METODE PENELITIAN. kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Anggaran

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Lampung dengan menggunakan data

III. METODE PENELITIAN. menggunakan alat uji statistik berupa uji beda maka variabel yang digunakan

METODE PENELITIAN. terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Lampung

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan data sekunder yang berasal dari instansi atau dinas terkait.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. time series yang bersifat kuantitatif, yaitu data berbentuk angka-angka

METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, rincian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian bersifat kuantitatif yaitu berupa data tahunan

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik Provinsi Lampung ( time series ) pada jangka waktu 6 tahun. terakhir yakni pada tahun 2006 hingga tahun 2007.

METODE PENELITIAN. (time series), yaitu tahun yang diperoleh dari Bag. Keuangan Pemda Lampung

BAB IV. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

I. PENDAHULUAN. berdasarkan pertimbangan kemampuan daerah. Tujuannya adalah memungkinkan

III. METODE PENELITIAN. antara data time series selama 6 tahun yaitu dari tahun dan cross

III. METODE PENELITIAN. Provinsi Lampung adalah data sekunder berupa PDRB tiap kabupaten/kota di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam data ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data

III. METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Tanggamus, dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi fiskal dan otonomi daerah telah membawa konsekuensi pada

I. PENDAHULUAN. sebagian masyarakat Indonesia mendukung dengan adanya berbagai tuntutan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Sebelum melakukan sebuah penelitian, harus terlebih dahulu dilakukan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan

BAB III GAMBARAN UMUM PARIWISATA LAMPUNG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

I. PENDAHULUAN. Lampung Selatan merupakan pusat kota dan ibukota kabupaten. Pembangunan merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Kondisi Geografi dan Topografi Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan dan data antar

PERKEMBANGAN DAN HUBUNGAN DANA ALOKASI UMUM (DAU), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN BELANJA PEMERINTAH DAERAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

I. PENDAHULUAN. pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Lahirnya Undang-undang No.22

BAB IV GAMBARAN UMUM

III. METODOLOGI PENELITIAN. mencatat, mengumpulkan serta menyalin data-data yang diperlukan dari dinas atau instansi

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan otonomi daerah adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. Buleleng (4) Kab. Gianyar (5) Kab. Jembrana (6) Kab. Karangasem (7) Kab. Klungkung (8) Kab. Tabanan (9) Kota Denpasar.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya dalam meningkatkan kapasitas

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder tahunan

BAB I PENDAHULUAN. MPS Kabupaten Pesawaran Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

1. PENDAHULUAN. merupakan salah satu unsur belanja langsung. Belanja modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

ANALISIS SUMBERDAYA PESISIR YANG BERPOTENSI SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BENGKULU

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

BAB III METODE PENELITIAN. berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG

METODE PENELITIAN. yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian terdahulu.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dan komparatif. Dalam penelitian ini langkah pertama yang akan

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

I. PENDAHULUAN. kepedulian terhadap potensi dan keanekaragaman daerah. daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil lokasi di Kabupaten Brebes dan Pemalang dengan data yang

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang APBD.

BAB III. METODE PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya sendiri, pada tahun ini juga tonggak sejarah reformasi manajemen

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sentralisasi menjadi sistem desentralisasi merupakan konsekuensi logis dari

I. PENDAHULUAN. Di era Otonomi Daerah sasaran dan tujuan pembangunan salah satu diantaranya

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Timur dan 7,12 hingga 8,48 Lintang Selatan. Sedangkan luas Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dan mendatangkan devisa daerah Kota Bandung. Bandung terletak pada koordinat BT dan LS.

KEPPRES 30/2004, PEMBENTUKAN PENGADILAN NEGERI GUNUNG SUGIH, PENGADILAN NEGERI SUKADANA, DAN PENGADILAN NEGERI BLAMBANGAN UMPU

PROPINSI KOTAMADYA/KABUPATEN TARIF KABUPATEN/KOTAMADYA HARGA REGULER. SUMATERA BARAT Kota Solok Arosuka

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan mengenai

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerja pengelolaan pemerintahan, Indonesia dibagi menjadi daerah kabupaten dan. sendiri urusan pemerintahan dan pelayanan publik.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN KOTABARU LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

Transkripsi:

46 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan pada sepuluh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Lampung dengan menggunakan data sekunder yang ditunjang dengan studi kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dari sisi penerimaan sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Lampung pada tahun 2007 2011, dimana terdapat data seperti : a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) b. Dana Bagi Hasil (DBH) c. Sumbangan Daerah / Dana Alokasi Umum (DAU) d. Total Penerimaan Daerah (TPD) B. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pencatatan data yang bersumber dari publikasi yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) serta

47 dengan mengumpulkan informasi dan studi pustaka dari buku-buku, literatur dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. C. Definisi Variabel Pengertian dan batas variabel yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah yang digunakan dalam penelitian ini adalah PAD pada sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Lampung mulai dari tahun 2007 2011, yang merupakan data publikasi buku Statistik Laporan Keuangan kabupaten/kota di Provinsi Lampung dalam satuan rupiah. 2. Dana Bagi Hasil (DBH) Dana Bagi Hasil yang digunakan dalam penelitian ini adalah BHPBP pada sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Lampung mulai dari tahun 2007 2011, yang merupakan data publikasi buku Statistik Laporan Keuangan kabupaten/kota di Provinsi Lampung dalam satuan rupiah. 3. Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Umum yang digunakan dalam penelitian ini adalah DAU pada sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Lampung mulai dari tahun 2007 2011, yang merupakan data publikasi buku Statistik Laporan Keuangan kabupaten/kota di Provinsi Lampung dalam satuan rupiah.

48 4. Total Pendapatan Daerah (TPD) Total Pendapatan Daerah yang digunakan dalam penelitian ini adalah TPD pada sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Lampung mulai dari tahun 2007 2011, yang merupakan data publikasi buku Statistik Laporan Keuangan kabupaten/kota di Provinsi Lampung dalam satuan rupiah. D. Alat Analisis Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif, dimana untuk mengetahui seberapa besar tingkat ketergantungan fiskal pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat, yang dilakukan dengan menggunakan indikator Derajat Desentralisasi Fiskal Daerah (Musgrave dan Musgrave, 1980). Berdasarkan Sukanto Reksohadiprojo (2001) dalam bukunya Ekonomi Publik untuk mengukur Derajat Desentralisasi Fiskal dapat dilakukan dengan cara: 1) Perbandingan PAD terhadap Total Penerimaan Daerah. 2) Perbandingan Dana Bagi Hasil terhadap Total Pendapatan Daerah. 3) Perbandingan Dana Alokasi Umum terhadap Total Penerimaan Daerah. E. Metode Perhitungan Dalam mengkaji Ketergantungaan Fiskal yang merupakan indikator utama dalam mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri aktivitas atau kegiatan yang dijalankannya tanpa tergantung oleh pemerintah pusat

49 maupun bantuan dari luar, maka diperlukan analisis untuk mengukur ketergantungan fiskal kabupaten/kota yang ada di Provinsi Lampung. Menurut Sukanto Rekshadiprojo (2001), untuk mengukur Derajat Desentralisasi Fiskal dapat dilakukan dengan cara: 1. Proporsi PAD terhadap TPD Semakin kecil nilai persentase PAD terhadap TPD maka semakin besar tingkat ketergantungan fiskal suatu kabupaten/kota. 2. Proporsi DBH terhadap TPD Semakin kecil nilai persentase DBH terhadap TPD maka semakin besar tingkat ketergantungan fiskal suatu kabupaten/kota. 3. Proporsi DAU terhadap TPD Semakin kecil nilai persentase DAU terhadap TPD maka semakin kecil tingkat ketergantungan fiskal suatu kabupaten/kota.

50 Keterangan: PAD = Pendapatan Asli Daerah DBH = Dana Bagi Hasil DAU = Dana Alokasi Umum TPD = Total Pendapatan Daerah Untuk mengukur tingkat Pola Hubungan dan Tingkat Kemampuan Daerah, Skala interval Derajat Desentralisasi Fiskal dilakukan dengan menggunakan kategori sebagai berikut: Tabel 1. Pola Hubungan dan Tingkat Kemampuan Daerah Kemampuan Keuangan Kemandirian (%) Pola Hubungan Rendah Sekali 0% - 25% Instruktif Rendah 25% - 50% Konsultatif Cukup 50% - 75% Partisipatif Tinggi 75% - 100% Delegatif Sumber : Halim, Abdul. 2004. Skala interval Derajat Desentralisasi Fiskal pada perhitungan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Bagi Hasil (DBH) terhadap Total Penerimaan Daerah (TPD) adalah sebagai berikut :

51 Tabel 2. Skala Interval Derajat Desentralisasi Fiskal proporsi PAD dan DBH terhadap TPD Tingkat Ketergantungan Fiskal (%) Sangat Tinggi 0,00% - 10,00% Tinggi 10,01% - 20,00% Cukup 20,01% - 30,00% Sedang 30,01% - 40,00% Rendah 40,01% - 50,00% Sangat Rendah >50,00% Sumber : Tim Litbang Depdagri Fisipol UGM, 1991 Sedangkan, untuk hasil perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Total Penerimaan Daerah (TPD) adalah sebagai berikut : Tabel 3. Skala Interval Derajat Desentralisasi Fiskal proporsi DAU terhadap TPD Tingkat Ketergantungan Fiskal (%) Sangat Rendah 0,00% - 10,00% Rendah 10,01% - 20,00% Sedang 20,01% - 30,00% Cukup 30,01% - 40,00% Tinggi 40,01% - 50,00% Sangat Tinggi >50,00% Sumber : Tim Litbang Depdagri Fisipol UGM, 1991

52 F. Gambaran Umum Provinsi Lampung 1. Geografi Secara geografis, Provinsi Lampung terletak antara 6 0 45ꞌ - 3 0 45ꞌ Lintang Selatan dan 103 0 40ꞌ - 105 0 50ꞌ Bujur Timur dengan luas wilayah 35.376,84 km 2 dengan ibukota Bandar Lampung, yang dimana merupakan gabungan dari dua kota kembar Tanjungkarang dan Telukbetung. Provinsi Lampung terletak di ujung selatan Pulau Sumatera, letaknya yang sangat strategis ini menjadi sentral penghubung antara Jawa dan Sumatera, dimana: 1. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Sunda 2. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Indonesia Provinsi Lampung terdiri atas daerah pesisir, pulau kecil dan laut, luas seluruh daratannya mencapai 3.528.835 ha, sementara garis pantainya sepanjang 1.105 km. Kawasan bagian barat merupakan daerah pegunungan yang menjadi bagian dari rangkaian Bukit Barisan. Tercatat terdapat tiga buah gunung disana dengan tinggi lebih dari 2.000 m dari permukaan laut, yaitu Gunung Pesagi, Gunung Tanggamus dan Gunung Tangkil Tebak. Provinsi ini juga memiliki 70 pulau, dimana terdiri dari 18 pulau berpenghuni dan 52 pulau lainnya tidak bertuan.

53 2. Topografi Secara topografis Provinsi Lampung terdiri atas: 1. Daerah berbukit sampai bergunung dengan kemiringan > 500 m dpl 2. Daerah berombak sampai bergelombang dengan kemiringan 8% - 15% dan ketinggian 300 500 dpl 3. Daerah dataran alluvial dengan kemiringan 0% - 3% dan ketinggian 25 75 m dpl 4. Daerah dataran rawa pasang surut dengan ketinggian 0,1 1 m dpl 5. Daerah river basin 3. Administrasi Pemerintahan Provinsi Lampung sebelum tanggal 18 Maret 1964 adalah sebuah Keresidenan Lampung, yang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-Undang Nomor 14 tahun 1964 Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Provinsi Lampung dengan ibukoa Tanjungkarang-Telukbetung. Selanjutnya Kotamadya Tanjungkarangtelukbetung tersebut berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 24 tahun 1983 telah diganti namanya menjadi Kotamadya BandarLampung terhitung sejak tanggal 17 Juni 1983. Secara administratif pada tahun 2007, Provinsi Lampung terdiri dari 8 Kabupaten, 2 Kota, 181 Kecamatan dan 2.065 Desa (Lampung dalam Angka

54 2007). Berikut akan ditampilkan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4. Luas Ibukota, Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung. No Kabupaten Ibukota Luas (km 2 ) Kecamatan Desa 1 Kab. Lampung Selatan Kalianda 3.180,78 20 350 2 Kab. Lampung Tengah Gunung Sugih 4.789,82 27 284 3 Kab. Lampung Utara Kotabumi 2.725,63 16 206 4 Kab. Lampung Barat Liwa 4.950,40 14 171 5 Kab. Lampung Timur Sukadana 4.337,89 24 232 6 Kab. Tanggamus Kota Agung 3.356,61 24 313 7 Kab. Tulang Bawang Menggala 7.770,84 24 221 8 Kab. Way Kanan Blambangan Umpu 3.921,63 14 192 9 Kota BandarLampung BandarLampung 192,96 13 84 10 Kota Metro Metro 61,79 5 12 TOTAL KECAMATAN DAN DESA DI PROVINSI LAMPUNG Sumber : Badan Pusat Statistik, Lampung Dalam Angka (2007) 181 2.065