Direktur Operasional PT Arwana Citramulia Tbk Edy Suyanto INDONESIAN INDUSTRY I 05 I AGUSTUS 2012

dokumen-dokumen yang mirip
Corporate Social Responsibility PPMJ

Slide 1. Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai suatu konsep UKDW

SOSIALISASI MEKANISME PENILAIAN MANDIRI PROPER SEKRETARIAT PROPER KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

LEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini, stakeholder semakin menyadari betapa pentingnya lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

perusahaan PT. Toba Pulp Lestari? perusahaan PT. Toba Pulp Lestari?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

STUDI IMPLEMENTASI PENERAPAN INDUSTRI HIJAU PADA GALANGAN KAPAL BAJA. Oleh: Gangsar Anugrah Tirta P

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Konferensi pers persiapan penyelenggaraan Tropical Landscape Summit Jakarta, 31 Maret 2015

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROPER : PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN

PELAKSANAAN PROPER Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup

STANDAR INDUSTRI HIJAU

BAB 1 PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia

FORM USULAN PERBAIKAN KRITERIA PENILAIAN KETAATAN PROPER KRITERIA PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN (PROPER) HIJAU DAN EMAS

VII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya informasi yang lengkap, relevan, dan tepat waktu maka para

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL- UPL) Pengertian UKL-UPL

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. saja kebanyakan dari mereka masih memfokuskan tujuan utamanya pada pencarian

BAB I PENDAHULUAN yaitu Undang-undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Di antaranya konsumen, stakeholder,

TATA CARA PENILAIAN KETAATAN DAN PENILAIAN KINERJA LEBIH DARI KETAATAN

DAFTAR PUSTAKA. Anggraini, Fr Reni Retno, 2006, Pengungkapan Informasi Sosial dan. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengugkapan Informasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

KONDISI EKONOMI DAN INDUSTRI BIR

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dimanfaatkan untuk membiayai modal tetap (fixed assets) untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series

PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU NASIONAL

ISO untuk meminimalkan limbah, by Sentral Sistem Consulting

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, salah satunya dalam dunia bisnis. Perusahaan perlu

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

Definisi dan Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara sosial. Corporate Social Responsibility (CSR) kini dipandang tidak

BAB I PENDAHULUAN. konsisten menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang dihasilkan dari proses produksi industri akibat para pelaku

ETIKA BISNIS & TANGGUNG JAWAB SOSIAL

BAB IV PENUTUP. 1. Ketercapaian target dari masing-masing sasaran adalah sebagai berikut : - Meningkatnya indeks kualitas lingkungungan hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi bagi negara. Seiring bertambahnya pembangunan perusahaan, sumbersumber

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KRITERIA PENILAIAN PROPER

N, 2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB V IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. Fiber Corporation. Persetujuan pendirian diberikan oleh Presiden Republik Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KRITERIA PROPER DOKUMEN LINGKUNGAN PROPER

Kriteria PROPER Pengendalian Pencemaran Udara 2014

Daftar pertanyaan wawancara dengan Bapak Ir. Hari Priyanto (kepala bagian Public. Relations Social Development di PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 10. Kebutuhan dan Alat Pemenuhan KebutuhanLatihan Soal 10.4

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya. Kegiatan bisnis tersebut memiliki tujuan untuk. sumber daya alam dan lingkungan di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman yang kemajuan teknologinya semakin pesat, masyarakat justru

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Limbah merupakan keluaran yang tidak bisa dihindarkan dari proses produksi

Manajemen Limbah Industri. Nur Istianah,ST,MT,M.Eng

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Kata Pengantar. Tim Teknis PROPER Kementerian Negara Lingkungan Hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility di Indonesia diartikan sebagai tindakan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Permasalahan lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang harus kita

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga

A. Visi dan Misi Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI POLEWALI MANDAR

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sulawesi Selatan. GUBERNUR SULAWESI SELATAN Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.

KRITERIA PROPER DOKUMEN LINGKUNGAN

PEDOMAN PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Jenis Penanaman Modal : PMDN PMA. Skala Bisnis : Mikro Menengah (UU 20/2008) Kecil Besar

PROGRAM PEMERINTAH PENINGKATAN KEBUTUHAN DAMPAK LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

Dari Pengusaha Tepung Tapioka Jadi Konsultan Biogas

Public Expose. Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan telah lama menjadi kontroversi baik

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat memantau perkembangan perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh masyarakat maupun lapangan kerja. Namun di sisi lain tidak

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Keterbukaan Informasi - Press Release PGN Memenuhi Kebutuhan Gas Untuk Industri di Jawa Timur

Transkripsi:

Direktur Operasional PT Arwana Citramulia Tbk Edy Suyanto 22

PT ArwAnA CiTrAmuliA Tbk Tak Setetespun Air Limbah Mengalir Keluar Kawasan intalasi porduksi yang relatif hijau memang mengindikasikan bahwa perusahaan telah menerapkan industri hijau. Namun yang lebih mengesankan, tak ada setetespun air limbah produksi yang keluar dari kawasan pabrik. 23

cover STory Melihat kawasan produksi dan pabrik keramik milik PT Arwana Citramulia Tbk di kawasan Tangerang layaknya melihat sebuah instalasi produksi di tengah sebuah taman. Areal industri dikelilingi oleh rumput yang hijau serta sejumlah pohon menaungi. Instalasi pengelolaan air limbah pun dibuat sedemikian rupa sehingga tampak menyerupai sebuah kolam hias. Bahkan sejumlah ternak tampak tenang menyantap rumput di kawasan rerumputan pabrik. Seperti telah terjadi sinergi antara lingkungan yang hijau, menopang proses produksi di pabrik produsen keramik ini. Bisa dimaklumi, karena perseroan adalah salah satu dari sekian perusahaan yang menerima penghargaan Industri Hijau berdasarkan criteria yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian pada awal tahun ini. Penghargaan Industri Hijau ini diberikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kepada 10 perusahaan yang dua di antaranya merupakan bagian dari Grup Arwana. PT Arwana Nuansa Keramik mendapat peringkat kelima, sementara PT Arwana Citramulia Tbk mendapat peringkat kesembilan. Selain dua perusahaan dari Grup Arwana ini, tercatat nama-nama industri besar lainnya semisal PT Holcim Tbk, PT Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper, PT Semen Gresik (Persero) Tbk, dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Selain penghargaan tadi, PT Arwana Citramulia Tbk juga berhasil mendapatkan perusahaan berpredikat Proper Hijau dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Disampaikan Direktur Operasional PT Arwana Citramulia Tbk Edy Suyanto, manajemen perseroan merasa bersyukur telah dipercaya untuk mendapatkan sejumlah predikat industri yang lekat dengan pelestarian lingkungan. Ini akan menjadi motivasi manajemen untuk memberikan kontribusi yang lebih berarti di masa yang akan datang, khususnya yang berkait dengan pelestarian lingkungan, ujar Edy. Sebagai pelengkap standar pengelolaan lingkungan, perseroan juga telah melengkapip diri dengan ISO 14001, sebagai sebuah enviromental management standard. Menurut Edy, apa yang telah perusahaan capai sebenarnya tak lain dari penjabaran dan realisasi dari visi perusahaan, bahwa perseroan ingin menjadi perusahan terbaik di industri keramik yang penuh dengan daya cipta dan inovasi, serta mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi pembangunan negara dan masyarakat. Selain sebagai perusahaan publik yang taat pajak, kata Edy, perseroan juga ingin ikut berkontribusi secara positif pada lingkungan. Baik dalam bentuk community development dan Corporate Social Responsibility (CSR), serta berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan. Ini fokus kami. Sebagai profesional, kami patut syukuri bisa mencapai predikat ini karena dukungan founder kami Pak Tandean Rustandy, yang beri dorongan luar biasa untuk konsisten dan berkomitmen mencapai hal tadi, imbuhnya. CEO perseroan menurutnya memang telah memberikan panduan dalam operasional perusahaan, yakni yang mencakup pelestarian lingkungan, energi, kualitas produk, teknologi dan kualitas sumber daya manusia. Oleh pimpinan perusahaan, upaya pelestarian lingkungan menjadi panduan pertama yang harus diimplementasikan oleh segenap karyawan dan manajemen. Kejar ProPer emas Upaya penghijauan dan pelestarian lingkungan di kawasan pabrik sebenarnya hanya sebagian kecil saja dalam persyaratan untuk bisa mask dalam predikat perusahaan dengan Proper Hijau. Jika melihat berdasarkan standar dan criteria yang ditetapkan oleh Kemeneg Lingkungan Hidup, predikat Proper Hijau diberikan kepada perusahaan jika telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan. Yakni telah mempunyai sistem Direktur Operasional PT Arwana Citramulia Tbk Edy Suyanto pengelolaan lingkungan, mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat dalam hal ini melakukan community development, termasuk melakukan upaya 3R (reduce, reuse dan recycle). Ini sudah kami lakukan. Untuk itu kita bisa dikategorikan industri hijau, dan berhak mendapatkan predikat proper hijau, ujar Edy. Sebelum mencapai predikat tersebut, perusahaan telah berhasil lolos dari aspek penilaian Proper Biru, yakni tidak melakukan pencemaran air, pencemaran laut, pencemaran udara, limbah B3, limbah domestik, dan amdal. Tak merasa pusa dengan predikat 24

tersebut, perusahaan dan manajemen serta karyawan bertekad predikat yang lebih tinggi lagi, yakni Proper Emas. Untuk mendapatkan predikat itu, perusahaan harus mampu mempertahankan kinerja Proper Hijau di industri hijau selama tiga tahun berturut-turut. Selain itu, audit juga dilakukan oleh Kemeneg LH selama enam bulan sekali terkait pencapaian dan upaya menjaga sustainabilitas predikat Proper Hijau. Proper emas adalah predikat bagi perusahaan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dan telah melakukan upaya 3R, menerapkan sistem pengelolaan lingkungan yang berkesinambungan, serta melakukan upaya-upaya yang berguna bagi kepentingan masyarakat pada jangka panjang. Sejauh ini, pengendalian air limbah di lingkup instalasi produksi perusahaan juga sangat baik. Menunrut Edy, jika sebagian besar pabrik tak bisa lepas dari pembuangan limbah lewat sejumlah akses berupa sungai maupun saluran air lainnya, PT Arwana Citramulia Tbk yang berkode ARNA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini justru tidak setetespun mengalirkan air limbahnya keluar dari kawasan pabrik. Sehingga tak ada air berwarna hitam atau berbau busuk yang bisa merusak ekosistem dan mengganggu masyarakat sekitar. Manajemen perusahaan mengupayakan setiap air limbah didaur ulang kembali dan selanjutnya digunakan dalam proses produksi. Jadi tak ada yang keluar dari lingkungan pabrik. Reduce, reuse, recycle. Itu dari penggunaan air, ujar Edy. reuse limbah Padat Sementara itu limbah padat dari keramik yang gagal produk alias reject, karena masih memiliki nilai ekonomis, masih bisa dijual kepada masyarakat 25

cover STory PT Arwana Citramulia berhasil meningkatkan produksinya secara konsisten dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Pada tahun 2010 produksi masih tercatat sebesar 38,8 juta m2. Lalu naik menjadi 40,8 juta m2 pada thaun 2011, dan diprediksikan pada tahun ini produksi akan kembali meningkat menjadi 41,3 juta m2. level bawah dengan harga yang murah. Sementara hasil produksi lainnya yang benar-benar tak lagi memiliki nilai jual, dihancurkan kembali lewat crusher machine, untuk kemudian digunakan kembali dalam proses produksi dengan formulasi baru, tanpa harus mengalami down grade kualitas. Sedangkan untuk gas buang, sebut saja untuk pabrik Arwana di Serang yang memiliki sekitar 50 cerobong, terus dilakukan uji emisi secara berkala agar kadar karbon dan sulfur yang keluar tidak melampaui ambang membahayakan. Uji secara berkala ini dilakukan oleh tim audit dari Kemeneg Lingkungan Hidup selama enam bulan sekali. Untuk tangung jawab social perusahaan alias Corporate Social Responsibility (CSR), perseroan telah mengeluarkan dana lebih dari 2,5% dari revenue perusahaan untuk kepentingan tersebut. Seperti diketahui, walaupun belum ada aturan baku, perusahaan pelat merah telah ditetapkan harus menyisihkan 2,5% dari revenue-nya untuk segala kegiatan terkait tanggung jawab social perusahan. Saat ini perusahaan telah melakukan kegiatan perbaikan rumah dan sekolah masyarakat sekitar lewat program Bedah Rumah dan Bedah Sekolah. Perusahaan juga secara berkala mendatangkan sejumlah dokter spesialis ke daerah sekitar pabrik, dan memberikan program berobat gratis sebanyak dua bulan sekali. Selain itu, perusahaan juga berusaha memberdayakan para ibu-ibu lingkungan sekitar pabrik dengan memberikan secara gratis mesin jahit, sehingga mereka bisa menjad lebih produktif. Sementara untuk para pemuda yang masih belum mendapatkan pekerjaan, perusahaan membekali mereka dengan peralatan potong rambut, sehingga mereka bisa mengisi waktu kosongnya dengan berprofesi sebagai pemotong rambut. Berbicara soal kinerja, PT Arwana Citramulia berhasil meningkatkan produksinya secara konsisten dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Pada tahun 2010 produksi masih tercatat sebesar 38,8 juta m2. Lalu naik menjadi 40,8 juta m2 pada thaun 2011, dan diprediksikan pada tahun ini produksi akan kembali meningkat menjadi 41,3 juta m2. Pada tahun 2013 diperkirakan akan terjad kenaikan signifikan pada produksi, menjadi 49,3 juta m2 dan menjadi 55,3 juta m2 pada tahun 2014. Edy Suyanto menyebut kenaikan produksi yang cukup besar bakal dialami perusahaan pada tahun 2013 dan 2014 karena diperkirakan pada tahun 2013 pabrik baru PT Arwana Citramulia yang dibangun di Palembang sudah mulai berproduksi. Saat ini masih dalam proses konstruksi, kami mengeluarkan investasi tahap pertama sebesar Rp 200 miliar untuk pembangunannya, kata Edy. Perusahaan sejauh ini masih menjadikan masyarakat level menengah bawah sebagai pasar utama dari produkproduknya. Sebesar 95% dari hasil produksinya dipasarkan untuk segmen tersebut, lewat brand Arwana. Sementara sisanya sebesar 5% ditujukan ke pasar menengah atas lewat brand Uno. Produk yang dihasilkan perusahaan memiliki varian yang cukup lengkap. Untuk keramik dinding kami punya tipe marble, fancy, plain color, rustic, fancy decorative, granity. Ada range produk yang lengkap. Maka kita bisa berikan one stop shopping, baik untuk lantai, dinding, outdoor. kita punya kelengkapan, kata Edy. Sejauh ini perusahaan belum bergerak ke pasar produk sanitary karena manajemen masih melihat pasar keramik lantai masih menawarkan peluang yang besar, dan belum terpenuhi dengan baik. Kendati demikian, jika kendala pasokan bahan baker gas sudah bisa teratasi, bukan tak mungkin perusahaan akan mencoba masuk ke pasar tersebut. Sementara itu dengan dibangunnya pabrik baru di Palembang, perusahaan akan memiliki kemudahan dari segi produksi dan sales untuk pasar di luar Pulau Jawa. Jadi nanti kami memiliki basis produksi di Serang, Surabaya, Tangerang dan Palembang. Ini akan beri competitive advantage untuk kecepatan melayani konsumen. Termasuk menghemat tranportation cost, imbuh Edy. q DhIYAN W WIbOWO 26