Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Pacung Babakan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Guama, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan)

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR (ECONOMIC

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Faktor Produksi Dan Efisiensi Alokatif Usahatani Bayam (Amarathus Sp) Di Kota Bengkulu. Fithri Mufriantie*, Anton Feriady*

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR (ECONOMIC

EFISIENSI EKONOMI FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI BROKOLI DI KELURAHAN KAKASKASEN. Juliana R. Mandei Christy P. Tuwongkesong

METODE PENELITIAN. akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat dan hubungan antar fenomena yang

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

ANALISIS EFISIENSI PEMAKAIAN PUPUK BERSUBSIDI PADA PRODUKSI PADI SAWAH

III. KERANGKA PEMIKIRAN

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: Vol. 5, No. 3, Juli 2016

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA POLEGANYARA KECAMATAN PAMONA TIMUR KABUPATEN POSO

EFEKTIVITAS ALOKASI INPUT USAHATANI PADI DALAM PROGRAM UPSUS PAJALE DI SUBAK GADUNGAN DELOD DESA, DESA GADUNGAN, KABUPATEN TABANAN

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PTT DAN NON PTT JAGUNG DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Bachtiar Rivai (1980) yang dikutip oleh Hernanto (1996),

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L.) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH PADA KONDISI IRIGASI SEMI TEKNIS DI KABUPATEN MERANGIN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Besar di Desa Baturiti Kecamatan Baturiti Tabanan

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi

EFISIENSI USAHATANI PADI DI KABUPATEN MERAUKE. Marthen Adrian Izaak Nahumury ABSTRACT

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI STROBERI DI DESA DOLAT RAYAT KECAMATAN DOLAT RAYAT KABUPATEN KARO

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CAISIM (Brassica chinensis L.) Abstract PENDAHULUAN

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK BERSUBSIDI PADA TANAMAN PADI SAWAH. (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI CABAI MERAH

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi

EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI. Oleh : YULIANA

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA MOPUYA UTARA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

NASKAH PUBLIKASI JURNAL. Oleh MOHAMMAD SHOIMUS SHOLEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2012) efisiensi produksi kain batik

ANALISIS EFISIENSI RELATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI SAWAH (Oryza sativa L) DI DESA SAVANAJAYA KECAMATAN WAEAPO KABUPATEN BURU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PELAKSANAAN PROGRAM PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

Vifi Nurul C, M. Muslich Mustadjab, Fahriyah * Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. *

Analisis Produksi Usahatani Tomat di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan

ARTIKEL EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KELURAHAN TONDANGOW KECAMATAN TOMOHON SELATAN

ABSTRACT. Keywords: efficiency, mentik susu organic rice, production factors ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI KAKAO DI DESA KAWENDE KECAMATAN POSO PESISIR UTARA KABUPATEN POSO

SOCIETA VI - 1 : 46 56, Juni 2017 ISSN

Economics Development Analysis Journal

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

EFISIENSI EKONOMI USAHATANI TEBU DI KECAMATAN DAWE, KABUPATEN KUDUS ECONOMIC EFFICIENCY OF SUGARCANE FARMING IN DAWE DISTRICT, KUDUS REGENCY

III. METODOLOGIPENELITIAN Metode Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA TORIBULU KECAMATAN TORIBULU KABUPATEN PARIGI MOUTONG

EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS FAKTOR PRODUKSI PADI (Oryza sativa) ORGANIK DI DESA SUMBER PASIR, KECAMATAN PAKIS, KABUPATEN MALANG

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI JAGUNG

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Dan Pendapatan Usahatani Jagung (Studi Kasus : Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat) ABSTRAK

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI LADANG DI KECAMATAN PAUH KABUPATEN SAROLANGUN

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MANIS DI DESA MAKU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ECONOMIC EFFICIENCY ESTIMATION ON SRI PADDY FARMING (Case Study in Kawasen Village, Banjarsari District, Cianjur)

NASKAH PUBLIKASI JURNAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA TEH HITAM PTPN IV

Economics Development Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci : efisiensi, padi mentik susu organik, faktor produksi

Nelfita Rizka*), Salmiah**), Aspan Sofian**)

JURNAL HABITAT ISSN: (p); (e), Volume 27, No. 2, Agustus 2016, Hal DOI: /ub.habitat

JURNAL ILMIAH YUSRIN SALEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INDUSTRI KERAJINAN GEDEG SEBAGAI ALTERNATIF PEMANFAATAN WAKTU LUANG PETANI DI DESA KUBU KABUPATEN BANGLI. I Ketut Arnawa 1 * dan Dian Tariningsih 1)

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI TEMBAKAU DI KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG

Analisis Imbalan Faktor Produksi Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Banjar

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Indonesia. Usahatani padi dan kedelai merupakan salah satu usaha

Efisiensi Penggunaan Input pada Usahatani.I Dewa Gede Suartha 74

Carolina B.D. Pakasi L. Pangemanan Juliana R. Mandei Nineteen N.I. Rompas ABSTRACT

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

II.TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Efisiensi. Dalam memproduksi beras petani memerlukan faktor produksi, faktor

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SAWI DI DESA MAHARATU KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER

TINJAUAN PUSTAKA. Secara mikro industri didefinisikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Analisis Optimasi Input Produksi Jagung di Desa Waimangurah, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Pacung Babakan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung) I GUSTI AYU CHINTYA DEWI I KETUT SUAMBA I G.A.A AMBARAWATI Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80323 Bali Email: Gegtya_iga@yahoo.com ABSTRACT The Efficiency Analysis of Rice Farming Activities (Case Study of Subak Pacung Babakan, Mengwi District, Badung Regency) This study was aimed to determine the use of production factors and constraints faced by farmers in carrying out farming activities in Subak Pacung Babakan, Mengwi District, Badung Regency. Collecting data in this study conducted from November to December 2011. To find out the production factors were analyzed using the equation Cobb-Douglas production function, technical efficiency, price efficiency, and economic efficiency. To know the figure out of constraints experienced from farmers it used qualitative descriptive methods. The results of the research in technical efficiency analysis all of production factors are not efficient and not significantly. The results of pricing efficiency, all these factors there is no efficient production. It also in factors economic efficiency of production is not efficient. That is because of production factors used to excessive, therefore when use of factors production should be reduced to achieve levels of efficiency. The constraints faced are most of the farmers low in their economic and obtain hard to run a farm input. Key words: efficiency, production factors, constraints 1. Pendahuluan 1.1. Latar belakang Pemerintah memiliki peran vital untuk memajukan sumberdaya petani agar kesejahteraan petani semakin meningkat. Pemerintah dapat meningkatkan produksi pertanian dengan menyediakan sarana produksi pertanian seperti benih/bibit yang memiliki sertifikat standar nasional, pupuk dan obat-obatan yang memadai. Menurut Sajad (1997), salah satu usaha dalam meningkatkan produksi padi sangat bergantung pada mutu benih padi. Untuk itu pemerintah perlu menyediakan sarana produksi dengan mutu yang baik guna meningkatkan produksi pertanian. http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa 1

Dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan petani perlu memanfaatkan faktor produksi secara efektif dan efisien untuk produksi usahataninya. Efisiensi produksi hendaknya penting diperhatikan oleh petani. Upaya-upaya peningkatan produksi tanaman pangan melalui jalur ekstensifikasi tampaknya semakin sulit, terbatasnya lahan pertanian produktif dan alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian yang sulit dibendung karena berbagai alasan. Upaya peningkatan produksi tanaman pangan melalui efisiensi produksi menjadi salah satu pilihan yang tepat. Dengan efisiensi, petani dapat menggunakan input produksi sesuai dengan ketentuan untuk mendapat produksi yang optimal. Soekartawi (2001) mengemukakan bahwa prinsip optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut seefisien mungkin. Pengertian efisien ini dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu efisiensi teknis, efisiensi alokatif (efisiensi harga), dan efisiensi ekonomi. Efisiensi Teknik (ET) adalah besaran yang menunjukkan perbandingan antara produksi yang sebenarnya dengan produksi maksimum. Efisiensi Alokatif (harga) menunjukkan hubungan biaya dan output. Efisiensi alokatif (harga) dapat tercapai jika dapat memaksimumkan keuntungan yaitu menyamakan produk marginal setiap faktor produksi dengan harganya. Efisiensi ekonomi adalah besaran yang menunjukkan perbandingan antara keuntungan yang sebenarnya. Efisiensi ekonomi dapat tercapai jika efisiensi teknik dan efisiensi harga (alokatif) dapat tercapai. Sistem pertanian di Bali, khususnya usahatani padi sangat berkaitan erat dengan subak. Subak merupakan organisasi yang mengatur tentang sistem pengairan sawah yang ada di Bali. Sistem pngairan ini sudah dikenal kurang lebih dari satu abad yang lalu. Semua hal tentang pertanian mulai dari tanah, perairan, pemupukan, bagi hasil sampai pajakpun telah diatur (Windia, 2005). Subak Pacung Babakan terletak di Desa Werdi Bhuana, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Lahan pertanian yang dikelola seluas 78 ha. Kebutuhan sarana produksi di Subak Pacung Babakan dilayani oleh Koperasi Unit Desa (KUD) Sinar Harapan yang terletak di Desa Werdi Bhuana, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Selain itu anggota subak juga memperoleh sarana produksi yang bersubsidi berupa pupuk dari Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten Badung. Menurut I Ketut Jiwa 2011, dengan adanya subsidi dari pemerintah provinsi dan kabupaten memberikan kemudahan bagi petani dalam memperoleh sarana produksi usahatani. Permasalahan yang paling sering dihadapi petani pada kegiatan usahatani padi terkait dengan penggunaan sarana produksi usahatani (pupuk, obat-obatan, tenaga kerja, dan lainnya) adalah kemampuan petani untuk membeli sarana produksi tersebut karena rendahnya akumulasi modal usahatani yang dimiliki. Petani sering kali penggunaan input tidak optimal sehingga pemeliharaan dalam aktivitas usahatani tidak memadai. Padahal penggunaan input atau faktor produksi seperti bibit, pupuk urea, pupuk phonska, pelangi, pupuk organik, pestisida dan tenaga kerja secara tepat dan efisien akan memberikan keuntungan kepada petani. 2 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa

Dari pemahaman di atas, perlu untuk diadakannya penelitian tentang analisis efisiensi penggunaan sarana produksi pada usahatani padi sawah di Subak Pacung Babakan di lihat dari efisiensi teknis, efisiensi harga, efisiensi ekonomi di Subak Pacung Babakan dan kendala-kendala apa yang di hadapi dalam usahatani padi sawah di Subak Pacung Babakan. 1.2. Fungsi Produksi Dalam teori ekonomi, terdapat salah satu asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi produksi yaitu the law of diminishing return. Teori ini mengatakan bila satu-satuan input ditambah penggunaannya sedangkan input lain tetap, maka tambahan output yang dihasilkan dari tambahan satu unit input yang semula meningkat kemudian seterusnya menurun bila input terus ditambah (Sadono, 2006). Kurva yang menunjukkan hasil rata-rata per unit input variabel pada berbagai tingkat penggunaan input disebut Average Physical Product. Y Gambar A C B TPP A Gambar B Y Ep>1 1>Ep>0 Ep<0 X Tahap I Tahap II Tahap III APP 0 X MPP Gambar 1. Hubungan Antara Kurva TPP, MPP, APP dan Daerah-daerah Elastisitas Produksi Keterangan : 1. Kurva TPP (Total Physical Product) adalah kurva yang menunjukkan tingkat produksi total pada berbagai tingkat penggunaan input variabel (input-input lain yang dianggap tetap). 2. Kurva MPP (Marginal Physical Product) adalah kurva yang menunjukkan tambahan (kenaikan) dari TPP, yaitu TPP atau Y yang disebabkan oleh penggunaan tambahan satu unit input variabel. 3. Kurva APP (Average Physical Product) adalah kurva yang menunjukkan hasil rata-rata per unit variabel pada berbagai tingkat penggunaan input. http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa 3

Metode Penelitian 1.3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Subak Pacung Babakan, Desa Werdi Bhuana, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu pemilihan lokasi karena di Subak Pacung Babakan belum pernah dilakukan penelitian dengan lokasi dan topik yang serupa. Selain itu Subak Pacung Babakan juga merupakan salah satu subak di Bali yang memperoleh subsidi pupuk berganda dan memperoleh bantuan dana kelembagaan dari Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten Badung. 1.4. Metode Pengumpulan Data, Variabel Penelitian Data karakteristik usahatani padi sawah di Subak Pacung Babakan dikumpulkan melalui wawancara. Variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah: (1) Faktor Produksi; (2) Penerimaan; (3) Kendala. Variabel tersebut dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif untuk menganalisis faktor produksi dan deskriptif kualitatif untuk menganalisis kendala. 1.5. Penentuan Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Untuk mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan populasi, dalam penelitian ini menggunakan Teori Slovin. Pada penelitian ini taraf kekurangtelitian (e2) yang ditetapkan adalah sebesar 10%, sehingga jumlah sampel yang diambil menjadi 73 petani dari 272 petani. 1.6. Metode Analisis Analisis efisiensi teknis menggunakan dengan pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglas. Fungsi produksi usahatani padi sawah yang telah dispesifikasi dengan fungsi produksi Cobb-Douglas dan diestimasi didefinisikan sebagai berikut: LnY = β0 + β1lnx1 + β2lnx2 + β3lnx3 + β4lnx4+ β5lnx5 + β6lnx6 (1) Di mana: Y = Jumlah produksi padi (kg) X1 = Bibit (kg) X2 = Pupuk Urea (kg) X3 = Pupuk NPK (Phonska dan Pelangi) (kg) X4 = Pupuk Organik (kg) X5 = Pestisida (lt) X6 = Tenaga Kerja (HOKP) 4 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa

Efisiensi Harga atau Allocative Efficiency 1. Produksi Pisik Marginal (PPM) Produksi Pisik Marginal atau Marginal Physical Product (MPP) menggambarkan perubahan penggunaan satu-satuan input yang digunakan. Adapun nilainya dapat dicari dengan rumus: Keterangan: PPMxi bi PPMxi b = Produksi Pisik Marginal dari Xi = Geometrik mean dari output = Geometrik mean dari input Xi = Koefisien regresi dari masing-masing faktor produksi (Xi) 2. Nilai Produk Marginal (NPM) Nilai Produk Marginal dapat dihitung dengan mengalikan produk pisik marginal atau marginal physical product (MPP) dengan harga satu-satuan unit produksi yang dihasilkan (Py). Adapun rumusnya sebagai berikut. NPMxi = PPMxi. Py (3) Keterangan: NPMxi = Nilai Produk Marginal dari input Xi Py = Harga rata-rata satu-satuan unit produksi (Y) 3. Indeks Efisiensi Faktor Produksi Efisiensi penggunaan faktor produksi ditentukan dengan cara membandingkan Nilai Produksi Marginal (NPM) faktor produksi dengan harga faktor produksi yang ditimbulkan. Adapun rumusnya adalah NPM xi Ef 1 Pxi (4) Keterangan: Ef = Indeks efisiensi faktor produksi (Xi) NPMxi = Nilai Produksi Marginal karena menggunakan Xi Pxi = Harga faktor produksi yang digunakan Alokasi penggunaan faktor produksi tidak efisien dapat terjadi karena dua kemungkinan yaitu: (1) alokasi masukan faktor produksi masih terlampau rendah atau (2) alokasi masukan faktor produksi sudah terlampau tinggi. Menurut Soekartawi (2003) bahwa dalam kenyataan NPMxi tidak selalu sama dengan Pxi, yang sering terjadi adalah sebagai berikut: a. (NPMxi/Pxi) > 1, artinya penggunaan input X belum efisien, untuk mencapai efisiensi maka input X perlu ditambah. i Y X i (2) http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa 5

b. (NPMxi/Pxi) < 1, artinya penggunaan input X tidak efisien, untuk menjadi efisien maka penggunaan input X perlu dikurangi. Efisiensi Ekonomis Efisiensi ekonomi usahatani padi sawah dapat dinyatakan sebagai berikut. Keterangan: EE = Efisiensi Ekonomi ET = Efisiensi Teknik EH = Efisiensi Harga EE = ET. EH (5) Kendala-Kendala dalam Usahatani Padi Sawah Kendala-kendala dalam usahatani padi sawah di Subak Pacung Babakan Desa Werdi Bhuana, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung memakai metode deskriptif kualitatif. Kendala di Subak Pacung Babakan dikaji dalam aspek tempat pembelian sarana produksi, dan modal menggunakan analisis kualitatif. 2. Hasil dan Pembahasan 2.1. Efisiensi Teknis pada Usahatani Padi Sawah di Subak Pacung Babakan Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Faktor Produksi pada Usahatani Padi Sawah di Subak Pacung Babakan Variabel Koefisien t- Signifikan Hasil Uji t Regresi hitung Konstan (Y) 8.380 3.549 0,001 Benih (X1) -0,147-1.024 0,310 Tidak Nyata Pupuk Urea (X2) 0,017 0,879 0,383 Tidak Nyata Pupuk NPK (X3) 0,010 0,757 0,452 Tidak Nyata Pupuk Organik (X4) 0,000 0,013 0,990 Tidak Nyata Pestisida (X5) -0,034-0,105 0,917 Tidak Nyata Tenaga Kerja (X6) -0,049-0,866 0,390 Tidak Nyata Keterangan : Nyata pada α: 0,05 (t tabel = 1,993) Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel terikat dan bebas secara teknis dilihat dari persamaan: LnY=8,380-0,147 LnX1+ 0,017 LnX2+0,010 LnX3 +0,000 LnX4-0,034 LnX5-0,049 LnX6. (6) Dari hasil analisis regresi diketahui bahwa tidak ada faktor produksi yang efisien dan tidak ada yang berpengaruh nyata secara teknis terhadap produksi di Subak 6 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa

Pacung Babakan. Ketidak nyatanya dikarenakan semua nilai elastisitas faktor produksi <1. Benih (X1) mempunyai nilai elastisitas produksi (Y) sebesar -0,147 faktor produksi bibit (X1) berada pada daerah irasional III (nilai elastisitas <0). Pupuk Urea (X2) mempunyai nilai elastisitas sebesar 0,017 yang berarti bahwa penggunaan faktor produksi pupuk urea (X2) berada pada daerah rasional II (nilai elastisitas >0). Pupuk NPK (X3) mempunyai nilai elastisitas 0,010 faktor produksi pupuk NPK (X3) berada pada daerah rasional II, (nilai elastisitas >0). Pupuk organik (X4) yang mempunyai nilai elastisitas 0,000 faktor produksi pupuk organik (X4) berada pada daerah rasional II. Pestisida (X5) yang mempunyai nilai elastisitas - 0,034 faktor produksi petisida (X5) berada pada daerah Irasional III (nilai elastisitas <0). Tenaga kerja (X6) yang mempunyai nilai elastisitas -0,049 faktor produksi tenaga kerja (X6) berada pada daerah Irasional III (nilai elastisitas <0). Nurung (2002), mengemukakan hasil dari penelitian faktor produksi yang tidak nyata yaitu pupuk urea (X2) dengan nilai elastisitas = -0,019 dengan nilai t hitung = - 0,446, dan pestisida (X5) dengan nilai elastisitas = -6,220E-03 dengan nilai t hitung = -0,079, maka dari itu diperlukan peranan penyuluh pertanian dalam memberikan informasi kepada petani dalam menggunakan input secara tepat. 2.2. Efisiensi Harga pada Usahatani Padi Sawah di Subak Pacung Babakan Tabel 2. Hasil Analisis Efisiensi Harga Faktor Produksi MPPxi NPMxi NPMxi Pxi Benih (X1) Pupuk Urea (X2) Pupuk NPK (X3) Pupuk Organik (X4) Pestisida (X5) Tenaga kerja (X6) Alokasi Faktor produksi efisien atau tidak efisien -176.006-281.9619 (0.001255936) Tidak efisien 15.177 24.3151 0.000080762 Tidak efisien 7.077 11.3375 0.000029850 Tidak efisien 0 0 0 Tidak efisien -13.229-21.1943 (0.000030681) Tidak efisien -6.915-11.0779 (0.000005816) Tidak efisien Dari hasil analisis regresi faktor-faktor produksi pada usahatani padi sawah di Subak Pacung Babakan semua penggunaan faktor produksi tidak efisien dikarenakan NPM semua faktor produksi <1 yang dimana dalam hal tersebut pemakaian input secara berlebihan sehingga perlu dikurangi untuk mencapai hasil produksi yang maksimum. http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa 7

2.3. Efisiensi Ekonomi pada Usahatani Padi Sawah di Subak Pacung Babakan Tabel 3. Hasil Analisis Efisiensi Ekonomi Variabel Nilai Alokasi Faktor produksi efisien atau tidak efisien Benih (X1) 0,0184 Tidak efisien Pupuk urea (X2) 0,0137 Tidak efisien Pupuk Phonska dan pelangi (X3) 0,0298 Tidak efisien Pupuk organik (X4) 0 Tidak efisien Pestisida (X5) 0,0104 Tidak efisien Tenaga kerja (X6) 0,0285 Tidak efisien Dari Tabel 3 diketahui bahwa semua faktor produksi X1 sampai X6 tidak ada yang efisien dalam usahatani padi sawah. Maka semua penggunaan input di Subak Pacung Babakan secara efisiensi ekonomi tidak ada yang efisien yang artinya penggunaan input yang tidak optimal sehingga belum mencapai keuntungan maksimal. Sebaiknya dilakukan penggunaan input secara tepat sehingga akan mampu memberikan keuntungan maksimal kepada petani. 2.4. Kendala-Kendala dalam Usahatani Padi Sawah di Subak Pacung Babakan Kendala-kendala yang dihadapi oleh petani di Subak Pacung Babakan dikarenakan sering terjadinya perolehan sarana produksi yang terlambat, tidak tepat waktu, ketika petani akan membeli sarana produksi harus menunggu dikarenakan persediaan yang ada di KUD tidak mencukupi dan di koperasi unit desa tersebut tidak memberikan kredit kepada petani. Tabel 4. Kendala-kendala dalam usahatani padi sawah di Subak Pacung Babakan Kendala Responden (orang) (%) Bibit 12 16,43 Pupuk Urea 11 13,69 Pupuk Phonska dan Pelangi 14 19,17 Pupuk Organik 2 2,73 Pestisida 9 12,32 Tenaga kerja 6 8,21 Modal 20 27,39 *keterangan : Responden bisa menjawab lebih dari satu jawaban 8 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa

3. Kesimpulan dan Saran 3.1. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : a. Efisiensi teknis, berdasarkan hasil analisis regresi tidak ada faktor produksi yang efisien dan berpengaruh nyata terhadap usahatani di Subak Pacung Babakan. b. Ditinjau dari efisiensi harga, semua faktor produksi tidak ada yang efisien. c. Ditinjau dari efisiensi ekonomi semua faktor produksi tidak ada yang efisien. Untuk mencapai efisiensi maka penggunaan input dapat ditambah atau dikurangi sehingga memperoleh produksi yang optimal. 2. Kendala-kendala yang dihadapi yakni sering terjadinya perolehan sarana produksi yang terlambat, dan tidak tepat waktu. Ketika petani akan membeli sarana produksi harus menunggu dikarenakan persediaan yang ada di KUD tidak mencukupi untuk seluruh anggota Subak Pacung Babakan dan di KUD tersebut tidak memberikan kredit kepada petani. 3.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka, dapat disarankan beberapa hal agar dapat meningkatkan pendapatan usahatani sebagai berikut. 1. Perlu adanya peranan dari penyuluh pertanian yang mengerti dalam pengalokasian penggunaan input secara tepat dan sehingga petani bisa memperoleh hasil produksi yang optimal dan memperoleh keuntungan. 2. Diharapkan di Subak Pacung Babakan tersebut membentuk koperasi tani untuk menyediakan faktor produksi dan peminjaman modal secara berkelanjutan. Dengan adanya wadah seperti koperasi usahatani di Subak Pacung Babakan sangat berperan penting dalam menunjang penyediaan input seperti bibit, pupuk, obat-obatan dan segala keperluan di bidang pertanian. Daftar Pustaka Jiwa. K. 2011. Komunikasi Pribadi. Desa Werdhi Bhuana, Kecamatan Mengwi. Kabupaten Badung. Nurung Muhamad. 2002. Estimasi Fungsi Keuntungan dan Efisiensi Alokatif Usahatani Padi Sawah pada Petani Pemilik Lahan dan Penyakap di Desa Kemumu, Kecamatan Argamakmur, Kabupaten Bengkulu Utara. Jurnal Penelitian Universitas Bengkulu, Vol. VIII, No. 1 Sadono, Sukirno. 2006. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Sajad Sjamsoe oed. 1997. Membangun Industri Benih dalam Era Agribisnis Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa 9

Soekartawi, Soeharjo, John L. Dillon, dan J.Brian Hardaker. 1993. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Soekartawi. 2001. Ilmu Usahatani. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Windia, W. 2005. Bahan Perkuliahan Sistem Irigasi Subak di Bali. Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. Denpasar. 10 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa