BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB V PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Responden menurut Usia. sisanya merupakan kelompok remaja awal.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses. kematangan manusia. Pada masa ini merupakan masa transisi antara masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. penduduk adalah berusia tahun (BKKBN, 2003) Leutinizing Hormon (LH) yang signifikan (Aulia, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

Anatomi/organ reproduksi wanita

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

Gangguan Hormon Pada wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

KETELAN. Oleh: PUTRI J Disusun Fakultas

TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Siklus Menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif

BAB II TINJAUAN TEORI. konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara barat, istilah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keluarga dengan pemahaman remaja putri tentang menarche, maka akan dibahas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE. Nita Monica. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Siliwangi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alatalat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal atau muda merupakan salah satu tahap dari siklus

AFIKA DWI KISSWARDHANI J410

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI KELAS V DAN VI DI SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

I. PENDAHULUAN. Selatan. Sapi pesisir dapat beradaptasi dengan baik terhadap pakan berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. akan mendapatkan ciri-ciri fisik dan sifat yang memungkinkan mampu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

Dalam sebuah siklus kehidupan, masa puber merupakan salah satu masa. yang tidak mudah untuk dilalui oleh individu. Masa puber dianggap sebagai masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Pada tahun 2000, kelompok umur 15-24 tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% menjadi 21% dari jumlah total populasi di Indonesia. Menurut World Health Organization (WHO) periode usia remaja yaitu antara 10-19 tahun (Kusmiran, 2012). Pubertas berlangsung kurang lebih selama 4 tahun. Pubertas dapat dimulai dengan awal berfungsinya ovarium, dan akan berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur. Kejadian penting pada pubertas ialah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri kelamin sekunder, menarche, dan perubahan psikis (Sarwono, 2009). Banyak hal yang mempengaruhi menarche pada remaja putri, antara lain adanya perubahan hormon yang mempengaruhi kematangan sel dan asupan gizi yang dikonsumsi saat menjelang datangnya menarche. Asupan gizi yang kurang menyebabkan gizi pada seseorang akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi. Remaja yang memiliki riwayat menarche yang terlalu dini juga menyebabkan remaja tersebut terpapar hormon esterogen yang lebih lama dibandingkan dengan remaja yang menarchenya normal. 1

Menstruasi dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas hormon-hormon reproduksi, antara lain progesteron, esterogen, Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH). Progesteron dan esterogen dihasilkan oleh ovarium (indung telur), sedangkan LH dan FSH dihasilkan oleh kelenjar pituitari (hipofisis) yang mengeluarkan hormon langsung ke aliran darah. Kelenjar pituitari berperan penting dalam mengatur fungsifungsi endoktrin. Pada siklus menstruasi dihasilkan hormon yang memiliki peranan penting dalam tubuh manusia, yaitu esterogen dan progesteron. Siklus menstruasi sepenuhnya dikontrol oleh sistem endokrin. Siklus menstruasi pada hari pertama terjadinya pendarahan akan menyebabkan kadar esterogen dan progesteron dalam tubuh sangat rendah. Keadaan ini akan merangsang produksi Gonadotrophic Hormon, yaitu Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH). Peningkatan kadar LH dan FSH ini akan memulai siklus baru di ovarium. Pada awal siklus FSH akan merangsang pertumbuhan beberapa folikel primodial ovarium, dan pada pertengahan siklus menstrusi ini hanya satu yang akan benar-benar matang, sedangkan yang lain akan mengalami degenerasi. Seiring pematangan folikel-folikel ini produksi esterogen dari ovarium juga meningkat. Sekitar 24-48 jam setelah kadar esterogen dalam darah mencapai puncak, maka hal ini akan merangsang produk LH, sehingga terjadi lonjakan kadar LH dalam darah dan memicu terjadinya ovulasi 2

(keluarnya sel telur dari folikel dan ovarium) dan penurunan kadar esterogen. Pada saat ovulasi ini juga akan terjadi sedikit peningkatan suhu tubuh. Setelah terjadi ovulasi, folikel yang tertinggal didalam varium akan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum ini akan meningkatkan produksi progesteron dalam tubuh dan sedikit esterogen. Progesteron ini akan merangsang penebalan lapisan endometrium. Lapisan endometrium akan menjadi tebal dan kenyal serta disupport oleh pembuluh-pembuluh darah. Lapisan ini berfungsi untuk memberikan suplai nutrisi bagi sel telur yang telah dibuahi. Kadar progesteron yang tinggi dan kadar esterogen dalam darah menekan produksi Gonadotropin Releasing Factor, sehingga menurunkan produksi FSH dn LH. Menarche merupakan perdarahan pertama kali dari uterus yang terjadi pada wanita di masa pubertas sekitar usia 12-14 tahun. Menarche merupakan perubahan yang menandakan bahwa remaja sudah memasuki tahap kematangan organ seksual dalam tubuh. Dimulainya menarche membuat organ seks sekunder tumbuh berkembang, seperti pembesaran payudara, mulai tumbuh rambut ketiak, panggul membesar dan juga mulai berkembangnya beberapa organ vital yang siap untuk dibuahi (Manuaba, 2007). Usia menarche bervariasi pada setiap individu dan wilayah tempat tinggal. Namun usia menarche dapat dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12-14 tahun (Susanti, 2012). 3

Menarche dini dapat terjadi karena beberapa faktor yang meliputi keadaan gizi, genetik, konsumsi makanan, sosial ekonomi, keterpaparan media massa orang dewasa, perilaku seksual dan gaya hidup. Usia menarche dini yang berhubungan dengan faktor gizi karena kematangan seksual dipengaruhi oleh nutrisi dalam tubuh remaja. Remaja yang lebih dini mengalami menarche akan memiliki Indeks Massa Tubuh ( IMT ) yang lebih tinggi, sedangkan remaja yang mengalami menarche terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama (Soetjiningsih, 2007). Faktor sosial dan ekonomi juga mempengaruhi terjadinya menarche dini. Pengaruh keadaan sosial ekonomi mempengaruhi kemampuan daya beli keluarga dalam mencukupi kebutuhan nutrisi makanan (Astuti, 2010). Faktor genetik berperan mempengaruhi percepatan dan perlambatan menarche yaitu antara usia menarche ibu dengan usia menarche putrinya. Faktor genetik merupakan faktor yang tidak bisa dimodifikasi (Maulidiah, 2011). Kartono (2006), menyatakan bahwa salah satu faktor terjadinya menarche disebabkan oleh rangsangan rangsangan kuat dari luar, salah satunya adalah melalui keterpaparan media massa, baik cetak maupun elektronik. Penelitian Brown et al (2005), mengungkapkan adanya keterkaitan antara keterpaparan media massa (radio, televisi dan majalah) dengan kecepatan usia pubertas remaja yang secara tidak langsung menyebabkan cepatnya usia menarche remaja putri. Survei tersebut menjelaskan bahwa dari media massa yang ada, kebanyakan informasinya berisi mengenai seks dan remaja tersebut sering melihat atau mendengarkan 4

media massa di ruangannya sendiri. Dari keseluruhan remaja (n=471) yang rata rata berumur 13,7 tahun, sebanyak 2/3 remaja lebih menyukai informasi yang ada di media massa mengenai hal hal yang berkaitan dengan seksualitas. Penelitian yang dilakukan memperlihatkan bahwa remaja putri yang terpapar media elektronik untuk dewasa (55,9%) cenderung lebih cepat mengalami menarche dibandingkan dengan yang tidak terpapar (44,1%), demikian juga halnya dengan responden yang terpapar media cetak untuk dewasa. Edward (2007), mengungkapkan hasil penelitian di Amerika Serikat dalam 25 tahun terakhir, menunjukkan bahwa usia rata-rata menarche menjadi lebih cepat, dari 12,75 tahun menjadi 12,54 tahun. Pada anak-anak kulit hitam usia menarche rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan anakanak kulit putih. Berdasarkan data Kemenkes RI (2010), diketahui bahwa di Indonesia terjadi penurunan usia menarche. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2010 terdapat 5,2% anak-anak di 17 Provinsi di Indonesia telah memasuki usia menarche di bawah usia 12 tahun. Hasil yang diperoleh dari Riskesda (2010) di Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 74,8% remaja putri memiliki status gizi normal. Sebesar 25,3% remaja putri mengalami menarche pada usia 11-12 tahun dan 36,5% pada usia 13-14 tahun. 5

Anurogo (2011), mengungkapkan usia menarche terlalu dini dapat menjadi faktor risiko terjadinya disminore primer. Disminore primer merupakan nyeri menstruasi yang terjadi tanpa adanya kelainan ginekologik yang nyata. Disminore primer terjadi beberapa waktu setelah menarche, umumnya sesudah 12 bulan atau lebih oleh karena siklus-siklus menstruasi pada bulan-bulan pertama setelah menarche biasanya bersifat anovulatoir yang tidak disertai nyeri. Rasa nyerti timbul sebelum atau bersama-sama dengan menstruasi dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat terjadi sampai beberapa hari. Sedangkan menurut Santrock (2003), remaja yang tidak siap mengalami menarche dini cenderung menunjukkan reaksi negatif. Usia menarche yang lebih dini akan menyebabkan peningkatan risiko terjadinya kelainan kardiovaskular, kanker ovarium dan kanker payudara (Lakshman, 2009). Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan pada Bulan Juli kepada 18 siswi kelas VII di SMP Negeri 1 Subah, Kabupaten Batang diketahui sebanyak 9 siswi telah mengalami menstruasi dan 9 siswi belum mengalami menstruasi. Alasan pemilihan tempat penelitian di SMP Negeri 1 Subah adalah berawal dari keresahan dan kecemasan para ibu yang tinggal di wilayah tempat tinggal saya yang sebagian putrinya adalah siswi SMP Negeri 1 Subah. Kecemasan dan keresahan itu muncul dikarenakan putri-putri mereka telah mengalami menstruasi di usia yang sangat dini. Setelah saya melakukan survey pendahuluan di SMP Negeri 1 Subah, dari 18 siswi terdapat 9 siswi telah mengalami menstruasi dan ada 2 siswi yang telah 6

mengalami menstruasi di usia 9 tahun. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan antara Status Gizi, Tingkat Paparan Media Massa dan Faktor Keturunan dengan Usia Menarche pada Siswi di SMP Negeri 1 Subah, Kabupaten Batang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara status gizi, paparan media massa dan faktor keturunan dengan usia menarche pada siswi di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara status gizi, tingkat paparan media massa dan faktor keturunan dengan usia menarche pada remaja putri di SMP Negeri 1 Subah, Kabupaten Batang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia, berat badan dan tinggi badan. b. Menggambarkan status gizi siswi di SMP Negeri 1 Subah, Kabupaten Batang. c. Menggambarkan tingkat paparan media massa yang mempengaruhi siswi SMP Negeri 1 Subah, Kabupaten Batang. 7

d. Menggambarkan faktor keturunan (usia menarche ibu) pada siswi SMP Negeri 1 Subah, Kabupaten Batang. e. Menggambarkan usia menarche pada siswi SMP Negeri 1 Subah, Kabupaten Batang. f. Menganalisis hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 1 Subah, Kabupaten Batang. g. Menganalisis hubungan antara tingkat paparan media massa dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 1 Subah, Kabupaten Batang. h. Menganalisis hubungan antara faktor keturunan atau genetik dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 1 Subah, Kabupaten Batang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sekolah Memberikan masukan kepada pihak sekolah, khususnya SMP Negeri 1 Subah, Kabupaten Batang untuk melakukan penyuluhan ataupun pembelajaran tentang kesehatan reproduksi remaja dan status gizi remaja di masa sekarang yang dapat diberikan sejak dini. 2. Bagi siswi Memberikan informasi pada siswi SMP, khususnya bagi siswi kelas VII SMP Negeri 1 Subah, Kabupaten Batang mengenai hubungan status gizi, tingkat paparan media massa serta faktor genetik dengan usia menarche pada siswi, sehingga siswi dapat lebih memperhatikan nutrisi dan dapat menentukan jenis media massa dengan tepat. 8

3. Bagi Peneliti lain selanjutnya. Digunakan sebagai referensi dan data dasar bagi peneliti 9