ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

BAB 1 PENDAHULUAN. (bkkbn.go.id 20 Agustus 2016 di akses jam WIB). besar pada jumlah penduduk dunia secara keseluruhan. Padahal, jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa dan diproyeksikan bahwa jumlah ini

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muda, dan arus urbanisasi ke kota-kota merupakan masalah-masalah pokok

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina,

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang keluarga berencana (KB) yang telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

BAB I PENDAHULUAN. berencana secara komprehensif (Saifuddin, 2006). mencapai kesejahteraan keluarga. Program KB merupakan bagian terpadu

ANALISIS DATA KEPENDUDUKAN DAN KB HASIL SUSENAS

BAB I PENDAHULUAN. kualitas penduduk dan pengarahan mobilitas penduduk kedepan. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab mendasar dari timbulnya berbagai masalah. Mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

BAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan

BAB I PENDAHULUAN. miliar jiwa. Cina menempati urutan pertama dengan jumlah populasi 1,357 miliar

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Kematian ibu masih merupakan masalah besar yang

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

PERKEMBANGAN PROGRAM KB DI PROVINSI BENGKULU ( HASIL MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS )

BAB 1 PENDAHULUAN. namun kemampuan mengembangkan sumber daya alam seperti deret hitung. Alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga berencana (KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga. alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia di tahun 2012 mengalami kenaikan

Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Siang dan salam sejahtera untuk kita semua.

BAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbandingan karakteristik...,cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. ketahanan keluarga agar mampu mendukung kegiatan pembangunan. Usaha

Policy Brief: Faktor-faktor yang Memengaruhi Hubungan Anomali TFR dan CPR

GAMBARAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2007)

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Program keluarga berencana merupakan salah satu program pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kepadatan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Menurut dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Permasalahan yang sangat menonjol adalah jumlah penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan stagnan yang ditandai dengan tidak meningkatnya beberapa indikator

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan. Peningkatan partisipasi pria dalam KB dan kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

MATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas (BkkbN, 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia setelah Republik Rakyat China, India, Amerika Serikat dan kemudian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di Indonesia. Penemuan Penicillin tahun 1930 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang digunakan dengan jangka panjang, yang meliputi IUD, implant dan kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dan keterbelakangan melalui pendekatan kependudukan.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia

BAB I PENDAHULUAN. bulan Agustus 2010 antara lain jumlah penduduk indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati

Transkripsi:

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU Oleh BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI MALUKU 2013

KATA PENGANTAR Analisa Dampak Penggunaan Alat Kontrasepsi Terhadap Total Angka Kelahiran Di Provinsi Maluku merupakan bentuk informasi yang disediakan oleh Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Provinsi Maluku guna menyajikan hasil analisa yang dikaji terhadap dinamika kependudukan yang tercatat dalam data Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007 dan 2012. Analisa ini lebih difokuskan pada angka pengguna kontrasepsi dan angka kelahiran di Provinsi Maluku, sebab 2 (dua) indikator inilah yang dianalisa untuk melihat sejauh mana dampak yang terjadi terhadap kelahiran, ketika tren pengguna alat kontrasepsi mengalami fluktuasi. Hasil analisa ini diharapkan mampu memberikan informasi serta pemahaman bagi setiap pihak yang membutuhkan, sekalipun kami menyadari berbagai keterbatasan yang dimiliki. Namun dengan segala yang dapat kami lakukan, kami harap analisa ini mampu diterima baik oleh semua pihak. Bidang Pengendalian Penduduk (DALDUK)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang... 1 B. Cakupan Laporan... 4 Angka Pengguna Kontrasepsi (CPR). 4 Total Angka Kelahiran. 6 C. Hasil Analisa. 7 D. Kesimpulan dan Rekomendasi 10

1 A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah China, India dan Amerika diperhadapkan dengan berbagai persoalan kependudukan yang tentunya tidak mudah untuk diselesaikan. Masalah yang dihadapi tidak hanya di sektor pendidikan, sosial, ekonomi, tetapi juga terjadi pada sektor kesehatan. Pada tahun 1971 jumlah penduduk Indonesia adalah 119.208.229 jiwa, dan kemudian meningkat pada setiap pelaksanaan sensus, seperti pada tahun 1980, jumlah ini meningkat menjadi 147.490.298 jiwa dan 179.378.946 jiwa di tahun 1990, sedangkan di tahun 2000 jumlah penduduk di Indonesia mencapai 206.264.595 jiwa, dan pada sensus terakhir pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia meningkat hingga mencapai 237.641.326 jiwa. Untuk provinsi Maluku, jumlah penduduk di tahun 1971 adalah 1.089.565 jiwa, dan meningkat menjadi 1.411.006 jiwa di tahun 1980. Kemudian di tahun 1990, jumlah penduduk Maluku menjadi 1.857.790 jiwa, dan terus meningkat di tahun 2000 sebanyak 1.205.539 jiwa dan 1,533,506 jiwa di tahun 2010. Dari situasi pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun tentunya memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses pembangunan manusia di Indonesia secara umum, maupun terkhusus di provinsi Maluku. Misalnya, semakin tinggi tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran yang besar karena tidak ada keseimbangan antara lapangan kerja yang tersedia dengan jumlah pencari kerja.

2 Dari sektor pendidikan terlihat masih banyak anak-anak yang tidak dapat bersekolah karena tidak memiliki biaya, selain itu akses kesehatan juga semakin terbatas karena minimnya tenaga medis dan jangkauan yang semakin jauh. Inilah beberapa isu kependudukan yang dihadapi bangsa Indonesia yang tentunya membutuhkan penyelesaian yang tepat. Provinsi Maluku sebagai salah satu provinsi yang terletak di bagian timur Indonesia, yang dikenal dengan sebutan provinsi seribu pulau memiliki jumlah penduduk sebesar 1,533,506 jiwa berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 dengan luas wilayah 54.185 km2. Kondisi seperti ini memberikan persepsi bagi sebagian orang bahwa jumlah penduduk yang ada masih sangat minim jika dibandingkan dengan luas wilayah yang dimiliki, hal ini tentunya perlu diluruskan dengan memberikan pemahaman tentang dampak jumlah penduduk yang besar terhadap sisi lain dari kehidupan masyarakat Maluku itu sendiri. Berdasarkan hasil Sensus Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Total Angka Kelahiran (TFR) di provinsi Maluku adalah 3,9 anak per perempuan. Angka ini menjadikan provinsi Maluku sebagai provinsi yang memiliki Total Angka Kelahiran (TFR) yang cukup tinggi dibandingkan dengan provinsi provinsi lain. Dengan tingkat kelahiran yang tinggi ini tentunya akan memberikan dampak terhadap perkembangan kependudukan di provinsi Maluku kedepan. Disisi lain, provinsi Maluku juga dikategorikan sebagai provinsi dengan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi,dan tentunya jumlah kelahiran yang besar

3 akan berdampak langsung terhadap situasi perekonomian yang sudah jelas sangat memprihatinkan dengan status tersebut. Untuk mengatasi masalah kependudukan dalam hal pengendalian penduduk, pemerintah mengambil kebijakan melalui program keluarga berencana bagi setiap pasangan usia subur. Program Keluarga Berencana di Indonesia sebenarnya bukan hal yang baru, namun perbedaan latar belakang masing-masing individu, rumah tangga dan masyarakat di masing-masing daerah menunjukkan bahwa tidak semua pasangan usia subur mampu memahami pentingnya pengendalian penduduk melalui penggunaan kontrasepsi. Berdasarkan data SDKI 2007, pengguna kontrasepsi di provinsi Maluku sebesar 34,1 persen, sedangkan untuk kontrasepsi modern hanya sekitar 29,4 persen, sedangkan secara nasional persentase jumlah pengguna kontrasepsi adalah 57,4 persen. Dengan demikian persentase di provinsi Maluku menunjukan minimnya kesadaran pasangan usia subur dalam memahami arti pentingnya penggunaan alat kontrasepsi bagi kehidupan keluarga mereka kedepan.

4 B. Cakupan Laporan Adapun indikator yang dianalisa dalam penulisan ini adalah mencakup 2 (dua) hal, antara lain : Angka Pengguna Kontrasepsi (CPR) Berdasarkan hasil SDKI tahun 2007, angka pengguna kontrasepsi di Indonesia adalah sebesar 61,4 persen, sedangkan untuk provinsi Maluku hanya sebesar 34,1 persen. Jika dilihat dari pelaksanaan SDKI tahun 1991 hingga 2012, CPR provinsi Maluku mengalami fluktuasi, dan pada tahun 2003 tidak tersedianya data survei yang disebabkan oleh tidak adanya pelaksanaan survei di provinsi Maluku karena pada saat itu provinsi Maluku sedang ada dalam masa konflik sosial. Tren Angka Pengguna Kontrasepsi (CPR) Di Provinsi Maluku Tahun 1991 2012 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 45.5 43.2 40.1 34.9 34.1 0 1991 1994 1997 2003 2007 2012 Sumber : Data SDKI 2007 & 2012

5 Tahun 2007 menunjukan bahwa persentase tertinggi adalah suntikan sebesar 18,5 persen, diikuti dengan pil 4,2 persen, MOW 2,8 persen,implant 2 persen, IUD 1,3 persen, Kondom 0,6 dan MOP 0. Di tahun 2012, persentase pengguna kontrasepsi di provinsi Maluku mengalami kenaikan yang sangat berarti yaitu mencapai 45,5 persen, yang mana suntikan masih menjadi alat kontrasepsi yang sangat diminati yaitu 26,3 persen, diikuti Pil 5,9 persen, Implant 5,8 persen, MOW 1,8 persen, IUD 0,5 persen dan 0 untuk kondom dan MOP. Persentase Pengguna Kontrasepsi Modern Menurut Metode Di Provinsi Maluku 30 25 20 15 18.5 26.3 2007 2012 10 5 0 5.9 4.2 5.8 1.3 2 0.6 2.8 0.5 0 1.8 0 0 PIL IUD Suntik Implant Kondom MOW MOP Sumber : Data SDKI 2007 & 2012

6 Total Angka Kelahiran (TFR) Total angka kelahiran di Indonesia adalah 2,6 per perempuan, namun untuk provinsi Maluku lebih besar yaitu 3,9 per perempuan, itu menunjukan bahwa setiap wanita kawin di provinsi Maluku secara ratarata memiliki kemampuan melahirkan hampir 4 anak selama masa reproduksi. Pada survei terakhir di tahun 2012, angka ini mengalami penurunan hingga 3,2 anak per perempuan. Tren Total Angka Kelahiran Tahun 1994 2012 Provinsi Maluku 3.7 3.3 3.9 3.2 1994 1997 2007 2012 Sumber : Data SDKI 2007 & 2012

7 C. Hasil Analisa Data hasil SDKI 2007 menunjukan bahwa persentase pengguna kontrasepsi di provinsi Maluku sebesar 34,1 persen, dan kemudian di tahun 2012 mengalami peningkatan sekitar 11 persen hingga menjadi 45,5 persen secara keseluruhan. Hal ini membuktikan bahwa program keluarga berencana di Provinsi Maluku sudah berjalan baik, disamping itu harus diakui pula bahwa pemahaman akan pentingnya perencanaan dalam menentukan jumlah anak sudah menjadi pola pikir setiap pasangan usia subur di Maluku. Selain adanya sosialisasi dan pemahaman tentang program keluarga berencana yang mulai ditanamkan di kalangan para remaja hingga pasangan usia subur, perlu diketahui bahwa keberhasilan program KB ini juga dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan bagi calon peserta KB baru maupun peserta KB aktif di berbagai daerah terpencil melalui program KB kepulauan. Walaupun jika dilihat dari segi metode yang digunakan memang tidak terlalu mencapai hasil yang diharapkan, seperti pada MOW dan MOP maupun IUD yang mengalami penurunan bahkan tidak sama sekali, namun secara keseluruhan persentase ini terdorong oleh pemakaian suntik, Pil dan implant yang mengalami peningkatan yang sangat drastis. Untuk penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang masih minim, karena pasangan usia subur di Maluku masih dipengaruhi oleh ketakutan terhadap dampak yang akan terjadi setelah pemakaian, hal ini terlihat pada MOW yang di tahun 2012 mengalami penurunan. Sedangkan untuk MOP, dapat dikatakan

8 bahwa suami belum ingin berpartisipasi dalam program KB, yang berarti bahwa pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Maluku masih perlu membekali setiap pasangan dengan informasi yang lebih mendalam. Dengan meningkatnya angka pengguna kontrasepsi di tahun 2012 inilah, maka secara otomatis terbukti bahwa total angka kelahiran anak di provinsi Maluku mengalami penurunan yang sangat berarti dari 3,9 per perempuan di tahun 2007 menjadi 3,2 di tahun 2012. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan kontrasepsi memiliki korelasi positif dengan total angka kelahiran, sehingga memberikan pengaruh yang signifikan. Dampak yang timbul dari kondisi penggunaan kontrasepsi (CPR) terhadap kelahiran (TFR) di provinsi Maluku terlihat lebih jelas pada grafik di bahwah ini, yang mana menunjukan bahwa di tahun 1994, rata-rata angka kelahiran di provinsi Maluku sangatlah tinggi dikarenakan minimnya pengguna kontrasepsi, yang pada tahun tersebut hanya 34,9 persen. Hal ini dapat dipahami sebagai proses awal perkembangan program KB yang tentunya masih kurang mendapat perhatian masyarakat di daerah. Kemudian pada tahun 1997, total angka kelahiran mulai dapat ditekan dari 3,7 menjadi 3,3 dengan peningkatan pengguna kontrasepsi sekitar 5,2 persen dari tahun sebelumnya, dan angka ini bertambah menjadi 40,1 persen.

9 Kondisi ini bisa terjadi karena perkembangan program KB sudah mulai terlihat dan diterima oleh sebagian besar masyarakat di provinsi Maluku saat itu. Tahun 2003 dapat dikatakan sebagai tahun yang sangat memberi pengaruh luar biasa terhadap kelangsungan program KB di Maluku dan juga pertumbuhan jumlah penduduk melalui angka kelahiran, karena di tahun ini terjadi konflik sosial yang mengakibatkan pelaksanaan survei tidak dilakukan. Hal ini tentunya mengakibatkan kelangsungan program KB berhenti pada masa masa sulit tersebut, dan otomatis tingkat kelahiran akan mulai melonjak. Pengaruh luar biasa ini terbukti ketika di tahun 2007, data pengguna kontrasepsi sangatlah minim yaitu hanya sebesar 34,1 persen dan angka kelahiran meningkat hingga 3,9 anak per perempuan. Tahun 2007 menjadi sebuah realita yang membutuhkan tindak lanjut demi sebuah keberhasilan, sehingga di tahun 2012 BKKBN provinsi mulai membuktikan hasil kerja kerasnya bersama petugas KB dan pihak terkait melalui keberhasilan dalam meningkatkan angka pengguna kontrasepsi hingga 45,5 persen serta menekan angka kelahiran hingga 3,2 anak per perempuan. Inilah bukti yang menyatakan bahwa program KB di provinsi Maluku sudah cukup berhasil, dan disamping itu hal ini menjelaskan bahwa ternyata penggunaan kontrasepsi sangat memberi dampak secara langsung bagi penekanan angka kelahiran.

10 Tren angka pengguna kontrasepsi (CPR) dan angka kelahiran (TFR) Tahun 1994 2012 Provinsi Maluku 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 1994 1997 2003 2007 2012 CPR 34.9 40.1 0 34.1 45.5 TFR 3.7 3.3 0 3.9 3.2 Sumber : Data SDKI 2007 & 2012 D. Kesimpulan dan Rekomendasi Peningkatan jumlah penggunaan alat kontrasepsi di kalangan pasangan usia subur di provinsi Maluku, menimbulkan dampak positif terhadap rata-rata angka kelahiran anak. Hal ini terbukti dalam tren penggunaan kontrasepsi dan angka kelahiran, yang mana setiap ada peningkatan pengguna kontrasepsi, maka secara otomatis terjadi penekanan rata- rata angka kelahiran dari setiap wanita. Posisi ini tentunya dipengaruhi oleh efektifitas pelayanan KB yang diberikan pada setiap pasangan usia subur di wilayah provinsi Maluku.

11 Dengan demikian, beberapa hal yang direkomendasikan sebagai tindak lanjut dari analisis ini adalah sebagai berikut : 1) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) perlu menjelaskan lebih mendalam tentang arti pentingnya pelaksanaan program KB terhadap rata- rata angka kelahiran kepada pemerintah kabupaten/kota, sehingga kelangsungan program ini tetap dapat dipertahankan dan menjadi prioritas program kerja pemerintah di daerah. 2) Pemerintah melalui BKKBN provinsi Maluku harus lebih berusaha keras dalam pemberian informasi dan edukasi terhadap setiap pasangan usia subur, guna meningkatkan pemahaman tentang arti pentingnya penggunaan alat kontrasepsi. 3) Partisispasi dalam program KB perlu ditingkatkan melalui pendekatan pendekatan secara personal, sehingga mampu mendongkrak jumlah pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang, yang pada kenyataannya masih belum mendapat perhatian. 4) Strategi penggarapan program pembangunan KKB di provinsi Maluku ke depan hendaknya mendekatkan akses informasi dan layanan KKB khususnya pada kepulauan, galcitas, pesisir pantai dengan strategi pendekatan KB gugus pulau.