TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai sekurang-kurangnya satu gugusan amino (-NH 2 ) pada posisi alfa dari

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang cukup potensial dalam bidang. pertanian dalam arti luas. Hasil samping pertanian yang dapat dimanfaatkan

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

TINJAUAN PUSTAKA. kulit udang. Proporsi kepala dan kulit udang diperkirakan antara 30%-40% dari

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendek, yaitu pada umur 4-5 minggu berat badannya dapat mencapai 1,2-1,9 kg

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

TINJAUAN PUSTAKA. kedalam phylum : Angiospermae, sub phylum : Monocotyledonae, divido :

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

TINJAUAN PUSTAKA. rendah dan siap dipotong pada usia yang relatif muda. Pada

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

Ayam pedaging merupakan jenis ayam yang sangat efisien dalam. menghasilkan daging ukuran badannya yang besar, padatdan berlemak, bergerak

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam istilah asing, burung puyuh disebut quail yang merupakan bangsa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya, sehingga lebih tahan terhadap penyakit dan cuaca. dibandingkan dengan ayam ras (Sarwono, 1991).

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia berasal dari Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk diambil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

TINJAUAN PUSTAKA Kemangi (Ocimum basilicum Linn.) sebagai Tanaman Herbal. Tanaman Kemangi ( Ocimum basilicumlinn.) merupakan

BAB I PENDAHULAN. manusia di alam semesta ini. Oleh karena itu, disamping Al-Qur an mampu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

II KAJIAN KEPUSTAKAAN

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu tipe pedaging, tipe petelur dan tipe dwiguna. Ayam lokal yang tidak

I. PENDAHULUAN. masyarakat meningkat pula. Namun, perlu dipikirkan efek samping yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aaaaapuyuh secara ilmiah dikelompokkan dalam kelas Aves, ordo Galliformes,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam tipe petelur yang jantan dikenal dengan sebutan ayam jantan tipe medium,

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

III. KEBUTUHAN ZAT-ZAT GIZI AYAM KUB. A. Zat-zat gizi dalam bahan pakan dan ransum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang digunakan adalah Itik Peking Mojosari Putih (PMp)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

TINJAUAN PUSTAKA. Probiotik starbio adalah koloni bibit mikroba (berasal dari lambung sapi)

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

I PENDAHULUAN. satu jenis ayam lokal di antaranya adalah ayam sentul yang merupakan ayam asli

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Itik (Anas platyrhynchos)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagi penghasil daging dengan bobot badan 1,9 kg

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ayam Kampung Super dan Produktivitasnya. Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2014), populasi ayam kampung di

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula

BAB I PENDAHULUAN. kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berat tertentu dalam waktu relatif singkat (Rasyaf, 1994). Broiler umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

I. PENDAHULUAN. peningkatan ketersediaan bahan pakan. Bahan-bahan pakan konvensional yang

KULIAH ke: 9. POKOK BAHASAN: Zat Makanan Untuk Itik Pedaging. SUB POKOK BAHASAN: 1) Energi, 2)Protein, 3) Mineral, dan 4) Vitamin untuk itik pedaging.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan bobot tubuh yang dapat dicapai oleh ayam, maka dikenal tiga tipe

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. strain Cornish dengan betina yang besar yaitu Plymouth Rocks yang merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Bungkil inti sawit adalah limbah ikutan proses ekstrasi inti sawit. Bahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Asam Amino Asam amino adalah unit dasar dari struktur protein. Semua asam amino mempunyai sekurang-kurangnya satu gugusan amino (-NH 2 ) pada posisi alfa dari rantai karbon dan satu gugusan karboksil (-COOH). Kecuali Glisin, semua asam amoino mempunyai atom karbon yang asimetrik, sehingga dapat terjadi beberapa isomer. Kebanyakan asam amino dalam alam adalah konfigurasi L, tetapi dalam bakteria ada konfigurasi D. Sifat asam amino mempunyai gugus nitrogen dasar, umumnya gugus amino (-NH 2 ) dan sebuah unit karboksil (-COOH) dan kebanyakan gugus amino terikat pada karbon dengan posisi alfa; prolin mempunyai suatu pengecualian yaitu mempunyai gugus amino (-NH) dan bukannya amino (-NH 2 ) (Tillman et al; 1986). Fungsi asam amino sebagai komponen sruktur tubuh dapat merupakan bagian dari enzyme sebagai precursor regulasi metabolit dan berperan dalam proses fisiologis. Fungsi biokimia ini merupakan titik utama penelitian ilmu nutrisi (Austic 1986 dalam Widyani 1999). Ketidakseimbangan asam amino dapat mengakibatkan berkurangnya konsumsi pakan sehingga menurunkan kinerja karena asam amino dalam plasma berkurang sehingga asam amino yang ke otak sedikit (Cieslak and benevenga 1982 dalam Widyani 1999). Rumus umum asam amino adalah sebagai berikut: (Aisyah, 2008).

Lisin Lisin merupakan asam amino penyusun protein yang dalam pelarut air bersifat basa, juga seperti Histidin, Lisin tergolong esensial bagi ternak. Bijibijian serelia terkenal miskin akan Lisin. Sebaliknya biji polong-polongan kaya akan asam amino (Wiki, 2007). Menurut Sundari et al (2004), Lisin merupakan asam amino esensial yang sangat berguna bagi tubuh. Lisin adalah prekusor untuk biosintesis karnitin, sedangkan karnitin merangsang proses β-oksidasi dari asam lemak rantai panjang yang terjadi di mitokondria. Penambahan Lisin ke dalam pakan diharapkan dapat meningkatkan terbentuknya karnitin, dengan demikian lemak tubuh yang mengalami β-oksidasi semakin meningkat, sehingga mengakibatkan kadar lemak dan kolesterol daging rendah. Rumus bangun Lisin (C 6 H 14 O 2 N 2 ), adalah sebagai berikut: NH 2 H 2 N CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH COOH (Rasyaf, 1994). Lisin dibuat dari oksidasi fermentasi glukosa dengan reaksi enzymatik DL α amino δ caprolactam, untuk 100 g/l menjadi L Lysine HCL dalam waktu 25 jam dengan hasil 99,8 mol produk per mol substrat (Widyani, 1999). (Baker and Parson 1990 dalam Widyani 1999) menyatakan bila proses fermentasi dengan mikroorganisme, maka konversi 140 g/l glukosa menjadi 56 g /l lysin dalam waktu 72 jam.

Metionin Metionin adalah asam amino yang memiliki atom S. Asam amino ini penting dalam sintesa protein (dalam proses transkripsi, yang menterjemahkan urutan basa Nitrogen di DNA untuk membentuk RNA) karena kode untuk Metionin sama dengan kode awal untuk satu rangkaian RNA. Asam amino ini bagi ternak bersifat esensial, sehingga harus dipasok dari bahan pangan. Sumber utama Metionin adalah buah-buahan, daging (ikan), sayuran (Jagung, kelapa), serta kacang-kacangan (kacang kedelai) (Wiki, 2008). Rumus bangun Metionin adalah sebagai berikut: NH 2 CH 3 S CH 2 CH 2 C COOH H (Rasyaf, 1994). Bahan baku pembuatan metionin adalah methyl mercaptan, acrolei dan hydrocanic acid. Produk methionin dikemas dalam bentuk kering maupun cairan (Baker and Parson, 1990 dalam Widyani 1999). DL methionine tingkat kemurniannya 99% berwarna putih atau krem berbetuk tepung, mengandung nitrogen 9,4% atau kadaar protein kasarnya 58,78% (Widyani 1999). Broiler Broiler merupakan ayam ras yang memiliki karakteristik ekonomi sebagai penghasil daging, dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat, konversi makanan irit, dan siap dipotong pada usia yang relatif muda. Broiler menghasilkan karkas dengan jaringan ikat lunak. Pada umumnya, ayam ini dipelihara sampai berusia 5-7 minggu dan berat tubuh sekitar 1,3 kg 1,8 kg (Mutirdjo, 2007).

Menurut Cahyono (2004), yang menyatakan bahwa pada umumnya tiap strain atau galur dari broiler diberi nama tersendiri sesuai dengan perusahaan pembibitan (breeding farm) yang membentuk atau memproduksi strain final stock yang bersangkutan, sehingga dikenal berbagai macam galur atau strain ayam pedaging yang beredar di pasaran sesuai dengan nama-nama perdagangan yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan pembibitan. Dengan beredarnya berbagai macam strain ayam ras pedaging dipasaran, peternak tidak perlu risau dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis strain yang beredar memiliki daya produktifitas relatif sama, artinya seandainya terdapat perbedaan, perbedaannya tidak menyolok atau sangat kecil sekali. Salah satu strain broiler adalah strain Abror Acres CP-707. Dengan karakteristik dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel. 1. Ciri Broiler AA CP-707 Data Biologis Satuan Bobot hidup umur 6 minggu 1,56 kg Konversi pakan 1,93 Berat bersih 70% Daya hidup 98% Warna kulit Kuning Warna bulu Putih Sumber : Murtidjo (1992). Kebutuhan Nutrisi Ayam Broiler Rasyaf (1994) menyatakan bahwa bahan makanan memang sumber pertama kebutuhan nutrisi broiler untuk keperluan hidup pokok dan produksinya. Sayang tidak ada bahan makanan yang sempurna, satu bahan mengandung semua nutrisi. Disinilah dasar penggunaan bahan makanan dengan sistem kombinasi

bahan makanan dengan memanfaatkan kelebihan setiap bahan dan menekan kekurangan bahan-bahan yang dikehendaki. Tujuan pemberian ransum pada ayam adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan berproduksi. Untuk produksi maksimum dilakukan dalam jumlah cukup, baik kualitas maupun kuantitas. Ransum broiler harus seimbang antara kandungan protein dengan energi dalam ransum. Disamping itu kebutuhan vitamin dan mineral juga harus diperhatikan. Sesuai dengan tujuan pemeliharannya yaitu memproduksi daging sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat, maka jumlah pemberian pakan tidak dibatasi (ad-libitum). Broiler selama masa pemeliharannya mempunyai dua macam pakan yaitu broiler starter dan broiler finisher (Kartadisastra, 1994). Tabel 2. Kebutuhan zat makanan broiler fase starer dan fase finisher Zat Nutrisi Starter Finisher Protein Kasar (%) 23 20 Lemak Kasar (%) 4-5 3-4 Serat Kasar (%) 3-5 3-5 Kalsium (%) 1 0,9 Pospor (%) 0,45 0,4 EM (Kkal/kg) Lisin (%) Metionin (%) Sumber : NRC (1984) 3200 1.2 0.50 3200 1.0 0.38 Rasyaf (1997) menyatakan bahwa ransum adalah campuran bahan-bahan pakan untuk memenuhi kebutuhan akan zat-zat pakan yang seimbang dan tepat. Seimbang dan tepat berarti zat makanan itu tidak berlebihan dan tidak kurang. Ransum yang diberikan haruslah mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Tujuan utama pemberian ransum kepada ayam untuk menjamin pertambahan berat badan yang paling ekonomis selama pertumbuhan (Anggorodi, 1985).

Bahan-bahan makanan yang biasa dipergunakan dalam ransum unggas di Indonesia adalah: (1) jagung kuning; (2) dedak halus; (3) bungkil kelapa; (4) bungkil kacang tanah; (5) bungkil kacang kedelai; (6) tepung ikan; (7) bahanbahan makanan berupa butir-butiran atau kacang-kacangan dan hasil ikutan pabrik hasil pertanian lainnya, dan daun-daunan sebangsa leguminosa (Wahyu, 1992). Protein merupakan salah satu unsur yang penting bagi pertumbuhan anak broiler. Kebutuhan protein masa awal untuk anak ayam broiler di daerah tropis sebesar 23%, sedangkan untuk masa akhir sebesar 20-21% (Rayaf, 2000). Sintesis protein jaringan tubuh dan telur memerlukan asam amino esensial. Defisiensi asam amino esensial di dalam pakan menyebabkan pembentukan protein jaringan dan tubuh terhambat atau tidak terbentuk. Asam amino esensial yang sulit terpenuhi kandungannya di dalam pakan seperti Sistin, Lisin dan Triptofan disebut sebagai asam amino kritis (Suprijatna et al., 2005). Tabel 3. Kandungan asam amino Lisin dan Metionin dalam Ransum Jenis Bahan Pakan Lisin Metionin Jagung Kuning 0,18 0,20 Bungkil Kelapa 0,29 0,64 Dedak Halus 0,17 0,27 Bungkil Kacang Kedelai 0,72 3,20 Tepung Ikan 0,18 6,50 Sumber : NRC (1984) Karkas Karkas merupakan daging bersama tulang dari hasil pemotongan setelah dipisahkan kepala sampai batas pangkal leher, kaki sampai batas lutut, isi rongga bagian dalam serta darah dan bulu (Rasyaf, 1992). Broiler selalu ditawarkan dalam bentuk karkas, yakni ayam yang telah disembelih dan dicabut bulunya, tanpa kaki, leher, kepala, dan jeroan. Karena

broiler termasuk ayam yang mudah loyo dan mati, ia nyaris tak pernah ditawarkan dalam bentuk hidup. Penawaran karkas broiler tanpa kepala ini sebenarnya menyesuaikan dengan standar internasional. Umumnya, orang Barat enggan makan kepala ayam, beserta jeroan dan cekernya. Sementara, penawaran karkas ayam kampung disesuaikan dengan selera orang Indonesia yang kebanyakan gemar makan kepala dan kaki ayam (Anonimous, 2006). Menurut Soeparno (1994), faktor yang menentukan nilai karkas meliputi berat karkas, jumlah daging yang dihasilkan dan kualitas daging karkas yang bersangkutan. Nilai karkas dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin ternak yang menghasilkan karkas, umur ternak, dan jumlah lemak intramuskuler dalam otot. Komposisi karkas ayam dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain bangsa, jenis kelamin, umur dan tingkat kepadatan kandang. Produksi karkas erat hubungannya dengan bobot badan. Selain faktor bobot badan, bobot karkas juga dipengaruhi genetis atau strain, umur, mutu ransum, tata laksana dan kesehatan ternak. Persentase Karkas Menurut Kartadisastra (1998) dalam Purba (2002) bahwa persentase karkas dapat diperoleh dengan membandingkan bobot karkas dengan bobot kosong atau bobot tubuh ternak setelah dipuasakan. Ayam ras pedaging (broiler) sudah dapat dipotong dan dikonsumsi pada umur 30 hari. Pada umur 30 hari rata-rata berat badan pada umumnya mencapai 1,22 kg, pada umur 35 hari berat badan sudah dapat mencapai 1,3 kg, pada umur 42 hari beratnya 1,75 kg, pada umur 49 hari beratnya 2,1 kg, dan pada umur 56 hari beratnya dapat mencapai 2,5 kg. Sedangkan rata-rata berat daging (karkas) adalah sekitar 65-75% dari berat hidup (Cahyono, 2004).

Lemak Abdominal Lemak abdominal merupakan lemak yang terdapat disekitar perut atau juga disekitar ovarium. Lemak pada ayam terdiri dari lemak rongga tubuh dan lemak bawah kulit (subkutan). Lemak rongga tubuh terdiri dari lemak dinding abdomen, lemak rongga dada dan lemak pada alat pencernaan (Kubena et al., 1974). Wahyu (1992) menyatakan bahwa lemak karkas dapat meningkat seperti dalam keadaan kondisi akhir broiler untuk dipasarkan, dengan jalan mengurangi kadar protein dari ransum, sedikit di bawah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan maksimum dan meningkatkan energi di dalam ransum sampai suatu tingkat yang mendekati tingkat energi yang paling tinggi. Ini menyebabkan broiler yang berumur 7-8 minggu mengkonsumsi energi lebih banyak dari pada dipergunakan untuk pertumbuhan. Kelebihan energi ini dapat diubah menjadi lemak tubuh, sehingga mengahasilkan kondisi akhir dari broiler yang siap untuk dipasarkan.