Teori Motivasi Maslow

dokumen-dokumen yang mirip
Ketrampilan Memfasilitasi dan Mendengarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1)

Strategi Belajar CERDAS Pada Pendidikan Jarak Jauh. Tri Darmayanti UNIVERSITAS TERBUKA

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI

METODE DAN JENIS PELATIHAN

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Pengawasan dan Evaluasi Proses

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang. pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Perencanaan Aktifitas Pembinaan dan Pembimbingan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses belajar karena motivasi dapat mempengaruhi apa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

Desain dan Pengembangan Pelatihan

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29

PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT UNTUK TEMAN SEBAYA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek kehidupan. Pendidikan tidak akan terlepas dari proses

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn.

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF. Dr. Syamsurizal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan yang berperan sebagai ratu dan pelayan ilmu. James dan James

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. untuk siap menjadi tenaga terampil dan pandai matematika melalui penerapan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi untuk masa depan. Kemakmuran Indonesia di

MOTIVASI DALAM BELAJAR. Saifuddin Azwar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati SMA/MA/SMA-LB/SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

PENANAMAN NILAI (KARAKTER) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia pendidikan di negara kita semakin mendapat tantangan.

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

BAB II KAJIAN TEORI. Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCARI KATA DAN ISTILAH. Daryuni

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dari zaman dahulu hingga sekarang, manusia akan selalu berhubungan dengan matematika.

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII SMP Negeri 12 Surakarta )

Teknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet

commit 1 to user BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan sumber daya, termasuk sumber daya manusia Indonesia,

BABH KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Matematika.

GAGAS TEMA DAN LANGKAH PENULISAN ARTIKEL JURNAL OLEH: HERMANTO SP

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Strategi Belajar CERDAS Pada Pendidikan Jarak Jauh

BAB I PENDAHULUAN. atur dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 1989 Bab III. memperoleh Pendidikan, kemudian pada pasal 6 berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

Transkripsi:

. Sesi Pertama Teori Motivasi Maslow Memahami Proses Belajar Handout Abraham Maslow dianggap sebagai bapak Psikologi Humanistik, yang juga dikenal sebagai Kekuatan Ketiga. Psikologi Humanistik menggabungkan aspek-aspek Psikologi Behavioral dan Psikologi Psikoanalistik. Penganut behaviorisme meyakini bahwa perilaku manusia dikendalikan oleh faktor lingkungan eksternal. Psikologi psikoanalitik didasarkan pada gagasan bahwa perilaku manusia dikendalikan oleh kekuatan bawah sadar internal. Meski mempelajari Psikologi Behavioral dan Psikoanalitik sekaligus, Maslow menolak gagasan bahwa perilaku manusia dikendalikan oleh faktor internal atau eksternal saja. Teori Motivasi Maslow menyatakan bahwa perilaku manusia dikendalikan oleh kedua faktor tersebut yakni internal dan eksternal. Selain itu, Teori Maslow juga menyatakan bahwa manusia mempunyai kemampuan unik untuk membuat pilihan dan melaksanakan pilihan mereka sendiri. Maslow tidak begitu tertarik terhadap binatang atau studi tingkah laku manusia di laboratorium. Ia lebih suka mengumpulkan data bagi teorinya dengan meneliti orangorang penting. Penelitian yang dilakukannya membuat dirinya yakin bahwa orang memiliki kebutuhan tertentu yang tidak berubah dan asli secara genetis. Kebutuhankebutuhan ini sama dalam semua kebudayaan serta bersifat fisiologis dan psikologis. Maslow menggambarkan kebutuhan ini sebagai bersifat hirarkis, artinya beberapa 6

kebutuhan lebih mendasar atau lebih kuat daripada yang lainnya, dan, setelah kebutuhan ini terpenuhi, kebutuhan lain yang lebih tinggi muncul. Peranan Teori Maslow dalam Pendidikan Sasaran terpenting dalam pendidikan adalah murid-murid mendapat pemahaman. Sasaran penting lainnya adalah bagaimana membuat pengetahuan dan informasi baru tersebut bermanfaat dan berguna bagi mereka sehingga hal tersebut dapat dipertahankan dan tetap berguna seumur hidup. Salah satu faktor penting dalam memenuhi sasaran ini adalah motivasi. Jika murid-murid tidak mempunyai motivasi dalam satu dan lain hal, dapat dipastikan mereka tidak akan memperoleh banyak pemahaman atau tidak akan mampu mempertahankan ilmu yang baru mereka peroleh. Teori ini berpengaruh besar terhadap struktur pendidikan. Untuk memaksimalkan efektifitas program pengajaran di sekolah dan ruang kelas, pengurus dan para guru wajib memikirkan kebutuhan murid-murid serta susunan hirarkis kebutuhan tersebut. Kebutuhan harus dipenuhi dengan urutan sebagai berikut: pertama, fisiologis, kemudian keselamatan, dan seterusnya lewat aktualisasi diri. Hal ini harus menjadi prioritas utama dalam pengembangan program ini kemudian para murid diberikan kesempatan untuk mencapai level setinggi-tingginya. Sebagai contoh, jika seorang murid tidak sarapan sebelum ke sekolah, ia tidak akan dapat berkonsentrasi belajar; ia akan sibuk dengan kebutuhan makannya. Sistem di sekolah wajib memenuhi kebutuhan sarapan yang memadai dengan menyelenggarakan program sarapan. Saran untuk Penerapan Teori Maslow terhadap Pendidikan Sekolah dan para guru wajib memenuhi syarat-syarat fisiologis dan keselamatan berikut ini untuk mengoptimalkan kondisi belajar: Fisiologis Selenggarakan program sarapan murah atau gratis. Pastikan suhu di ruang kelas nyaman. Jadualkan istirahat ke kamar kecil dan minum. Keselamatan Rencanakan pelajaran dengan baik dan sampaikan dengan cara yang sistematis. Kendalikan perilaku di ruang kelas. Rencanakan, bahas dan praktekkan prosedur darurat. Tegakkan disiplin dengan adil. Pertahankan harapan-harapan secara konsisten. Mau menerima dan tidak menghakimi, bertindak menyenangkan dan tidak mengancam. Beri pujian untuk jawaban yang benar dan jangan menghukum jawaban yang salah. 7

Mencintai & Memiliki Dalam hubungan antara guru dan murid, para guru harus: Bersikap empatik, perhatian dan menunjukkan ketertarikan kepada mereka, sabar, adil, mau membuka diri, positif, dan mau mendengarkan; Gunakan instruksi satu persatu; Manfaatkan rapat guru; Beri komentar dan umpanbalik positif, bukan sebaliknya; Kenali murid (apa yang mereka sukai, tidak sukai dan minat mereka); Selalu ada ketika murid membutuhkan; Mendengar murid; Mendukung; Rekrut asisten pribadi secara bergiliran; Tunjukkan mereka menghargai pikiran-pikiran, pendapat dan penilaian muridmurid Tunjukkan kepercayaan mereka kepada murid dengan menciptakan situasi yang membutuhkan kepercayaan (misalnya, menyuruh mereka menyampaikan pesan atau bertindak sebagai ketua kelas) Dalam hubungan murid dengan murid, guru harus: Mengatur rapat kelas; Mengawali diskusi kelas; Memberi kesempatan saling mengajar antar murid (peer tutoring); Menciptakan situasi yang mengharuskan saling kepercayaan Jadualkan tanya jawab dan waktu untuk berbagi Kepercayaan Diri Untuk membangun rasa percaya diri murid, guru harus: Mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar belakang pengetahuan untuk membantu memastikan keberhasilan (scaffolding); Atur pelajaran agar sesuai dengan kebutuhan individu; Fokus pada kekuatan dan aset murid; Pertimbangkan kebutuhan dan kemampuan murid-murid ketika merencanakan dan melaksanakan pelajaran; Gunakan beragam metode ajar; Ajarkan dan beri contoh strategi belajar; Dasarkan pengajaran, strategi dan rencana-rencana baru pada hasil belajar; Waspadai kesulitan yang dihadapi murid (kesulitan belajar atau masalah antar murid) & turun tangan sesegera mungkin; Selalu ada dan mudah didekati sehingga murid yang mengalami kesulitan merasa nyaman meminta bantuan; Libatkan semua murid dalam keikutsertaan dan tanggungjawab kelas; 8

Disiplinkan anak-anak secara pribadi, jika tindakan tersebut perlu. Untuk mendorong rasa menghargai antar murid, guru harus: Menciptakan lingkungan kelas di mana murid bersikap positif dan tidak menghakimi; Tunjuk bintang minggu ini; Beri hadiah untuk pekerjaan yang terlaksana dengan baik; Beri posisi bergengsi kepada murid yang berhak; Adakan program pengakuan untuk usaha tertentu (misalnya, murid paling membantu minggu ini); Kembangkan dan laksanakan kurikulum untuk mendorong murid bersikap empatik dan perhatian terhadap murid lain; Terapkan proses belajar yang kooperatif untuk mengembangkan kepercayaan antar anggota kelompok; Libatkan murid-murid dalam aktifitas yang penting dan bermakna (misalnya membersihkan lingkungan atau mengumpulkan makanan bagi yang membutuhkan) Untuk membantu murid merasa bangga memperoleh pengetahuan dan pemahaman, guru harus: Memberi para murid waktu untuk mengeksplorasi wilayah yang menjadi minat mereka; Buat pelajaran yang menantang kecerdasan; Rencanakan pelajaran yang menghubungkan bidang belajar dan minta murid membanding dan membedakan untuk mencari hubungan tersebut; Gunakan pendekatan penemuan terhadap proses belajar kapanpun mungkin; Minta murid mendekati topik pelajaran dari berbagai sudut; Beri kesempatan untuk pikiran-pikiran filosofis dan diskusi; Libatkan murid dalam program atau aktifitas yang menantang kecerdasan. Untuk mendorong proses belajar lewat kebanggan estetik, sekolah dan murid harus: Mengatur materi ruang kelas dengan rapi dan menarik; Pajang karya seni murid dengan cara yang menarik; Pajang hiasan yang menarik dan penuh warna di tembok; Ganti materi di ruang kelas yang sudah usang secara teratur; Ciptakan tempat belajar yang bervariasi, nyaman dan menarik; Cat ruangan dengan warna yang menyenangkan; Pasang jendela besar; Pertahankan lingkungan fisik (misalnya biarkan tembok bercat, meja bersih dan berfungsi, dll); Jaga ruang kelas bersih dan beraroma segar. 9

Aktualisasi Diri Guru perlu melakukan hal-hal berikut untuk mendorong aktualisasi diri: Mengharapkan murid melakukan yang terbaik Memberi murid kebebasan untuk mengeksplorasi dan menemukan diri Membuat proses belajar bermakna berhubungan dengan kehidupan nyata Rencanakan pelajaran yang melibatkan aktifitas kognitif yang diharapkan Libatkan murid dalam proyek pengungkapan diri Biarkan murid terlibat dalam proyek dan aktifitas kreatif Teori Kecerdasan Majemuk Individu berbeda dari individu lain dari cara mereka berpikir. Kita menyebut gagasan adanya beragam jenis kecerdasan manusia sebagai Teori Kecerdasan Majemuk. Di bawah ini adalah sebuah daftar beberapa jenis utama kecerdasan dan ciri khas orang dalam kategori-kategori tersebut. Apakah Anda termasuk salahsatunya? Linguistik: Mengandalkan kata-kata dan bahasa, tulisan dan lisan; mempertahankan, menafsirkan dan menjelaskan gagasan dan informasi lewat bahasa; memahami hubungan antara penyampaian dan makna. Logis-Matematis: Ciri khasnya adalah berpikir logis, mendeteksi pola, pemahaman ilmiah dan deduksi; pandai menganalisis permasalahan dan menyelesaikan soal matematika; memahami hubungan sebab akibat dan pengaruh terhadap hasil berujud Badani-Kinestetis: Mahir mengendalikan gerakan tubuh; mempunyai ketangkasan manual, kewaspadaan fisik, dan keseimbangan; mata dan koordinasi tubuh hebat Interpersonal: Mampu menangkap perasaan orang lain dan menjalin hubungan dengan orang lain; trampil menafsirkan perilaku dan komunikasi; memahami hubungan antar orang. Asas Pembelajaran Dewasa: Orang dewasa ingin mengetahui bagaimana konsep dasar dalam disiplin yang mereka pelajari ditetapkan. Orang dewasa perlu ditunjukkan proses bagaimana meraih konsep tersebut. Pertanyaan apa yang dilontarkan? Penelitian apa yang dilakukan? Hipotesis mana yang dibuang dan mengapa? Mengapa konsep tertentu diterima dan mengapa konsep tersebut sangat mendasar dalam disiplin tersebut? 10

Orang dewasa perlu mempelajari jenis-jenis pemikiran dan pencarian yang bernilai dalam disiplin tersebut. Setiap disiplin memiliki jenis pemikiran dan pertanyaannya sendiri. Orang dewasa perlu bantuan untuk mempelajarinya. Orang dewasa harus tahu tidak hanya apa yang dipelajari dalam Biologi, Kalkulus, atau Sejarah, namun juga bagaimana berpikir seperti Ahli Biologi, Ahli Matematika atau Ahli Sejarah, sehingga mereka terus dapat terlibat dalam pencarian disiplin tersebut dan membangun pemahaman mereka atas materi tersebut. Orang dewasa ingin diyakinkan bahwa mendapat jawaban yang benar bukan satu-satunya sasaran. Tentu, menjawab pertanyaan dengan benar penting, tetapi orang dewasa ingin tahu cara mengubah pemahaman mereka terhadap permasalahan, situasi tertentu menjadi sesuatu yang baru. Untuk melakukan hal ini, orang dewasa perlu memahami proses mencari solusi dalam satu kesempatan, kemudian mengenali persamaan antara masalah yang lama dan masalah yang baru, dan, akhirnya mengambil proses tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang baru. Orang dewasa perlu dibiasakan dengan beragam metode mengajar. Cara paling praktis untuk menanamkan ketrampilan berpikir di kelas dewasa adalah dengan menggunakan beragam pendekatan mengajar untuk memastikan mereka tidak sekedar menjadi peserta yang pasif dan reseptif. Sebaliknya, guru harus menjadi pemikir yang bebas, mampu memilih teknik yang pas untuk situasi yang pas. Diskusi kelas, kerja kelompok dan debat kelas membantu menanamkan pemikiran yang independen. Orang dewasa harus diberi banyak pertanyaan terbuka. Pertanyaan dengan jawaban terbuka, atau pertanyaan kelas tinggi, tidak dapat dijawab secara sederhana dengan ya, tidak atau angka dan tanggal saja. Pertanyaan ini memerlukan jawaban cerdas. Kapan Thomas More menulis biografi Richard Ketiga? Adalah pertanyaan tertutup. Seberapa akurat Biografi Richard karya More? Adalah pertanyaan terbuka. Memberi orang dewasa pertanyaan ini memenuhi dua sasaran sekaligus. Pertama, Anda memberi contoh jenis pertanyaan dan bentuk pencarian yang penting dalam disiplin Anda. Kedua, Anda mendorong mereka terlibat dalam pemikiran independen dan mengungkap proses pemikiran tersebut dengan membenarkan jawaban mereka atau mengurai logika jawaban pihak lain. Orang dewasa perlu dapat mengukur pemikiran orang lain. Orang dewasa wajib diingatkan mereka mempunyai asumsi terhadap pikiran dan tulisan mereka sendiri, eksplisit maupun implisit, dan orang lain. Mereka harus dapat mengidentifikasi asumsi-asumsi ini. Mereka harus mampu menilai kehandalan sebuah buku teks, artikel atau sumber lainnya dengan mencari kemungkinan bias dalam karya 11

tersebut dan mempertimbangkan, misalnya, bagaimana, di mana, kapan dan oleh siapa informasi tersebut dikumpulkan. Orang dewasa perlu diberi hadiah karena mempunyai pemikiran independen. Untuk mendorong orang dewasa berpikir independen, lingkungan kelas harus menjadi ajang di mana perbedaan pendapat yang cerdas dan bermutu dengan fasilitator didorong dan tidak dihukum. Selanjutnya, fasilitator wajib mencari, berkomentar, dan memberi hadiah pada pemikiran independen. Orang dewasa akan dengan cepat mengingat silabus yang memberi hadiah untuk pelajaran menghafal. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, fasilitator yang efektif dapat menggunakan strategi dan teknik Pembelajaran Kooperatif dan Kolaboratif berikut ini: 1. Organisir. Tiga hal terpenting dalam menciptakan situasi Belajar Kooperatif adalah Struktur, Struktur dan Struktur. Banyak situasi belajar kelompok tidak efektif karena pelatih tidak jelas menyangkut tugas, peran setiap orang dalam kelompok, dan kontribusi relatif aktifitas kelompok terhadap nilai pelajaran. Ketika hal ini terjadi, peserta akan mengabaikan tugas dan mulai menganggap tugas kelompok pekerjaan yang menyita waktu. Intinya, atur latihan secara cermat. 2. Pertahankan individualitas di dalam kelompok. Ukur kontribusi individu masingmasing murid, hindari nilai kelompok. Hadapi setiap murid sebagai seorang manusia dan bukan semata bagian dari suatu kesatuan. 3. Fokus pada sasaran, bukan cara. Rancang tugas belajar kreatif yang mengharuskan peserta mempelajari sesuatu, bukan hanya melakukan sesuatu. 4. Buat hal tersebut relevan dan pertahankan dalam perspektif. Pastikan tugas Belajar Kooperatif diterima oleh peserta sebagai berkaitan dengan tujuan belajar. Praktek kan membantu pelajar mengasah ketrampilan yang baru mereka dapat. 5. Bentuk kelompok dengan hati-hati. Mintalah pelatih atau fasilitator memilih peserta dalam kelompok. Pastikan kelompok tersebut seheterogen mungkin berdasarkan prestasi sebelumnya, suku bangsa dan jenis kelamin. 6. Optimalkan lewat ukuran. Secara umum, kelompok beranggota tiga s/d lima adalah yang terbaik, empat adalah jumlah ideal. Terlalu sedikit anggota mengurangi keragaman persepsi selain mengurangi kesempatan masing-masing anggota untuk mempraktekkan ketrampilan berbicara yang hendak ditanamkan. 7. Awasi dan atur. Kerja kelompok biasanya lebih produktif daripada sesi pelajaran tanya-jawab. Instruktur perlu memonitor kinerja kelompok untuk mengatasi permasalah akademis dan sosial serta mengubah penugasan jika tidak efektif. 8. Sesuaikan metode Anda. Secara umum, materi yang dicakup dalam sesi Belajar Kooperatif lebih sedikit dibanding sesi pelajaran tradisional. Ini mungkin memerlukan pencakupan materi lewat pekerjaan rumah, termasuk bacaan, handout (bahan serahan), dll. Akan tetapi, pelajar dalam kelas yang diajar secara kooperatif 12

belajar lebih banyak dan mempertahankannya lebih lama dibanding mereka yang diajar dalam kelas lainnya, misalnya, pelajaran diikuti diskusi. 9. Cari kesempatan. Belajar Kooperatif dapat diterapkan pada beragam disiplin. Metode ini telah dipakai pada banyak kampus dan disesuaikan bagi peserta dengan beragam jenis kecerdasan (ingat Teori Kecerdasan Majemuk). 10. Persiapkan ketrampilan sosial yang diperlukan. Ketrampilan seperti mendengar secara aktif dan saling membantu dalam menguasai isi sering harus dijelaskan secara rinci dalam silabi kuliah dan bahkan dibuat model dan ditegakkan selama pelajaran. Adalah sebuah kesalahan berasumsi murid-murid kita akan menunjukkan ketrampilan ini tanpa membangun struktur untuk memastikan perilaku tersebut. 13