UJI KECEPATAN PERAHU SOPEK DENGAN MENGGUNAKAN PROPELLER DUA DAUN DAN TIGA DAUN DI PERAIRAN TAMBAK LOROK SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERBEDAAN KECEPATAN PERAHU DENGAN PENAMBAHAN MESIN INBOARD DAN MESIN OUTBOARD PADA PERAHU SOPEK DI PERAIRAN TAMBAK LOROK SEMARANG

Tahun Pembuatan 2009 Kayu Ketapa (terminalia catapa) 10,05 meter 0,97 meter

KOMPARASI HULL PERFORMANCE PADA KONSEP DESIGN KAPAL IKAN MULTI FUNGSI DENGAN LAMBUNG KATAMARAN

4 KERAGAAN TEKNIS MOTOR BAKAR 6,5 HP DENGAN BAHAN BAKAR BENSIN PREMIUM DAN LPG. Hasil dan Pembahasan

Gambar 6 Peta lokasi penelitian.

ZIG-ZAG TEST DAN TURNING CIRCLE TEST DALAM OLAH GERAK CIKAR PADA KAPAL TANGKER DRAGON REIGN A B S T R A K

Desain Kapal Ikan Multi Fungsi dan Ramah Lingkungan : Sebuah Konsep Wahana Baru Untuk Kapal Ikan Di Kawasan Indonesia Bagian Timur.

Studi tentang pengaruh perbedaan daya mesin terhadap kecepatan dan konsumsi bahan bakar minyak pada perahu pakura

Analisa Perhitungan Fixed Pitch Propeller (FPP) Tipe B4-55 Di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)

Kajian penggunaan daya mesin penggerak KM Coelacanth di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara

PERBANDINGAN HASIL RANCANGAN BALING-BALING PADA METODE CROUCH DAN METODE BP-δ UNTUK KAPAL IKAN 30 GT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL TANGKAPAN KAPAL MINI PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PEKALONGAN

Dhani Priatmoko REDUCTION GEAR AND PROPULSION SYSTEM VIBRATION ANALYSIS ON MV.KUMALA

Trammel Net Fishermen Revenue Analysis in the village of Siklayu, Batang, Central Java.

3 METODOLOGI PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung. Bahan Pembuat Rim Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN ALAT TANGKAP MINI PURSE SEINE 9 GT DAN 16 GT DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) MORODEMAK, DEMAK

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

BAB III PENGUJIAN MESIN

PENGARUH PENGGUNAAN KOIL DAN BUSI RACING DENGAN JENIS BAHAN BAKAR BENSIN TERHADAP UNJUK KERJA MOBIL SUZUKI VITARA TIPE JLX 1994

3 METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

EFEKTIVITAS CELAH PELOLOSAN (ESCAPE GAP) PADA ALAT TANGKAP PENGILAR UNTUK MENUNJANG KELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI UNTUK SEKTOR PERIKANAN DI PROVINSI GORONTALO

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR

KAJIAN PENGGUNAAN PROGRAM APLIKASI DESAIN KAPAL TRADISIONAL PADA GALANGAN KAPAL KAYU DI KABUPATEN BATANG

ESTIMASI PRODUKSI PERIKANAN DAN KUNJUNGAN KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI WONOKERTO, KABUPATEN PEKALONGAN

THE EFFICIENCY OF SUPPLIES CHARGING TIME GILL NET AT FISHING PORT DUMAI CITY RIAU PROVINCE ABSTRACT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS. Skor Frekuensi (%) F.X % % % % % % 34

SKRIPSI ANALISIS DAMPAK KENAIKAN BBM TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN NELAYAN DI KECAMATAN MEDAN BELAWAN OLEH : BIRMANTA GINTING

PENGARUH PENGGUNAAN UMPAN DAN LAMA PERENDAMAN JARING KEPLEK (Set Gill Net) TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (Panulirus sp.) DI PANTAI WARU, WONOGIRI

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA)

Tegar Perkasa, Dian Wijayanto *), Aristi Dian Purnama Fitri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP AKSELERASI DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

Simulasi pengaruh trim terhadap stabilitas kapal pukat cincin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Investigasi Efisiensi Propeler Kapal Ikan Tradisional

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BENTUK DAN LETAK CELAH PELOLOSAN (Escape Gap) PADA ALAT TANGKAP PENGILAR TERHADAP KELESTARIANSUMBERDAYA IKAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT

Analisis Ukuran dan Bentuk Layar Kapal Ikan Jenis Purse Seine; Studi Kasus: KM Maju

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Randy Aditya, Paulus Taru dan Adnan

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

BAB IV PERHITUNGAN & ANALISA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

ANALISIS DAMPAK FLUKTUASI HARGA BBM TERHADAP USAHA PENANGKAPAN IKAN DENGAN KAPAL MOTOR (Kasus : Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah)

Dosen Pembimbing : Ir. H. Agoes Santoso, M.Sc

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB IV HASIL PENELITIAN

Analisa Pengaruh Trim terhadap Konsumsi Bahan Bakar

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 1 : Juni 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN

KAJIAN TEKNIS KINERJA SISTEM PENGGERAK KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIODIESEL PADA KAPAL KM. LABOAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH HARGA DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT SERMANI STEEL MAKASSAR

HIBAH PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA JUDUL PENELITIAN STUDI ANALISIS PENDANGKALAN KOLAM DAN ALUR PELAYARAN PPN PENGAMBENGAN JEMBRANA

Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) :

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang penerapan model pembelajaran inquiry training pada materi gerak lurus,

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

C E =... 8 FPI =... 9 P

: Suzuki Satria F 150 cc. : 150 cc, 4 langkah, DOHC pendingin udara. : Cakram depan belakang

ANALISA MODIFIKASI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK 110cc

KODE SOAL B (NO ABSEN GENAP) SOAL ULANGAN FORMATIF II Nama : MATA PELAJARAN : FISIKA Kelas / No Absen :.../...

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

3. METODOLOGI. Gambar 7 Peta lokasi penelitian.

BAB III BAHAN DAN METODE

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

UJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI

The Productivity and Efficiency analysis of Folding fish pots and Bottom set gillnet to Crab (Portunus pelagicus) in Asemdoyong Waters Pemalang

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(6): , Desember 2014 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN METODE AUTOREGRESI DAN AUTOKORELASI SERTA SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Dyno Test 3Dara menggunakan Dynamometer Chassis. dyno test yang menggunakan software yang dipakai di scanner,

SELEKSI UNIT PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN MAJENE PROPINSI SULAWESI BARAT Selection of Fishing Unit in Majene Regency, West Celebes

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 Yogyakarta, 26 Juli Intisari

Transkripsi:

UJI KECEPATAN PERAHU SOPEK DENGAN MENGGUNAKAN PROPELLER DUA DAUN DAN TIGA DAUN DI PERAIRAN TAMBAK LOROK SEMARANG Speed Boat Test Using Two and Three Propeller Shaft in the Tambak Lorok Waters Semarang Ida Nur Aini, Herry Boesono *), Indradi Setiyanto Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SSH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275, Telp/Fax. +6224 7474698 (email: idanurainipsp11@gmail.com) ABSTRAK Salah satu penentu keberhasilan opersai penangkapan ikan adalah faktor kecepatan kapal. Kecepatan kapal merupakan jarak yang ditempuh dalam kurun waktu tertentu untuk menghasilkan tangkapan. Kecepatan ini dipengaruhi oleh besaran mesin, umur mesin, Jumlah daun propeller, dan sudut kemiringan as propeller. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2015 di perairan Tambak Lorok Semarang. Tujuan penelitia ini adalah menganalisis perbedaan kecepatan yang dihasilkan pada perahu dengan perbedaan jumlah daun propeller, menganalisis efisiensi pemakaian bahan bakar minyak bensin, serta menganalisis propeller yang sesuai dan lebih efisien. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental fishing dan metode deskriptif. Analisa data diolah menggunakan Ms. Excel dengan uji t-test. Hasil analisa data menunjukkan bahwa perbedaan jumlah daun propeller berpengaruh terhadap kecepatan perahu dan konsumsi bahan bakar. Hasil penelitian menunjukkan untuk pengaruh perbedaan propeller terhadap kecepatan perahu yang dihasilkan propeller 2 daun lebih tinggi yaitu 9,07 knot, bila dibandingkan dengan propeller 3 daun 8,99 knot. Berdasarkan hasil efisiensi pemakaian bahan bakar minyak bahwa penggunaan propeller 3 daun selama 30 menit dengan nilai 50,925% sedikit lebih efisien, bila dibandingkan dengan propeller 2 daun dengan nilai 49,075%. Kata kunci: Kecepatan; Daun baling-baling; Perahu Sopek; Tambak Lorok ABSTRACT One of the success factor of fishing operation is boat speed. Boat speed is the distancewithin a certain period to produce catches. This speed is influenced by the amount of machinery, machine age, number of propeller shaft, and the angle of the propeller axles. The research was conducted in April 2015 in Tambak Lorok, Semarang. The aim of the research is analyzing the difference of speed which is generated by boat with a difference number of propeller shaft, to analyze the efficiency of fuel consumption, and analyzing appropriate and more efficient propeller. The method used experimental fishing method and descriptive methods. Analysis of the data is processed by Ms. Excel witht-test. Results of the analysis showed that the difference number of propeller shaft affects to the boat speed and fuel consumption. The results showed,effect of difference propeler toward speed boat which is generated by 2 propeler shaft is higher at 9.07 knots, compared with the 3 propeller shaft 8,99 knots. Based on the results of the use of fuel efficiencyis the use of 3 propeller shaft for 30 minutes with a value of 50.925% slightly more efficient, when compared with the 2 propeller shaft with a value of 49,075% Keywords: Speed; Propeller Shaft; Sopek Boad; Tambak Lorok. *) Penulis penanggungjawab PENDAHULUAN Menurut Undang-undang Nomor 45 tahun 2009 Tentang perubahan atas undang-undang Nomor 31 tahun 2004 Tentang Perikanan, disebutkan bahwa nelayan kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar 5 GT. Hal tersebut dapat berarti bahwa jumlah perahu/kapal perikanan laut bermotor sebanyak 394.630 buah, dimana yang tergolong skala kecil ( 5 GT) sebanyak 335.510 buah atau 85%-nya. Umumnya kapal penangkap ikan skala kecil terbuat dari kayu menggunakan motor penggerak dari jenis motor bensin serbaguna dengan daya 3,5 sampai 22 HP atau motor diesel stasioner dengan daya 7 sampai 35 HP, dengan transmisi tanpa reduction gear, dan dibangun oleh galangan atau pengrajin kapal kayu tradisional (BBPI, 2013). 39

Hasil tangkapan ikan akan meningkat dengan meningkatnya kecepatan perahu saat operasi penangkapan namun sampai pada kecepatan tertentu hasil tangkapan akan konstan. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan perahu sudah mencapai titik maksimum dan penggunaan kecepatan yang berlebihan akan menyebabkan inefisiensi biaya operasi penangkapan (Muntaha, 2003). Salah satu penentu keberhasilan opersai penangkapan ikan adalah faktor kecepatan kapal. Kecepatan kapal merupakan jarak yang ditempuh dalam kurun waktu tertentu untuk menghasilkan tangkapan. Kecepatan ini dipengaruhi oleh besaran mesin, umur mesin, jumlah daun propeller, dan sudut kemiringan as propeller. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan kecepatan yang dihasilkan pada perahu dengan perbedaan jumlah daun propeller, Menganalisis efisiensi pemakaian bahan bakar minyak bensin, dan menganalisis propeller yang sesuai dan lebih efisien. Batasan masalah pada penelitian ini adalah penelitian dilakukan pada perahu sopek (motor tempel) dengan besaran mesin 5,5 PK menggunakan daun propeller 2 daun dan 3 daun. Diharapkan nelayan dapat mengetahui efisiensi pemakaian baling-baling sehingga nelayan dapat beroperasional di laut dan dapat mendukung keberlangsungan ekonomi masyarakat nelayan. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi dan bahan pertimbangan untuk nelayan/pemilik perahu dalam memilih daun baling-baling yang lebih efisien dalam operasional penangkapan ikan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015 di Tambak Lorok, Kabupaten Semarang. MATERI DAN METODE PENELITIAN Materi Penelitian Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 buah sarana apung berupa perahu sopek, bahan bakar minyak bensin, mesin perahu General besaran 5,5 PK, Propeller 2 daun dan 3 daun, serta alat bantu penunjang penelitian (GPS, Stopwatch, Tachometer, Jerigen, Selang, Roll meter, Busur lingkar, Alat tulis, dan Kamera). Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan mengujicoba kecepatam mesin perahu sopek yang menggunakan propeller yang berbeda yaitu menggunakan propeller dengan 2 daun dan 3 daun. Mesin perahu sopek dijalankan dengan perlakuan selama 30 menit pada tiap varian dan perlakuan diulang sebanyak 3 kali pada masing-masing propeller untuk mencari kecepatan rata-rata. Penelitian dilakukan pada lokasi yang sama, mesin yang sama, dan perahu yang sama. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data penelitian ini wawancara, obsevasi langsung, studi pustaka, dan dokumentasi. Dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diteliti serta mengumpulkan data dengan menjalin komunikasi langsung dengan nelayan dengan melakukan wawancara dilengkapi dengan daftar pertanyaan (kuisioner) sehingga informasi yang diperoleh lebih terarah pada inti permasalahan. Pengambilan data primer didapat dari hasil ujicoba dan pengukuran secara langsung terhadap ukuran utama kapal. Data yang diperoleh berupa tipe kapal, ukuran utama kapal, spesifikasi mesin yang digunakan, jumlah daun propeller, spesifikasi propeller, pengukuran laju kecepatan, RPM mesin, dan konsumsi bahan bakar minyak bensin. Pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan melalui studi pustaka dengan cara mengumpulkan semua informasi yang ada kaitannya dengan tujuan penelitian, baik yang ada dari berbagai pustaka, jurnal perikanan, dari informasi instansi-instansi pemerintah yang terkait dengan tujuan. Data sekunder diperoleh dari kelompok nelayan yang berada di Tambak Lorok dan Balai Besar Penangkapan Ikan Semarang. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Tahapan observasi Penelitian dilakukan dengan pengoperasian secara langsung dengan menggunaka 1 buah perahu sopek. Pada tahap penelitian diukur ukuran utama perahu sopek, RPM mesin, laju kecepatan mesin, dan sudut kemiringan As Propeller. Setelah selesai, maka mengukur jumlah bahan bakar minyak yang berada di bak penampungan (jerigen) yang sudah diberi ukuran. Jerigen yang digunakan dalam kondisi bagus dan dipilih dari bahan yang tidak mudah memuai. Dari hasil penelitian diatas untuk mengetahui efisiensi penggunaan bahan bakar pada perbedaan daun propeller. b. Tahapan persiapan Mempersiapan perahu, mesin yang sama,, dua buah propeller 2 daun dan 3 daun, bahan bakar minyak bensin, dan alat-alat yang diperlukan dalam ujicoba. 40

c. Tahapan penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kecepatan yaitu: 1. Pemberangkatan menuju lokasi penelitian. Lokasi penelitian dilakukan jauh dari jalur pelayaran dan tidak banyak kapal yang lalu lalang sehingga tidak mengganggu laju arah perahu ketika penelitian berlangsung. 2. Mempersiapkan GPS untuk mengetahui lokasi dan mengukur kecepatan perahu, tachometer untuk mengukur RPM, stopwatch untuk mengukur waktu ujicoba. 3. Menyiapkan dan mengukur bahan bakar yang akan digunakan. 4. Memasang Propeller 2 daun dan 3 daun, kemudian mesin dihidupkan. 5. Mengukur sudut kemiringan As Propeller perahu, kecepatan yang diperoleh dan bahan bakar yang digunakan. 6. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengulangan 3 kali pada tiap varian Pada penelitian ini dilakukan beberapa pembatasan dan asumsi yaitu: 1. Penelitian dilakukan terhadap pada perahu sopek nelayan yang ada di Tambak Lorok, Perairan Semarang. Perahu sopek nelayan dipilih karena merupakan perahu yang paling dominan digunakan nelayan Tambak Lorok. 2. Mesin yang diuji merupakan mesin yang banyak digunakan para nelayan Tambak Lorok yaitu mesin General 5,5 PK. 3. Propeller mempengaruhi kecepatan kapal dan konsumsi bahan bakar. 4. Pengaruh bahan bakar terhadap mesin perahu ditinjau hanya dari 2 aspek yaitu kecepatan perahu dan jumlah konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan. 5. Diasumsikan beban yang diterima kapal selama pengujian pada tiap varian besarnya sama. Analisis Data Menurut Nazir (2005), data mentah yang dikumpulkan perlu ditabelkan dalam kelompok-kelompok, dan dikategorisasi, sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesis. Untuk mempermudah analisis selanjutnya, data-data yang diperoleh disusun dalam bentuk tabel-tabel. Adapun tahapan analisis yang diperlukan untuk menarik kesimpulan adalah: 1) Uji kenormalan data Uji kenormalan data dilakukan dengan pengolahan data menggunakan SPSS 17. Jika data yang diperoleh menyebar normal, maka diuji dengan metode statistik parametrik, sedangkan bila data yang diperoleh tidak menyebar secara normal maka di diuji dengan metode statistik non parametrik. Hipotesis: H 0 : data berdistribusi normal H 1 : data tidak berdistribusi normal 2) Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan memperhatikan nilai signifikansi pada output SPSS 17, pada perhitungan ini digunakan taraf uji 95%. Apabila nilai signikansi > dari α, maka dapat disimpulkan bersifat homogen. H 0 : variabel homogen H 1 : variabel tidak homogeny Perbandingan sig dengan α: H 0 ditolak jika nilai sig pada Levene s test < α (0,05) H 0 diterima jika nilai sig pada Levene s test > α (0,05) 3) Uji t-test: Paired Two Sample for Means Uji t yang digunakan pada penelitia ini adalah Uji t-test: Paired Two Sample for Means dianalisa menggunakan aplikasi pada program Microsoft Office Excel 2007, menguji perbedaan rata-rata mean kecepatan perahu, RPM mesin dan bahan bakar dari propeller 2 daun dan 3 daun. selain itu juga untuk mengetahui hasil t- tabel dan t-hitungnya. Jika t hitung lebih besar, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari perlakuan dalam penelitian atau dengan kata lain H 0 ditolak. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Hipotesis 1: H o : Penggunaan propeller yang berbeda tidak berpengaruh terhadap tingkat kecepatan pada perahu sopek. : Penggunaan propeller yang berbeda berpengaruh terhadap tingkat kecepatan pada perahu sopek. H 1 41

0:30 2:30 4:30 6:30 8:30 10:30 12:30 14:30 16:30 18:30 20:30 22:30 24:30:00 26:30:00 28:30:00 Kecepatan 0:30 3:00 5:30 8:00 10:30 13:00 15:30 18:00 20:30 23:00 25:30 28:00 RPM Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Hipotesis 2: H o : Penggunaan propeller yang berbeda tidak berpengaruh terhadap jumlah konsumsi bahan bakar pada perahu sopek. H 1 : Penggunaan propeller yang berbeda berpengaruh terhadap jumlah konsumsi bahan bakar pada perahu sopek. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Daerah Penelitian Tambak Lorok merupakan salah satu daerah pantai di kota Semarang yang terletak di Sungai Banger, Kelurahan Tanjung Mas, kecamatan Semarang Utara. Desa ini terletak dipesisir laut pelabuhan Tanjung Mas, tidak terlalu jauh dari pusat kota Semarang. Penelitian dilakukan di perairan Tambak Lorok Semarang dengan letak geografis antara garis lintang 6 0 50-7 0 10 Lintang Selatan dan garis bujur 109 0 35 110 0 50 Bujur Timur. Batas wilayah perairan Semarang adalah sebagai berikut: - Sebelah Utara : Laut Jawa - Sebelah Selatan : Kota Semarang - Sebelah Barat : Perairan Kendal - Sebelah Timur : Perairan Demak Dari pengukuran Perahu Sopek di lapangan didapatkan ukuran-ukuran utama perahu sebagai berikut: - Panjang Seluruh Perahu (LOA) : 4,90 m - Lebar Perahu Maksimum (Bmax) : 1,46 m - Tinggi Kapal (H) : 0,9 m - Sarat Air Perahu (d) : 0,5 m Hubungan RPM Mesin dan Kecepatan Perahu Sopek 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 rata-rata RPM 2 daun rata-rata RPM 3 daun Waktu Gambar 1. Grafik Perbandingan Laju Rotasi Per Menit pada Propeller 2 Daun dan 3 Daun selama 30 Menit 9,5 9,0 8,5 8,0 7,5 Rata-rata Kecepatan 2 daun Rata-rata Kecepatan 3 daun Waktu Gambar 2. Grafik Perbandingan Laju Kecepatan Perahu pada Propeller 2 Daun dan 3 Daun selama 30 Menit Dari grafik pada gambar 1 dan gambar 2 dapat disimpulkan jika besaran RPM naik, maka laju kecepatan perahu tinggi, sebaliknya apabila besaran RPM turun maka laju kecepatan perahu akan turun pula. Laju kecepatan perahu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor interen, seperti besaran mesin, umur ekonomis, sudut kemiringan as propeller, jumlah daun propeller, dan kelayakan perahu; dan faktor eksteren yang meliputi tahanan gelombang, arus, dan angin. 42

Knot Bahan Bakar Bensin (Liter/jam) Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Baling-baling perahu sopek (motor tempel) kadang-kadang muncul dipermukaan, saat kapal mengalami trim haluan maupun trim buritan. Dalam penelitian ini hal tersebut tidak terjadi, karena propeller agak masuk kedalam dengan sudut kemirigan as propeller 69 0. Pelaksanaan penelitian dilakukan di tepi pantai dan memilih saat kondisi air tenang (pada pagi hari), sehingga tahanan gelombang diabaikan. Tahanan angin kecil, karena perahu sopek (motor tempel) tidak memiliki bangunan atas. Tahanan arus, karena perahu tanpa muatan dan memiliki draft yang sangat kecil yaitu 0,5 m. Pengaruh Perbedaan Propeller terhadap Konsumsi Bahan Bakar 0,6 0,58 0,56 0,54 0,52 0,5 0,55 Gambar 3. Diagram Perbandingan Jenis Propeller dengan Konsumsi Bahan Bakar Berdasarkan data hasil pengujian masing-masing bahan uji, yaitu propeller 2 daun dengan propeller 3 daun, diperoleh fakta bahwa jenis propeller dapat mempengaruhi pemakaian bahan bakar. Dalam waktu 30 menit propeller 2 daun menghabiskan bahan bakar 0.55 liter/jam, sedangkan pada waktu yang sama propeller 3 daun hanya menggunakan bahan bakar sebesar 0,53 liter/jam. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan bakar minyak bensin pada Propeller 2 daun lebih boros bila dibandingkan dengan propeller 3 daun dengan selisih nilai 0,02 liter/jam. Semakin banyak jumlah daun propeller, maka bahan bakar yang dikonsumsi semakin sedikit (lebih menghemat) akan tetapi kecepatan yang dihasilkan dari propeller tersebut akan semakin rendah. Pengukuran konsumsi bahan bakar dilakukan pada saat perahu motor tempel bekerja dengan putaran motor pada propeller 2 daun 2227,33 RPM dan propeller 3 daun 2178 RPM selama 30 menit. Pengaruh Perbedaan Propeller terhadap Kecepatan Perahu Sopek 9,08 9,06 9,04 9,02 9 8,98 8,96 8,94 Daun Propeller Gambar 4. Diagram Perbandingan Jenis Propeller dengan Tingkat Kecepatan Berdasarkan data hasil pengujian masing-masing bahan uji selama 30 menit, yaitu propeller 2 daun dengan propeller 3 daun, diperoleh fakta bahwa tingkat kecepatan pada penggunaan propeller 2 daun lebih cepat bila dibandingkan dengan propeller 3 daun. Penggunaan daun propeller yang berbeda dapat mempengaruhi tingkat laju kecepatan perahu motor tempel. Kecepatan perahu yang dihasilkan propeller 2 daun paling tinggi sebesar 9,07 knot, sedangkan kecepatan perahu paling rendah adalah propeller 3 daun 8,99 knot. Dari hasil uji coba dapat disimpulkan bahwa penggunaan propeller 2 daun tingkat kecepatan yang dihasilkan lebih tinggi, jika dibandingkan pada propeller 3 daun. Berdasarkan hal tersebut untuk meningkatkan efisiensi propeller untuk kapal penangkap ikan, salah satunya adalah dengan memperbesar diameter dari propeller. Konsekuensi dari pembesaran diameter adalah penurunan kecepatan putar (ber-rpm rendah) dari main engine. Padahal, umumnya main engine yang digunakan 0,53 2 daun 3 daun 9,07 Daun Propeller 8,99 2 daun 3 daun 43

di kapal ikan tradisional sekarang ini merupakan High Speed Engine dengan putaran kerja relative tinggi. Untuk itu diperlukan alat penurun kecepatan putar main engineyang biasa disebut Reduction Gear (BBPI, 2013). Analisis Data Uji normalitas Gambar 5. Grafik Uji Normalitas Data Berdasarkan lampiran uji kenormalan, dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima semua data yang diperoleh dari penelitian berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan dengan data pada grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual memperlihatkan grafik lurus yang terbentang dari kiri bawah ke kanan atas dan titik-titik menyebar di sekitar garis yang artinya asumsi normalitas terpenuhi maka data laju kecepatan, konsumsi bahan bakar minyak, dan besaran RPM berdistribusi normal, sehingga dapat dilanjut untuk pengujian homogenitas data. Uji homogenitas Tabel 1. Hasil Uji Homogenitas No Levene s Test for Equality of Variances Nilai Sig 1. Kecepatan 0,221 2. RPM 0,732 3. Bahan bakar 0,442 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Dari hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima semua data yang diperoleh dari penelitian bersifat homogen. Data yang diperoleh selama penelitian memiliki nilai signifikansi > 0,05. Hal ini berarti datadata tersebut telah memenuhi persyaratan untuk dikategorikan sebagai data yang bersifat homogen. Analisa daun propeller Tabel 2. Hasil Uji-T Tiap Varian No. Uji-T T Hitung T Tabel Keterangan 1. Kecepatan 9,23 2,00 T Hitung > T Tabel 2.. RPM 10,49 2,00 T Hitung > T Tabel 3. Bahan bakar Minyak 0,27 4,30 T Hitung < T Tabel Sumber: Hasil Penelitian, 2015 44

Knot dan liter/jam Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Hasil Uji T dengan uji perbedaan penggunaan propeller dua daun dan tiga daun, didapatkan tingkat kecepatan perahu terdapat perbedaan nyata yang artinya terima H 1 dengan penggunaan daun propeller yang berbeda berpengaruh nyata terhadap tingkat kecepatan perahu. Uji T pada RPM didapatkan terima H 1, dengan penggunaan daun propeller yang berbeda berpengaruh nyata terhadap putaran RPM, sedangkan pada uji T Bahan Bakar Minyak tolak H 1 karena dengan perbedaan daun propeller tidak berpengaruh dengan konsumsi bahan bakar. Analisa efisiensi bahan bakar tiap vaian Berdasarkan pengujian pada perahu sopek di Perairan semarang dapat dihitung efisiensi penggunaan bahan bahar tiap varian dengan cara mencari rata-rata jumlah konsumsi bahan bakar dan kecepatan perahu. Nilai diperoleh dari konsumsi bahan bakar dan kecepatan kapal yang menggunakan propeller 2 daun dan 3 daun. Tabel 3. Data Rata-Rata Hasil Pengujian Bahan Bahar Tiap Varian No Propeller Rata-Rata Konsumsi Bahan Bakar (liter/jam) Rata-Rata Kecepatan (knot) Rata-Rata Rpm Mesin 1 2 daun 0,55 9,07 2227,33 2 3 daun 0,53 8,99 2178 1,08 18,06 4,4053,33 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 10 9,07 8,99 5 0 0,55 0,53 2 daun 3 daun Rata2 konsumsi (liter/jam) Rata2 kecepatan (knot) Propeller Gambar 6. Diagram Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar dan Kecepatan Perahu selama 30 Menit. Dari diagram diatas perbandingan kecepatan kapal dan konsumsi bahan bakar tiap varian diatas dapat dilihat bahwa penggunaan propeller 2 daun selama 30 menit membutuhkan jumlah Bahan Bakar Minyak Premium lebih banyak yaitu 0,55 liter/jam, dan kecepatan yang yang dihasilkan besar yaitu 9,07 Knot. Penggunaan propeller 3 daun membutuhkan konsumsi bahan bakar 0,53 liter/jam, dengan kecepatan rata-rata 8,99 Knot. Dengan data diatas dapat dikatakan bahwa bahan bakar paling irit pada penggunaan propeller 3 daun, sedangkan kecepatan yang paling besar adalah pada penggunaan propeller 2 daun. Dalam pengujian pada kedua propeller, dilakukan dengan kapal yang sama dan pembebanan yang sama, dengan demikian untuk mengetahui konsumsi bahan bakar dari kedua propeller maka dapat dihitung efisiensi konsumsi bahan bakar. Perhitungan efisiensi konsumsi bahan bakar selama 30 menit: A B A x 100 % Keterangan: A: Total konsumsi bahan bakar B: Konsumsi nahan bakar tiap varian 2 daun = 3 daun = (1,08 0,55) 1.08 (1,08 0,53) 1.08 X 100% = 49.075 % X 100% = 50,925 % 45

Kecepatan (Knot) Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology 51% 49% 2 daun 3 daun Gambar 7. Diagram Lingkar Perbandingan Efisiensi Bahan Bakar Minyak Premium Tiap Varian Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan propeller 2 daun selama 30 menit membutuhkan jumlah Bahan Bakar Minyak Premium lebih banyak, dan nilai efisiensinya lebih rendah dengan nilai 49,075%. Penggunaan propeller 3 daun memiliki efisiensi penggunaan Bahan Bakar Minyak Premium lebih tinggi dengan nilai 50,925%. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penggunaan jumlah konsumsi Bahan Bakar Minyak Premium dengan propeller 3 daun lebih efisien sehingga dapat digunakan untuk menggantikan propeller 2 daun yang masih digunakan nelayan Tambak Lorok saat ini. Analisis hubungan kecepatan dan RPM mesin perahhu sopek Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan data kecepatan perahu sopek dan RPM mesin. Dari data tersebut akan dihubungkan dengan persamaan kecepatan dan RPM, sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh kecepatan perahu terhadap RPM mesin. 9,4 9,3 9,2 9,1 9 8,9 8,8 8,7 8,6 2100 2200 2300 2400 2500 y = 0,002x + 3,092 R² = 0,982 hubungan kecepatan dengan RPM Linear (hubungan kecepatan dengan RPM) RPM Gambar 8. Grafik Regresi Linier Hubungan antara Kecepatan dengan RPM pada Propeller 2 Daun Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan grafik regresi linier hubungan antara kecepatan dengan RPM perlakuan yang datanya memenuhi syarat (R 2 ) adalah data yang dapat ditarik kesimpulannya karena R 2 menunjukkan kualitas data aslinya. Nilai R 2 terletak antara 0 1, dan kecocokan model dikatakan lebih baik jika R 2 semakin mendekati 1. Berdasarkan pengukuran hasil kecepatan dan RPM mesin pada propeller 2 daun dengan nilai kecepatan adalah y = 0,002x + 3,092. Dengan y = Kecepatan perahu (knot) dan x = Revolution Per Minute (RPM) mesin. Jika melihat grafik linier, ada interaksi antara hubungan kecepatan dengan RPM karena R 2 = 0,982, berarti bahwa pengaruh RPM terhadap kecepatan perahu adalah 98,2 %. Sehingga dapat dikatakan bahwa RPM berhubungan sangat erat dengan kecepatan perahu. Dari persamaan diatas, maka setiap penambahan RPM sebanyak0,002 putaran per menit, maka kecepatan akan bertambah 1 knot. Ini berarti semakin tinggi nilai RPM, maka kecepatan yang dihasilkan semakin besar. 46

Kecepatan (Knot) Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology 9,2 9,0 8,8 8,6 8,4 8,2 8,0 1800 1900 2000 2100 2200 2300 RPM Gambar 9: Grafik Regresi Linier Hubungan antara Kecepatan dengan RPM pada Propeller 3 Daun Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan grafik regresi linier hubungan antara kecepatan dengan RPM perlakuan yang datanya memenuhi syarat (R 2 ) adalah data yang dapat ditarik kesimpulannya karena R 2 menunjukkan kualitas data aslinya. Berdasarkan pengukuran hasil kecepatan dan RPM mesin pada propeller 3 daun dengan nilai kecepatan adalah y = 0,002x + 3,978. Dengan y = Kecepatan perahu (knot) dan x = Revolution Per Minute (RPM) mesin. Jika melihat grafik linier, ada interaksi antara hubungan kecepatan dengan RPM karena R 2 = 0,922 berarti bahwa pengaruh RPM terhadap kecepatan perahu adalah 92,2 %. Sehingga dapat dikatakan bahwa RPM berhubungan sangat erat dengan kecepatan perahu. Berdasarkan hubungan tersebut, apabila dimasukkan nilai x = 2178 RPM (nilai ini merupakan rata-rata RPM dari ketiga pengulangan hasil pengukuran di lapangan) maka didapatkan nilai y = 8,33. Dengan demikian laju kecepatan yang optimal untuk propeller 3 daun di perairan Tambak Lorok Semarang adalah 8,33 Knot. Dari persamaan diatas, maka setiap penambahan RPM sebanyak 0,002 putaran per menit, maka kecepatan akan bertambah 1 knot. Ini berarti semakin tinggi nilai RPM, maka kecepatan yang dihasilkan semakin besar. Dari pengujian yang telah dilakukan setiap penambahan RPM sebanyak 0,002 putaran per menit hanya mempengaruhi penambahan kecepatan 1 knot. Sangat kecil pengaruh kecepatan perahu terhadap RPM. Kecepatan perahu dipengaruhi oleh besaran mesin, as propeller, dan jumlah daun propeller. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian pembahasan di atas adalah: 1. Penggunaan propeller 2 daun kecepatan yang dihasilkan lebih tinggi, jika dibandingkan pada propeller 3 daun; 2. Dalam konsumsi bahan bakar penggunaan propeller 3 daun lebih efisien 0,02 liter/jam, jika dibandingkan dengan propeller 2 daun; dan 3. Propeller 3 daun (50,925%) lebih efisien bila dibandingkan propeller 2 daun (49,075%) dilihat dari pemakaian jumlah bahan bakar minyak premium. Saran Saran yang dapat diberikan untuk penelitian adalah sebagai berikut: 1. Sebaiknya nelayan menggunakan propeller 2 daun bila ingin mendapatkan kecepatan yang tinggi, apabila nelayan ingin menghemat bahan bakar minyak maka nelayan harus menggunakan propeller 3 daun. 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menentukan kemiringan As propeller. 3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut kajian nilai ekonomis berdasarkan sudut kemiringan As propeller terhadap pemakaian Bahan Bakar Minyak Premium dan Kecepatan perahu. DAFTAR PUSTAKA y = 0,002x + 3,978 R² = 0,922 Hubungan Kecepatan dan RPM Propeller 3 Daun Linear (Hubungan Kecepatan dan RPM Propeller 3 Daun) Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan. 2013. Uji Coba Reduction Gear untuk Motor Penggerak Kapal Penangkap Ikan Skala Kecil. BBPPI. Semarang. Muntaha. 2003. Pengaruh kecepatan Kapal terhadap Hasil Tangkapan Ikan dengan Alat Tangkap Purse Seine di Perairan Purbolinggo. ITS. Surabaya. Nasir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Bogor. 47

LAMPIRAN 1. Peta Lokasi Penelitian 110 30 PETA LOKASI PENELITIAN Keterangan: = Lokasi Penelitian Skala = 1 : 640.000 SUMBER: Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Dinas Hidro Oseanografi 2011 2. Data Teknis Perahu Sopek a) Spesifikasi Data Perahu Sopek : - Nama Perahu : Anwar - Nama Pemilik : Ali Ridho - Jenis Perahu : Sopek - Bahan Utama : Kayu Jati - Jumlah Mesin : 1 Buah - Jumlah Baling-baling : 1 Buah - Jumlah Gading (Frome) : 6 Batang - Bentuk Gading (Frome) : U - Jarak Gading : 0.8 m b) Ukuran Utama Perahu Sopek : - Panjang Seluruh Perahu (LOA) : 4,90 m - Lebar Perahu Maksimum (Bmax) : 1,46 m - Tinggi Kapal (H) : 0,9 m - Sarat Air Perahu (d) : 0,5 m c) Data Mesin Penggerak: - Mesin Utama : Mesin 4 tak - Type : General - No. Seri Mesin :160 GC130406778 - Code : 1509001 - Date : 2008 - Jumlah Cylinder : 1 Buah - Kekuatan Mesin : 5,5 PK - Berat Seluruh : 10 Kg - Konsumsi Bahan Bakar : Premium - Minyak Pelumas : SAE : 60 - Panjang As Propeller : 2,28 m - Bahan As Propeller : Besi baja - Diameter As Propeller : 3,4 cm - Letak Mesin : Outboard/samping d) Spesifikasi Daun Propeller a. 2 (dua) Daun - Diameter :16,9 cm - Ketebalan : 0,31 cm - lebar : 6 cm - sudut rake : 10 0 - bentuk : Bulat - Jumlah daun : 2 Buah - Bahan :Campuran besi dan almunium/ besi cor (cast iron) - Arah Putaran :Searah jarum - No. Dagang : 4/5 - Merek :KATEM (KTM) b. 3 (tiga) Daun - Diameter : 17,3 cm - Ketebalan : 0,41 cm - lebar : 3,8 cm - sudut rake : 10 0 - bentuk : Elip - Jumlah daun : 3 Buah - Bahan :Campuran besi dan almunium / besi cor (cast iron) - Arah Putaran :Searah jarum jam - No. Dagang : 3/4 - Merek : KATEM (KTM) 48

3. Proyeksi 3D Propeller Propeller 2 Daun Propeller 3 Daun 4. Geometri Propeller Propeller 2 Daun Propeller 3 Daun 49