antar Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja Daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban Daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Perkembangan alokasi belanja daerah Pemerintah Kabupaten Lebak selama kurun waktu 5 tahun (2003-2007) mengalami fluktuasi dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 21,61% dan rata-rata proporsi terhadap pendapatan sebesar 106,73% per tahun sebagaimana terlihat pada tabel 4.6 berikut ini : Tabel 4.6 Perkembangan Alokasi Belanja Daerah Tahun 2003 s.d 2007 Tahun Belanja Pertumbuhan % Pendapatan Proporsi % 2003 341.417.390.561 325.789.388.195 104,80 2004 349.780.368.208 2,45 329.218.865.499 106,25 2005 413.038.959.199 18,09 390.904.553.238 105,66 2006 650.309.187.962 57,44 586.521.243.750 110,88 2007 705.214.451.050 8,44 664.871.242.000 106,07 Rata-rata per Tahun 21,61 106,73 IV-9

Sumber : BPKAD Kab. Lebak Tahun 2007 Sesuai pasal 37 Permendagri No. 13 Tahun 2006, Belanja Daerah terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Kelompok Belanja Tidak Langsung terdiri dari delapan jenis belanja yang meliputi : Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga. Sedangkan untuk kelompok Belanja Langsung terdiri dari tiga jenis belanja yang meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang/Jasa dan Belanja Modal. Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Lebak selama kurun waktu 5 tahun (2003-2007) untuk Belanja Tidak Langsung mengalami kenaikan ratarata sebesar 10,80% per tahun. Sedangkan untuk Belanja Langsung mengalami kenaikan rata-rata sebesar 40,15% per tahun. Perkembangan rincian belanja sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.7 berikut : IV-10

Tabel 4.7 Perkembangan Rincian Belanja Daerah Tahun 2003 s.d 2007 No Uraian 2003 2004 2005 2006 2007 Rata-rata Pertumbuhan per tahun (%) Belanja Daerah 341,417,390,561 349,780,368,208 413,038,959,199 650,309,187,962 705,214,451,050 21.61 1 Belanja Tidak Langsung 211,725,096,821 242,016,364,161 260,534,778,834 314,757,838,103 316,050,409,900 10.80 Belanja Pegawai *) 189,397,232,959 220,718,919,656 244,185,705,949 299,862,266,664 286,348,614,769 11.37 Belanja Bunga 0 2,756,000,000 Belanja Hibah 0 3,300,000,000 Belanja Bantuan Sosial 0 13,487,456,000 Belanja Bagi Hasil 22,149,999,800 19,814,000,000 14,048,483,000 14,517,275,000 9,000,000,000-18.58 Belanja Tdk Terduga 177,864,062 1,483,444,505 2,300,589,885 378,296,439 1,158,339,131 227.94 2 Belanja Langsung 129,692,293,740 107,764,004,047 152,504,180,365 335,551,349,859 389,164,041,150 40.15 Keterangan : *) : Khusus tahun 2003 2006 terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang & Jasa, Belanja Perjalanan Dinas, Belanja Pemeliharaan IV-11

4.2.5 Pembiayaan Daerah Pembiayaan Daerah merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi selisih antara Pendapatan dan Belanja Daerah. Adapun pembiayaan tersebut bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah. Berdasarkan Tabel 4.8 selama kurun waktu 5 tahun (2003-2007) APBD Kabupaten Lebak menunjukkan perbandingan antara Belanja Daerah yang lebih besar dari Pendapatan Daerah, namun defisit tersebut dapat ditutupi melalui transaksi keuangan pada struktur Pembiayaan Daerah, dengan rata-rata sebesar 47,66% per tahun. Tabel 4.8 Perkembangan Pembiayaan Tahun 2003-2007 Tahun Penerimaan (Rp.) Pembiayaan hapus Pengeluaran hapus Surplus/ Defisit Pertumbuhan Defisit 2003 19,900,953,366 4,272,951,000 15,628,002,366 2004 22,121,502,709 1,560,000,000 20,561,502,709 31.57 2005 23,940,775,961 1,806,370,000 22,134,405,961 7.65 2006 83,382,944,212 19,595,000,000 63,787,944,212 188.18 2007 59,136,709,050 18,793,500,000 40,343,209,050-36.75 Rata-rata per Tahun Sumber : BPKAD Kab. Lebak 2007 47.66 4.3 KEBIJAKAN ANGGARAN 4.3.1 Kebijakan Pendapatan Daerah Kebijakan anggaran tahun 2008 untuk pendapatan daerah diarahkan melalui upaya-upaya : a. Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah; IV-1

b. Meningkatkan mekanisme konsultasi dan koordinasi secara sinergis di bidang pendapatan daerah dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi dan SKPD penghasil; c. Optimalisasi kinerja Badan Usaha Milik Daerah untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan daerah; d. Optimalisasi intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan PBB, PPh Pasal 21 dan BPHTB; e. Meningkatkan akurasi data dasar kemampuan dan kebutuhan fiskal daerah sebagai dasar perhitungan pembagian dalam Dana Perimbangan; f. Optimalisasi manajemen arus kas dan penyertaan modal/ investasi daerah. Berdasarkan perkembangan komponen pendapatan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007, diproyeksikan perkiraan pendapatan daerah tahun 2008 sebagaimana disajikan dalam Tabel 4.9 berikut ini : TABEL 4.9 PERKEMBANGAN KOMPONEN PENDAPATAN TAHUN 2000 20007 PROYEKSI TAHUN 2008 TAHUN PAD BAGI HASIL / BANTUAN PROPINSI DAU DAK LAIN-LAIN TOTAL 2003 11,714,838,040 34,412,425,155 247,270,000,000 14,200,000,000 18,192,125,000 325,789,388,195 2004 17,188,251,071 19,774,595,428 264,401,000,000 10,910,000,000 16,945,019,000 329,218,865,499 2005 23,917,612,810 46,284,940,428 288,401,000,000 20,120,000,000 12,181,000,000 390,904,553,238 2006 33,479,668,750 58,081,575,000 458,050,000,000 30,410,000,000 6,500,000,000 586,521,243,750 2007 40,033,667,000 47,860,575,000 507,640,000,000 55,467,000,000 13,870,000,000 664,871,242,000 2008 43,228,584,700 36,257,000,000 520,000,000,000 40,000,000,000 0 670.279.284.700 Sumber : BPKAD Kab. Lebak 2007 Memperhatikan tabel tersebut di atas, pendapatan daerah sejak tahun 2003 sampai 2007 terutama pada pendapatan asli daerah mengalami peningkatan yang dikarenakan adanya kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi penggalian potensi PAD. Untuk membiayai kegiatan pada tahun 2008 rencana pendapatan pada RAPBD Tahun 2008 sebesar Rp. 670.279.284.700,- atau naik sebesar Rp. 5.408.042.700,- bila dibandingkan dengan pendapatan pada APBD Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp. 664.871.242.000, sedangkan perinciannya sebagai berikut : IV-2

Tabel. 4.3 Perkiraan RAPBD Tahun 2008 PROYEKSI PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TAHUN ANGGARAN 2008 NO JENIS PENERIMAAN APBD RENCANA BERTAMBAH/ TH. 2007 TH. 2008 BERKURANG 1. 2. 3. 4. 5. Sisa Hasil Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 1,1 Pendapatan Asli Daerah 40.033.667.000 43.228.584.700 3.194.917.700 I Pajak Daerah 5.792.300.000 6.396.030.000 603.730.000 1 Pajak Hotel 35.000.000 37.000.000 2.000.000 2 Pajak Restoran 350.000.000 425.000.000 75.000.000 3 Pajak Hiburan 6.300.000 6.300.000 0 4 Pajak Reklame 250.000.000 280.000.000 30.000.000 5 Pajak Penerangan Jalan 2.100.000.000 2.396.730.000 296.730.000 6 Pajak Peng. Galian Gol. C 3.000.000.000 3.200.000.000 200.000.000 7 Pajak Parkir 6.000.000 6.000.000 0 8 Pajak Pengmbl. Srg Brng Walet & sejenisnya 45.000.000 45.000.000 0 II Retribusi Daerah 18.975.093.000 19.986.262.300 1.011.169.300 1 Retribusi Pelayanan Kesehatan - Dinas Kesehatan 1.400.000.000 1.540.000.000 140.000.000 - RSUD 12.000.000.000 13.000.000.000 1.000.000.000 2 Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan 66.000.000 72.600.000 6.600.000 3 Retribusi Biaya Cetak KTP 4 Retribusi Penggantian Biaya Cetak Akte Capil 258.060.000 258.060.000 0 5 Retribusi Pelayanan Pemakaman 6 Retribusi Pelayanan Pengabuan Mayat 7 Retr. Parkir ditepi Jalan Umum 35.000.000 35.000.000 0 8 Retribusi Pasar 437.215.000 437.215.000 0 9 Retr. Pengujian Kendaraan Bermotor 100.590.000 100.590.000 0 10 Retr. Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran 11 Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta 3.000.000 3.300.000 300.000 12 Retr. Pengujian Kapal Perikanan 13 Retr. Pemakaian Kekayaan Daerah 1.872.315.000 2.042.365.000 170.050.000 14 Retr. Pasar Grosir dan atau Pertokoan 15 Retr. Jasa Usaha Tempat Pelelangan Ikan (TPI) 174.815.000 220.000.000 45.185.000 16 Retr. Terminal 453.512.000 456.154.300 2.642.300 IV-3

1. 2. 3. 4. 5. 17 Retr. Tempat Parkir Khusus 50.000.000 50.000.000 0 18 Retr. Penginapan/Villa/Pesanggarahan 19 Retr. Penyedotan Kakus 7.000.000 7.700.000 700.000 20 Retr. Rumah Potong Hewan 26.676.000 26.676.000 0 21 Retr. Pendaratan Kapal 15.100.000 17.000.000 1.900.000 22 Retr. Tempat Rekreasi & Olah Raga 56.990.000 56.990.000 0 23 Retr. Penyeberangan diatas air 24 Retr. Pengolahan Limbah Cair 25 Retr. Penjualan Produksi Usaha Daerah 177.500.000 182.500.000 26 Retr. Izin Mendirikan Bangunan 300.000.000 330.000.000 30.000.000 27 Retr. Tempat Penjualan Minuman Beralkohol 28 Retr. Izin Gangguan, Surat Izin Tempat Usaha 200.000.000 250.000.000 50.000.000 29 Retr. Izin Trayek 64.920.000 71.412.000 6.492.000 30 Retr. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah 1.000.000.000 500.000.000 (500.000.000) 31 Retr. Izin Pengambilan Hasil Hutan Ikutan 32 Retr. Izin Tebang 125.000.000 160.000.000 35.000.000 33 Retr. Izin Pengambilan Sarang Burung Walet 28.000.000 30.800.000 2.800.000 34 Retr. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi 5.000.000 5.500.000 500.000 35 Retr. Izin Wajib Daftar Perusahaan 25.000.000 27.500.000 2.500.000 36 Retr. Surat Izin Usaha Perdagangan 55.000.000 62.500.000 7.500.000 37 Retr. Izin Tanda Daftar Gudang 3.400.000 3.400.000 0 38 Retr. Surat Tanda Daftar Ind. & Izin Usaha Ind. 5.000.000 6.000.000 1.000.000 39 Retr. Peny. Perizinan Pertambangan Umum 30.000.000 33.000.000 3.000.000 III Hasil Perusahaan Milik Negara dan Hasil Pengg. Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 817.584.000 1.239.342.400 421.758.400 1 Perusahaan Daerah Air Minum 2 Bank Pembangunan Daerah 600.000.000 1.000.000.000 400.000.000 3 Penyertaan Modal Daerah Kepada LPK 24.000.000 26.400.000 2.400.000 4 Penyert. Modal Daerah Kpd 145.188.000 159.706.800 Kop.Bina Mukti 14.518.800 5 Penyert. Modal Kpd Kop. DW. 48.396.000 53.235.600 Melati 4.839.600 IV Lain-Lain PAD yang syah. 14.448.690.000 15.606.950.000 1.158.260.000 01 Pen. Penjualan Aset Daerah 120.000.000 132.000.000 12.000.000 1 Penj. Per/Perlengkapan Kantor Tidak Terpakai 2 Penj. Mesin/Alat Berat Tidak Terpakai 100.000.000 100.000.000 0 3 Penj. Rumah Jab./Rumah Dinas 4 Penj. Kend. Dinas Roda Dua 5 Penj. Kend. Dinas Roda Empat 20.000.000 32.000.000 12.000.000 6 Penj. Drum Bekas 7 Penj. Hasil Penebangan Pohon 8 Penj. Perlengkapan Lalu Lintas 9 Penerimaan Lain-lain IV-4

1. 2. 3. 4. 5. 02 Penerimaan Jasa Giro 800.000.000 800.000.000 0 1 Jasa Giro Kas Daerah 800.000.000 800.000.000 0 2 Jasa Giro Pemegang Kas 3 Jasa Giro Dana Cadangan 03 Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga 58.500.000 87.750.000 29.250.000 04 Set. Kel. Pembayaran Kepada Pihak Ketiga 05 Penerimaan Bunga Deposito 5.000.000.000 6.000.000.000 1.000.000.000 1 Rekening Dep. Pada Bank Jabar Rksbtg 5.000.000.000 6.000.000.000 1.000.000.000 2 Rekening Dep. Pada Bank BRI 06 Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan 1 Bidang Umum Pemerintahan 2 Bidang Pekerjaan Umum 3 Bidang Kesehatan dan LH 4 Bidang P & K 5 Bidang Pertanian 6 Bidang HUBPAR 7 Bidang Industri, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal Daerah 8 Bidang Pertanahan dan Pertambangan 9 Bidang Kependudukan, Tenaga Kerja & Sosial 07 Penerimaan Atas Kekayaan Daerah 1 Kerugian Uang Daerah 2 Kerugian Barang Daerah 3 Angsuran dan atau Cicilan Kendaraan Bermotor 4 Angsuran dan atau Cicilan Rumah Dinas 08 Penerimaan Iuran Pertambangan 45.000.000 49.500.000 4.500.000 09 Penerimaan Pen. Wilayah Pertambangan 30.000.000 33.000.000 3.000.000 10 Penerimaan Lain-lain 8.395.190.000 8.504.700.000 109.510.000 a. Radio Daerah Kabupaten Lebak 17.700.000 17.700.000 0 b BPN c Aspal Mixing Plant (AMP). 3.250.000.000 3.500.000.000 250.000.000 d Penerimaan Lainnya 5.127.490.000 4.987.000.000 (140.490.000) 1.2. Dana Perimbangan 624.837.575.000 627.050.700.000 2.213.125.000 IV-5

1. 2. 3. 4. 5. 1.2.1 Bagi Hasil Pajak Bukan Pajak 27.860.575.000 30.793.700.000 2.933.125.000 1 Bagi Hasil Pajak 27.173.575.000 30.017.700.000 2.844.125.000 1 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 15.366.575.000 17.500.000.000 2.133.425.000 2 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 64,8 % 3 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari Pusat 4 BPHTB 4.700.000.000 4.700.000.000 0 5 BPHTB (64%) 6 BPHTB dari Pusat 7 Bagi Hasil Pajak Penghasilan (PPh.21) 7.107.000.000 7.817.700.000 710.700.000 2 Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam 687.000.000 776.000.000 89.000.000 1 Iuran Hak Pengusahaan Hutan 0 0 (IHPH) 0 2 Provisi Sumber Daya Hutan 88.500.000 88.500.000 (PSDH) 0 3 Iuran Tetap / Landrent 18.500.000 18.500.000 0 4 Iuran Eksplorasi 5 Iuran Eksplorasi/Eksploitasi 375.000.000 375.000.000 (Royalti) 0 6 Iuran Kuasa Usaha Pertambangan 7 Penerimaan Pungutan Pengusahaan 150.000.000 225.000.000 Perikanan 75.000.000 8 Penerimaan Pungutan Hasil 55.000.000 69.000.000 Perikanan 14.000.000 9 Pungutan dari Hasil 0 0 Pertambangan/Minyak Bumi 0 10 Penerimaan dari sektor 0 0 Pertambangan Gas Alam 0 01.2.2 Dana Alokasi Umum 507.640.000.000 520.000.000.000 12.360.000.000 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 55.467.000.000 40.000.000.000 (15.467.000.000) 1 Dana Alokasi Khusus Reboisasi 2 Dana Alokasi Khusus Non 55.467.000.000 40.000.000.000 Reboisasi (15.467.000.000) 3 Dana Alokasi Khusus Bidang. 4 Bagi Hasil Pajak & Bantuan Keu.Dari Propinsi 33.870.000.000 36.257.000.000 2.387.000.000 - Bagi Hasil Pajak Propinsi 13.870.000.000 16.257.000.000 2.387.000.000 1 Pajak Kendaraan Bermotor 2.840.000.000 3.295.000.000 455.000.000 2 Pajak Kendaraan Diatas Air 3 BBNKB 3.500.000.000 3.675.000.000 175.000.000 4 Bea Balik Nama / Kendaraan 0 0 Diatas Air 0 5 PBBKB 7.500.000.000 9.250.000.000 1.750.000.000 6 Pajak Pengambilan & Pemanfaatan 30.000.000 37.000.000 ABT/APT 7.000.000 IV-6

1. 2. 3. 4. 5. - Bantuan Keuangan dari Propinsi 20.000.000.000 20.000.000.000 0 Bantuan Keuangan untuk 1 20.000.000.000 20.000.000.000 Kabupaten 0 2 Bantuan Keuangan untuk Desa 1,3 Lain-lain Pendapatan Yang Syah Bantuan Dana 1 Kontijensi/Penyeimbang dari 0 0 Pemerintah 0 2 Bantuan Dana Penyeimbang Gaji 3 Dana Darurat 4 Penanggulangan Korban/Kerusakan 0 0 Akibat 0 Bencana Alam 5 Penanggulangan Korban/Kerusakan 0 0 Akibat 0 Bencana Sosial 6 Dana Hibah dari World Bank 0 0 (P2TPD) 0 JUMLAH SELURUHNYA.. 664.871.242.000 670.279.284.700 5.408.042.700 Sumber : BPKAD Kab. Lebak Tahun 2007 4.3.2 KEBIJAKAN BELANJA DAERAH Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan dengan memperhatikan prestasi kerja setiap SKPD dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta menjamin efektifitas dan efisiensi anggaran ke dalam kegiatan. Kebijakan belanja daerah pada tahun 2008 diupayakan dengan mengatur pola pembelanjaan yang proporsional, efisien, efektif, aspiratif dengan memperhatikan kebutuhan nyata masyarakat. Kebijakan tersebut meliputi : a. Pencapaian target rencana strategis pada 25 urusan wajib dan delapan urusan pilihan, terutama di bidang sarana dan prasarana transportasi, pendidikan dan kesehatan; b. Penjagaan kemungkinan penuntasan program ketenagalistrikan bagi desa yang belum menerima fasilitas PLN dan kemungkinan perluasan jaringan; c. Peningkatan jumlah sasaran dan biaya untuk mendukung hot mix masuk desa (HMD) terhadap ruas-ruas jalan poros desa yang telah memenuhi kriteria teknis dan populasi; IV-7

d. Optimalisasi sarana dan prasarana penunjang produktivitas perekonomian daerah guna mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan pendapatan masyarakat; e. Pengembangan ekonomi local berbasis pertanian (tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan kelautan); f. Persiapan secara bertahap guna menjadi tuan rumah PORPROV III Banten; g. Peningkatan kualitas penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik dan pemberdayaan masyarakat pada jenjang Kabupaten, kecamatan dan desa; h. Persiapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang demokratis, jujur dan adil. Mencermati kebutuhan pembangunan daerah yang semakin meningkat, akan berimplikasi terhadap kemungkinan terjadinya defisit anggaran. Untuk itu perlu diantisipasi dengan upaya pembiayaan sebagai berikut : a. Mendayagunakan sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu; b. Melakukan penjualan asset daerah dan atau kekayaan daerah yang dipisahkan sesuai dengan peraturan perundangundangan. c. Melakukan pinjaman daerah yang terukur dalam masa bakti Kepala Daerah sesuai ketentuan perundang-undangan. 4.3.3 PROSEDUR PENETAPAN PAGU INDIKATIF ANGGARAN Strategi kebijakan pembangunan daerah yang dituangkan dalam dokumen RKPD, pada dasarnya merupakan akumulasi skenario aktivitas intervensi terhadap tujuan pembangunan tahunan yang telah disepakati bersama, melalui pengerahan seluruh sumber daya pembangunan daerah yang tersedia. Salah satu sumber daya yang memiliki peran penting untuk menjaga konsistensi rencana dengan implementasi kebijakan tersebut adalah sumber daya keuangan. Kebutuhan masyarakat yang terkristalisasi dalam skenario pembangunan daerah memiliki volume yang cukup besar, sedangkan pada sisi kemampuan sumber daya keuangan daerah memiliki keterbatasan. IV-8

Oleh karena itu pemilihan prioritas aktivitas serta efisiensi sumber daya dengan tetap memperhatikan efektivitas tujuan yang telah ditetapkan, menjadi hal yang teramat penting dalam merancang system dan mekanisme alokasi pemanfaatan sumber daya keuangan daerah. Gambaran interaksi kebijakan pembangunan daerah dengan potensi sumber daya keuangan daerah, disajikan dalam gambar berikut : ISU PEMBANGUNAN DAERAH PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DAERAH PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH POTENSI SUMBER DAYA PEMBANGUNAN EVALUASI KEBIJAKAN DAN KEGIATAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAN KEGIATAN ASUMSI IMPLEMENTASI TUJUAN SASARAN Definisi Tujuan dan Sasaran Program; KEGIATAN MASUKAN KELUARAN HASIL KEGIATAN PERENCANAAN Definisi Kegiatan terhadap Sasaran Program; Definisi alokasi Program dan Kegiatan, untuk setiap Sumber Gambar 4.1 : Interaksi Kebijakan Pembangunan Kebijakan pembangunan tahunan daerah yang dituangkan dalam dokumen RKPD, pada dasarnya merupakan bagian dari kebijakan jangka menengah yang telah disusun. Domain pokok kebijakan tahunan secara prinsip memiliki korelasi, yang pada gilirannya akan mendukung tercapainya target kebijakan jangka menengah, walaupun pada beberapa hal akan dijumpai kebijakan yang bersifat spesifik untuk dilaksanakan. IV-9

Oleh karenanya posisi kebijakan tahunan dalam interaksi kebijakan jangka menengah, hendaknya memiliki kriteria yang jelas dan tetap mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan dalam kebijakan jangka menengahnya. Strategi kebijakan tahunan daerah yang dituangkan dalam kebijakan program dan kegiatan, akan berkonsekuensi pada kebutuhan sumber daya keuangan, meliputi : APBN / PHLN, APBD dan dana-dana lainnya. Berkenaan dengan adanya kebutuhan akan anggaran dalam implementasi kebijakan, serta terjadinya diversifikasi sumber dana tersedia namun memiliki keterbatasan, maka penetapan pagu indikatif menjadi sangat penting. Hal ini dilakukan untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam pemanfaatan sumber dana, berdasarkan strategi perencanaan pembangunan yang telah disepakati. Pagu indikatif anggaran pada dasarnya merupakan batas maksimal alokasi anggaran yang dibutuhkan untuk mendukung implementasi kebijakan (baik program maupun kegiatan) berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Adapun pertimbangan yang dijadikan sebagai kriteria penetapan dalam penyusunan pagu anggaran indikatif tersebut adalah hasil evaluasi kinerja kebijakan tahun sebelumnya, serta prioritas pembangunan yang ditetapkan berdasarkan definisi isu strategisnya. Dalam penetapan pagu anggaran indikatif, yang perlu diperhatikan adalah kejelasan definisi struktur baik program maupun kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk memberikan kejelasan posisi relatif kegiatan terhadap program, melalui tujuan dan sasaran program yang telah ditetapkan. Pemilihan yang jelas antara program dan kegiatan, berdasarkan definisi komposisi sasaran dalam program, serta kegiatan dalam setiap sasaran, akan memberikan informasi berkenaan dengan bobot pagu yang semestinya disusun. IV-10

Kebijakan Jangka Menengah Kebijakan Tahunan Sumber Dana VISI APBN/BLN Kegiatan MISI APBD Kegiatan DANA LAINNYA 2004 2005 2006 2007 2008 Gambar 4.2 : Sumber Dana Dalam Kebijakan Tahunan Daerah IV-11