ARTIKEL GAMBARAN KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR YANG TELAH MENGIKUTI IVA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRANGGAN KECAMATAN KRANGGAN KABUPATEN TEMANGGUNG Oleh: Asti Asmodiyati 040113a004 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO 2016
HALAMAN PENGESAHAN Artikel Karya Tulis Ilmiah dengan judul Gambaran Karakteristik Wanita Usia Subur Yang Telah Mengikuti IVA Di Wilayah Kerja Puskesmas Kranggan Kecamatan Kranggan Kabupaten yang disusun oleh : Nama Nim : Asti Asmodiyati : 040113a004 Program studi : DIII Kebidanan Telah disetujui oleh Pembimbing Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo, pada : Ungaran, Agustus 2016 (Masruroh, S.S.iT., M.Kes) NIDN. 0612038001
Asti Asmodiyati (040113a004) 1, Masruroh S.SiT.M.kes 2, Anggun Trisnasari S.SiT 3 123 Program Studi DII Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Gambaran Karakteristik Wanita Usia Subur Yang Mengikuti IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten The Description of Women of Childbearing Age Characteristics in Participating on the Visual Inspection with Acetic Acid at Puskesmas Kranggan, Kranggan Subdistrict, Regency ABSTRAK Untuk mengetahui yang terjangkit kanker serviks dengan cara melakukan pemeriksaan IVA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik wanita usia subur yang mengikuti Kabupaten. Desain penelitian ini deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini wanita usia subur yang mengikuti Kabupaten sebanyak 287 orang ibu dengan sampel 81 orang diambil menggunakan teknik proportionate simple random sampling. Alat pengambilan data yang digunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan wanita usia subur yang mengikuti IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten, sebagian besar berumur lebih dari 30 tahun (72,8%), berpendidikan SMA (56,8%), bekerja sebagai karyawan swasta (81,5%) dan ibu multipara (96,3%). Sebaiknya wanita usia subur meningkatkan pemahaman tentang penyakit kanker leher rahim sehingga dapat mempunyai kesadaran bahwa deteksi dini kanker leher rahim dengan mengikuti pemeriksaan IVA sebagai salah satu upaya deteksi dini kanker leher rahim. Kata Kunci : karakteristik, wanita usia subur yang mengikuti IVA Puskesmas Kabupaten 1
ABSTRACT To find out which of contracting cervical cancer by conducting checks visual inspection with acetic acid (VIA). The purpose of this study is to describe the characteristics of women of childbearing age who participated in the Working Area of Puskesmas Kranggan, Kranggan Sub-district, Regency. The study design was descriptive with cross sectional approach. This study population was women of childbearing age who participated VIA examination in the region as many as 287 mothers with the samples of 81 people taken by using proportionate simple random sampling technique. Data collecting tool used questionnaires. Data analysis used frequency distribution. The results show the women of childbearing age who participate on VIA examination in the region are mostly older than 30 years (72.8%), get high school education (56.8%), workas a private employees (81.5 %) and a multiparous mother (96.3%). Women of childbearing age should improve understanding about cervical cancer so that they can have no awareness of early detection of cervical cancer by participating in VIA examination as one of the early detections of cervical cancer. Keywords : characteristics, women of childbearing age who participate VIA examination PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Wanita merupakan kelompok yang paling banyak mengalami penderitaan, mulai dari kondisi bawaan yang mereka terima akibat adanya nilainilai patriarki yang memberlakukan perempuan sebagai golongan nomor dua, berbagai perlakuan buruk dan diskriminatif (misal: kebijakan diskriminatif, pengabaian hak-hak, pembatasan dan praktik kekerasan terhadap perempuan), hingga berbagai penderitaan akibat kodrat yang dimilikinya (misal : kehamilan dan persalinan yang mengandung resiko tinggi serta berbagai kesakitan seperti kanker leher rahim dan payudara). Berdasarkan hasil analisis data Riset Kesehatan Dasar, telah ditemukan benang merah yang pada intinya menyimpulkan bahwa penyakit kanker lebih banyak menyerang kaum perempuan daripada laki-laki (RISKESDAS, 2013). Berdasarkan data selama 2014, jumlah perempuan Jateng yang melakukan deteksi dini pencegahan kanker serviks di rumah sakit atau puskesmas hanya sekitar 5 persen atau kurang lebih 3000 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 80 persen positif kanker serviks stadium tiga. Sehingga biaya semakin tinggi, tingkat kesembuhan rendah, serta menyebabkan kondisi psikologis penderita terganggu atau tertekan. Pencegahan dini dengan metode IVAharus digencarkan karena lebih murah, cepat, dan tingkat akurasi hampir sama dengan tes papsmear yang selama ini popular digunakan. Sayangnya, sebagian besar masyarakat saat ini masih takut, khawatir, dan malu memeriksakan organ kewanitaan untuk mendeteksi kanker serviks. Melalui kegiatan ini, dia berharap kaum wanita Jateng tidak hanya tergerak secara mandiri dan sukarela melakukan deteksi dini tapi juga menjadikan deteksi dini sebagai kebutuhan.dengan mendeteksi dini melalui pemeriksaan IVA, maka bagi wanita yang positif terjangkit kanker serviks dapat mengambil langkah tepat untuk menindaklanjuti penanganannya (Profil Kesehatan Jateng, 2014). Puskesmas Kabupaten 2
Peneliti memilih permasalahan dipuskesmas Kranggan dilihat dari kebanyakan usia ibu >20 tahun yang mengikuti test IVA, dan penggunaan alat kontrasepsi. Sedangkan dari hasil wawancara dengan bidan puskesmas Kranggan mengatakan bahwa puskesmas Kranggan direkomendasikan oleh dinas kesehatan kabupaten temanggung untuk diadakan program pemeriksaan IVA. Pemeriksaan IVA sebagaimana yang melakukan bidan dan dokter yang mengikuti pelatihan IVA dengan sertifikat terlatih. Sebelum dilaksanankan pemeriksan IVA bidan memberikan informasi kepada wanita usia subur melalui perkumpulan PKK dan kegiatan Posyandu. Setelah diberikan informasi didapatkan bahwa wanita usia subur yang mengikuti pemeriksaan IVA di Puskesmas Kranggan pada bulan Juni-Desember 2015 sebanyak 287 orang ibu, hasil yang positif sebanyak 34 orang ibu sedangkan yang negatif sebanyak 253 orang ibu. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari 2016, di Wilayah Kerja Puskesmas Kranggan terhadap 10 wanita usia subur yang mengikuti IVA dimana 7 ibu (70,0%) mempunyai usia > 35 tahun pendidikan SMP, bekerja sebagai petani, tidak merokok melakukan hubungan pertama di usia > 20 tahun dan mempunyai lebih dari dua anak. Diperoleh pula 3 ibu (30,0%) mempunyai usia > 35 tahun pendidikan SMA, bekerja sebagai karyawan swasta, merokok, melakukan hubungan pertama di usia > 23 tahun dan mempunyai dua anak. Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul, Gambaran karakteristik wanita usia subur yang mengikuti IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Kranggan Kecamatan Kranggan Kabupaten. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran karakteristik wanita usia subur yang mengikuti IVA di Wilayah Kerja Puskesmasa Kranggan Kecamatan Kranggan Kabupaten. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran umur wanita usia subur yang mengikuti IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Kranggan Kecamatan Kranggan Kabupaten b. Mengetahui gambaran pendidikan wanita usia subur yang mengikuti IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Kranggan c. Mengetahui gambaran pekerjaan wanita usia subur yang mengikuti IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Kranggan Kecamatan Kranggan Kabupaten d. Mengetahui gambaran paritas wanita usia subur yang mengikuti IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Kranggan Kecamatan Kranggan Kabupaten Manfaat Penelitian 1. Bagi Wanita Usia Subur Bagi masyarakat agar khususnya wanita usia subur mengetahui dan memahami tentang penyakit kanker leher rahim sehingga dapat mempunyai kesadaran bahwa deteksi dini kanker leher rahim dengan mengikuti pemeriksaan IVA sebagai salah satu upaya deteksi dini kanker leher rahim. 2. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam melakukan penelitian, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan Puskesmas Kabupaten 3
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya dan memberikan pengalaman nyata dalam melakukan penelitian dalam rangka mengembangkan diri mahasiswa peneliti. 3. Bagi Instansi Pendidik Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat akademis berupa tambahan wawasan dan pengetahuan yang terkait dengan program inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). 4. Bagi Instansi Pelayanan (Puskesmas) Dapat digunakan sebagai kebijakan mendukung program deteksi dini kanker leher rahin dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) dan peningkatan pelayanan kesehatan serta penyediaan sarana prasarana untuk pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) sehingga ibu akan lebih tertarik, selain itu juga akan merasa lebih nyaman untuk melakukan pemeriksaan IVA. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dilakukan di Desa Kabupaten pada 22 Juli 2016. Populasi jumlah seluruh wanita usia subur yang berjumlah 287 orang dengan sampel sebanyak 81 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah proporsional random sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari puskesmas yaitu jumlah wanita usia subur yang ada di Desa Kranggan. Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data yaitu lembar observasi. Analisa yang digunakan adalah analisis univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil Penelitian Karakteristik Responden 1. Umur Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Wanita Usia Subur Yang Mengikuti Kabupaten Umur Frekuensi Persentase (f) (%) >30 tahun 22 27,2 <30 tahun 59 72,8 Total 81 100,0 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan Kabupaten, sebagian besar berumur lebih dari 30 tahun yaitu sebanyak 59 orang (72,8%). 2. Pendidikan Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Wanita Usia Subur Yang Mengikuti Kabupaten Pendidikan Frekuensi Persentase (f) (%) SD 15 18,5 SMP 20 24,7 SMA 46 56,8 Total 81 100,0 Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan Kabupaten,sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sebanyak 46 orang (56,8%). Puskesmas Kabupaten 4
3. Pekerjaan Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Wanita Usia Subur Yang Mengikuti Kabupaten Pekerjaan Frekuensi Persentase (f) (%) IRT 13 16,0 Wiraswasta 2 2,5 Swasta 66 81,5 Total 81 100,0 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan Kabupaten,sebagian besar bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 66 orang (81,5%). 4. Paritas Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas Wanita Usia Subur Yang Mengikuti Kabupaten Paritas Frekuensi Persentase (f) (%) Nullipara 2 2,5 Primipara 1 1,2 Multipara 78 96,3 Total 81 100,0 Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan Kabupaten,sebagian besar ibu multipara yaitu sebanyak 78 orang (96,3%). PEMBAHASAN Gambaran Umur Wanita Usia Subur Yang Mengikuti IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Kranggan Hasil penelitian menunjukkan Kabupaten, berumur 35 tahun sebanyak 22 orang (27,2%) dan yang berumur 50 tahun sebanyak 59 orang (72,8%). Umur menunjukkan lamanya waktu hidup yaitu terhitung sejak lahir sampai dengan sekarang. Penentuan umur dilakukan dengan menggunakan hitungan tahun (Chaniago, 2012 ). Menurut Elisabeth yang dikutip Nursalam (2008), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Pembagian umur berdasarkan psikologi perkembangan (Hurlock, 2008) bahwa masa dewasa terbagi atas masa dewasa dini, berlangsung antara usia 18-40 tahun, masa dewasa madya, berlangsung antara usia 41-60 tahun, masa lanjut usia, berlangsung antara usia > 61 tahun Menurut Hurlock (2008) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa lebih dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini dilihat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang. Menurut Suryabudhi (2008) seseorang yang menjalani hidup secara normal dapat diasumsikan bahwa semakin lama hidup maka pengalaman semakin banyak, pengetahuan semakin luas, keahliannya semakin mendalam dan kearifannya semakin baik dalam pengambilan keputusan tindakannya. Pada ibu yang berusia sekitar 30-40 tahun memiliki tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi untuk mencegah terjadinya kanker serviks. Semakin dini WUS memeri ksakan diri maka secara dini akan di ketahui adanya kanker serviks (Prawihardjo, 2008) Menurut Verralls (2003) umur wanita 35-55 tahun mempunyai resiko tinggi untuk timbulnya kanker serviks, tetapi Puskesmas Kabupaten 5
sekarang telah terjadi peningkatan jumlah wanita muda yang sel-selnya abnormal, bahkan dapat di diagnosis pada sitologis serviks. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rini, Lestari. M (2009) yang menyebutkan jumlah responden terbanyak yang datang mel akukan pemeri ksaan IVA terdapat pada kelompok usia 35-39 tahun sebanyak 127 orang (20,8%). Dan juga diperkuat oleh penelitian yang di lakukan Rohani (2009) yang menyebutkan responden sampel umur yang melakukan pemeriksaan IVA jumlah terbesar adalah rentang usia 31-40 tahun yaitu sejumlah 31 orang. Gambaran Pendidikan Wanita Usia Subur Yang Mengikuti IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Kranggan Hasil penelitian menunjukkan Kabupaten,sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sebanyak 46 orang (56,8%). Pendidikan merupakan kemahiran menyerap pengetahuan pendidikan seseorang berhubungan dengan sikap seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah untuk dapat menyerap pengetahuan. Pendidikan merupakan unsur karakteristik personal yang sering dihubungkan dengan derajat kesehatan seseorang/masyarakat. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk menyerap informasi dalam bidang kesehatan. Mudahnya seseorang untuk menyerap informasi akan berpengaruh terhadap pembentukan perilaku baru yang lebih sehat. Tingkat pendidikan sangat menentukan daya nalar seseorang yang lebih baik, sehingga memungkinkan menyerap informasinformasi juga dapat berpikir secara rasional dalam menanggapi informasi atas setiap masalah yang dihadapi (Cumming dkk, Azwar, 2007). Pendidikan memiliki peran mengembangkan kompetensi yang lebih tinggi akan meningkatkan produktivitas. Pendidikan formal berhasil meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu (semakin lama waktu bersekolah semakin tinggi pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki) ( Zamroni, 2005). Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu dalam pembentuk perilaku seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi tingkat kesadaran orang tersebut akan suatu hal dan semakin matangnya pertimbangan seseorang dalam mengambil keputusan (Notoatmojo, 2003). Pendidikan berhubungan dengan wanita usia subur yang telah mengikuti IVA. Karena pendidikan juga berpengaruh terhadap wanita usia subur baik yang akan melakukan IVA dan sudah melakukan IVA. Makin tinggi pendidikan seseorang umumnya makin mudah untuk mendapatkan informasi. Wanita yang berpendidikan rendah tidak mempunyai kesadaran dalam memperhatikan kesehatannya terutama kesehatan reproduksi. Wanita tersebut melakukan pemeriksaan IVA, kemungkinan karena ikut-ikutan teman atau saudara, tanpa tahu tujuan dan manfaatnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitianyang dilakukan oleh Suprijono (2008) yang menyebutkan tingkat pendidikan tertinggi pada respondenya adalah pendidikan SD dan SMP yaitu 36 (30%) dan 34 (28.3%) serta prosentase terkecil adalah yang berpendidikan tinggi (perguruan tinggi) sejumlah 15 (2.5%). Puskesmas Kabupaten 6
Gambaran Pekerjaan Wanita Usia Subur Yang Mengikuti IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Kranggan Hasil penelitian menunjukkan Kabupaten,sebagian besar bekerja sebagai IRT yaitu sebanyak 13 orang (16,0%) yang bekerja sebagai karyawan wiraswasta yaitu sebanyak 2 orang (2,5%). Pekerjaan juga berpengaruh terhadap wanita usia subur yang mengikuti IVA, karena seorang ibu pekerja harus bisa membagi waktunya untuk kesehatan terutama kesehatan reproduksi. Sebagai ibu pekerja bisa mendapatkan informasi dari temanteman pekerjanya mengenai pemeriksaan IVA. Beda halnya dengan ibu rumah tangga, yang mungkin hanya mendapatkan informassi dari tv ataupun radio. Umumnya sebagai seorang pekerja, seorang ibu harus mengorbankan waktunya untuk memenuhi kewajibanya. Mereka bekerja di perusahaan harus bekerja selama 8 jam sehari, bahkan jika ada kewajiban bekerja lembur mereka harus menambah jam kerja hingga 12 atau 16 jam. Bagi ibu yang bekerja sebagai wiraswasta mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk mengatur waktunya, akan tetapi biasanya mereka justru lebih banyak waktunya untuk bekerja. Pekerjaan merupakan keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyaai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Swasta sebagai karyawan pabrik, wiraswasta bekerja sebagai pedagang dan PNS adalah pegawai yang bekerja di kantor pemerintahan. Pekerjaan memiliki peran penting dalam menentukan kualitas manusia, pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek yang memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan membuat sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan. (Notoatmodjo, 2010). Gambaran Paritas Wanita Usia Subur Yang Mengikuti IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Kranggan Hasil penelitian menunjukkan Kabupaten,ibu nullipara yaitu sebanyak 2 orang (2,5%), ibu primipara yaitu sebanyak 1 orang (1,2%), ibu multipara yaitu sebanyak 78 orang (96,3%).Jumlah paritas merupakan salah satu komponen dari status paritas yang sering dituliskan dengan notasi G- P-Ab, dimana G menyatakan jumlah kehamilan (gestasi), P menyatakan jumlah paritas, dan Ab menyatakan jumlah abortus. Sebagai contoh, seorang wanita dengan status paritas G3P1Ab1, berarti wanita tersebut telah pernah mengandung sebanyak dua kali, dengan satu kali paritas dan satu kali abortus, dan saat ini tengah mengandung untuk yang ketiga kalinya (Stedman, 2008). Multipara adalah perempuan yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali (Prawirohardjo, 2005). Multipara adalah perempuan yang telah melahirkan dua hingga empat kali (Manuaba, 2009). Paritas sangat terkait dengan wanita usia subur yang mengikuti IVA, karena penting bagi mereka yang telah melahirkan untuk memeriksakan kesehatan reproduksinya. Puskesmas Kabupaten 7
Paritas menunjukkan berapa kali ibu melahirkan didalam satu keluarga sampai pada saat wawancara dilakukan. Setiap anak memiliki nilai, maksudnya setiap anak merupakan cerminan harapan serta keinginan orang tua yang menjadi pedoman dari pola pikir, sikap maupun perilaku dari orang tua tersebut. Dengan demikian, setiap anak yang dimiliki oeh pasangan suami istri akan memberi pertimbangan tentang apakah mereka ingin memiliki anak dan jika ingin, berapa jumlah yang diinginkan. Jumlah anak berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan keluarga. Pada keluarga dengan tingkat kesejahteraan tinggi umumnya lebih mementingkan kualitas anak daripada kuantitas anak. Sementara itu pada keluarga miskin, anak dianggap memiliki nilai ekonomi (BPS, 2009). Hal ini disebabkan karena ibu telah menerapkan program KB dengan baik yaitu 2 anak cukup. Ibu juga ikut mensukseskan program pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Semakin sering wanita melahi rkan semakin tinggi resiko untuk terkena kanker serviks apalagi bila jarak kehamil an yang terlalu dekat hal ini berkaitan dengan proses persalinan dan perubahan hormonal. Apabila seseorang banyak mengalami persalinan maka dapat menyebabkan jalan lahir menjadi longgar. Selain itu robekan sel aput di serviks menyebabkan terbukanya jari tangan, sehingga mempunyai kesempatan untuk terkontaminasi oleh virus yang menyebabkan infeksi. Bakteri tersebut ada karena kondisi higiene vagina yang tidak terawat. Hasil ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Suprijono (2008) menyebutkan bahwa rerata paritas dalam penelitiannya adalah 2.9 dan 31,7% memiliki paritas lebih dari 3. Penelitian lain juga menyatakan paritas lebih dari 3 mengakibatkan naiknya frekuensi kanker, multiparitas juga erat hubunganya dengan usia menikah yang pada umumnya ditemukan pada pernikahan muda. PENUTUP Kesimpulan 1. Wanita usia subur yang mengikuti Kabupaten, sebagian besar berumur 50 yaitu sebanyak 59 orang (72,8%). 2. Wanita usia subur yang mengikuti Kabupaten, sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sebanyak 46 orang (56,8%). 3. Wanita usia subur yang mengikuti Kabupaten, sebagian besar bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 66 orang (81,5%). 4. Wanita usia subur yang mengikuti Kabupaten, sebagian besar ibu multipara yaitu sebanyak 78 orang (96,3%). Saran 1. Bagi Wanita Usia Subur Bagi masyarakat agar khususnya wanita usia subur mengetahui dan memahami tentang penyakit kanker leher rahim sehingga dapat mempunyai kesadaran bahwa deteksi dini kanker leher rahim dengan mengikuti pemeriksaan IVA sebagai salah satu upaya deteksi dini kanker leher rahim. 2. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam melakukan penelitian, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya dan memberikan Puskesmas Kabupaten 8
pengalaman nyata dalam melakukan penelitian dalam rangka mengembangkan diri mahasiswa peneliti. 3. Bagi Instansi Pendidik Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat akademis berupa tambahan wawasan dan pengetahuan yang terkait dengan program inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). 4. Bagi Instansi Pelayanan (Puskesmas) Dapat digunakan sebagai kebijakan mendukung program deteksi dini kanker leher rahin dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) dan peningkatan pelayanan kesehatan serta penyediaan sarana prasarana untuk pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) sehingga ibu akan lebih tertarik, selain itu juga akan merasa lebih nyaman untuk melakukan pemeriksaan IVA. DAFTAR PUSTAKA Riskesdas, 2013. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim.riset kesehatan daerah 2013. Puspitasari, N, dkk. 2012. Gambaran Pengetahuan Wanita Yang Sudah Menikah Mengenai Tes IVA dan Kanker Serviks. Fakultas KedokteranUniversitas Padjadjaran. (syarat ikut iva) Rasjidi, Imam. 2009. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta: CV Sangung Seto. Puskesmas Kabupaten 9