OPTIMASI LAMA BLANCHING PENGOLAHAN SELAI KACANG TANAH METODE REGRESI KUADRATIK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SELAI NANGKA DITINJAU DARI JENIS DAN KONSENTRASI BAHAN PEMBENTUK GEL

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

ANALISA PROSES DAN FINANSIAL PERMEN DENGAN APLIKASI SUSU KAMBING DAN SUSU SAPI AFKIR

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

PENGARUH PERLAKUAN PADA PROSES BLANCHING DAN KONSENTRASI NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP MUTU SUSU KEDELAI

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

PEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur pelaksanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap preparasi dan

PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN TEMPE

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

Gambar.1. Buah Salak Segar

STUDI PROSES PENGOLAHAN PUREE MANGGA PODANG (Mangifera indica L.) SEBAGAI BAHAN BAKU OLAHAN LANJUT (KAJIAN JENIS DAN KONSENTRASI FILLER)

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

I. PENDAHULUAN. Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SUSU KEDELAI

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI CARBOXY METHYL CELLULOSE DAN KONSENTRASI GULA TERHADAP MUTU SELAI JAGUNG

PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

Pengawetan dengan garam, asam dan gula

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Evaluasi Kualitas Produk Dadih Dalam Bentuk Bubuk Yang Dikeringkan Dengan Sinar Matahari Dan Oven

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade (Sarwono, 1991). Bagian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Formulasi Roti Tawar dengan Subtitusi Tepung Ubi Jalar dan Tepung Tempe Kedele (Kajian terhadap Kualitas Kimiawi Roti Tawar)

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

Ulangan 1 Ulangan 2 (%)

YUWIDA KUSUMAWATI A

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

PAPER BIOKIMIA PANGAN

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

OPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU SANTAN YANG DIHASILKAN

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

Optimasi Proses Pembuatan Bubuk (Tepung) Kedelai

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

OLEH: YULFINA HAYATI

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI ASAM LAKTAT DARI LIMBAH KUBIS UNTUK MENINGKATKAN UMUR SIMPAN TAHU

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

ANALISIS PROSES PEMBUATAN PATI JAGUNG (MAIZENA) BERBASIS NERACA MASSA

TEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( I b M) PADA KELOMPOK TANI BUDIDAYA JAMUR KONSUMSI SUBUR MAKMUR DESA PARONGPONG KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG

LOGO BAKING TITIS SARI

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) REBUS PADA SUHU KAMAR

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

Kata Kunci : langsat, selai, sukrosa, uji organoleptik, uji proksimat

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. dalam negeri maupun ekspor. Hewan ini sangat digemari, terutama di negaranegara

BAB III METODE PENELITIAN

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

KUALITAS SELAI MANGGA KWENI (Mangifera odorata Griff) RENDAH KALORI DENGAN VARIASI REBAUDIOSIDA A

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN. ( Food Bar )

STUDI PROSES PENGOLAHAN PASTA MANGGA PODANG URANG (Mangifera indica L.) (Kajian Konsentrasi Dekstrin dan Metode Pengawetan Termal)

BAB II DATA DAN ANALISA

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

Pengawetan pangan dengan pengeringan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

Transkripsi:

73 Buana Sains Vol 8 No 1: 73-80, 2008 OPTIMASI LAMA BLANCHING PENGOLAHAN SELAI KACANG TANAH METODE REGRESI KUADRATIK Wirawan dan Wahyu Mushollaeni PS. Teknologi Industri Pertanian, Fak. Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Abstract The aims of this study were to elucidate the best time for blanching of peanut jams using quadratic regression, and the financial aspects. Six treatments of blanching time, i.e. 5, 10, 15, 20, 25 and 30 minutes were applied. Analytical factors were water content, texture, capability of performance, total of microbial and also hedonics i.e. texture, colors and flavors. Results of this study showed that the best time for blanching was 30 minute and this produced best quality of peanut jams. Key words : peanuts jams, blanching, quadratic regression Pendahuluan Kacang tanah merupakan tanaman penting di Dunia dan sebagai salah satu tanaman palawija yang telah lama dikenal serta diusahakan oleh masyarakat. Bijinya banyak mengandung protein, lemak, dan kandungan vitamin B sangat tinggi dan vitamin C, D dalam jumlah yang sedikit sehingga banyak digunakan sebagai bahan pangan bagi manusia, pakan ternak dan bahan dagangan (Girisonta,1989). Namun produk hasil pertanian sangat mudah rusak dan memerlukan pengolahan lebih lanjut dan salah satu usaha pengolahannya dengan mengolahnya menjadi selai (Astawan dan Wahyuni, 1991). Beberapa selai memerlukan kadar padatan terlarut 68% untuk mencapai kualitasnya yang dikehendaki. Kadar gula akan mempengaruhi produk selai. (Desrosier, 1978). Gula dalam pembuatan selai adalah untuk memperoleh tekstur, penampakan, dan flavor yang ideal. Salain itu, gula dapat pula berfungsi sebagai pengawet. Pada konsentrasi tinggi (paling sedikit 40% padatan terlarut), larutan gula dapat mencegah pertumbuhan bakteri, ragi, dan kapang. Mekanismenya, gula menyebabkan dehidrasi sel mikroba sehingga sel mengalami plasmolisis dan terhambat siklus perkembangbiakan. Dalam pembuatan selai, teknik pengawetan dikonsumsikan pula dengan tingkat keasaman yang rendah, pasteurisasi dan penambahan bahan kimia seperti natrium benzoat (Winarno,1992). Menurut Fachruddin (1997), ciriciri selai kacang tanah berkualitas baik yaitu warna putih agak kecoklatan, kental, kenampakan homogen (merata) halus dan menggumpal, aroma kuat dan rasa manis, serta tidak ditumbuhi jamur. Pengolahan kacang tanah menjadi selai kacang tanah merupakan proses yang sederhana yaitu terdiri atas

74 penghancuran kacang tanah setelah dipisahkan dari kulitnya, pengukusan, penggilingan kacang tanah, penambahan gula, pemasakan, pengemasan dalam botol yang telah disterilisasi. Salah satu proses yang berpengaruh terhadap kualitas selai kacang adalah lama blanching, dimana pada proses blanching terjadi proses denaturasi protein dan gelatinisasi yang dapat mempengaruhi tekstur dan kadar air selai. Selain itu blanching juga bertujuan untuk mematikan mikroba dan menonaktifkan enzim. Oleh karena itu lama blanching perlu diteliti sehingga diperoleh lama blanching optimal yang menghasilkan selai kacang tanah yang berkualitas, yaitu bertekstur baik, daya oles baik, kadar air dan total mikroba sesuai SII/SNI. Bahan dan Metode Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Proses dan Sistem Produksi Teknologi Industri Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi, dilaksanakan Bulan Mei sampai Juni 2007. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang tanah kering kupas, sedangkan bahan pembantu yang digunakan adalah gula pasir, natrium benzoat, air dan bahan untuk analisis kimia. Peralatan yang digunakan yaitu timbangan analitik, blender, pisau stainless steel, telenan, pengaduk, kompor, alat pengukus, wajan stainless steel, baskom dan botol selai, serta peralatan untuk analisis kimia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Perlakuan yang diteliti adalah waktu pengukusan (pada suhu 85 o C) yaitu 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 menit terhadap bubur kacang tanah masing-masing 100 g sedangkan parameter yang diamati yaitu kadar air, tekstur, daya oles, total mikroba, kesukaan terhadap tekstur, warna dan rasa. Pendekatan penelitian ini menggunakan regresi kuadratik bagi masing-masing parameter, dengan persamaan : y = a + bx + cx2, dengan a, b dan c merupakan konstanta. Proses pembuatan selai kacang tanah, yaitu sortasi, pengupasan, pencucian, blanching, penggilingan, pemasakan dan pembotolan/ pengemasan. Analisis yang dilakukan meliputi optimasi dan analisis finansial. Titik optimal perlakuan untuk tiap-tiap parameter diperoleh dari turunan pertama persamaan regresi kuadratik yang diperoleh, sedangkan nilai optimal tiap parameter yang dikehendaki diperoleh dengan memasukkan titik optimal ke persamaan regresi kuadratik awal yang telah diperoleh. Analisis finansial meliputi harga jual (Soekartawi, 1988), RCR dan BEP (Susanto dan Saneto, 1994) dengan asumsi produksi selai kacang dilakukan pada skala industri rumah tangga (Khotimah, 2002). Hasil dan Pembahasan Kadar Air Kadar air selai kacang tanah berkisar antara 46,34% (waktu pengukusan 5 menit) hingga 49,85 % (waktu pengukusan 25 menit) (Gambar 1). Berdasarkan pola regresi kuadratik dengan persamaan regresi y = -0,03x 2 + 0,9826x + 45,09 dan R 2 = 0,905. (Gambar 1), menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara waktu pengukusan dan kadar air, dimana naik turunnya kadar air sebesar 90,5% disebabkan oleh faktor waktu pengukusan, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

75 Gambar 1. Hubungan antara waktu pengukusan (menit) dan kadar air Hasil perhitungan turunan pertama untuk optimasi menunjukkan bahwa 16,38 menit merupakan waktu pengukusan optimal. Kadar air selai kacang yang dihasilkan dalam penelitian ini masih berada di bawah batas maksimum kadar air selai yang ditentukan SII/SNI yaitu maksimum 55%. Terjadi pola peningkatan kadar air dengan meningkatnya waktu pengukusan, hal ini karena kesempatan penyerapan air selama pengukusan semakin lama sehingga makin banyak uap air yang terserap. Tekstur Tesktur selai kacang tanah berkisar antara 0,718 (waktu pengukusan 25 menit) hingga 0,757 (waktu pengukusan 5 menit) (Gambar 2). Pola regresi kuadratik dengan persamaan regresi y=0,001x 2-0,015x+0,770 dan R 2 = 0,913 (Gambar 2), menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara waktu pengukusan dan tekstur, dimana naik turunnya tekstur sebesar 91,3% disebabkan oleh faktor waktu pengukusan, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Hasil perhitungan turunan pertama untuk optimasi menunjukkan bahwa 7,05 menit merupakan waktu pengukusan optimal. Waktu pengukusan makin lama menyebabkan tekstur makin rendah atau selai makin keras (hasilnya makin jelek). Hal ini mungkin berkaitan dengan kadar karbohidrat kacang. Desrosier (1978) menyatakan bahwa dalam bahan pangan hidrokoloid berfungsi membantu pembentukan jaringan tiga dimensi serupa serabut halus bersama gula dan asam dalam proporsi yang sesuai. Dengan terbentuknya jaringan tiga dimensi itu maka air akan tertahan di dalamnya sehingga terbentuk tekstur selai yang kokoh. Daya Oles Daya oles selai kacang tanah berkisar antara 14,7 cm (waktu pengukusan 10 menit) hingga 12,1 cm (waktu pengukusan 30 menit) (Gambar 3). Pola regresi linear dengan persamaan regresi linear y = -0,5086x + 15,147 dan R 2 = 0,9065 (Gambar 3), menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara waktu pengukusan dan daya oles, dimana naik turunnya daya oles sebesar

76 90,65% disebabkan oleh faktor waktu pengukusan, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Karena persamaannya linear maka tidak terdapat nilai optimal waktu pengukusan. Gambar 2. Hubungan antara waktu pengukusan (menit) dan tekstur Daya oles semakin tinggi menunjukkan bahwa selai makin mudah untuk dioles, daya oles rendah menunjukkan bahwa selai makin sulit untuk dioles atau kualitasnya buruk. Widjanarko (1996) menyatakan bahwa kemampuan oles selai erat kaitannya dengan pembentukan sistem gel yang terjadi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis dan konsentrasi pengental, ph dan konsentrasi gula. Haryati, dkk. (2001) menyatakan bahwa kemampuan oles selai erat kaitannya dengan pembentukan sistem gel yang terjadi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis dan konsentrasi pengental, ph dan konsentrasi gula. Gambar 3. Hubungan antara waktu pengukusan (menit) dan daya oles

77 Total Mikroba Total mikroba selai kacang tanah berkisar antara 1 x 102 (waktu pengukusan 30 menit) hingga 1,7 x 104 (waktu pengukusan 5 menit) (Gambar 4). Pola regresi linear dengan persamaan regresi y = -3408x + 18180 dan R 2 = 0,912 (Gambar 4), menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara waktu pengukusan dan total mikroba, dimana naik turunnya total mikroba sebesar 91,2% disebabkan oleh faktor waktu pengukusan secara linear, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Gambar 4. Hubungan antara waktu pengukusan (menit) dan total mikroba Menurut SII/SNI seharusnya total mikroba harus negatif (tidak ada mikroba) yang bisa menyebabkan penyakit misalnya E.coli. Lama pengukusan 30 menit menunjukkan bahwa pada waktu tersebut sudah tidak terdapat bakteri vegetatif. Kesukaan Tekstur Kesukaan tekstur selai kacang tanah berkisar antara 2 (waktu pengukusan 30 menit) hingga 4,8 (waktu pengukusan 10 menit) (Gambar 5). Pola regresi linear dengan persamaan regresi linear y= -0,571x + 5,333 dan R 2 = 0,853 (Gambar 5), menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara waktu pengukusan dan kesukaan tekstur, dimana naik turunnya kesukaan tekstur sebesar 85,3% disebabkan oleh faktor waktu pengukusan, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Karena persamaan linear maka tidak ada nilai optimal waktu pengukusan. Gambar 5 menunjukkan bahwa makin lama pengukusan maka kesukaan tekstur menurun atau makin tidak disukai. Hal ini karena selainya makin keras dan susah dioles ke roti. Kesukaan Rasa Kesukaan Rasa selai kacang tanah berkisar antara 3,6 (waktu pengukusan 5, 10 menit) hingga 4,8 (waktu pengukusan 15 hingga 30 menit) (Gambar 6).

78 Gambar 5. Hubungan antara waktu pengukusan (menit) dan kesukaan tekstur Pola regresi linear dengan persamaan regresi linear y = -0,028x 2 + 0,291x + 3,28 dan R 2 = 0,828 (Gambar 6), menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara waktu pengukusan dan kesukaan rasa, dimana naik turunnya kesukaan rasa sebesar 82,8% disebabkan oleh faktor waktu pengukusan, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Hasil perhitungan turunan pertama untuk optimasi menunjukkan bahwa 5,1 menit merupakan waktu pengukusan optimal. Gambar 6 menunjukkan bahwa skor kesukaan hanya ada 2 yaitu 3,6 dan 4. secara umum rasa selai kacang adalah manis dan khas kacang. Gambar 6. Hubungan antara waktu pengukusan (menit) dan kesukaan rasa. Kesukaan Warna Kesukaan warna selai kacang tanah berkisar antara 3 (waktu pengukusan 5 menit) hingga 4,6 (waktu pengukusan 25 dan 30 menit) (Gambar 7). Pola regresi linear dengan persamaan regresi linear y = -0,053x 2 + 0,695x + 2,38 dan R 2 = 0,989 (Gambar 7),

79 Gambar 7. Hubungan antara waktu pengukusan (menit) dan kesukaan warna menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara waktu pengukusan dan kesukaan warna, dimana naik turunnya kesukaan warna sebesar 98,9%. Disebabkan oleh faktor waktu pengukusan, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Hasil perhitungan turunan pertama untuk optimasi menunjukkan bahwa 6,48 menit merupakan waktu pengukusan optimal. Gambar 7 menunjukkan bahwa makin lama pengukusan maka warna selai makin disukai. Selai kacang jika dikukus lebih lama maka warnanya lebih coklat dan menarik, selai dengan pengukusan 5 dan 10 menit warnanya cenderung putih. Perlakuan Terbaik Perlakuan terbaik menurut metode De Garmo et al. (1984) adalah lama pengukusan 30 menit dengan kadar air 49,51%, tekstur 0,721, daya oles 12,1, total lempeng 100, kesukaan tekstur 2, kesukaan warna 4,6, kesukaan rasa 4. Analisis Finansial Analisis kelayakan usaha diterapkan pada perlakuan lama pengukusan 30 menit karena total mikrobanya paling sedikit sedangkan perlakuan-perlakuan lainnya total mikrobanya tinggi sehingga bisa berbahaya untuk kesehatan. Selain itu warna selai kacang pada lama pengukusan 30 menit lebih disukai. Asumsi yang mendasari adalah sebagai berikut: 1. Tanah milik pribadi 2. Instalasi listrik dan air dihubungkan dengan rumah induk 3. Selai kacang didirikan dan dipasarkan di Timor Leste 4. Total modal merupakan uang pribadi 5. Produk laku 100% 6. Kebutuhan bahan baku kacang tanah kupas kering per hari 30 kg 7. Satu tahun = 300 hari kerja Rendemen selai kacang tanah adalah sebesar 104,4%. Jumlah 47 kg selai kacang tanah dikemas dalam botol plastik 200 g sehingga didapat 235 botol. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada jumlah poduksi per hari 235 botol selai kacang tanah maka diperoleh HPP/botol = Rp. 2.694,926. Pada besar keuntungan = 40% maka diperoleh harga jual Rp. 3.772,9. Keuntungan bersih/hari = Rp.

80 253.323,00. BEP=5.226 unit (pada jumlah produksi 5.226 botol perusahaan tidak untung atau rugi) atau Rp. 9.171.986,847 (pada biaya produksi Rp. 9.171.986,847 perusahaan tidak untung atau rugi). RCR sebesar 1,4 yang berarti menguntungkan >1. Kesimpulan 1. Perlakuan terbaik adalah lama pengukusan 30 menit dengan kadar air 49,51%, tekstur 0,721, daya oles 12,1, total lempeng 100, kesukaan tekstur 2, kesukaan warna 4,6 dan kesukaan rasa 4. 2. Produksi selai kacang tanah dengan kapasitas produksi 235 botol selai kacang tanah dengan harga jual Rp. 3.772,9 menguntungkan dengan keuntungan bersih/hari =Rp. 253.323,00; BEP = 5.226 unit atau Rp. 9.171.986,847 ; RCR sebesar 1,4 Haryati, S., Adjisoetopo, G. dan Mufidah, N.R. 2001. Pengaruh Variasi ph terhadap Kadar Tanin dan Sifat Organoleptik Selai Buah Semu Jambu Mete, Jurnal Teknologi Pertanian, Vol. 2 No. 2. Fak. Teknologi Pertanian, Univ. Brawijaya. Malang. Khotimah, S. 2002. Evaluasi Proyek dan Perencanaan Usaha. UMM Press. Malang. Soekartawi. 1988. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Cobb Douglas. Rajawali. Jakarta. Susanto, T dan Saneto, B. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. PT Bina Ilmu. Surabaya. Widjanarko, S. B. 1996. Biokimia Pangan. Universitas Brawijaya. Malang. Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada teknisi Laboratorium Rekayasa Proses dan Sistem Produksi Universitas Tribhuwana Tunggadewi atas bantuan analisis. Daftar Pustaka Astawan, M dan Wahyuni, M. 1991. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Tepat Guna. Akademika Pressindo, Bogor. De Garmo, E.P., Sullivan, W.G and Canada, J.R. 1984. Engineering Economy 7 th Edition. Mac Millan Publishing Company. New York. Desrosier, N. 1978, Technology of Food Preservation,4 th. Ed., The Avi Publ. Westport, Connecticut Fachruddin, L. 1997. Membuat Aneka Selai. Kanisius. Yogyakarta. Girisonta, K. 1986. Tanaman Kacang Tanah. Kanisius. Yogyakarta.