PROFIL PEMBANGUNAN NUSA TENGGARA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL PEMBANGUNAN BANTEN

PROFIL PEMBANGUNAN BALI

PROFIL PEMBANGUNAN BANGKA BELITUNG

PROFIL PEMBANGUNAN JAMBI

PROFIL PEMBANGUNAN BENGKULU

PROFIL PEMBANGUNAN DI.YOGYAKARTA

PROFIL PEMBANGUNAN PAPUA BARAT

PROFIL PEMBANGUNAN LAMPUNG

PROFIL PEMBANGUNAN JAWA BARAT

PROFIL PEMBANGUNAN SULAWESI TENGGARA

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN BARAT

PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH

PROFIL PEMBANGUNAN GORONTALO

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN TENGAH

PROFIL PEMBANGUNAN KEPULAUAN RIAU

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN SELATAN

PROFIL PEMBANGUNAN JAWA TIMUR

PROFIL PEMBANGUNAN ACEH

PROFIL PEMBANGUNAN SUMATERA BARAT

PROFIL PEMBANGUNAN PAPUA

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN TIMUR

PROFIL PEMBANGUNAN SUMATERA SELATAN

PROFIL PEMBANGUNAN SULAWESI TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL PEMBANGUNAN SULAWESI UTARA

BAB IV GAMBARAN UMUM

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2011 MENCAPAI 5,11 PERSEN

PROFIL PEMBANGUNAN SUMATERA UTARA

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2016 MENCAPAI 5,19 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2012 MENCAPAI 5,61 PERSEN

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2011

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. kapita Kota Kupang sangat tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2015 MENCAPAI 4,86 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakatnya. Pembangunan

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN NUSA TENGGARA TIMUR AGUSTUS 2010

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 2014

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM. pada posisi 8-12 Lintang Selatan dan Bujur Timur.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

KATA PENGANTAR Bagian I :

Oleh: Drs. Frans Lebu Raya, Gubernur Nusa Tenggara Timur Materi Pertemuan KADIN tanggal 7 Februari 2012 di Jakarta

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

LENGKUNG HUJAN WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ayat (3) pasal 33 Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Target dan Realisasi Pajak Air Permukaan di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTT

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III TAHAPAN KEGIATAN PENETAPAN BATAS LAUT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (ANGKA SEMENTARA)

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

RILIS HASIL PSPK2011

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan pembiayaan. Ditinjau dari aspek kemandirian daerah, pelaksanaan otonomi

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015

DAFTAR ISI BUKU III RPJMN TAHUN PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN : MEMPERKUAT SINERGI ANTARA PUSAT-DAERAH DAN ANTARDAERAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

Transkripsi:

1 PROFIL PEMBANGUNAN NUSA TENGGARA TIMUR A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di selatan katulistiwa pada posisi 8 12 Lintang Selatan dan 118 125 Bujur Timur. Batas-batas wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores, Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia, Sebelah Timur dengan Negara Timor Leste, Sebelah Barat dengan Propinsi Nusa Tenggara Barat Berdasarkan letak geografis, Kepulauan NTT berada diantara Benua Asia Gambar 1. Peta Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Benua Australia, serta diantara Samudera Indonesia dan Laut Flores. Provinsi NTT terdiri dari 20 kabupaten dan 1 Kota,, 298 Kecamatan dan 3117 Desa/Kelurahan yang terletak ditujuh pulau besar Provinsi NTT merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 1.192 pulau, 432 pulau diantaranya sudah mempunyai nama dan sisanya sampai saat ini belum mempunyai nama. 42 pulau dihuni dan 1.150 pulau tidak dihuni, Diantara 432 pulau yang sudah bernama terdapat 4 pulau besar: Flores, Sumba, Timor dan Alor (FLOBAMORA) dan pulau-pulau kecil antara lain: Adonara, Babi, Lomblen, Pamana Besar, Panga Batang, Parmahan, Rusah, Samhila, Solor (masuk wilayah Kabupaten Flotim/ Lembata), Pulau Batang, Kisu, Lapang, Pura, Rusa, Trweng (Kabupaten Alor), Pulau Dana, Doo, Landu Manifon, Manuk, Pamana, Raijna, Rote, Sarvu, Semau (Kabupaten Kupang/ Rote Ndao), Pulau Loren, Komodo, Rinca, Sebabi, Sebayur Kecil, Sebayur Besar Serayu Besar (Wilayah Kabupaten Manggarai), Pulau Untelue (Kabupaten Ngada), Pulau Halura (Kabupaten Sumba Timur, dll). B. SOSIAL EKONOMI DAN KEPENDUDUKAN B1. Kependudukan Jumlah penduduk di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2011 sebanyak 4.776.485 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 101 jiwa per km 2. Penyebaran penduduk di Provinsi Nusa Tenggara Timur semua kabupaten dibawah 10 persen, Kabupaten Timor Tengah Selatan penyebaran penduduk terbesar 9,42 persen dan Kabupaten sumba tengah terkecil sebesar 1,33 persen. Sementara dilihat dari kepadatan penduduk Kabupaten/Kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Kupang yakni sebanyak 1.902 jiwa per Km 2 dan yang paling rendah adalah Kabupaten Sumba Timur dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 33 jiwa per Km 2. Dilihat dari sisi laju pertumbuhan selama sepuluh tahun terakhir (2000-2010) Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 2,10 persen lebih tinggi dari pertumbuhan nasional penduduk nasional (1,49%). Sementara untuk laju pertumbuhan penduduk kabupaten/kota tertinggi terdapat di Kota Kupang 3,56 persen sedangkan yang terendah di Kabupaten ende sebesar 1,16 persen.

2 Tabel I: Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010 Kabupaten/Kota Luas Wilayah Penduduk Kepadatan km2 % Jumlah % Penduduk Per km2 1 Sumba Barat 702,72 1,48 113.189 2,37 161 2 Sumba Timur 7.000,50 14,78 232.237 4,86 33 3 Kupang 5.417,79 11,44 310.573 6,50 57 4 Timor Tengah Selatan 3.947,00 8,34 449.881 9,42 114 5 Timor Tengah Utara 2.669,70 5,64 234.349 4,91 88 6 Belu 2.445,60 5,16 359.266 7,52 147 7 Alor 2.864,70 6,05 193.785 4,06 68 8 Lembata 1.266,39 2,67 120.160 2,52 95 9 Flores Timur 1.812,82 3,83 237.207 4,97 131 10 Sikka 1.731,90 3,66 306.269 6,41 177 11 Ende 2.046,60 4,32 265.761 5,56 130 12 Ngada 1.645,88 3,48 145.210 3,04 88 13 Manggarai 1.669,42 3,53 298.236 6,24 179 14 Rote Ndao 1.280,00 2,70 122.280 2,56 96 15 Manggarai Barat 2.947,46 6,22 226.089 4,73 77 16 Sumba Tengah 1.480,46 3,13 63.721 1,33 43 17 Sumba Barat Daya 1.868,74 3,95 290.539 6,08 155 18 Nagekeo 1.416,96 2,99 132.694 2,78 94 19 Manggarai Timur 2.494,55 5,27 257.744 5,40 103 20 Sabu Raijua 460,54 0,97 74.403 1,56 162 71 Kota Kupang 180,27 0,38 342.892 7,18 1.902 Nusa Tenggara Timur 47.350,00 100,00 4.776.485 100,00 101 Sumber: Provinsi Dalam Angka tahun 2011 B2. Ketenagakerjaan Perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam 5 tahun terakhir menurut jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk bekerja, dan jumlah pengangguran terbuka. Perkembangan penduduk usia kerja, penduduk bekerja secara absolute menunjukkan peningkatan. Namun jumlah pengangguran terbuka cenderung meningkat. Penduduk Usia Kerja, Perkembangan jumlah penduduk usia kerja dalam lima tahun terakhir meningkat, jumlah penduduk usia kerja tahun 2012 mencapai 3.057.373 jiwa lebih besar dari tahun 2008, dengan jumlah angkatan kerja mencapai 2.158.039 jiwa dan bukan angkatan kerja 899.334 jiwa. Penyebaran penduduk usia kerja paling banyak terdapat di Kabupaten Timor Tengah Selatan yaitu sebanyak 290.051 jiwa.

3 Tabel 2: Perkembangan Penduduk Usia Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008 dan 2012 Kode Kabupaten/Kota Penduduk Usia Kerja Angkatan Kerja 2008 2012 Bukan Angkatan Kerja Jumlah Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Jumlah 5301 Sumba Barat 53.396 19.317 72.713 48.732 19.720 68.452 5302 Sumba Timur 105.191 47.264 152.455 106.067 42.583 148.650 5303 Kupang 179.089 69.896 248.985 138.684 65.515 204.199 5304 Timor Tengah Selatan 191.252 88.213 279.465 220.829 69.222 290.051 5305 Timor Tengah Utara 110.647 35.396 146.043 110.610 41.787 152.397 5306 Belu 193.887 94.608 288.495 168.286 55.642 223.928 5307 Alor 85.778 40.903 126.681 95.300 29.729 125.029 5308 Lembata 53.975 21.299 75.274 55.408 22.987 78.395 5309 Flores Timur 112.766 47.412 160.178 117.500 38.603 156.103 5310 Sikka 147.703 56.200 203.903 124.368 83.153 207.521 5311 Ende 133.365 42.681 176.046 130.442 47.924 178.366 5312 Ngada 66.383 28.572 94.955 67.609 26.427 94.036 5313 Manggarai 258.583 64.680 323.263 131.652 49.895 181.547 5314 Rote Ndao 56.465 27.346 83.811 54.743 26.075 80.818 5315 Manggarai Barat 101.048 23.434 124.482 93.593 43.849 137.442 5316 Sumba Barat Daya 114.931 44.675 159.606 26.877 12.226 39.103 5317 Sumba Tengah 25.604 12.437 38.041 123.941 43.257 167.198 5318 Nagekeo 56.345 25.316 81.661 61.957 26.462 88.419 5319 Manggarai Timur 0 0 0 124.672 37.151 161.823 5320 Sabu Raijua 0 0 0 27.268 19.194 46.462 5371 Kota Kupang 120.511 88.447 208.958 129.501 97.933 227.434 5300 NUSA TENGGARA TIMUR 2.166.919 878.096 3.045.015 2.158.039 899.334 3.057.373 Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012 Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan, meskipun memiliki potensi penduduk usia produktif yang besar, namun sebagian besar masih merupakan tamatan pendidikan dasar mencapai 61,94 persen, dan menengah (SMP dan SMA) mencapai sekitar 32,55 persen. Sementara untuk tamatan pendidikan tinggi (universitas dan akademi) tidak sampai 10 persen dari total penduduk usia kerja. Sementara berdasarkan tipe daerah, sebagian besar penduduk usia kerja terdapat di perdesaan, yaitu sekitar 80,67 persen.

4 Gambar 2: Distribusi Penduduk Usia Kerja menurut Pendidikan dan Tipe Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2012 4,53 1,96 3,56 11,56 16,46 61,94 SD SMTP SMTA Umum SMTA Kejuruan 80,67 19,33 Diploma I/II/III/Akademi Universitas Perkotaan Pedesaan Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012 Angkatan kerja. Perkembangan angkatan kerja Provinsi Nusa Tenggara Timur hingga akhir tahun 2013 (februari) mencapai 2.312.520 atau sekitar 1,89 persen dari total angkatan kerja nasional, yang terdiri dari 2.266.120 jiwa penduduk bekerja dan 46.400 jiwa pengangguran terbuka. Jumlah angkatan kerja terbesar terdapat di Kabupaten Timor Tengah Selatan mencapai 220.829 orang, dan paling rendah di Kabupaten Sumba Barat Daya sebanyak 26.877 jiwa. Tabel 3: Perkembangan Angkatan Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008 dan 2012 Kode Kabupaten/Kota Angkatan Kerja 2008 2012 Penduduk Bekerja Pengangguran Terbuka Penduduk Bekerja Pengangguran Terbuka 5301 Sumba Barat 51,354 2,042 47,825 907 5302 Sumba Timur 102,725 2,466 102,827 3,240 5303 Kupang 174,098 4,991 135,162 3,522 5304 Timor Tengah Selatan 183,822 7,430 218,750 2,079 5305 Timor Tengah Utara 107,343 3,304 108,814 1,796 5306 Belu 187,820 6,067 164,569 3,717 5307 Alor 83,311 2,467 93,741 1,559 5308 Lembata 52,483 1,492 52,736 2,672 5309 Flores Timur 107,195 5,571 110,924 6,576 5310 Sikka 140,431 7,272 120,884 3,484 5311 Ende 129,179 4,186 126,737 3,705 5312 Ngada 63,741 2,642 67,097 512 5313 Manggarai 252,156 6,427 130,445 1,207 5314 Rote Ndao 53,628 2,837 52,505 2,238 5315 Manggarai Barat 98,271 2,777 90,438 3,155 5316 Sumba Barat Daya 113,103 1,828 26,557 320 5317 Sumba Tengah 24,854 750 120,358 3,583 5318 Nagekeo 54,527 1,818 60,954 1,003 5319 Manggarai Timur 0 0 122,100 2,572 5320 Sabu Raijua 0 0 23,612 3,656 5371 Kota Kupang 106,064 14,447 118,648 10,853 5300 NUSA TENGGARA TIMUR 1,779,254 80,814 2,095,683 62,356 Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

SUMBA BARAT SUMBA TIMUR KUPANG TIMOR TENGAH TIMOR TENGAH UTARA BELU ALOR LEMBATA FLORES TIMUR SIKKA ENDE NGADA MANGGARAI ROTE NDAO MANGGARAI BARAT SUMBA BARAT DAYA SUMBA TENGAH NAGEKEO MANGGARAI TIMUR SABU RAIJUA KOTA KUPANG Persen 5 Penduduk Bekerja. Jumlah penduduk bekerja di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2012 mencapai 2.266.120 jiwa atau bertambah sebanyak 180.015 jiwa dari tahun 2008. Pola persebaran penduduk bekerja sebagian besar tersedia di perdesaan dibandingkan di perkotaan, dan sebagian besar penduduk bekerja masih mengantungkan pendapatannya di sektor pertanian (61,61%) dan sektor jasa (12,61%). Sementara dilihat dari pendidikan yang ditamatkan, sebagian besar penduduk bekerja merupakan tamatan sekolah dasar dan menengah. Jumlah penduduk bekerja antar kabupaten/kota terbesar terdapat di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebanyak 218,750 jiwa. Gambar 3: Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan dan Lapangan Usaha di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2012 Pendidikan Lapangan Usaha 4,42 2,44 4,56 10,65 12,04 65,90 SD SMTP SMTA Umum SMTA Kejuruan 0,88 1,41 4,57 7,35 3,90 0,10 12,61 61,61 Pertanian Pertambangan Industri Listik-gas-Air Bangunan Perdaggngan Diploma I/II/III/Akademi Universitas 7,56 Angkutan Keuangan Jasa Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012 Pengangguran Terbuka. Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2013 (maret) mencapai 46.400 jiwa atau berkurang sebanyak 34.400 jiwa dari tahun 2008. Sementara untuk perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), TPT Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2013 (februari) sebesar 2,01 perse, atau menurun sebesar 1,72 persen dari tahun 2008. Kondisi tingkat pengagguran di Nusa Tenggara Timur tergolong rendah dibandingkan tingkat pengangguran nasional. Sementarauntuk perbandingan TPT tahun 2012 antar kabupaten/kota, TPT terbesar terdapat di Kabupaten Sabu Raijua yaitu sebesar 13,41 persen dan TPT terendah di Kabupaten Ngada (0,76 %). Gambar 4: Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi terhadap Nasional Tahun 2008-2013. 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 8,39 3,73 7,87 3,97 7,14 3,34 6,56 Nusa Tengggara Timur Indonesia 2,69 2,89 Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012 6,14 5,92 2,01 2008 2009 2010 2011 2012 2013 (Feb) Gambar 5: Perbandingan Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota terhadap Provinsi dan Nasional Tahun 2012. 16,00 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 TPT_Kab/Kota TPT_NTT 6,14 2,89 13,41

% 6 B3. Kondisi Pendidikan Perkembangan kondisi pendidikan menurut indikator Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan Angka Partisipasi Sekolah (APS), secara umum kondisi pendidikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur menunjukkan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2011). Pada tahun 2011 Rata-rata Lama Sekolah mencapai 7,05 tahun dan Angka Melek Huruf mencapai 88,74% berada di bawah rata-rata nasional. Sementara untuk perbandingan RLS antar kabupaten/kota, RLS tertinggi terdapat di Kota Kupang (11,07 tahun) dan terendah Kabupaten Sumba Tengah (5,32 tahun). Sementara untuk AMH mencapai 88,74 persen lebih rendah dari AMH nasional (92,99%), dengan AMH tertinggi di Kota Kupang (98,54%) dan terendah di Kabupaten Sumba Barat Daya (72,35%). Gambar 6: Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2005-2011 Gambar 7: Perbandingan Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2011 94 92 90 88 86 84 82 80 91,45 91,87 92,19 92,58 92,91 92,99 90,90 88,59 88,74 87,25 87,66 87,96 86,50 85,60 AMH_NUSA TENGGARA TIMUR AMH_NASIONAL 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 120 100 80 60 40 20 0 Kota Kupang Sabu Raijua Manggarai Timur Nageko Sumba Tengah Sumba Barat Daya Manggarai Barat Rote Nda Manggarai Ngada Ende Sikka Flores Timur Lembata Alor Belu Timor Tengah Utara Timor Tengah Selatan Kupang Sumba Timur Sumba Barat AMH_Kab/Kota AMH_NTT AMH_Nasional 92,99 88,74 Sumber: BPS 2010 Gambar 8: Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2005-2011 Tahun 8,5 8 7,5 7 6,5 6 5,5 5 7,30 7,40 7,47 7,52 6,33 6,40 6,42 7,72 6,55 6,60 7,92 7,94 6,99 7,05 RLS_NUSA TENGGARA TIMUR RLS_Nasional 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Gambar 9: Perbandingan Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2011 Tahun 12 10 8 6 4 2 0 7,94 7,05 Kota Kupang Sabu Raijua Manggarai Timur Nageko Sumba Tengah Sumba Barat Daya Manggarai Barat Rote Nda Manggarai Ngada Ende Sikka Flores Timur Lembata Alor Belu Timor Tengah Utara Timor Tengah Selatan Kupang Sumba Timur Sumba Barat RLS_Kab/Kota RLS_NTT RLS_Nasional Sumber: BPS, Tahun 2011

7 B4. Kesehatan Perkembangan derajat kesehatan penduduk antarprovinsi di wilayah Nusa Tenggara Timur selama periode terakhir menunjukkan kondisi perbaikan, yang diindikasikan oleh menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB), dan meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Kondisi ini sejalan dengan perkembangan perbaikan kondisi kesehatan secara nasional yang cenderung terus membaik. Angka Kematian Balita (AKB), Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), kondisi AKB menunjukan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2010), AKB tahun 2010 sebesar 29,1 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Namun kondisi AKB Provinsi Nusa Tenggara Timur masih tergolong tinggi dan berada di atas rata-rata AKB nasional. Status Gizi Balita, Kondisi kesehatan masyarakat berdasarkan indikator status gizi balita, merupakan gangguan pertumbuhan bayi yang terjadi sejak usia dini (4 bulan) yang ditandai dengan rendahnya berat badan dan tinggi badan, dan terus berlanjut sampai usia balita. Hal tersebut terutama disebabkan rendahnya status gizi ibu hamil. Perkembangan status gizi balita untuk persentase balita gizi buruk/kurang menurun pada tahun 2010 dibandingkan ytahun 2007, namun masih tinggi dibandingkan nasional Gambar 10: Perkembangan Angka Kematian Bayi Provinsi Nusa Tenggara Timur terhadap Nasional 2005-2010 Gambar 11: Perkembangan Status Gizi Balita Provinsi Nusa Tenggara Timur terhadap Nasional 2007 dan 2010 40 35 30 25 20 15 10 5 Nusa Tenggara Timur AKB_INDONESIA 28,9 28,2 27,5 26,8 26,2 25,5 34,6 33,4 32,3 31,2 30,1 29,1 2005 2006 2007 2008 2009 2010 40 35 30 25 20 15 10 5 0 33,6 29,4 24,2 20,4 17,9 9,4 9 13 4,9 Gizi Buruk (%) Gizi Kurang (%) Gizi Buruk/ Kurang 2007 2010 Nasional 2010 Sumber: BPS, Tahun 2011 Angka Harapan Hidup (AHH), perkembangan AHH Provinsi Nusa Tenggara Timur dan kabupeten/kota dalam lima tahun terakhir meningkat, sejalan dengan perkembangan AHH secara nasional. AHH Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2011 mencapai 67,76 tahun masih lebih rendah dibandingkan terhadap AHH nasional. Sementara untuk perbandingan AHH antar kabupaten/kota taun 2011 di Provinsi Nusa Tenggara Timur, AHH tertinggi berada di Kota Kupang sebesar 73,04 tahun lebih tinggi dari AHH provinsi dan nasional, dan terendah di Kabupaten Sumba Timur (62,13 tahun).

% tahun 8 Gambar 12: Perkembangan Angka Harapan Hidup Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2005-2011 Gambar 13: Perbandingan Angka Harapan Hidup Kabupeten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2011 71 70 69 68 67 66 65 64 63 62 69,00 69,21 69,43 69,65 68,70 68,47 68,08 67,76 67,50 67,25 67,00 66,50 66,70 64,93 AHH_NUSA TENGGARA TIMUR AHH_NASIONAL 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 74 72 70 68 66 64 62 60 58 56 62,13 73,04 Kota Kupang Sabu Raijua Manggarai Timur Nageko Sumba Tengah Sumba Barat Daya Manggarai Barat Rote Nda Manggarai Ngada Ende Sikka Flores Timur Lembata Alor Belu Timor Tengah Utara Timor Tengah Selatan Kupang Sumba Timur Sumba Barat AHH_Kab/Kota AHH_NTT AHH_Nasional 67,76 69,65 Sumber: BPS, Tahun 2011 Indikator kesehatan lainnya yang menggambarkan kinerja dari pelayanan kesehatan bagi masyarakat adalah kondisi kesehatan ibu dan bayi yang berkaitan dengan proses melahirkan. Kondisi ini dapat ditunjukkan melalui data persentase kelahiran balita menurut penolong kelahiran terakhir. Perkembangan dari persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga medis dalam lima tahun terakhir di Provinsi Nusa Tenggara Timur terus meningkat, namun masih rendah dibandingkan angka rata-rata nasional. Gambar 14: Perkembangan Persentase Kelahiran Balita Ditolong Tenaga Menis terhadap Nasional Tahun 2004-2011 90 80 71,53 70,47 72,41 72,53 74,87 77,34 79,82 81,25 70 60 50 46,11 45,26 43,38 42,46 46,05 49,85 54,06 53,36 40 30 20 10 Nusa Tenggara Timur Indonesia 0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Sumber: BPS, Tahun 2011

1.098,30 1.013 1.014 1.013 1.013 994 % 9 B5. Kondisi Kemiskinan Perkembangan kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam kurun waktu 2004-2012, secara absolut terjadi penurunan, jumlah penduduk miskin tahun 2012 (sept) 1.000,292 ribu jiwa. Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2004-2012 mengalami penurunan dan hingga akhir tahun 2012 mencapai 11,66%. Kondisi kemiskinan Provinsi Nusa Tenggara Timur masih tergolong rendah jika dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinan nasional (11,86%). Gambar 15: Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008-2013 45,00 40,00 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00-15,42 14,15 13,33 12,49 11,67 11,37 25,65 23,31 23,03 21,23 20,41 20,03 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1.120,00 1.100,00 1.080,00 1.060,00 1.040,00 1.020,00 1.000,00 980,00 960,00 940,00 Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa) NASIONAL Nusa Tenggara Timur Sumber: BPS, Tahun 2012 Penyebaran penduduk miskin terbesar tahun 2011 terdapat di Kabupaten Timor Tengah Selatan yaitu sebanyak 122,30 ribu jiwa dan Sumba Tengah sebanyak 82,20 ribu jiwa, dan terendah di Kabupaten Nageko sebesar 16,00 ribu jiwa. Sementara untuk penyebaran tingkat kemiskinan tertinggi terdapat di Kabupaten Sabu Raijua sebesar 39,49% dan tingkat kemiskinan terendah di Kabupaten Flores Timur sebesar 9,06%. Tabel 4: Perkembangan Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2006-2011 Kode kabupaten/kota Pendududk Miskin (000) Presentase Kemiskinan (%) 2006 2011 Δ 2006 2011 Δ 2006-2011 2006-2011 5301 Sumba Barat 184,6 34,10 150,50 45,18 29,84 15,34 5302 Sumba Timur 90,2 71,50 18,70 41,62 30,63 10,99 5303 Kupang 122,6 61,00 61,60 33,84 19,54 14,30 5304 Timor Tengah Selatan 164,1 122,30 41,80 39,93 26,96 12,97 5305 Timor Tengah Utara 68,0 50,50 17,50 32,65 21,33 11,32 5306 Belu 79,0 52,80 26,20 20,09 14,61 5,48 5307 Alor 54,7 38,90 15,80 30,99 19,97 11,02 5308 Lembata 37,7 30,50 7,20 36,97 25,17 11,80 5309 Flores Timur 37,2 21,60 15,60 16,54 9,06 7,48 5310 Sikka 59,6 38,90 20,70 21,69 12,63 9,06

Tahun 10 Kode kabupaten/kota Pendududk Miskin (000) Presentase Kemiskinan (%) 2006 2011 Δ 2006 2011 Δ 2006-2011 2006-2011 5311 Ende 53,2 54,50-1,30 22,43 20,37 2,06 5312 Ngada 41,9 16,60 25,30 16,78 11,36 5,42 5313 Manggarai 167,2 64,80 102,40 33,87 21,39 12,48 5314 Rote Ndao 30,7 38,20-7,50 27,83 30,99-3,16 5315 Manggarai Barat 58,9 43,80 15,10 30,19 19,27 10,92 5316 Sumba Barat Daya 20,60-20,60 32,10-32,10 5317 Sumba Tengah 82,20-82,20 27,93-27,93 5318 Nageko 16,00-16,00 12,01-12,01 5319 Manggarai Timur 63,50-63,50 24,52-24,52 5320 Sabu Raijua 29,50-29,50 39,49-39,49 5371 Kota Kupang 24,2 34,50-10,30 8,71 9,88-1,17 5300 NUSA TENGGARA TIMUR 1273,9 986,50 287,40 29,34 20,48 8,86 Keterangan: *) data kemiskinan Kabupaten/Kota 2011 belum tersedia Sumber : BPS, Tahun 2011 B6. Perkembangan IPM Perkembangan IPM Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam kurun waktu 2004-2011 semakin membaik, IPM Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2011 mencapai 67,75 masih rendah dibandingkan rata-rata IPM nasional (72,77), dengan ranking IPM Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2011 menduduki peringkat ke 31 secara nasional setelah Maluku Utara. Perbandingan IPM antar kabupaten/kota tahun 2011, IPM tertinggi adalah Kota Kupang (77,71) dan menduduki peringkat ke-31 secara nasional, dan IPM terrendah adalah Kabupaten Sumba Raijua yaitu 56,12 dan berada diperingkat ke-482 secara nasional. Gambar 17: Perkembangan IPM Provinsi dan Nasional Tahun 2004-2011 Gambar 18: Perbandingan IPM Kabupaten/Kota terhadap dan Nasional, Tahun 2011 75,00 70,00 65,00 60,00 69,57 70,08 70,59 71,17 71,76 72,27 72,77 68,69 66,15 66,60 67,26 67,75 64,83 65,36 63,59 62,74 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 77,71 72,77 67,75 56,12 55,00 50,00 NUSA TENGGARA TIMUR Indonesia 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Kota Kupang Sabu Raijua Manggarai Timur Nageko Sumba Tengah Sumba Barat Daya Manggarai Barat Rote Nda Manggarai Ngada Ende Sikka Flores Timur Lembata Alor Belu Timor Tengah Utara Timor Tengah Selatan Kupang Sumba Timur Sumba Barat IPM_Kab/Kota IPM_NTT IPM_Nasional Sumber: BPS Tahun 2011

11 C. PEREKONOMIAN DAERAH C1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB Provinsi Nusa Tenggara Timur menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas tahun tahun 2012 mencapai 35.253 miliar rupiah lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. PDRB ADHB dengan migas Provinsi Nusa Tenggara Timur menyumbang sebesar 0,52 persen terhadap PDB nasional (33 provinsi). Sementara untuk PDRB ADHK tahun 2000 dengan migas sebesar 13.976 miliar rupiah, sementara tanpa migas sebesar 13.976 miliar rupiah Tabel : Perkembangan PDRB menurut ADHB dan ADHK Provinsi Nusa Tenggara Timur, Tahun 2008-2012. Miliar Rupiah Tahun PDRB ADHB PDRB ADHK Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas 2008 21.656 21.656 11.430 11.430 2009 24.179 24.179 11.921 11.921 2010 27.746 27.746 12.547 12.547 2011 31.222 31.222 13.253 13.253 2012 35.253 35.253 13.976 13.976 Struktur perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2011, didominasi bersarnya kontribusi dari sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 37,00 %, sektor jasa (25,55%), dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (17,27 %). Selain ketiga sektor diatas, sektor lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar adalah sektor bangunan (6,99%), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (5,68%) Gambar 20: Struktur Perekonomian PDRB ADHB Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2011 1. PERTANIAN 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 25,55 37,00 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 4,20 5,68 17,27 6,99 0,44 1,36 1,51 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 9. JASA-JASA Sumber: BPS tahun 2011

12 Jika dilihat perbandingan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas 2011 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur, menunjukan adanya kesenjangan pendapatan yang cukup tinggi, dimana PDRB tertinggi mencapai 5.348 miliar rupiah (Kota Kupang) dan PDRB terendah sebesar 334 miliar rupiah (Kabupaten Sumba Tengah). Tabel 5: Perbandingan Nilai PDRB ADHB Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Timur Tahun 2011. (Rp. miliar) KABUPATEN/KOTA 2007 2008 2009 2010* 2011** 01 Kab. Sumba Barat 480 550 629 721 824 02 Kab. Sumba Timur 1.000 1.172 1.305 1.474 1.681 03 Kab Kupang 1.665 1.885 2.147 2.108 2.380 04 Kab. Timor Tengah Selatan 1.526 1.771 1.997 2.234 2.542 05 Kab. Timor Tengah Utara 667 745 833 934 1.032 06 Kab. Belu 1.375 1.497 1.671 1.864 2.020 07 Kab. Alor 617 662 737 836 942 08 Kab. Lembata 270 312 357 410 476 09 Kab. Flores Timur 1.089 1.116 1.248 1.411 1.837 10 Kab. Sikka 1.192 1.331 1.478 1.664 1.870 11 Kab. Ende 1.162 1.339 1.511 1.710 2.048 12 Kab. Ngada 635 741 834 953 1.063 13 Kab. Manggari 1.448 967 1.103 1.224 1.313 14 Kab. Rote Ndao 465 464 522 597 679 15 Kab. Manggarai Barat 718 827 921 1.016 1.109 16 Kab. Sumba Barat Daya 632 712 816 931 1.071 17 Kab. Sumba Tengah 189 223 257 297 334 18 Kab. Nagekeo 487 568 627 705 777 71 Kota Kupang 3.138 3.573 4.029 4.683 5.348 Sumber: BPS tahun 2011 Perkembangan ekonomi Nusa Tenggara Timur dalam tiga tahun terakhir menunjukan kinerja yang membaik, meskipun laju pertumbuhan ekonomi 2012 lebih rendah dari tyahun sebelumnya, namun ekonomi Nusa Tenggara Timur tumbuh positif. Seluruh sektor tumbuh positif pada tahun 2011, dengan laju pertumbuhan tertinggi dan sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Timur adalah: listrik, gas dan air bersih (11,79%), sektor jasa-jasa (9,75%), dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (8,75%).

% 13 Gambar 21: Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur terhadap Nasional Tahun 2004-2012, (%) 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00-2,00-4,00 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 NTT 5,34 3,46 5,08 5,15 4,84 4,29 5,25 5,63 5,45 Nasional 5,03 5,69 5,50 6,35 6,01 4,63 6,22 6,49 6,23 Sementara untuk pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota, seluruh kabupaten/kota rata-rata tumbuh positif, dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kota Kupang dengan laju pertumbuhan sebesar 20,30%, dan pertumbuhan terendah di Kabupaten Manggarai Barat dengan laju pertumbuhan sebesar 3,07% dan Kabupaten Nagekeo dengan laju pertumbuhan ekonomi 3,94%. Tabel 6: Laju Pertumbuhan PDRB dengan Migas ADHK 2000 Menurut Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2007-2011 (persen) KABUPATEN/KOTA Tahun 2007 2008 2009 2010* 2011** Kab. Sumba Barat 6,26 5,50 5,21 5,52 5,58 Kab. Sumba Timur 5,65 5,62 4,19 4,83 4,88 Kab Kupang 5,69 4,06 4,34 4,58 20,30 Kab. Timor Tengah Selatan 5,05 4,35 4,06 4,23 4,16 Kab. Timor Tengah Utara 5,17 5,29 4,51 4,65 4,76 Kab. Belu 4,87 4,35 4,63 4,72 3,98 Kab. Alor 6,92 4,67 4,13 4,86 5,05 Kab. Lembata 4,74 4,66 4,47 4,70 4,98 Kab. Flores Timur 5,99 2,92 2,84 5,98 5,09 Kab. Sikka 3,78 6,36 4,07 4,43 4,25 Kab. Ende 5,63 4,82 5,00 5,04 5,28 Kab. Ngada 6,17 4,99 5,05 5,76 5,11 Kab. Manggari 5,02 4,08 4,17 5,49 5,62 Kab. Rote Ndao 4,97 5,48 4,68 5,14 5,67 Kab. Manggarai Barat 4,75 5,36 3,63 3,54 3,07 Kab. Sumba Barat Daya 5,11 5,85 4,80 5,55 5,65 Kab. Sumba Tengah 3,19 3,02 4,02 4,35 4,79 Kab. Nagekeo 5,20 4,71 5,06 3,70 3,94 Kota Kupang 9,00 7,48 6,10 8,23 8,26 NUSA TENGGARA TIMUR 5,15 4,84 4,29 5,23 5,63 Sumber: BPS, 2011

14 PDRB perkapita dengan migas ADHB Provinsi Nusa Tenggara Timur dan kabupaten/kota dari tahun 2005-2012 meningkat setiap tahunnya, PDRB perkapita tahun 2012 Nusa Tenggara Timur mencapai sebesar 7.249 ribu/jiwa lebih rendah dari PDRB perkapita nasional (33.748 ribu/jiwa). Sementara untuk perbandingan PDRB perkapita kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur kecenderungan adanya kesenjangan yang cukup tinggi, dimana sebagian besar kabupaten/kota memiliki PDRB perkapita dibawah rata-rata PDRB perkapita provinsi, dengan PDRB perkapita tertinggi mencapai 15.597 ribu/jiwa terdapat di Kota Kupang dan terendah sebesar 3.688 ribu/jiwa di Kabupaten Sumba Barat Daya. Gambar 22: PDRB Perkapita ADHB Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2005-2012, (Ribu Rupiah) 35500 30500 25500 20500 15500 10500 5500 500 17.361 14.892 12.558 27.029 23.881 21.365 30.795 33.748 3.491 3.904 4.331 4.791 5.251 5.897 6.537 7.249 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 PDRB Perkapita_Nusa Tenggara Timur Indonesia (PDB) Gambar 23: PDRB Perkapita Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Timur, Tahun 2011 20000 18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 Sumba Barat Sumba Timur Kab Kupang Timor Tengah Selatan Timor Tengah Utara Belu Alor PDRB Perkapita_Kab/Kota PDRB Perkapita_NTT Lembata Flores Timur Sikka Ende Ngada Manggari Rote Ndao Manggarai Barat Sumba Barat Daya Sumba Tengah Nagekeo Kota Kupang D2. Investasi PMA dan PMDN Perkembangan realisasi nilai investasi PMA dalam tiga tahun terakhir (2010-2012) meningkat, realisasi nilai investasi PMA tahun 2012 tercatat sebesar 8.72 juta US$ meningkat lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya dengan jumlah proyek sebanyak 20 proyek. Sementara realisasi investasi PMDN meningkat, realisasi PMDNB tahun 2012 tercatat sebesar 14,39 milyar rupiah lebih besar dibandingkan realisasi PMDN tahun sebelumnya dengan jumlah proyek sebanyak 3 proyek. Tabel 7: Perkembangan Realisasi Investasi PMA dan PMDN Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010-2012. Tahun PMA PMDN Juta US$ Proyek Rp. Miliar Proyek 2010 3.83 12 0.08 4 2011 5.49 24 1.00 3 2012 8.72 20 14.39 3

Neraca Ekspor-Impor 15 D3. Perdagangan Ekspor dan Impor Perkembangan neraca perdagangan luar negeri Provinsi Nusa Tenggara Timur dari tahun 2006 hingga tahun 2010 mengalami surplus pada tahun 2008 dan 2009, sementara pada tahun 2010 perdaggangan impor lebih tinggiu dari ekspor. Surplus perdaggangan terbesar yaitu terjadi pada tahun 2009 yaitu mencapai 18,4 juta US$ atau meningkat sebsar 104 persen persen dari suplus tahun 2008. Perkembangan nilai ekapor tahun 2010 mencapai 15,6 juta US$ dan nilai impor sebesar 46,1 juta US$. S u S E. PRASARANA WILAYAH E1. Jaringan Irigasi Gambar 24: Perkembangan Neraca Perdagangan Provinsi di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2006-2010. (dalam juta US$) 30 20 10 0-10 -20-30 -40 2006 2007 2008 2009 2010 Neraca Ekspor-Impor Rata-rata Pertumbuhan (%) Pertumbuhan ummber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan. Tahun 2010 150,00 100,00-50,00-100,00-150,00-200,00-250,00-300,00 Pembangunan jaringan irigasi merupakan langkah strategis dalam mendukung peningkatan produksi pangan, serta dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional. Luas Potensial jaringan irigasi di Nusa Tenggara Timur meliputi 276.825 hektar atau 3,76 persen dari jaringan irigasi potensial di Indonesia. Sementara untuk jaringan irigasi terbangun tersier sekitar 237.107 hektar dan luas jaringan irigasi utama sekitar 240.386 hektar. Sementara menurut kewenangan, sekitar 87.994 hektar atau sekitar 32 persen kewenangan pusat, 57.925 hektar (21%) kewenangan provinsi, dan 130.906 hektar (47%) kewenangan kabupaten/kota. 50,00 0,00 E2. Infrastruktur Jalan Kondisi panjang jalan berdasarkan status pembinaannya tahun 2011 di Provinsi NTT mencapai 18.997,44 km, yang terdiri dari jalan Nasional sepanjang 1.406,68 km, jalan Provinsi sepanjang 2.718,89 km, dan Jalan Kabupaten/kota sepanjang 14.871,87 km. Untuk kondisi kualitas jalan menurut kriteria IRI (International Roughness Index), Departemen PU), kualitas jalan nasional tidak mantap di Provinsi NTT pada tahun 2011 mencapai 570,42 km yang terdiri dari 29,68 persen kondisi jalan rusak ringan dan 10,87 persen dengan kondisi rusak berat. Sementara untuk kondisi jalan mantap sepanjang 836,26 km atau sekitar 59,45 persen kondisi jalan mantap di NTT. Berdasarkan rasio panjang jalan dengan luas wilayah yang mengindikasikan kerapatan jalan (Road Density), kerapatan jalan di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 0,42. Km/Km² lebih tinggi dari kerapatan jalan tingkat nasional (0,23 Km/Km²). Sementara panjang jalan menurut kondisi permukaan jalan, jalan beraspal di Provinsi Nusa Tenggara Timur meliputi 47 persen dari total panjang jalan, dan sisanya 17 persen jalan kerikil, 35 persen jalan tanah dan lainnya.

16 Tabel 8. Panjang Jalan Menurut Provinsi dan Tingkat Kewenangan Pemerintahan (km) Provinsi Negara Provinsi Kab / Kota Jumlah Nusa Tenggara Timur 1406,68 2718,89 14871,87 18997,44 Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Kab/Kota Tabel 9. Kondisi Kemantapan Jalan Nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2011 Berdasarkan Kerataan Permukaan Jalan (IRI) Status : Awal Agustus 2011 Provinsi Nusa Tenggara Timur Panjang Kepmen PU (km) Kondisi Permukaan Jalan (km) Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat Kondisi Kemantapan (km) Mantap Tidak Mantap Kondisi Permukaan Jalan (%) Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat Kondisi Kemantapan (%) Mantap Tidak Mantap 1.406,68 464,33 371,93 417,53 152,89 836,26 570,42 33,01 26,44 29,68 10,87 59,45 40,55 Sumber: Subdit Informasi dan Komunikasi, Direktorat Bina Program, Bina Marga, Kementrian PU E3. Jaringan Listrik Perkembangan jumlah produksi listrik yang dibangkitkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah produksi energi listrik tahun 2011 mencapai 531,9 Gwh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 474,13 Gwh. Gambar 25: Tenaga Listrik Yang Dibangkitkan Provinsi Nusa Tenggara Timur Gwh Produksi % 600,00 (Gwh) 13,75 16,00 500,00 12,25 12,18 14,00 12,00 400,00 10,00 300,00 6,74 8,00 200,00 6,00 4,00 100,00 2,00 0,00 0,00 2008 2009 2010 2011

F. POTENSI SUMBERDAYA ALAM F1. Sumber Daya Lahan Sumber daya lahan di Provinsi NTT memiliki perbedaan kondisi fisik lahan yang bervariasi dalam hal topografi, kelerengan, kesuburan tanah dan pasang surut air sungai, sehingga pemanfaatan lahan di masing-masing kabupaten berlainan. Wilayah NTT sebagian besar merupakan kawasan hutan dan sisanya berupa lahan pertanian (sawah dan ladang/tegalan), perkebunan dan lain-lainnya. Sektor kehutanan dan pertanian merupakan andalan Provinsi Nusa Tenggara Timur.Lahan sawah sebagian besar terdapat di daerah pesisir pantai utara dan pesisir sungai yang merupakan sawah tadah hujan dan sawah pasang surut. Sementara itu, pertanian lahan kering meliputi dataran rendah dan daerah lereng di kaki gunung.dari luas wilayah 47.349,90 km2, wilayah daratan berpotensi tanah kering seluas 1.528.258 ha dengan lahan fungsional seluas 689.112 ha (45%). Luas kawasan hutan dan perairan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan tahun 2009 di Wilayah Nusa Tenggara Timur tercatat sekitar 1.808.990 hektar atau 1,33 persen dari total nasional. Proporsi penggunaan kawasan hutan dan perairan terluas adalah hutan lindung 731.220 hektar atau sekitar 40,42 persen dari total kawasan hutan di Nusa Tenggara Timur. hutan produksi seluas 428.360 hektar (23,26%), perairan seluas 253.922 hektar (14,04%), dan Hutan Produksi Terbatas sekitar 197.250 hektar (10,90 %). Gambar 26: Proporsi Luas Kawasan Hutan di Provinsi Nusa Tenggara Timur Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan 2009 17 5,63 0,69 Perairan 23,68 14,04 4,63 Kws. Hutan Hutan Lindung (ha) Hutan Produksi Terbatas (ha) Hutan Produksi (ha) 10,90 40,42 Hutan Produksi yang dapat dikonversi (ha) Taman Buru (ha) F2. Potensi Pertanian Produksi padi mencakup padi sawah dan padi ladang. Data produksi padi dan palawija yang disajikan adalah dalam kualitas gabah kering giling (padi), pipilan kering (jagung), biji kering (kedelai dan kacang tanah), dan umbi basah (ubi kayu dan ubi jalar). F3. Potensi Perikanan dan Kelautan Data statistik perikanan merupakan data skunder yang diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT. Data yang dikumpulkan mencakup data tentang jumlah rumah tangga perikanan, jumlah alat penangkap ikan, produksi perikanan yang dibedakan menjadi 2 yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

18 F4. Potensi Sumberdaya Mineral Potensi pertambangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur cukup besar yang meliputi berbagai jenis galian Golongan A, B dan C. Untuk jenis galian Golongan A dan B baru merupakan perkiraan karena belum dilakukan penelitian dan pemetaan secara seksama, namun untuk bahan galian golongan C sudah dilakukan pemetaan Semi Mikro. Kabupaten Belu terdapat jenis bahan galian Nikel, Emas dan Tembaga, Kabupaten TTS terdapat jenis bahan galian Emas dan Tembaga. Kabupaten Kupang terdapat jenis bahan galian Nikel, Emas dan Tembaga, Kabupaten Manggarai terdapat jenis bahan galian Timah, Mangan dan Emas, Kabupaten Ngada terdapat jenis bahan galian Batubara, Timah dan Besi, Kabupaten Ende terdapat jenis bahan galian Tembaga dan Pasir Besi, Kabupaten Sika terdapat jenis bahan galian Emas dan Pasir Besi, Kabupaten Lembata terdapat jenis bahan galian Besi, Emas, Timbal dan Tembaga. Kabupaten Sumba Timur terdapat jenis bahan Timbal. Kabupaten Sumba Barat terdapat jenis bahan galian Pasir Besi. Kabupaten Alor terdapat jenis bahan galian Besi, Timbal dan Tembaga.