*Corresponding Author:

dokumen-dokumen yang mirip
Cluster Analysis. Hery Tri Sutanto. Jurusan Matematika MIPA UNESA. Abstrak

BAB II KAJIAN TEORI. linier, varian dan simpangan baku, standarisasi data, koefisien korelasi, matriks

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu analisis peubah ganda, analisis gerombol (cluster analysis),

ANALISIS KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIERARKI UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR BERDASAR INDIKATOR KESEHATAN

PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KOTA DENPASAR MENURUT INDIKATOR PENDIDIKAN

PENGELOMPOKAN KABUPATEN DAN KOTA DI SUMATERA BARAT BERDASARKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS GEROMBOL BERHIERARKI.

Universitas Negeri Malang Kata Kunci: cluster, single linkage, complete linkage, silhouette, pembangunan manusia.

PENGELOMPOKAN PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT KUALITAS FISIK AIR MINUM DENGAN MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTER

PENENTUAN JUMLAH CLUSTER OPTIMAL PADA MEDIAN LINKAGE DENGAN INDEKS VALIDITAS SILHOUETTE

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Vol. 1 No. 2 Desember 2015, Samarinda, Indonesia ISBN :

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN INDIKATOR DALAM PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN METODE MINIMAX LINKAGE

LABORATORIUM DATA MINING JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA. Modul II CLUSTERING

PERBANDINGAN KINERJA METODE COMPLETE LINKAGE, METODE AVERAGE LINKAGE, DAN METODE K-MEANS DALAM MENENTUKAN HASIL ANALISIS CLUSTER

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor 1, Mei 2016 ISSN

Analisis Klaster untuk Pengelompokan Kemiskinan di Jawa Barat Berdasarkan Indeks Kemiskinan 2016

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi kepada provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk melaksanakan

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

RENCANA & REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) MENURUT SEKTOR TAHUN 2010 DI KALIMANTAN TIMUR

Analisis Cluster, Analisis Diskriminan & Analisis Komponen Utama. Analisis Cluster

PENGELOMPOKKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR BERDASARKAN INDIKATOR KEMISKINAN DENGAN METODE CLUSTER ANALYSIS

X 3 : Flow Top (Aliran Atas) (lt/min) X 4 : Speed (Kecepatan) (m/min)

REALISASI INVESTASI DAN REALISASI PENERBITAN IZIN PENANAMAN MODAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN II TAHUN 2013

PEMODELAN DATA KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016

APLIKASI PENGGUNAAN METODE KOHONEN PADA ANALISIS CLUSTER (Studi Kasus: Pendapatan Asli Daerah Jawa Tengah Dalam Menghadapi Asean Community 2015)

Analisis Cluster dengan Average Linkage Method dan Ward s Method untuk Data Responden Nasabah Asuransi Jiwa Unit Link

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

BAB III METODE PENELITIAN. Alasan memilih Ciputra Taman Dayu Pandaan dikarenakan Ciputra Taman Dayu

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur

BAB III PEMBAHASAN. Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk. mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PEMBAHASAN. survei yang dilakukan BPS pada 31 Oktober Langkah selanjutnya yang

Analisis Pengelompokkan Berdasarkan Indikator Partisipasi Perempuan di Propinsi Jawa Timur

ANALISIS KELOMPOK METODE HIRARKI UNTUK PENGELOMPOKAN KOTA/KABUPATEN DI JAWA TIMUR BERDASARKAN INDIKATOR KETENAGAKERJAAN,,

ANALISIS CLUSTER DENGAN METODE K-MEANS (TEORI DAN CONTOH STUDY KASUS)

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS GEROMBOL CLUSTER ANALYSIS

PETA INFORMASI DAN ANALISIS LIFTING DBH MIGAS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 13 Peubah Ganda

DOI: /medstat Abstract. Keywords: Central Java, Agricultural Commodities, Cluster Analysis, Non-Hierarchical, k Medoids, Outlier

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN III TAHUN 2016

Fuzzy C-means Clustering menggunakan Cluster Center Displacement

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG TAHUN 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN II TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Analisis statistik multivariat adalah metode statistik di mana masalah yang

TEPRA KALIMANTAN TIMUR TIM EVALUASI DAN PENGAWASAN REALISASI ANGGARAN TIM EVALUASI DAN PENGAWASAN REALISASI ANGGARAN (TEPRA) SAMARINDA, JULI

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2009 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2010

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015

Analisis Cluster Kabupaten/Kota Berdasarkan Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN)

BAB III METODE PENELITIAN. Balikpapan, Kota Bontang dan Kota Samarinda.

Pemodelan Regresi Probit Ordinal Pada Kasus Penentuan Predikat Kelulusan Mahasiswa FMIPA Universitas Mulawarman Tahun 2014

SKRIPSI. Disusun Oleh: SARITA BUDIYANI PURNAMASARI NIM

Tugas akhir disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi Statistika Terapan dan Komputasi

Tabel 6 Daftar peubah karakteristik

Penerapan Hybrid Hierarchical Clustering Via Mutual Cluster dalam Pengelompokan Kabupaten di Jawa Timur Berdasarkan Variabel Sektor Pertanian

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

PIPA PVC PUTU WITRI DEWAYANTI Dosen Pembimbing: Dr. Muhammad Mashuri, MT. Co Pembimbing: Wibawati, S.Si, M.Si. Kamis, 7 Juli 2011

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data

PENGELOMPOKKAN KABUPATEN DI PROVINSI BALI BERDASARKAN PERKEMBANGAN FASILITAS PARIWISATA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya didasarkan pada

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA TETAP TAHUN 2009 DAN ANGKA RAMALAN II TAHUN 2010

Analisis Diskriminan untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Program Studi Matematika di FMIPA dan FKIP Universitas Sriwijaya

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTANTIMUR TAHUN 2016

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

PERBANDINGAN ANALISIS DISKRIMINAN DAN K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) UNTUK MENGKLASIFIKASIKAN PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS (TB)

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA TETAP TAHUN 2010 DAN ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Penerapan Hybrid Hierarchical Clustering melalui Mutual Cluster dalam Pengelompokan Kabupaten di Jawa Timur Berdasarkan Variabel Sektor Pertanian

Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Prof. Susanti Linuwih Mstat.PHD

S 10 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)

Abstract. Abstrak. Keywords : Principal Component Analysis, Agriculture Production and Plantation

V. PROSEDUR PENYUSUNAN INPUT-OUTPUT WILAYAH SENDIRI DAN ANTAR WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGGUNAAN UJI MULTIVARIAT FRIEDMAN PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP

Kata Kunci: Bagan kendali Multivariat np, karakteristik kecacatan, tahap start-up stage, tahap pengendalian proses

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL DAN MINAT BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN LKS BERBASIS EKSPERIMEN DAN LKS BERBASIS DEMONSTRASI

Uji Validitas dan Reliabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, hal ini tidak terlepas dari keberadaan

Pengelompokkan Kabupaten / Kota di Jawa Timur berdasarkan Faktor-Faktor penyebab Perceraian Tahun 2010

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA TETAP TAHUN 2015

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor 2, Nopember 2016 ISSN

ANALISIS MULTIVARIAT PADA DATA INDEKS GEOMAGNET GLOBAL

KLASTERISASI PROSES SELEKSI PEMAIN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS

CAPAIAN PEMBELAJARAN (Learning outcome) : Mampu menganalisis data dengan metode statistika yang sesuai

Transkripsi:

PERBANDINGAN KINERJA METODE COMPLETE LINKAGE DAN AVERAGE LINKAGE DALAM MENENTUKAN HASIL ANALISIS CLUSTER (Studi Kasus: Produksi Palawija Provinsi Kalimantan Timur 2014/2015) Silvia Ningsih 1, Sri Wahyuningsih 2,*, Yuki Novia Nasution 2 1 Laboratorium Statistika Terapan, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman 2 Program Studi Statistika FMIPA, Universitas Mulawarman *Corresponding Author: swahyuningsih@gmail.com Abstrak Salah satu faktor penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur karena melambatnya sektor pertanian yang terdiri dari padi dan tanaman palawija. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk cluster dengan data produksi palawija di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2014/2015 dengan metode complete linkage dan average linkage, serta menjelaskan perbandingan hasil yang diperoleh jika ditinjau dari simpangan baku dalam dan antar kelompok. Hasil akhir menunjukkan bahwa pada metode complete linkage dipilih empat cluster yaitu cluster pertama terdiri dari empat Kabupaten/Kota penghasil palawija sangat sedikit, cluster ke-dua terdiri dari dua Kabupaten/Kota penghasil palawija cukup banyak, cluster ke-tiga terdiri dari satu Kabupaten/Kota penghasil palawija terbanyak, cluster ke-empat terdiri dari dua Kabupaten/Kota penghasil palawija cukup sedikit. Untuk metode average linkage dipilih empat cluster yaitu cluster pertama terdiri dari lima Kabupaten/Kota penghasil palawija cukup sedikit, cluster ke-dua terdiri dari dua Kabupaten/Kota penghasil palawija cukup banyak, cluster ke-tiga terdiri dari satu Kabupaten/Kota penghasil palawija terbanyak, cluster ke-empat terdiri dari satu Kabupaten/Kota penghasil palawija sangat sedikit. Pada perbandingan nilai rasio simpangan baku, nilai terkecil sebesar 0,056 dimiliki oleh metode average linkage, yang berarti metode average linkage lebih baik dibandingkan dengan metode complete linkage pada kasus pengelompokkan Kabupaten/Kota berdasarkan produksi palawija. Kata Kunci: Analisis cluster, average linkage, complete linkage, simpangan baku dalam dan antar kelompok. Pendahuluan Analisis cluster merupakan suatu teknik analisis dengan tujuan untuk memilih obyek ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai sifat berbeda antara kelompok satu dengan yang lain. Dalam analisis ini tiap-tiap kelompok bersifat homogen antar anggota dalam kelompok atau variasi obyek dalam kelompok yang terbentuk sekecil mungkin. Dalam analisis cluster hierarki dengan metode complete linkage menggunakan aturan jarak maksimum antar kelompok. Untuk metode average linkage proses pengelompokkan dimulai dengan menemukan dua obyek yang mempunyai jarak terdekat. Selanjutnya obyek tersebut menjadi satu kelompok. Kemudian untuk langkah selanjutnya menggunakan aturan rata-rata jarak dua kelompok. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan adalah analisis cluster perusahaan di Kutai Barat berdasarkan tingkat pencemaran udara yang dilakukan oleh Goreti pada tahun 2015 [1]. Analisis cluster pasien penyakit jantung yang rawat inap di Rumah Sakit Islam Samarinda, penelitian ini dilakukan oleh Fatah pada tahun 2008 [2], dan analisis cluster Kabupaten/Kota berdasarkan pertumbuhan ekonomi yang dilakukan oleh Machfudhoh pada tahun 2013 [3]. Di tengah perlambatan ekonomi global, ekonomi Kalimantan Timur pada tahun 2015 triwulan IV turun sebesar -0,9%, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh 2,2%. Pencapaian ini jauh lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi secara nasional pada triwulan IV tahun 2015 sebesar 5,0%. Hal ini dikarenakan turunnya permintaan batu bara dunia, rendahnya harga komoditas internasional, dan melambatnya kinerja sektor pertanian di Kalimantan Timur [4]. Salah satu faktor penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur adalah dengan melambatnya sektor pertanian yang terdiri dari padi dan tanaman palawija. Pengelompokkan daerah dapat dilakukan sehingga setiap daerah dapat memaksimalkan hasil panen dari sektor pertanian khususnya tanaman palawija. 46

Teori Dalam penelitian ini analisis dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Statistika Deskriptif Analisis ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan terhadap obyek yang diteliti, agar karakteristik data lebih mudah dipahami. 2. Asumsi dalam Analisis Cluster Asumsi dalam analisis cluster yaitu terjadinya korelasi antar obyek yang kuat atau sempurna. Karena data yang digunakan dalam penelitian berskala rasio maka teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson, dengan rumus sebagai berikut : (1) dimana adalah koefisien korelasi obyek dengan obyek, adalah rata-rata dari obyek x, adalah rata-rata dari obyek y, adalah data ke-j dari obyek x, adalah data ke-j dari obyek y, dan p adalah jumlah variabel penelitian. Antar obyek dikatakan memiliki hubungan yang cukup kuat jika nilai korelasi berkisar antara 0,60 hingga 0,99 [5]. 3. Ukuran Jarak Kemiripan Ukuran jarak kemiripan yang digunakan adalah ukuran jarak city-block (Manhattan distance), karena dalam banyak kasus ukuran jarak ini mendapatkan hasil yang mirip dengan jarak Euclidean sederhana. Dengan rumus sebagai berikut : (2) Dimana d ij merupakan jarak antara obyek ke-i dengan obyek ke-j [6]. 4. Memilih Prosedur Analisis Cluster a. Metode Complete Linkage Metode pautan lengkap didasarkan pada jarak maksimum Pada awal perhitungan, terlebih dahulu mencari nilai minimum dalam matriks d ij dan menggabungkan obyek-obyek yang bersesuaian, misalnya i dan j, untuk mendapatkan cluster (ij). Pada langkah (3) dari algoritma yang dijelaskan sebelumnya, jarak antara (ij) dan cluster k lainnya, dihitung dengan cara : (3) disini d ik dan d jk merupakan jarak paling jauh antara anggota clustercluster i dan k dan juga cluster-cluster j dan k [7]. b. Metode Average Linkage Average linkage merupakan variasi dari algoritma single linkage dan complete linkage yaitu menghitung jarak antara dua cluster yang disebut sebagai jarak rata-rata dimana jarak tersebut dihitung pada masing-masing cluster dengan meminimumkan ratarata jarak antara pasangan cluster yang digabungkan. (4) dengan d ab menurut Johnson dan Wichern (1996) merupakan jarak antara obyek a dalam cluster (ij) dan obyek b dalam cluster k. sedangkan, n (ij) dan n k berturut-turut merupakan jumlah obyek dalam cluster (ij) dan k [7]. 5. Menentukan Banyaknya Cluster dan Interpretasi Hasil Cluster. Dalam menentukan banyaknya cluster tidak ada aturan yang baku yang mendasarinya, akan tetapi dapat dilakukan dengan mempertimbangkan berdasarkan aspek kegunaan, teoritis, jarak dimana cluster digabung dan uji validitas untuk non-hierarki. Interpretasi hasil cluster digunakan untuk memberi nama spesifik yang dapat menggambarkan isi cluster. 6. Melakukan Validasi Cluster : variabel x j bukan variabel pembeda dalam pengklasifikasian. : variabel x j adalah variabel pembeda dalam pengklasifikasian. Statistik uji yaitu dengan menghitung nilai F, sebagai berikut: H 0 ditolak jika > [8]. (8) 7. Pemilihan Metode Terbaik Sebuah metode pengelompokkan dikatakan baik jika mempunyai nilai simpangan baku dalam kelompok ( S w ) yang minimum dan nilai simpangan baku antar kelompok ( S b ) yang maksimum. Dengan rumus sebagai berikut : (9) dimana 47

(10) (11) dimana adalah jumlah dari dan adalah jumlah dari [9]. Hasil dan Pembahasan Statistika Deskriptif Tabel 1. Statistika Deskriptif. Jenis palawija N Min Maks Ratarata Std. Deviasi Jagung 9 13 3.990 840,67 1.240,16 Ubi kayu 9 414 23.260 6.428,67 7.470,60 tanah 9 11 680 168,33 229,134 Terlihat bahwa tanaman ubi kayu adalah tanaman palawija yang paling banyak dihasilkan yaitu sebesar 23.260 ton dan terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara. Pengujian Asumsi Analisis Cluster Nilai korelasi antara x 1 dan x 2 adalah sebesar 0,805 yang berarti bahwa x 1 dan x 2 memiliki kemiripan atau hubungan yang sangat kuat. Untuk nilai korelasi x 1 dan x 3 adalah sebesar 0,799 yang berarti bahwa x 1 dan x 3 memiliki hubungan yang kuat. Demikian seterusnya untuk penafsiran obyek-obyek lainnya. Menentukan Ukuran Jarak Kemiripan Tabel 2. Matriks Jarak Kemiripan. x 1 x 2 x 8 x 9 x 1 0 8.738 10.972 1.809 x 2 8.738 0 2.922 9.295 x 3 22.541 15.025 12.133 24.320 x 9 1.809 9.295 12.187 0 Dengan menggunakan perhitungan yang sama, diperoleh juga jarak antara x 1 dan x 3 dan seterusnya. Semakin kecil nilai jarak antara dua obyek, maka semakin mirip kedua obyek tersebut. Analisis Cluster a. Metode Complete Linkage Proses pengklasifikasian dimulai dengan mencari jarak terdekat antara dua obyek berdasarkan matriks jarak kemiripan yang telah terbentuk.jarak antara x 6 dan x 7 merupakan jarak yang paling dekat diantara yang lainnya yaitu sebesar 287, sehingga kedua obyek tersebut menjadi satu cluster dan tersisa delapan cluster. Selanjutnya dilakukan perhitungan jarak tiap cluster terhadap cluster baru dengan menggunakan Persamaan (3). Proses pengklasifikasian dilakukan berulang-ulang hingga didapat matriks jarak empat cluster sebagai berikut : Tabel 3. Matriks Jarak Empat Cluster x (1,6,7,9) x (2,8) x 3 x (4,5) x (1,6,7,9) 0 12.187 24.320 8.675 x (2,8) 12.187 0 15.025 11.026 x 3 24.320 15.025 0 21.957 x (4,5) 8.675 11.026 21.957 0 Untuk memperjelas proses pengklasifikasian, berikut ciri spesifik dari masing-masing cluster : Tabel 4. Anggota Cluster pada Metode Complete Linkage. Cluster 1 2 3 Kabupaten/ Produksi Rata-rata Kota Palawija Paser 754,333 Penajam Paser Utara 423,667 Samarinda 519,333 Sangat Bontang 151,333 sedikit Kutai Barat 3.249,667 Cukup Balikpapan 4.213,667 bayak Kutai Kartanegara 8.258 Terbanyak Kutai Timur 1.700 Cukup sedikit 4 Berau 3.043 b. Metode Average Linkage Proses pengklasifikasian dimulai dengan mencari jarak terdekat antara dua obyek berdasarkan matriks jarak kemiripan yang telah terbentuk.jarak antara x 6 dan x 7 merupakan jarak yang paling dekat diantara yang lainnya yaitu sebesar 287, sehingga kedua obyek tersebut menjadi satu cluster dan tersisa delapan cluster. Selanjutnya dilakukan perhitungan jarak tiap cluster terhadap cluster baru dengan menggunakan Persamaan ( 4). Proses pengklasifikasian dilakukan berulang-ulang hingga didapat matriks jarak empat cluster sebagai berikut : Tabel 5. Matriks Jarak Empat Cluster. x (1,4,6,7,9) x (2,8) x 3 x 5 x (1,4,6,7,9) 0 9.542,6 22.702,4 6.999,8 x (2,8) 9.542,6 0 13.579 9.909 x 3 22.702,4 13.579 0 21.957 x 5 6.999,8 9.909 21.957 0 Untuk memperjelas proses pengklasifikasian, berikut ciri spesifik dari masing-masing cluster : Tabel 6. Anggota Cluster pada Metode Average Linkage. Cluster Kabupaten/ Kota Rata-rata Produksi Palawija 48

1 2 3 4 Validasi Cluster Paser 754,333 Kutai Timur 1.700 Penajam Paser Utara 423,667 Samarinda 519,333 Cukup Bontang 151,333 sedikit Kutai Barat 3.249,667 Cukup Balikpapan 4.213,667 banyak Kutai Kartanegara 8.258 Terbanyak Sangat Berau 3.043 sedkit Tabel 7. Uji F pada Metode Complete Linkage. Palawija F Signifikansi Keputusan Jagung 2,326 0,192 Gagal tolak Ubi Kayu 170,454 0,000 Tolak Tanah 43,020 0,001 Tolak Setelah dilakukan validasi pada metode complete linkage dapat diketahui bahwa variabel ubi kayu dan variabel kacang tanah merupakan variabel pembeda dalam pengklasifikasian, sedangkan untuk variabel jagung bukan merupakan variabel pembeda dalam pengklasifikasian Tabel 8. Uji F pada Metode Average Linkage. Palawija F Signifikansi Keputusan Jagung 19,393 0,003 Tolak Ubi Kayu 71,076 0,000 Tolak Tanah 20,093 0,003 Tolak Setelah dilakukan validasi pada metode average linkage dapat diketahui bahwa variabel jagung, variabel ubi kayu dan variabel kacang tanah merupakan variabel pembeda dalam pengklasifikasian. Pemilihan Metode Terbaik Tabel 9. Nilai Simpangan Baku Dalam dan Antar Kelompok pada Metode Complete Linkage dan Average Linkage. Complete Linkage Average Linkage 1 697,579 2.000,306 180,354 2.133,789 2 720,915 12.978,56 782,499 12.985,168 3 38,266 2.572,959 25,033 2.537,905 Tabel 10. Nilai Rasio Simpangan Baku Kedua Metode. Metode Rasio Simpangan Baku Metode Complete Linkage 0,083 Metode Average Linkage 0,056 nilai rasio simpangan baku (R) sebesar 0,056 menunjukkan bahwa metode average linkage memiliki nilai rasio simpangan baku yang lebih kecil dari metode complete linkage. Oleh karena itu, kinerja yang paling baik dari kedua metode yang diteliti adalah metode average linkage. Kesimpulan 1. Terbentuk empat cluster baik dengan menggunakan metode complete linkage ataupun metode average linkage dengan rincian sebagai berikut : a. Untuk metode complete linkage diperoleh hasil cluster pertama terdiri dari empat Kabupaten/Kota yang kayu dan kacang tanah sangat sedikit. Cluster ke-dua terdiri dari dua tanah cukup banyak. Cluster ke-tiga terdiri dari satu Kabupaten/Kota yang kayu dan kacang tanah terbanyak. Cluster ke-empat terdiri dari dua tanah cukup sedikit. b. Untuk metode average linkage diperoleh hasil cluster pertama terdiri dari lima Kabupaten/Kota yang kayu dan kacang tanah cukup sedikit. Cluster ke-dua terdiri dari dua tanah cukup banyak. Cluster ke-tiga terdiri dari satu Kabupaten/Kota yang kayu, dan kacang tanah terbanyak. 49

Cluster ke-empat terdiri dari satu tanah sangat sedikit. 2. Jika ditinjau dari nilai rasio simpangan baku S w terhadap S b menunjukkan bahwa nilai rasio simpangan baku ( R) pada metode average linkage yaitu 0,056 lebih kecil daripada nilai rasio simpangan baku (R) pada complete linkage yaitu 0,083. Dengan demikian metode average linkage merupakan metode paling baik dari kedua metode yang diteliti pada kasus ini. [8] Walpole, R. E. (1992). Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. [9] Nuritha, I., S. Bukhori., dan W. E. Y. Retnani. (2013). Identifikasi Pengaruh Lokasi Usaha Terhadap Tingkat Keberhasilan Usaha Minimarket Waralaba di Kabupaten Jember dengan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Sainstek UNEJ Vol. 1, No. 1, 2013. Hal 825-835. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak Badan Pusat Statistik Prov. Kaltim atas kesempatan yang diberikan untuk pengambilan data penelitian. Selanjutnya, penulis berterima kasih pada Laboratorium Statistika Statistika Terapan FMIPA UNMUL atas fasilitas yang diberikan untuk melakukan penelitian ilmiah. Daftar Pustaka [1] Goreti, M. (2015). Perbandingan hasil Analisis Cluster dengan Menggunakan Metode Single Linkage dan metode C- Means. Skripsi tidak diterbitkan. Samarinda: FMIPA Universitas Mulawarman. [2] Fatah, A. (2008). Perbandingan Hasil Cluster antara Single Linkage, Complete Linkage dan Average Linkage. Skripsi tidak diterbitkan. Samarinda: FMIPA Universitas Mulawarman. [3] Machfudhoh, S., dan N. Wahyuningsih. (2013). Analisis Cluster Kabupaten/Kota Berdasarkan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur. Jurnal Sains dan Seni Pomits ITS Vol. 2, No. 1, 2013.Hal 2337-3520. [4] Bank Indonesia. (2015). Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV Tahun 2015. Samarinda: BI. [5] Triton. (2006). SPSS 13.0 Terapan : Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Andi Offset. [6] Simamora, B. (2005). Analisis Multivariat Pemasaran Edisi Pertama. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. [7] Johnson, R. A., dan D. W. Wichern. (1996). Applied Multivariate Statistical Analysis 3 th. New Delhi: Prentice-Hall. 50