BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Pasal 20 Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah tidaklah semata-mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perwujudan tersebut tentu tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi setiap individu. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan kualitas pendidikan ini menjadi suatu keharusan, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sains mempunyai potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 1 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian manusia. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. lanjut dan penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPS di

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan negara-negara maju di dunia, oleh karena itu ditiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi manusia termasuk dirinya sendiri. Dalam Undang-Undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna untuk meningkatkan mutu bangsa secara. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pelatihan untuk. webster s New Word Dictionary Sagala (2007: 1), sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan di segala bidang. Hingga kini pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran dan juga melengkapi fasilitas pendukung kegiatan belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atmadja (Agustiani, 2005:1) yang menyatakan bahwa Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam membina manusia yang memiliki penetahuan dan keterampilan,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. ataupun tidaknya suatu pendidikan pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan. formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Pasal 20 Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa dalam melaksanakan keprofesionalan guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, menilai mengevaluasi hasil pembelajaran, meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial, ekonomi peserta didik dalam pembelajaran (Triadi, 2009: 1). Berkenaan dengan peranan pendidikan, orang-orang yang beradab setidaktidaknya memiliki common sense bahwa pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dimana pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. Pendidikan memiliki pengaruh atau kekuatan yang dinamis dalam menyiapkan kehidupan manusia dimasa depan. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu

2 yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosio budaya dimana manusia itu hidup (Agus, 2010: 1). Peranan pendidikan sangat penting bagi kehidupan kita maka seorang pendidik harus mengerti apa pengertian atau apa yang dimaksud dengan pendidikan, secara umum pendidikan dapat kita artikan sebagai proses mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak bisa menjadi bisa. Adapun pendapat para ahli bahwa pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap di dalam kebiasaan-kebiasaan, pemikiran-pemikiran, sikap-sikap, dan tingkah-laku (Agus dkk, 2010: 1). Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga manusia memperoleh kepuasan dalam seluruh aspek kehidupan pribadi dan kehidupan sosial. Sehingga salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru atau pendidik adalah pelaksanaan proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar Untuk dapat melaksanakan tugas sebagai pendidik maka guru harus menguasai kemampuan mengajar berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan hidup, mendidik agar menjadi manusia yang berahklak dan melatih para siswanya agar mampu memanfaatkan pengetahuan dan keterampilannya bagi hidupnya kelak dimasyarakat. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki adalah mengembangkan diri secara profesional. Hal ini berarti bahwa seorang guru SD dituntut menguasai materi pelajaran yang telah dipilih dan kemudian menyajikannya kepada siswa secara profesional, untuk memenuhi kemampuan tersebut maka seorang guru

3 harus memiliki kemampuan menilai kinerja siswa di kelas, dimana kinerja seorang siswa tersebut berkaitan erat dengan kualitas intruksional yang harus dimiliki guru dalam mengajar seperti mewujudkan suasana belajar dan proses pelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), pendidik saat ini hendaknya didasarkan pada tingkat kualitas dan kemampuan para guru dalam menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran yang ada untuk menghadapi atau memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Sehingga guru sebagai pendidik harus mempersiapkan pembelajran yang dapat meningkatkan cara berfikir siswa agar menjadi lebih kritis dan kreatif. Dari sekian mata pelajaran yang diberikan di sekolah dasar (SD), salah satu pelajaran yang mengandung perhatian sangat besar yang di dalamya menuntut kreativitas guru dalam menyajikan pembelajarannya adalah ilmu pengetahuan alam (IPA) yang juga dikenal dengan mata pelajaran sains. Hal ini mata pelajaran IPA sebagai salah satu mata pelajaran yang dijadikan target dalam ujian sekolah. Selain itu proses belajar mengajar tidak efektif dikarenakan guru belum sepenuhnya menerapkan metode-metode pembelajaran, misalkan guru hanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan, serta interaksi yang terjadi hanya satu arah karena guru yang dominan aktif, media pembelajaran hanya menggunakan buku dan papan tulis saja, serta fasilitas alat peraga yang digunakan dalam proses belajar mengajar

4 belum memadai. Sehingga terjadilah aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar masih sangat terbatas oleh metode yang diterapkan. Siswa hanya cendrung menghafal pelajaran IPA yang disajiakan guru dan tidak termotivasi untuk menghubungkan materi pelajaran IPA dengan alam yang sebenarnya, sebagian besar siswanya kurang antusias dalam pembelajaran, siswa pasif, takut dan malu untuk mengungkapkan ide-ide ataupun penyelesaian soal soal yang diberikan guru di depan kelas, sehingga banyak sekali siswa yang kurang menyukai pelajaran IPA dan menganggap IPA pelajaran yang sulit, dan menakutkan. Hal ini menyebabkan proses belajar mengajar belum dapat mencapai hasil belajar yang sesuia dengan harapan. Dari pengamatan guru selama proses pembelajaran di SD Negeri 8 Karang Anyar berlangsung selama ini tampak hanya sekitar 40% orang siswa kelas V yang mendapat nilai 60. Untuk lebih jelasnya nilai rata-rata orang siswa tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 1: Data Hasil Belajar Ujian Tengah Semester II Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 No. Rentang Jumlah Siswa Persentase Kategori Nilai 1. 56 100 13 40% Tuntas 2. 26-55 20 60% Tidak Tuntas Total 33 100% Sumber: Daftar Nilai Hasil Belajar Ujian Tengah Semester Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai bidang studi IPA tahun pelajaran 2013/2014 sebagian besar siswa nilainya tidak tuntas, karena dari 33 orang siswa yang termasuk nilai kategori tuntas adalah 13 orang

5 siswa (40 %) dan yang termasuk nilai kategori tidak tuntas adalah 20 orang siswa (60,60 %) dengan KKM = 65. Hasil belajar tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kreteria ketuntasan belajar yang ditetapkan. Rendahnya hasil belajar tersebut diduga akibat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah sehingga terlihat banyak siswa kurang siap dalam menerima materi pelajaran setiap pertemuan. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah di atas, salah satunya adalah melalui model pendekatan inkuiri untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas maka, penulis mengadakan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. 1.2 Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Proses belajar mengajar tidak efektif dikarenakan guru belum sepenuhnya menerapkan metode-metode pembelajaran 2. Guru hanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran 3. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan 4. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar masih sangat terbatas oleh metode yang diterapkan. 5. Sebagian hasil belajar siswa belum mencapai KKM

6 1.3 Rumusan Masalah Dari pemaparan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka penulis menemukan permasalahan yakni 1. Bagaimanakah model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA pada siswa Kelas V SDN 8 Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Bagaimanakah model pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa Kelas V SDN 8 Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014? 1.4 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mendeskripsikan model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan aktivitas mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Untuk mendeskripsikan model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi sebagai berikut:

7 1. Bagi Siswa a. Agar siswa lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan. b. Model pembelajaran Inkuiri menjadikan siswa lebih aktif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran IPA. 2. Bagi Guru a. Model pembelajaran Inkuiri menjadi alternatif yang dapat digunakan atau diterapkan di kelas V untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di Kelas V SDN 8 Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. b. Model pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan kompetensi professional guru dalam proses pembelajaran 3. Bagi Sekolah Memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran IPA di Kelas V SDN 8 Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan tahun ajaran 2013/2014. 4. Bagi Peneliti Bagi peneliti penggunaan pendekatan inkuiri tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam memilih dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

8 1.6 Ruang Lingkup penelitian Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam penelitian ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 8 karang Anyar Kecamatan Jati agung kabupaten Lampung Selatan. 2. Hasil belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir 3. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPA pada materi Energi dan perubahannya. 4. Pendekatan pembelajaran yang digunakan yakni pendekatan inkuiri yang dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju pembentukan manusia sosial.