BAB I PENDAHULUAN. Tabloid Opini Edisi 11, Juli 2005 tentang Korupsi BUMN menuliskan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. skandal akuntansi korporasi. Pada tanggal 31 Oktober 2008 muxonated terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan laporan keuangan kecurangan Report To The Nation : On

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, auditor mendapat sorotan publik akibat kasus-kasus yang

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lingkup aktivitas perusahaan-perusahaan yang merupakan tulang

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi suatu kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan tersebut. Internal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Adapun alat pengendali pada organisasi adalah metode-metode yang

BAB I PENDAHULUAN. korupsi yang telah dilakukan oleh institusi kelembagaan pemerintah selama ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi secara langsung kinerja di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

BABI PENDAHULUAN. penghilangan dokumen, dan mark-up yang merugikan keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. negara, rusaknya moril karyawan serta dampak-dampak negatif yang lainnya

INTERNAL AUDIT CHARTER

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1).

BAB I PENDAHULUAN. dengan terjadinya era globalisasi yang melanda dunia akhir-akhir ini, mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate

BAB I PENDAHULUAN. inilah setiap perusahaan harus berhati-hati dalam membuat dan mengambil suatu. komersial yaitu tujuan untuk memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, tidak terkecuali BUMN. Para pelaku bisnispun dihadapkan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, hal ini dikarenakan ketidakpastian keadaan politik dan perekonomian dalam

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern

BAB I PENDAHULUAN. governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan resiko dan perwujudan Good Corporate Governance untuk

BAB I PENDAHULUAN. karena karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia serta maraknya tingkat

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan untuk mendukung keuangan negara dan memberikan

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini. Menghadapi MEA, keberadaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. intensive merupakan kunci utama bagi Indonesia agar mampu bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dan sesuai dengan kode etik auditor. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. roda perusahaan manajemen akan diawasi oleh fungsi satuan pengawasan internal

Bandung, 14 oktober Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Corporate Governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan reputasi akuntan menjadi sorotan banyak pihak. Cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan interaksinya dan aspek-aspek kehidupan nasional. BUMN harus. bidang pengendalian dan pengawasan, Wardoyo (2010)

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. melakukan ekonomi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi perusahaan yang semakin kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lebih meningkatkan kualitas pengelolanya, dalam hal ini aktivitas-aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. para akuntan masih buruk. Pelanggaran-pelanggaran tersebut membuat timbulnya

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

BAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. meyakini kualitas pekerjaannya. Dalam penyelenggaraanya good governance

MENTERI BADAN USAIIA MIEIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan yang sangat pesat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit audit internal atau biasa disebut GAI (Grup Audit Internal) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Korupsi merupakan salah satu bentuk fraud yang berarti penyalahgunaan

PIAGAM AUDIT INTERNAL

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat.

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. SPAP seksi 341 menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Longenecker, Moore & Petty (2001) perusahaan yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar

BAB I PENDAHULUAN. audit internal. Banyak pelaku ekonomi dewasa ini semakin mengandalkan peran

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Tuntutan ini wajar karena selama ini dirasakan BUMN dikelola secara

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabloid Opini Edisi 11, 21-27 Juli 2005 tentang Korupsi BUMN menuliskan bahwa satu persatu kasus korupsi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai diselidiki dan disidik oleh aparat penegak hukum, terutama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Tim Pemberantasan Korupsi (Timtas Tipikor) yang dikoordinir langsung oleh Presiden. Terakhir, dugaan korupsi terjadi di Bank Mandiri dan PLN yang total kerugian negara mencapai ratusan miliar rupiah. Praktek salah urus yang menjadikan BUMN sapi perah berbagai kepentingan telah mewarnai pengelolaan BUMN selama ini. Alih-alih mendapat untung, justru pemerintah sebagai pemegang saham harus menanggung kerugian yang diderita oleh BUMN. Dari 158 BUMN yang beraset mencapai Rp 1163,64 triliun, keuntungan yang berhasil diraih sebelum pajak tahun 2004 hanya Rp 49,82 triliun. Sementara kontribusi melalui berbagai macam pajak yang harus dibayar mencapai Rp 25 triliun per tahun 2003. Pendapatan itu tentu tidak sebanding dengan besarnya asset BUMN. Apalagi 80% dari keuntungan tersebut hanya dihasilkan oleh 10 BUMN saja. Sebagian besar BUMN yang lain dalam keuangan yang didapat oleh pemerintah menjadi tidak berarti, karena pada saat yang sama pemerintah juga harus memberi subsidi kepada BUMN yang lain. Usaha untuk memberantas korupsi di BUMN hanya dengan penegakan hukum tidak mencukupi. Terutama, karena sesungguhnya praktek korupsi di BUMN tentu 1 Universitas Kristen Maranatha

tidak bisa dilepaskan dari struktur ekonomi politik korup yang melingkupinya. Dalam situasi seperti ini, praktek KKN merupakan cara berbisnis yang wajar dan harus dilakukan karena para kompetitornya juga melakukan hal yang sama. Selama praktek berbisnis yang melegalkan cara-cara korupsi masih terus berlangsung, selama itu pula praktek korupsi tidak bisa dibersihkan dari BUMN. Informasi tambahan mengenai korupsi di BUMN pun tertulis dalam situs Warta Detikcom, Minggu 22 Mei 2005 yang mengatakan Kementerian BUMN telusuri 30 kasus korupsi BUMN. M. Budi Santoso, Detikcom Jakarta, Kementerian BUMN tengah menelusuri 30 kasus tindak pidana korupsi di sejumlah BUMN. Nilai kerugian negaranya pun sangat besar, diperkirakan lebih dari Rp 2.63 triliun. Memang benar kami tengah menelusuri 30 kasus korupsi di BUMN. Nilainya mencapai Rp 2.63 US$ 9.974 juta kata sumber di Kementerian BUMN kepada Detikcom di Jakarta, Minggu (22/5/2005). Oleh karena itu, untuk membebaskan BUMN dari ajang sapi perah, penegakan hukum harus diiringi dengan reformasi pengelolaan BUMN yang komprehensif. Salah satu inisiatif yang sudah berjalan adalah penerapan Good Corporate Governance. Pada dasarnya, Corporate Governance mengatur soal transparansi dan akuntabilitas pengelolaan perusahaan serta menerapkan prinsip dan etika anti-korupsi dalam berbisnis. (Tabloid Opini edisi 11, Juli 2005 : 21-27). Melihat permasalahan-permasalahan di atas dibutuhkan suatu sistem pengawasan dalam perusahaan yang mampu memberikan sumbangan yang berharga dalam rangka meningkatkan proses tata kelola yang baik, pengelolaan resiko dan pengendalian manajemen yaitu fungsi Audit Internal. Dengan adanya fungsi Audit 2 Universitas Kristen Maranatha

Internal yang baik diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam upaya mengambil langkah untuk mencegah atau mengantisipasi setiap tindakan kecurangan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Saran perbaikan dari Internal Auditor akan sangat membantu pihak manajemen untuk dapat mencegah kejadian kecurangan terulang lagi dalam perusahaan. Asikin (2006 : 1). Fungsi audit internal adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi, dengan demikian fungsi audit internal merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian intern. Fungsi audit internal merupakan dukungan yang penting bagi komisaris, komite audit, dewan direksi, dan manajemen dalam membentuk fondasi bagi pengembangan pengelolaan perusahaan, karena fungsi audit internal pada prinsipnya merupakan suatu fungsi penilaian independen yang ada dalam suatu organisasi yang dilaksanakan. (Mulyadi, 2002 : 211). Bagian dari perusahaan yang melakukan fungsi Audit Internal adalah Auditor Internal. Auditor Internal adalah suatu fungsi dalam perusahaan yang melakukan penilaian secara independen dengan tujuan untuk mengevaluasi seluruh aktivitas operasional organisasi yang dinaunginya. Auditor Internal membantu manajemen dalam menilai kegiatan operasional organisasi dan memberikan rekomendasi atas kegiatan operasional organisasi tersebut. Dimana penilaian dan rekomendasi dari Auditor Internal merupakan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Dalam mewujudkan hal tersebut maka peran Auditor Internal yang profesional sangat dibutuhkan. (Asikin, 2006 : 9). Dengan adanya Auditor Internal yang professional diharapkan dapat membantu pihak manajemen 3 Universitas Kristen Maranatha

didalam proses pengambilan keputusan yang baik yang pada akhirnya dapat meningkatkan kerja perusahaan. Profesionalisme merupakan suatu kredibilitas dan profesionalisme pada Internal Auditor merupakan salah satu kunci sukses dalam menjalankan perusahaan. Profesionalisme Auditor Internal salah satunya dapat dimiliki dengan adanya suatu independensi. Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan ujian audit, mengevaluasi hasilnya, dan membuat laporan audit. Untuk menunjang independensi Auditor Internal, maka keberadaan departemen atau bagian Internal Audit yang berdiri sendiri merupakan hal penting. (Arens, 2001 : 122). Profesionalisme akan meningkat dengan sendirinya seiring dengan perkembangan sikap mental dari Internal Auditor itu sendiri dalam melakukan pekerjaannya. Jadi semakin lama seseorang itu bekerja maka akan semakin professional. Menurut Kalbers dan Fogathy (1995) dalam jurnal yang ditulis oleh Bachtiar Asikin (2006 : 2) menambah dimensi profesionalisme dalam rangka memperkaya khasanah profesionalisme tersebut adalah : (1) Believe their work to have importance, (2) Are committed to the service of the public good, (3) Demand autonomy in the provision of their service, (4) Advocate self regulationfor their work, (5) Affilliate with other members of their occupation. Menurut Tugiman (1996 : 98) mengungkapkan bahwa profesionalisme merupakan sikap dari perilaku seseorang dalam melakukan profesi tertentu. Seseorang yang professional, disamping mempunyai keahlian, kecakupan teknis, harus mempunyai kesungguhan dan ketelitian bekerja, mengejar kepuasan orang lain, keberanian menanggung resiko, 4 Universitas Kristen Maranatha

ketekunan dan ketabahan hati, integritas tinggi, kehandalan, konsistensi dan kesatuan pikiran, kata dan perbuatan. Asikin (2006 : 2) menuliskan bahwa dengan adanya sikap profesionalisme internal audit yang handal diharapkan dalam upaya mengambil langkah untuk mengantisipasi setiap tindakan penyimpangan yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Saran dan sikap korektif dari internal auditor akan sangat membantu untuk mencegah kejadian penyimpangan terulang lagi dalam perusahaan dan menjadi bahan penindakan bagi karyawan yang melakukan tindakan penyimpangan. Pada penelitian ini penulis bermaksud menilai sejauh mana hubungan profesionalisme auditor internal dalam menurunkan tingkat kecurangan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Pencegahan Kecurangan. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian adalah seberapa besar pengaruh profesionalisme Auditor Internal terhadap pencegahan kecurangan? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap pencegahan kecurangan. 5 Universitas Kristen Maranatha

1.4. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan dapat berguna bagi : 1. Bagi penulis sendiri hasil dari penelitian ini digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah. 2. Bagi perusahaan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan tentang nilai tambah yang diberikan oleh Auditor Internal khususnya dalam pencegahan kecurangan (Fraud). 3. Bagi pihak lain hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menambah wawasan keilmuan, menjadi sumber bacaan tambahan (referensi), dan dapat menjadi bahan penelitian lebih lanjut. 6 Universitas Kristen Maranatha