BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat manusia ataupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Melindungi kesehatan ibu :

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. tim, kecuali vitamin, mineral dan obat (Prasetyono, 2009).

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas (Depkes RI, 1996).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

Cara Mencuci Tangan yang Benar

II. TINJAUAN PUSTAKA. kandungan zat gizi yang sesuai untuk kebutuhan bayi dan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menempuh, menemui, mengarungi, menyebrangi, menanggung, mendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin, dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENYUSUI SAAT IBU BEKERJA. Dinas Kesehatan Provinsi Bali

ASI ADALAH ANUGERAH LUAR BIASA YANG DIBERIKAN TUHAN KEPADA MANUSIA KENAPA BANYAK ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN ASI

MANFAAT ASI BAGI BAYI

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pokok Bahasan. Ruang Lingkup. Gizi Bagi Pekerja. Kebutuhan Gizi Pekerja. ASI di Tempat Kerja 31/03/2014 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN TEORI

Lampiran Universitas Sumatera Utara

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan progam kesehatan. Pada saat ini AKI dan AKB di Indonesia

Memperkenalkan Makanan pada Bayi.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di mana salah satu indikator tingkat kesehatan tersebut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ibu memberi Air Susu Ibu (ASI) tidak datang secara tiba-tiba. Ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan bayi Departemen

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Skinner (Notoatmodjo, 2007), merumuskan perilaku sebagai. respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi berumur 0 6 bulan tanpa

8

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. operasional, pertanyaan penelitian dan hipotesis serta manfaat penelitian.

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

KETERAMPILAN TEKNIK MENYUSUI

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

Dr. EVELINE P.N, Sp.A, IBCLC SATGAS ASI PP IDAI

Sesi 30 WANITA DAN PEKERJAAN

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam. penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012)

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGETAHUAN 1. Apakah ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a. Ya b. Tidak 2. Apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2014

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Air Susu Ibu (ASI) Definisi Air Susu Ibu (ASI) Air susu ibu (ASI) adalah makanan utama bagi bayi yang kaya akan

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM

Artikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut RISKESDAS 2010, membagi pola menyusui menjadi tiga kategori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif ASI merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi serta mempunyai nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat manusia ataupun susu buatan seperti susu sapi atau susu kerbau (Suhardjo, 1992) ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman, kecuali apabila si bayi menderita sesuatu penyakit sehingga diperlukan pemberian obat yang sebagian besar terbuat dalam kemasan sirup. ASI eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan bayi (Depkes, 2001). Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang papaya bubur susu, biskuit, bubur, nasi, dan tim (Rusli, 2007) ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bai. ASI adlaah makanan yang sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya dengan tatalaksana menyusui yang benar. ASI sebagai bahan makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan dan ketika mulai diberikan makanan padat dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih (Soetjiningsih, 1997). Adapun zat kekebalan yang terdapat pada ASI akan melindungi bayi dari penyakit infeksi seperti diare. ASI juga dapat menurunkan kemungkinan bayi kerkena

penyakit infeksi telinga, batuk, pilek dan penyakit alergi. Bayi dengan ASI Esklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif (Suharjo, 1992) ASI juga meningkatkan daya tahan tubuh bayi, yaitu bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imonoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari. Namun, kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan sehingga mencapai kadar protective pada waktu berusia sekitar 9 sampai 12. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur (Soetjiningsih, 1997). ASI meningkatkan kecerdasan, yaitu mengingat bahwa kecerdasan anak berkaitan erat dengan otak maka jelas bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak. Sementara itu, faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas nutrisi secara langsung juga dapat mempengaruhi pertumbuhan, termasuk pertumbuhan otak. Telah disinggung sebelumya bahwa periode tumbuh pesat otak yang pertama sangat penting karena hanya pada masa inilah terjadi pertumbuhan otak yang terpesat. Kesempatan ini hendaknya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya agar otak bayi dapat tumbuh optimal.

Kesempatan semacam ini tidak akan terulang lagi selama masa tumbuh kembang anak. Dikatakan bahwa bila seorang bayi menderita kekurangan gizi berat pada masa pertumbuhan otak cpat pertama maka akan terjadi pengurangan jumlah sel otak sebanyak 15-20% sebenarnya alam telah membekali manusia dengan obat pencegahan gangguan gizi pada periode ini. Obat yang dimaksud adalah formula yang ajaib yang diberikan Tuhan pada para ibu, yaitu Air Susu Ibu (Suhardjo, 1992). Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal, dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal. Nutrien-nutrien khusus tersebut tidak terdapat atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi. Nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi, antara lain : Taurin, yaitu suatu bentuk zat putih telur hanya terdapat di ASI. Laktosa, merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali terdapat pada susu ASI. Asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega-3, omega-6), merupakan asam lemak utama dari ASI yang hanya terdapat sedikit dalam susu sapi (Suhardjo, 1992). Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi : (1) sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi samapai usia 6 bulan, (2) meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat anti-kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit. ASI juga akan mengurangi terjadinya mencret, sakit telinga, dan infeksi saluran pernapasan, (3) melindungi anak dari serangan alergi, (4)

mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi ASI eksklusif potensial lebih pandai, (5) meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara, (6) membantu pembentukan rahang yang bagus, (7) mengurangi risiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung, (8) menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat bisa jalan, dan (9) menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual dan hubungan sosial yang baik (Soetjiningsih, 1997). Selain memberi manfaat pada bayi, menyusui juga memberikan manfaat pada ibu, manfaatnya adalah: (1) mengurangi perdarahan setelah melahirkan, yaitu Apabila bayi disusui segera setelah melahirkan maka kemungknan terjadinya perdarahan setelah melahirkan (postt partum) akan berkurang hal ini karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan, (2) mengurangi terjadinya anemia, yaitu mengurangi kemungkanan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena kekurangan zat besi, menyusui mengurangi perdarahan, (3) menjarangkan kehamilan, yaitu menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan, (4) mengecilkan rahim, yaitu kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat

akan sangat membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. proses pengecilan ini akan lebih cepat dibanding pada ibu tidak menyusui (Soetjiningsih, 1997). Pemberian ASI juga dapat membuat Ibu lebih cepat langsing kembali, oleh karena meyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang menyusui akan cepat kembali ke berat badan sebelum hamil, mengurangi kemungkinan menderita kanker (Soetjiningsih, 1997). Pada umumnya bila semua wanita melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga kejadian kanker payudara akan berkurang sampai sekitar 25%, beberapa penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur, salah satu dari penelitian ini menunjukkan bahwa risiko terkena kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang sampai 20 25%, lebih ekonomis/murah, yaitu dengan memberikan ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan minum susu formula. Selain itu, pemberian ASI juga menghemat pengeluaran untuk berobat bayi, misalnya biaya jasa dokter, biaya pembelian obat-obatan, bahkan mungkin biaya pengobatan di rumah sakit (Soetjiningsih, 1997). Pemberian ASI tidak merepotkan dan hemat waktu, ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan dan memasak air, tanpa harus mencuci botol, dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas. Pemberian susu botol akan lebih merepotkan terutama pada malam hari, apalagi kalau persediaan susu habis pada malam hari maka kita harus repot mencarinya, portabel dan praktis, yaitu mudah

di bawa kemana-mana sehingga saat berpergian tidak perlu membawa berbagai alat untuk minum susu formula dan tidak perlu membawa alat listrik untuk memasak atau menghangatkan susu, ASI dapat diberikan di mana saja dan kapan saja dalam kaadaan siap dimakan/minum, serta dalam suhu yang selalu tepat, dan memberi kepuasan bagi ibu, yaitu ibu yang berhasil memberi ASI eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan, dan kebahagiaan yang mendalam (Depkes, 2001). Komposisi ASI terdiri dari (Depkes RI, 2001): kolostrum, yaitu cairan yang kaya zat anti- infeksi dan berprotein tinggi. ASI yang keluar pada hari pertama dan kedua sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Cairan encer dan seringkali berwarna kuning atau dapat pula jernih ini lebih menyerupai darah dari pada susu, sebab mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih yang dapat membunuh kuman penyakit. Cairan ini juga merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang. Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matang, mengandung zat anti- infeksi 10-17 kali lebih banyak dibandingkan ASI yang matang, kadar karbohidrat dan lemak rendah dibandingkan dengan ASI matang, total energi lebih rendah jika dibandingkan susu matang, volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam. ASI transisi/peralihan, adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang matang, kadar protein makin merendah sedangkan kadar

karbohidrat dan lemak makin meninggi, dan volume akan semakin meningkat. ASI matang (mature), yaitu merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke -14 dan seterusnya, komposisi relatif konstan. Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit, yaitu ASI yang keluar pada 5 menit pertama dinamakan foremilk. Foremilk mempunyai komposisi yang berbeda dengan ASI yang keluar kemudian (hindmilk). Foremilk lebih encer, hindmilk mengandung lemak 4-5 kali lebih banyak dibanding foremilk. Diduga hindmilk inilah yang mengenyangkan bayi. 2.2. Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja Pemerintah mengeluarkan peraturan yang bisa mendukung agar ibu terus memberikan ASI kepada bayinya. Bahkan hak menyusui pada wanita bekerja telah dijamin pada pasal 83 Undang-undang No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang menyatakan bahwa pekerja atau buruh perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya, jika hal ini dilakukan selama waktu kerja (Tasya, 2008). Terdapat tujuh langkah yang sangat penting untuk keberhasilan pemberian ASI secara esklsuif terumata bagi ibu bekerja, yaitu (1) mempersiapkan payudara, (2) mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui, (3) menciptakan dukungan keluarga, (4) memilih tempat melahirkan yang sayang bayi, (5) memilih tenaga kesehatan yang

mendukung pemberian ASI secara Eksklusif (6) mencari ahli persolan menyusui seperti klinik laksatasi untuk persiapan apabila mereka mengalami kesukaran, dan (7) menciptakan suatu sikap positif tentang ASI dan menyusui (Roesli, 2007) Menurut Depkes RI (2007) setiap tempat kerja harus mengupayakan fasilitas pendukung PP ASI bagi ibu yang menyusui seperti sarana ruang memerah ASI, perlengkapan untuk memerah dan menyimpan ASI, menyediakan materi penyuluhan ASI. Secara ideal setiap tempat kerja yang mempekerjakan perempuan hendaknya memiliki tempat penitipan bayi atau anak, sehingga ibu dapat membawa bayinya ke tempat kerja dan menyusui setiap beberapa jam. Namun bila tidak memungkinkan karena tempat kerja jauh dari rumah, tidak memiliki kenderaan pribadi atau jemputan kantor, maka cara lain yang mudah adalah memberikan ASI perah (Roesli, 2007) Berikut langkah-langkah yang perlu dipersiapkan sebelum ibu bekerja yaitu (1) mempersiapkan siapkan ASI perah sekurang-kurangnya dua hari sebelum mulai bekerja, (2) perahlah ASI setiap 3 jam. Ingat, makin sering ASI dikeluarkan, produksi ASI akan makin melimpah, (3) jangan berikan dot atau empeng pada bayi, (4) siapkan pengasuh bayi yang terampil untuk memberikan ASI perah dengan sendok/cangkir, (5) susuilah bayi Ibu selama bayi bersama Ibu termasuk malam hari, (6) banyak minum, atau minumlah bila haus, dan sebelum serta sesudah menyusui atau memerah ASI (Rusli, 2008). Alat yang digunakan harus dibersihkan untuk memeras ASI yaitu cangkir/gelas yang bermulut lebar, cucilah dengan sabun dan air bersih dan bilas dengan air hangat.

Cara memerah ASI yaitu : (1) cuci tangan dengan sabun dan air bersih, (2) duduk dengan nyaman, (3) perah sedikit ASI dan oleskan ke puting, (4) taruh telunjuk, jari tengah dan ibu jari di aerola, dengan posisi jam 06.00 dan 12.00. Bisa juga memposisikan jari pada jam 09.00 dan jam 03.00, (5) tekan ketiga jari kearah dada tanpa bergeser (bukan diurut), kemudian lepaskan, (6) jangan menggosok-gosok atau menekan payudara dengan jari, (7) lakukan untuk kedua payudara selama lebih kurang 20-30 menit (Rusli, 2008). ASI yang dikeluarkan pada saat awal proses pemerahan akan terlihat lebih encer dan kaya akan protein (disebut Fore Milk), sedang ASI yang dikeluarkan pada menit-menit berikutnya akan terlihat lebih kental karena kaya akan lemak (disebut Hind Milk), (8) perah ASI setiap 3 jam termasuk malam hari. Pada malam hari, jadwal pemerahan bisa disesuaikan dengan jam menyusui bayi, yaitu jam 10.00 malam dan 02.00 pagi, (9) memerah bisa dilakukan sedini mungkin (segera setelah bayi lahir), (10) usahakan minum bila terasa haus sebelum dan sesudah memerah (Rusli, 2008). Waktu memerah ASI dan penyimpanan: (1) saat Ibu berada di rumah : setelah Ibu menyusui dengan payudara kanan, perah payudara kiri. Saat menyusui berikutnya, susui bayi dengan payudara kiri, perah payudara kanan, (2) saat Ibu berada di kantor : perah minimal 3x, misalnya jam 10.00, 13.00 dan 16.00, (3) simpan ASI perah dalam botol atau wadah dari gelas, stainless steel atau plastik yang tertutup rapat, beri label (tanggal dan jam perah) (Rusli, 2008).

Pastikan botol selalu dibersihkan dan disterilkan sebelum digunakan, (4) simpan botol berisi ASI perah dalam lemari es (bukan freezer) (5) jika tidak ada lemari es, botol berisi ASI perah disimpan dalam termos yang telah diisi es batu. Gantilah es batu yang telah mencair. Atau gunakan cooler khusus dengan blue ice, (6) untuk membawa ASI perah dari kantor ke rumah, masukkan botol berisi ASI perah kedalam termos beri es batu. ASI dapat disimpan di (1) dalam suhu ruang : tahan 4-6 jam, (2) dalam termos yang diisi es batu : tahan 24 jam, (3) dalam lemari es bagian bawah : tahan 2 x 24 jam, (4) dalam freezer pada lemari es 1 pintu : tahan 2 minggu, (5) dalam freezer pada lemari es 2 pintu : tahan 3 bulan. Meskipun dapat disimpan lama, disarankan agar tidak terlalu lama menyimpan ASI perah karena ASI diproduksi sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak Untuk memberikan susu kepada bayi, keluarkan ASI perah dari lemari es, secara berurutan dari jam perah paling awal, diamkan dalam suhu ruang selama 10-15 menit, untuk ASI yang disimpan di freezer, disarankan untuk memindahkan ke lemari es bagian bawah selama 1 jam sebelum didiamkan dalam suhu ruang, hangatkan ASI dengan cara merendam botol berisi ASI perah dalam wadah yang diberi air hangat, jangan menghangatkan ASI dengan air mendidih atau merebus ASI karena akan merusak kandungan gizi, hangatkan dalam jumlah tertentu sesuai jumlah yang biasa diminum bayi (dalam sekali minum), siapkan cangkir dan sendok untuk meminumkan ASI perah kepada bayi.

ASI perah yang didiamkan cukup lama akan terpisah menjadi 2 lapisan, lapisan yang di atas biasanya lebih kental karena kaya akan lemak. Ini bukan berarti ASI telah basi. Kocoklah dengan perlahan hingga ASI menjadi larutan homogen kembali, ASI perah segar akan berbau/beraroma manis. Bila ASI beku yang setelah dicairkan beraroma seperti sabun, hal ini disebabkan perubahan struktur lemak dalam ASI akibat perubahan suhu yang mendadak sehingga proses kerja enzim lipase terganggu. Karena itu tidak disarankan menghangatkan ASI dengan air mendidih atau merebus ASI, atau membekukan kembali ASI yang telah dihangatkan, jika ASI perah berbau asam, maka bisa jadi ASI telah basi dan harus dibuang. Memberikan ASI perah dengan posisi duduk dengan nyaman, peganglah bayi tegak lurus/setengah tegak dipangkuan Ibu / pengasuh, peganglah sendok dan sentuhkan ke ujung bibir bayi. Untuk bayi yang telah bisa minum ASI dengan menggunakan sendok, dapat diganti dengan menggunakan gelas berukuran kecil, bayi akan mengisap/menjilat ASI, tumpahkan sedikit demi sedikit ke mulut bayi, jangan menuang ASI ke mulut bayi, setelah bayi mendapat cukup ASI, pegang bayi dalam posisi tegak untuk disendawakan (Roesli, 2007) 2.3. Dukungan Keluarga Menurut Sarwono (2003) dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan. Menurut Santoso (2001) dukungan yaitu suatu usaha untuk menyokong sesuatu atau suatu daya upaya untuk membawa sesuatu.

Bailon dan Maglaya dalam Sudiharto (2007) menyatakan, bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka hidup dalam satu rumah tangga, melakukan interaksi satu sama lain menurut peran masing-masing, serta menciptakan dan mempertahankan suatu budaya. Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang di rekat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal bersama. Dukungan keluarga merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan berbeda-beda pada setiap tahap siklus kehidupan (Friedman, 1998). Sudiarto (2007), menyatakan setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran formal dan informal, misalnya ayah mempunyaiperan formal sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah. Peran informal ayah adalah sebagai panutan dan pelindung keluarga. Struktur keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan keluarga saling berbagi, kemampuan sistem pendukung di antara anggota keluarga, kemampuan perawatan diri dan kemampuan menyelesaikan masalah. Menurut Bugges dalam Friedman (1998) keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami isteri, ayah dan ibu, anak laki-laki

dan anak perempuan. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri. Menurut Friedman (1998), tipe-tipe keluarga antara lain (1) keluarga inti atau konjugal yaitu keluarga yang menikah, sebagai orang tua ayah pemberi nafkah, keluarga inti terdiri dari suami, isteri dan anak mereka, baik anak kandung maupun anak adopsi, (2) keluarga orientasi atau keluarga besar yaitu keluarga inti dan orangorang yang berhubungan darah seperti kakek/nenek, bibi, paman dan sepupu. Friedman dalam Sudiharto (2007), menyatakan bahwa fungsi dasar keluarga antara lain adalah fungsi efektif, yaitu fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung. Menurut Friedman (2003) dukungan keluarga merupakan bagian integral dari dukungan sosial. Dampak positif dari dukungan keluarga adalah meningkatkan penyusuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan. Baik keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya. Caplan (1976) dalam Friedman (1998) menjelaskan bahwa keluarga memiliki fungsi dukungan yaitu dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan isntrumental dan dukungan emosional. Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi sebagai sebuah keluarga diseminator atau penyebar informasi tentang semua informasi yang ada dalam kehidupan. Keluarga berfungsi sebagai pencari informasi yang berhubungan dengan masalah menyusui dari tenaga

kesehatan, dan melakukan konsultasi, serta mencari informasi dari media cetak maupun sumber lain yang mendukung. Dukungan penilaian adalah jenis dukungan dimana keluarga bertindak sebagai pembimbing dan bimbingan umpan balik, memecahkan masalah dan sebagai sumber validator identitas anggota dalam keluarga. Dukungan instrumental adalah bentuk dukungan dimana keluarga sebagai sebuah sumber petolongan praktis dan kongkrit untuk menyelesaikan masalah, dan dukungan emosional adalah bentuk dukungan dimana keluarga sebagai sebuah tempat pemulihan yang aman dan damai untuk beristirahat dan membantu secara psikologis untuk menstabilkan emosi dan mengendalikan diri. Salah satu bentuknya adalah melalui pemberian motivasi dan sebagai fasilitator serta mendengarkan seluruh keluhan-keluhan anggota keluarga atau ibu terhadap masalah yang sedang dihadapinya (Caplan dalam Friedman 1998). Menurut Watson dalam Friedman (1998), salah satu bentuk dukungan keluarga berupa pemberian bantuan dalam bentuk materi seperti pinjaman uang, bantuan fisik berupa alat-alat atau lainnya yang mendukung dan membantu menyelesaikan masalah. Dalam mengatasi ketegangan kehadiran keluarga sangat penting untuk mendorong ibu dalam meningkatkan kepercayaan diri dan menstabilkan emosinya, serta memberikan motivasi yang besar terhadap ibu yang menyusui. Menurut Sudiharto (2007) dukungan keluarga mempunyai hubungan dengan suksesnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayi. Dukungan keluarga adalah dukungan untuk memotivasi ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6

bulan, memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan mempersiapkan nutrisi yang seimbang kepada ibu. Menurut Roesli (2007), suami dan keluarga dapat berperan aktif dalam pemberian ASI dengan cara memberikan dukungan emosional atau bantuan praktis lainnya. 2.4. Landasan Teori Caplan (1976) dalm Friedman (1998) mengemukakan bahwa keluarga memiliki fungsi dukungan yaitu dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. 2.5. Kerangka Konsep Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori, maka kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut : Varibel Independen DUKUNGAN KELUARGA 1. Dukungan Informasional 2. Dukungan Penilaian 3. Dukungan Instrumental 4. Dukungan Emosional Variabel Dependen Pemberian ASI Eksklusif Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian