PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN HASIL PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA ATLET KARATEKA PUTERA SABUK BIRU DOJO WADOKAI UNIMED 1) Jujur Gunawan Manullang 1) Universitas PGRI Palembang Jalan Ahmad Yani, Plaju, Palembang Email : jujurgm@yahoo.co.id 1) Abstract This study aims to determine: 1) The effect of Dumbell ss exercise and Military ss Exercise to increase the speed and punch results of Gyaku Chudan Tsuki. 2) The effect of Military ss exercise to increase the speed of Gyaku Tsuki chudan punch. 3) Which of the exercises influence the speed of Gyaku Tsuki chudan punch. 4) The effect of Dumbell ss exercise towards the results of Tsuki chudan Gyaku punch. 5) The effect of Military ss exercise towards the results of Tsuki chudan Gyaku punch. 6) Which of the exercises give more significant effect on the improvement of Tsuki chudan Gyaku punch.the sample used in this study was 6 persons. The results show that: 1) There is a significant effect of Dumble ss exercise towards the speed of Gyaku Tsuki chudan punch. 2) There is a significant effect of Military ss exercise towards the speed of Gyaku Tsuki chudan punch. 3) Dumbble ss exercise gives no greater influence than Military ss exercise towards the speed improvement of Gyaku Tsuki chudan punch. 4) There is no significant difference between the results of pre-test and post-test of Dumbble ss exercise group. 5) There is no significant difference between the results of pre-test and post-test of Military ss exercise. 6) Dumbble ss exercise gives no greater influence than Military ss exercise. Keywords: Dumbbell press exercise, Military press exercise, Speed and Results of Gyaku Tsuki Chudan Punch. 1. Pendahuluan Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena melakukan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Hal ini dapat kita lihat dari antusias masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Persaingan olahraga saat ini makin ketat, prestasi bukan lagi milik perseorangan, tetapi sudah menyangkut harkat dan martabat suatu bangsa. Itulah sebabnya berbagai daya dan upaya dilakukan untuk menempatkan atletnya sebagai juara pada berbagai kejuaraan olahraga, baik yang melibatkan nama suatu daerah, provinsi, maupun bangsa. stasi olahraga yang maksimal selalu didambakan oleh setiap atlet. Sejak permulaan Olimpiade telah dipikirkan berbagai cara untuk mencapai prestasi yang maksimal. Kemajuan prestasi ini tidak terlepas dari perkembangan yang dicapai dalam bidang ilmu kesehatan dan ilmu olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai dengan yang kompleks. Hal ini dilakukan guna memperbaiki dan meningkatkan prestasi olahraga. Selain olahraga dapat meningkatkan kebugaran jasmani, olahraga prestasi juga dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Oleh karena itu, pembentukan sumber daya manusia olahraga Indonesia yang berbakat, berkualitas, berdisiplin tinggi serta berkompetensi dari aspek fisik maupun mental harus dipersiapkan dan diberdayakan semaksimal mungkin agar dapat bersaing diajang kompetisi nasional maupun internasional. Karate merupakan olahraga beladiri. Disamping olahraga beladiri, karate juga merupakan olahraga prestasi. Karate merupakan salah satu olahraga yang mempunyai karakteristik gerak dan teknik tersendiri. Untuk itu harus dipelajari dan dilatih secara baik dan sungguh-sungguh. Olahraga beladiri karate merupakan olahraga yang membutuhkan kecepatan, kekuatan dan keterampilan dalam melakukan gerakan apapun seperti tangkisan, pukulan dan tendangan, sehingga setiap gerakan serangan dapat mematikan lawan. Saleh [1] mengatakan bahwa, karate adalah suatu teknik beladiri dengan tangan kosong yang praktis. Karate merupakan sebuah seni beladiri yang aslinya berasal dari daerah Okinawa, kemudian dimodifikasi dan diubah menjadi suatu jalan kehidupan (way of life) oleh Gichin Funakoshi. Perguruan WADOKAI Dojo UNIMED adalah salah satu Dojo yang sudah lama berdiri dan juga aktif mengikuti kejuaraan-kejuaraan karate baik ditingkat daerah maupun Nasional. Adapun latihan yang dilaksanakan di Dojo ini sebanyak empat kali seminggu yakni pada hari Selasa, Rabu, Jum'at dan Sabtu. Pelatih di Dojo ini yakni Sempai Pangondian Purba S.Pd dan Dojo ini pertama kali didirikan Oleh SENSEI Rahman Situmeang M.Pd dan sekarang menjadi pimpinan di Dojo WADOKAI UNIMED. Dojo ini merupakan salah satu Dojo khusus yang sudah diberi mandat langsung oleh pendiri WADOKAI di Indonesia Yakni SIHANG IR. CHAERUL A. TAMAN; M. ENG/ DAN VII RENSHI kepada SENSEI Rahman Situmeang M.Pd 197
karena telah menjalin kerjasama antara UNIMED dengan WADOKAI KARATEDO INDONESIA. Seiring dengan banyaknya pertandingan yang dilaksanakan, prestasi olahraga karate di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Parameter dari kemajuan olahraga tersebut dapat dilihat dari hasil kejuaraan yang diikuti para karateka Indonesia ditingkat regional maupun internasional. Peningkatan prestasi tersebut tidak terlepas dari latihan dan pembinaan yang terprogram dengan pendekatan metodologi kepelatihan secara ilmiah. Metode latihan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan skill disusun secara terarah, terprogram serta berdasarkan teori yang komperhenship, spesifik dan individualisasi serta overload. Olahraga Karate merupakan olahraga individu atau perseorangan dan dapat juga dimainkan beregu di dalam pertandingan resmi baik putra maupun putri, di nasional maupun internasional. Dasar pembinaan Karate membutuhkan 4 aspek yang satu sama lain saling terjalin, sehingga dapat menjadikan atlet karate dapat menampilkan suatu permainan yang baik. Harsono [2] mengatakan bahwa keempat aspek kondisi fisik yaitu dengan latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik dan latihan mental, untuk mencapai prestasi yang diharapkan, disamping latihan yang baik juga diperlukan kondisi fisik yang prima. Untuk meningkatkan prestasi, khususnya dalam cabang olahraga karate diperlukan latihan yang dapat meningkatkan seluruh komponen kondisi fisik, karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi rendahnya prestasi. Sajoto [3] mengemukakan kemampuan fisik merupakan salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam peningkatan prestasi seorang atlet guna mendukung perkembangan teknik, taktik strategi dan kemampuan mental individu atlet. Selanjutnya Harsono [2] menambahkan perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh amatlah penting, oleh karena tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna. Dalam karate dikembangkan teknik keterampilan pukulan dan tendangan hingga ketingkat mahir yaitu tingkatan dimana seseorang dapat melakukan suatu gerak pukulan dan tendangan dengan cepat dan tepat. Untuk memiliki gerakan pukulan dan tendangan yang cepat dan tepat diperlukan latihan yang cukup lama. Dengan demikian pukulan merupakan salah satu teknik yang dominan dalam karate, karena dalam teknik gerakan beladiri karate secara khusus ditentukan oleh gerakan tendangan dan pukulan. Situmeang [4] mengatakan salah satu teknik tendangan dalam karate adalah, Gyaku Tsuki artinya pukulan lurus kedepan kearah uluh hati. Yang digunakan untuk menendang sasaran adalah seluruh pangkal jari-jari kaki bagian bawah dan posisi kaki harus lurus pada saat tendangan sampai ke sasaran. Dari hasil pengamatan penulis pada pertandingan seleksi atlet Karate Wadokai Senior dan Junior se-sumatera Utara, dan juga dalam pertandingan-pertandingan yang dilakukan dalam persiapan POMDA, bahwasanya dalam pertandingan beladiri karate (komite) seorang karateka membutuhkan kecepatan pukulan guna mendahului serangan lawan agar dapat menghasilkan nilai (point). Berdasarkan fakta yang ada, melalui pertandingan tersebut dan juga pada waktu latihan di Dojo para atlet karateka putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED dalam melakukan pukulan Gyaku Tsuki Chudan belum mempunyai kecepatan pukulan yang maksimal. Pukulan yang dilakukan belum cepat dan sering terlihat lambat sehingga tidak dapat menghasilkan nilai (point). Untuk mempertegas dugaan tersebut maka penulis melakukan tes kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan terhadap Atlet Karateka Putera Sabuk Biru Dojo WADOKAI UNIMED. 0,29 0,28 0,27 0,26 0.33 0,38 0,35 0,34 0,34 0,33 0,39 0,34 Series1 Gambar 1. Kecepatan Pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada Atlet Karateka Dojo Khusus UNIMED Dengan melihat hasil kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada atlet karateka putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED dan dibandingkan dengan kecepatan pukulan karateka putera yang pernah mengikuti kejuaraan nasional tersebut di atas yang mencapai waktu 0,28 second maka dapat disimpulkan bahwa pukulan karateka putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED masih kurang maksimal. Artinya kecepatan pukulan atlet masih perlu ditingkatkan dengan bentuk-bentuk latihan yang mendukung kepada kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan. 2. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2 [5], yaitu dua variabel dimanipulasi secara simultan untuk menyelidiki pengaruh masing-masing taraf terhadap variabel terikat dan pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh interaksi antara beberapa variabel. Eksperimen faktorial yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya (independen) terhadap hasil (variabel independen). Sebelum atlet diberikan perlakuan terlebih dahulu dilakukan tes awal (pre-test) kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan dan tes awal (pre-test) hasil pukulan Gyaku Tsuki Chudan. Kemudian sampel diberikan latihan Dumbble ss dan Latihan Military ss dengan program latihan yang telah disusun (terlampir). 198
Setelah 5 minggu diberi latihan, maka pada minggu ke 6 dilakukan tes akhir yaitu tes kecepatan dan hasil pukulan Gyaku Tsuki Chudan. 2.1 Hipotesis Menurut Arikunto [6] hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan pembatasan dan perumusan masalah-masalah terdahulu, maka peneliti menyimpulkan yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1) Terdapat pengaruh yang signifikan latihan Dumbble ss terhadap peningkatan kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada atlet karate putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED. 2) Terdapat pengaruh yang signifikan latihan Military ss terhadap peningkatan kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada karate putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED. 3) Latihan Dumbble ss memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada latihan Military ss terhadap peningkatan kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada atlet karate putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED. 4) Terdapat pengaruh yang signifikan latihan Dumbble ss terhadap peningkatan hasil pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada atlet karate putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED. 5) Terdapat pengaruh yang signifikan latihan Military ss terhadap peningkatan hasil pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada atlet karate putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED. 6) Latihan Dumbble ss memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada latihan Military ss terhadap peningkatan hasil pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada atlet karate putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED. 2.2 Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan randomized pre-tes dan post-tes group desain (lihat tabel 1). Tabel 2. Randomired - dan - Group Desain - T1 T 1.1 T 1.2 Matcing Pairing A B Perlakuan latihan Dumbble ss latihan Military ss - T2 T 2.1 T 2.2 Dari 8 sampel yang ada akan dibagi menjadi 2 kelompok. Pembagian kelompok dilakukan dengan tehnik matching pairing, yaitu dengan pengukuran tes awal kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan. Dari hasil tes ini, kemudian hasilnya diurutkan dari nilai tertinggi sampai yang paling rendah dan dibagi berdasarkan kelompok, yaitu : Tabel 2. Randomired - dan - Group Desain Kelompok Latihan Dumbble ss Kelompok Latihan Military ss 1 2 4 3 5 6 8 7 Seperti yang diuraikan sebelumnya bahan penelitian ini berbentuk eksperimen, sebelum diberi perlakuan sampel harus dicoba untuk melihat hasil kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan, setelah itu dirangking terlebih dahulu, lalau dibagi menjadi 2 kelompok dengan cara tehnik matching pairing, setelah itu sampel diberi dua perlakuan yaitu latihan Dumbble ss dan latihan Military ss. Perlakuan itu berlangsung selama 5 minggu dengan volume latihan 4 kali seminggu (20 kali pertemuan) seperti yang diungkapkan oleh E.L.Fox dalam Sajoto [3] bahwa tanpa memperhatikan apakah frekuensi yang di pakai 3 atau 5 kali perminggu yang penting adalah bahwa latihan hendaknya di lakukan selama 4-8 minggu. 2.3 Metode Latihan Latihan adalah suatu proses berlatih yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang [7]. Dumbbell ss merupakan salah satu latihan beban yang menggunakan berat Dumblle. Latihan ini bertujuan untuk melatih otototot lengan. Otot lengan yang dilatih dengan metode latihan beban Dumbbell ss, diantaranya : 1) Deltoid, middle, dan anterior, 2) Trisep, 3) Petrocalis mayor, 4) Upper trapezius. Metode latihan Military ss adalah salah satu bentuk latihan beban dengan menggunakan Barbell dan latihan ini juga betujuan untuk melatih otototot lengan. 2.4 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh melalui tes skor individu dari hasil tes kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan selanjutnya diolah dengan menggunakan statistik untuk membuktikan apakah hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini dapat diterima atau ditolak. Data yang telah terkumpul dari hasil pre-test dan post-test dianalisis dengan menggunakan prosedur uji-t yang mengacu pada buku statistik [5]. 3. Hasil dan Pembahasan Pada kelompok latihan Dumbble ss terhadap Kecepatan Pukulan Gyaku Tsuki Chudan dari pre test diperoleh rentang antara 0,34-0,38 dengan rata-rata 199
0,355 dengan simpangan baku 0,0173. Dari hasil post test diperoleh rentang antara 0,28-0,32 dengan rata-rata 0,2975 dengan simpangan baku 0,0170. Dari rata-rata pre test dan post test di dapat nilai beda 0,0575 sehingga didapat thitung 9,126. Tabel 4. Hasil dan Latihan Dumbble ss Dengan Latihan Military ss Terhadap Hasil Pukulan Gyaku Tsuky Chudan Deskripsi Data Kecepatan Pukulan Gyaku Tsuky Chudan Dumbble ss Military ss Rentang 0,34-0,28-0,33-0,29-0,38 0,32 0,39 0,33 Nilai rata-rata 0,355 0,2975 0,35 0,305 0,0173 0,0170 0,0270 0,0173 Beda rata-rata 0,0575 0,045 beda 0,0126 0,01 t-hitung 9,126 9 t-tabel 3,18 3,18 gabungan 0,1311 t-hitung -0,625 t-tabel 2,45 Pada kelompok latihan Military ss terhadap kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan diperoleh rentang antara 0,33-0,39 dengan rata-rata 0,35 dengan simpangan baku 0,0270. Dari hasil post test diperoleh rentang 0,29-0,33 dengan rata-rata 0,305 dengan simpangan baku 0,0173. Dari rata-rata pre test dan post test didapat nilai beda 0,045 dengan simpangan baku 0,01 sehingga didapat thitung 9. Dari pengolahan data akhir didapat nilai simpangan baku gabungan adalah 0,01311 dengan t hitung gabungan -0,625. Tabel 3. Hasil dan Latihan Dumbble ss Dengan Latihan Military ss Terhadap Kecepatan Pukulan Gyaku Tsuky Chudan Kecepatan Pukulan Gyaku Tsuky Chudan Deskripsi Data Dumbble ss Military ss Rentang 1-2 2-3 1-3 2 3 Nilai rata-rata 1,75 2,5 2 2,5 0,5 0,58 0,8164 0,577 3 Beda rata-rata 0,75 05 beda 05 0,57 t-hitung 3 1,7543 t-tabel 3,18 3,18 gabungan 0,5773 t-hitung 0 t-tabel 2,45 Pada kelompok latihan Dumbble ss terhadap hasil pukulan Gyaku Tsuki Chudan pre test dengan antara 1-2 dengan rata-rata 1,75 dengan simpangan baku 0,5, dari hasil post test diperolah rentang antara 2-3 dengan ratarata 2,5 dengan simpangan baku 0,58. Dari rata-rata pre test dan post test di dapat nilai beda 0,75 dengan simpangan baku 0,5 sehingga didapat thitung 3. Pada kelompok latihan Military ss terhadap hasil pukulan Gyaku Tsuky Chudan diperoleh hasil pre test dengan rentang antara 1-3 dengan rata-rata 2 dengan simpangan baku 0,8164. Dari hasil post test diperoleh rentang antara 2-3 dengan rata-rata 2,5 dengan simpangan baku 0,5773. Dari rata-rata pre test dan post test didapat nilai beda 0,5 dengan simpangan baku 0,57 sehingga didapat thitung 1,7543. Dari pengolahan data akhir didapat nilai simpangan baku gabungan adalah 0,5773 dengan thitung gabungan 0. 3.1 Persyaratan Pengujian Analisis Untuk dapat melakukan analisis uji-t, maka ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi. Diantaranya adalah bahwa sampel harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan berasal dari populasi yang homogen. Dari hasil pengujian statistik pada lampiran 4 diperoleh : 1) Uji Normalitas sampel kelompok latihan Dumbble ss waktu pre test dan post test Uji Normalitas pada pre test kecepatan pukulan gyaku tsuky chudan. Diperoleh Lo = 0,3641 dengan n = 4 dengan taraf nyata α = 0,05 dari daftar didapat Uji Normalitas pada post test kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan Diperoleh Lo = 0,1943 dengan n = 4 dengan taraf nyata α = 0,05 dari daftar didapat Ltabel = 0,381 yang berarti lebih besar dari Lo Uji Normalitas pada pre test hasil pukulan Gyaku Tsuky Chudan. Diperoleh Lo = 0,3085 dengan n = 4 dengan taraf nyata α = 0,05 dari daftar didapat Uji Normalitas pada post test hasil pukulan Gyaku Tsuky Chudan. Diperoleh Lo = 0,3051 dengan n = 4 dengan taraf nyata α = 0,05 dari daftar didapat 2) Uji Normalitas sampel kelompok latihan Military ss pada waktu pre test dan post test. Uji Normalitas pada pre test kecepatan pukulan Gyaku Tsuky Chudan. Diperoleh Lo = 0,3793 200
dengan n = 4 dengan taraf nyata α = 0,05 dari daftar didapat Ltabel = 0,381 yang berarti lebih besar dari Lo Uji Normalitas pada post test kecepatan pukulan Gyaku Tsuky Chudan. Lo = 0,3603 dengan n = 4 dengan taraf nyata α = 0,05 dari daftar didapat sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal. Uji Normalitas pada pre test hasil pukulan Gyaku Tsuky Chudan. Diperoleh Lo = 0,25 dengan n = 4 dengan taraf nyata α = 0,05 dari daftar didapat Uji Normalitas pada post test hasil pukulan Gyaku Tsuky Chudan. Diperoleh Lo = 0,3051 dengan n = 4 dengan taraf nyata α = 0,05 dari daftar didapat 3.2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis pertama yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil pre test dengan post test kelompok latihan Dumbble ss terhadap kecepatan sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED. Pukulan Gyaku Tsuki Chudan adalah pukulan yang dapat menghasilkan point dan yang perlu dikuasai dalam komite. Latihan Dumbble ss salah satu latihan weigh training dalam hal ini menggunakan Dumbble dengan beban ringan namun dalam peningkatan beban latihannya dilakukan pada set dan repetisi dan latihan Dumbble ss ini yang dapat meningkatkan kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan. Dalam penelitian ini hal tersebut terbukti secara nyata. Pengujian hipotesis ke dua menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil pre test dengan post test latihan Military ss terhadap kecepatan sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED. Latihan Military ss adalah latihan weigh training dimana latihan ini menggunakan beban Barbel dengan beban ringan dan peningkatan beban latihannya dilakukan pada set dan repetisi. Latihan ini dilakukan dengan berdiri dan kedua tangan mendorong barbel keatas melewati kepala secara berulang-ulang dengan cepat. Dalam penelitian ini hal tersebut terbukti secara nyata. Dengan dilakukan secara berulang-ulang, sistematis dan sesuai dengan prinsipprinsip latihan, para sampel melakukan latihan tersebut dengan serius dan terprogram serta adanya bimbingan dari pelatih dan peneliti. Sehingga semakin baik latihan Military ss dilakukan maka semakin memberikan pengaruh pada kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada atlet karateka putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED. Pengujian hipotesis ke tiga menunujukkan bahwa latihan Dumbble ss tidak lebih besar pengaruhnya daripada latihan Military ss terhadap peningkatan kecepatan sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED. Hal ini disebabkan karena kedua perlakuan ini sama-sama memberikan pengaruh yang sama baiknya terhadap peningkatan peningkatan kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada atlet karateka putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis ketiga yang menyatakan latihan Dumbble ss lebih besar pengaruhnya daripada latihan Military ss terhadap kecepatan pukulan gyaku tsuky chudan. Namun hal ini bisa disebabkan karena faktor jumlah beban yang digunakan sama, sehingga kedua bentuk latihan tersebut tidak memiliki perbedaan pengaruh yang signifikan. Pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil pre test dengan post test dari kelompok latihan Dumbble ss. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya peningkatan hasil pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada atlet karateka putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED. Hal ini disebabkan hasil pukulan Gyaku Tsuki Chudan itu adalah hasil point pukulan gyaku tsuky yang dites dengan cara mempertandingkan sampel sesuai dengan peratuaran pertandingan karate yang sebenarnya, namun point atau hasil yang dilihat adalah hanya point pukulan gyaku tsuky saja. Dalam pertandingan dapat kita lihat dalam mendapatkan point pukulan Gyaku Tsuki Chudan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain dipengaruhi keagresipan sampel dalam bertanding, dan kemapuan memblok dan menghindar dari serangan sampel pada saat bertanding. Dan sesuai dengan perhitungan statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan latihan Dumbble ss terhadap hasil pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada atlet karateka putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED. Pengujian hipotesis ke lima menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil pre test dengan post test latihan Military ss. Ditunjukkan dengan tidak adanya peningkatan hasil kecepatan pukulan Gayaku Tsuki Chudan pada atlet karateka putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED, yang dilatih dengan Military ss. Hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaan latihan Military ss tertuju pada kemampuan kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan saja. Pertandingan karate sesuai dengan peraturan pertandingan, point pukulan Gyaku Tsuki Chudan dipengaruhi beberapa faktor antara lain dipengaruhi keagresipan sampel dalam bertanding, dan kemapuan memblok dan menghindar dari serangan sampel pada saat bertanding. Sesuai dengan perhitungan statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan latihan Military ss terhadap hasil pukulan 201
Gyaku Tsuki Chudan pada atlet karateka putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED. Pengujian hipotesis ke enam menunjukkan bahwa latihan Dumbble ss tidak lebih besar pengaruhnya daripada latihan Military ss. Keduanya tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadanp peningkatan hasil sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED. Hal ini disebabkan karena pada pertandingan karate pengambilan point bukan hanya dari pukulan Gyaku Tsuki Chudan saja dan juga dipengaruhi oleh tehnik dan taktik karate yang lain. Akibatnya, kedua bentuk latihan tersebut tidak memiliki perbedaan dan tidak memberikan pengaruh yang signifikan. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan : 1) Terdapat pengaruh yang signifikan latihan Dumbble ss terhadap kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada atlet karateka putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED, 2) Terdapat pengaruh yang signifikan latihan Military ss terhadap kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada atlet karateka putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED, 3) Latihan Dumbble ss tidak lebih besar pengaruhnya daripada latihan Military ss terhadap peningkatan kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada atlet karateka putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED, 4) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan latihan Dumbble ss terhadap hasil pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada atlet karateka putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED, 5) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan latihan Military ss terhadap hasil pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada atlet karateka putera sabuk biru Dojo WADOKAI UNIMED, 6) Latihan Dumbble ss tidak lebih besar pengaruhnya daripada latihan Military ss dan keduanya tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Daftar Pustaka [1] M. Saleh, Teknik Karate. Jakarta: Gramedia, 1983. [2] Harsono, Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Choacing. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjendikti., 1998. [3] M. Sajoto, "Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga," P2lptk, Dirjen Dikti Depdikbud, Jakarta1988. [4] R. Situmeang, Diktat Karate. Medan: FIK Universitas Negeri Medan, 2010. [5] N. Sudjana, Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005. [6] S. Arikunto, Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. [7] J. Tangkudung, "Pengaruh metode Latihan dan Asam Laktak terhadap Hasil Belajar Renang 100 meter Gaya Bebas.," Jurnal pendidikan dan kebudayaan, vol. 12, pp. 853-874, 2006. 202