1 SURAT KEPUTUSAN NOMOR 014/Kp/III/1976 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI, INTEGRASI, SINKRONISASI (KIS) DALAM INVENTARISASI DAN EVALUASI KEKAYAAN ALAM MENTERI NEGARA RISET REPUBLIK INDONESIA KETUA PANITIA KEKAYAAN ALAM, Menimbang : 1. bahwa sumber-sumber daya alam pada hakekatnya pengaruhmempengaruhi dan bahwa pengembangan dan pemanfaatan salah satu daripadanya akan menimbulkan akibat terhadap yang lain, dan karenanya pengembangan dan pemanfaatannya harus diselenggarakan secara serasi dan terpadu, baik didasarkan atas pertimbangan ekonomi, ekologi maupun kelestarian; 2. bahwa pembangunan memerlukan suatu sistem informasi yang secara cepat dapat memenuhi keperluan data dan informasi mutakhir dan meliputi segenap sumber daya alam selengkap-lengkapnya; 3. bahwa perkembangan serta kemajuan ilmu dan teknologi dapat dimanfaatkan untuk memperoleh data dan informasi mengenai berbagai sumber daya alam sekaligus secara cepat dan karenanya keharusan adanya koordinasi dalam menyelenggarakan inventarisasi dan evaluasi sumber daya alam dapat dikembangkan dalam sistem terpadu; 4. bahwa dalam hubungan itu perlu dirumuskan pokok-pokok dasar sebagai landasan bagi penyelenggaraan KIS dalam inventarisasi dan evaluasi sumber daya alam; Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1973; 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1974; 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1975; MEMUTUSKAN: Menetapkan : 1. Keputusan Menteri Negara Riset selaku Ketua Panitia Kekayaan Alam tentang : Penyelenggaraan Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi, disingkat KIS dalam inventarisasi dan evaluasi sumber daya alam secara terpadu; 2. Tujuan KIS:
2 2.1. KIS dalam inventarisasi dan evaluasi sumber daya alam bertujuan untuk menghimpun dan menyajikan data dan informasi mutakhir yang terpadu secara cepat, effisien dan efektif. 2.2. Penyediaan data dan informasi tersebut bertujuan untuk memungkinkan perumusan kebijaksanaan ataupun perencanaan secara menyeluruh bagi pengembangannya serta memenuhi syarat-syarat ekonomi, ekologi dan kelestarian. Penyelenggaraan KIS meliputi : a. Penentuan sasaran-sasaran dan prioritas bersama; b. Identifikasi keperluan data dan informasi; c. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi; d. Evaluasi ekonomi, tehnik dan ekologi dan kelestarian. 3. Kebijaksanaan Pokok. Dalam rangka usaha mencapai tujuan tersebut kegiatan-kegiatan diselenggarakan secara ekonomis berlandaskan Kebijaksanaan Pokoksebagai berikut : a. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi tidak merubah tugas dan wewenang masing-masing Departemen dan Instansi Pemerintah, bahkan melandaskan diri pada integritas dalam tugas dan wewenang masing-masing Departemen dan Instansi yang bersangkutan; b. Koordinasi, inintegrasi dan sinkronisasi bertujuan pengaturan secara bersama agar kegiatan-kegiatan yang bersangkutan saling isimengisi, tidak hanya dalam arti materi melainkan juga dalam arti ruang dan waktu; 4. Aspek-aspek Pokok. Aspek-aspek Pokok meliputi kegiatan-kegiatan : a. Penyusunan rencana induk serta program-program yang menyeluruh yang komponen-komponen kegiatannya isi-mengisi menurut materi, ruang dan waktu dan merupakan bagian integral daripada sasaran bersama yang hendak dicapai; b. Perencanaan anggaran yang isi-mengisi, baik dalam arti penyediaannya dari pelbagai sumber dalam dan luar negeri, maupun dalam arti penggunaannya; c. Penentuan prosedur dan pedoman pelaksanaan serta introduksi pengertian-pengertian dan ukuran-ukuran yang dibakukan untuk memungkinkan perpaduan bagi peningkatan ekonomi, efisiensi dan efektifitas;
3 d. Pengamatan terpusat atas pelaksanaan pada umumnya dan khususnya sinkronisasi. 5. Organisasi dan Prosedur. a. Untuk mencapai tujuan KIS dalam inventarisasi dan evaluasi sumberdaya alamberlandaskan Kebijaksanaan Pokok yang telah dirumuskan, Panitia Kekayaan Alam merupakan wadah bersama bagi penyelenggaraan kegiatan-kegiatan tersebut diatas; Karenanya Panitia Kekayaan Alam pada hakekatnya merupakan suatu forum bagi pengaturan yang diarahkan kepada optimalisasi hasil-guna saling-menunjang antar sektor/departemen/lembaga, serta bagi penyelenggaraan sinkronisasi dan pengamatan pelaksanaan secara terupast; b. Untuk melancarkan tugas-tugasnya, khususnya dalam memecahkan masalah-masalah teknis operasionil serta guna menyiapkan rumusan-rumusan yang bersangkutan dengan berbagai hal tehnis operasionil, dibentuk Panitia-panitia Tehnis sbb : i. Panitia Teknis Sumberdaya Hutan, Pepohonan dan Tanaman; ii. iii. iv. Panitia Teknis Sumberdaya Enersi dan Mineral; Panitia Teknis Sumberdaya Tanah dan Air; Panitia Teknis Sumberdaya Akwatik; v. Panitia Teknis Sistem Informasi; vi. Panitia-panitia Teknis lain menurut kebutuhan. c. Panitia-panitia Teknis tersebut, yang terdri dari pejabat-pejabat teknis senior berbagai Departemen/Lembaga yang bidang tugasnya relevant dengan bidang Panitia Teknis yang bersangkutan, melalui saluran fungsionil masing-masing melakukan hubungan teknis dengan Departemen/Lembaga yang bersangkutan agar tercapai kelancaran pelaksanaan serta kontinuitas dalam penyaluran informasi. d. Untuk itu hubungan koordinasi horisontal antar sektor/ Departemen/Lembaga ditingkatkan dan dilembagakan, serta dijelmakan dalam bentuk : - kebijaksanaan yang menyeluruh; - program yang isi-mengisi; - peraturan, metodologi dan pembekuan; - sistem informasi dan komunikasi.
4 e. Pelaksanaan kegiatan disalurkan dan diselenggarakan secara fungsionil oleh Departemen/Lembaga, sesuai garis-garis hierarkhis masing-masing. f. Sejalan dengan itu alokasi biaya disalurkan dan diselenggarakan menurut garis-garis administratif masing-masing sesuai peraturan anggaran yang berlaku. g. Organisasi dan prosedur adalah sebagaimana tercantum pada bagan 2 terlampir. 6. Hubungan Kerjasama. Panitia Kekayaan Alam didalam penyelenggaraan tugasnya mengadakan hubungan kerjasama dengan Panitia-panitia Koordinasi tingkat nasional yang bidangnya relevant. 7. Lain-lain. Hal-hal yang masih dianggap perlu dan belum tercantum dalam keputusan ini akan ditentukan kemudian setelah dirumuskan dan mendapat konsesus dalam sidang-sidang Panitia Kekayaan Alam. 8. Penutup. a. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini akan diadakan perubahan seperlunya; b. Surat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan. Dikeluarkan di : Jakarta Pada tanggal : 9 Maret 1976 MENTERI NEGARA RISET REPUBLIK INDONESIA, Ttd. SUMITRO DJOJOHADIKUSUMO
5 HUBUNGAN DAN KAITAN PENYELENGGARAAN KIS BAGAN 1 STUDY EKOLOGI SURVEY DATA NYATA LAPANGAN PENENTUAN INFORMASI SUMBER ALAM PERPETAAN INFORMASI SOSIO EKONOMI KEBUTUHAN PENGINDERAAN JAUH SURVEY KERANGKA MATEMATIK SURVEY/SENSUS SALURAN ADMINISTRATIP INEVTARISASI INTERPETASI PETA DASAR LAPORAN SOSIO-EKONOMI PETA2 SUMBER ALAM PETA2 SOSIO- EKONOMI EVALUASI ASPEK EKOLOGIS ASPEK TEKHNIS ASPEK EKONOMIS PENYUSUNAN KEBIJAKSANAA N PEMANFAATAN dan PENGAMANAN KEKAYAAN ALAM STUDI POTENSI PASARAN DALAM DAN LUAR NEGERI
6 ORGANISASI DAN PROSEDUR BAGAN 2 DEPARTEMEN 2 PANITIA *) KEKAYAAN ALAM BAPPENAS MENNEG RISTEK EVALUASI SUMBER DAYA Garis koordinasi (horisontal/vertikal) Keanggautaan dalam Panitia Kekayaan Alam Garis hubungan Garis kebijaksanaan, pengarahan dan pebeayaan Garis teknis-fungsionil dari/ke masing2 Badan Induk PANITIA 2 TEKNIS METODE PENDEKATAN : TERPADU PELAKSANAAN : FUNGSIONIL TUGAS : - PENGARAHAN - PEMBUATAN PROGRAM PELAKSANAAN - SINKRONISASI - PENGAMATAN LPND : LAPAN LIPI BATAN BAKOSURTANAL BPS
7 * KETUA = MEN.NEG.RISET