II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia

dokumen-dokumen yang mirip
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. curcubitaceae dantermasuk dalam kelas biji berkeping dua. Tanaman melon

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. sepanjang tahun dan memiliki potensi komersial yang cenderung semakin

METODE PENELITIAN. dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dari Afrika. Tahun 1969, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Berasal dari

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. negara indonesia pada tahun 1750 dan mulai dikenal sebagai bahan makanan serta

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya.

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

I. PENDAHULUAN. dibutuhkan secara berkesinambungan, karena merupakan bahan pangan yang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kranggan, Desa Banaran, Desa Nomporejo, Desa Karangsewu, Desa Pandowan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang tidak mengalami kelangkaan pupuk dilihat berdasarkan produktivitas dan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS USAHATANI KOMODITAS MELON SEMANGKA CABAI DI LAHAN PASIR. menjadi 2 yaitu biaya ekplisit (biaya yang bener-bener dikelurkan dalam kegitan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

KERANGKA PENDEKATAN TEORI

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK

I. PENDAHULUAN. Yogyakarta memiliki lahan pasir pantai seluas sekitar hektar atau

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Peluang Pengembangan Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Daerah Istimewa Yogyakarta

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE PENELITIAN. dengan cara mengumpulkan informasi-informasi tentang keadaan nyata yang ada

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

V HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur petani berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja dari petani tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uji perbandingan. Komparasi juga merupakan salah satu metode penelitian yang

I. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. bertujuan untuk pemenuhan ketersediaan ikan melalui proses budidaya. Selain itu,

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

METODE PENELITIAN. Metode deskriptif analisis merupakan metode yang digunakan untuk

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. berbentuk perdu atau semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya

METODE PENELITIAN. Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Konsep formal

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI DESA PAGAK KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

Transkripsi:

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Melon a. Agronomi tanaman melon Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia curcubitaceae atau suku timun-timunan dan termasuk dalam kelas biji berkeping dua. Tanaman melon merupakan tanaman hortikultura yang semakin banyak dibudidayakan di Indonesia karena dapat dikonsumsi sebagai buah yang memiliki rasa segar dan manis serta bergizi tinggi. Melon termasuk tanaman semusim yang bersifat menjalar atau merambat. Tanaman melon memiliki akar tunggang yang terdiri atas akar utama (primer) dan akar lateral (sekunder). Dari akar lateral keluar serabut-serabut akar (tersier). Panjang akar primer sampai pangkal batang berkisar 15-20 cm, sedangkan akar lateral menyebar sekitar 35-45 cm. (Prajnanta, 2004). Klasifikasi tanaman melon adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Subkingom :Ttraceobionta Superdivisio : Spermatophyta Divisio : Magnoliophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Magnoliopsida/ Dicotyledoneae Subkelas : Dilleniidae Ordo : Violales Familia : Cucurbitaceae Genus : Cucumis Spesies : Cucumismelo L. ( Soedarya, 2010) Melon (Cucumismelo L.) termasuk komoditas hortikultura yang memerlukan penanganan yang intensif dengan biaya pemeliharaan yang tidak

murah namun harga jual buah melon juga termasuk tinggi di pasaran dan buah melon merupakan buah yang banyak dikonsumsi masyarakat baik melon segar maupun olahan. b. Budidaya tanaman melon Persiapan lahan. Persiaan lahan untuk budidaya tanaman melon yang pertama dilakukan adalah membersihkan lahan dari semak belukar, gulma dan sisa tanaman. Kemudian lakukan pengapuran lahan jika ph tanah dibawah 5,0. Untuk menaikkan satu poin ph, diperlukan sekitar 2 ton per hektar kapur pertanian. Setelah itu bajak atau cangkul lahan untuk membalik tanah dan memperbaiki struktur tanah, buat bedengan sederhana dengan ukuran lebar 110 cm, tinggi bedengan 15-20 cm, dan lebar selokan 50-60 cm. Kemudian tebarkan pupuk kimia dan pupuk kandang pada lajur kiri dan kanan bedengan secara merata dan aduk kedalam tanah, sempurnakan bentuk bedengan sehingga ukuran lebar bedengan 110 cm, lebar selokan 60-70 cm dan tinggi bedengan 30-40 cm. Pasang mulsa plastik hitam perak dan buat lubang tanam dengan jarak 60-70 cm dalam barisan dan 70 cm antar barisan (double row). Terakhir lakukan penyiraman untuk melarutkan pupuk kimia. (Wahyudi, 2012) Persiapan benih dan pembibitan. Persiapan benih dan pembibitan dilakukan bersamaan dengan persiapan lahan. Kebutuhan benih per hektar adalah sekitar 450-500 gram. Benih kemudian di semaikan di dalam polybag kecil ukuran 6 x 10 cm hingga bibit berdaun 2-3 helai. Penanaman. Sebelum ditanam, siram bibit terlebih dahulu hingga bagian dasar media menjadi lembap. Kemudian lepas bibit beserta media perakarannya

dari polybag dan tanam bibit dilubang tanam dan timbun dengan tanah hingga batas 1-2 cm. Setelah penanaman siram bibit agar cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Bibit melon dapat dipindah tanamkan dari persemaian ke kebun pada umur 12-14 hari setelah semai benih, yakni telah berdaun 2-3 helai. Waktu tanam yang paling ideal adalah pagi atau sore hari, agar bibit tidak layu akibat pengaruh terik matahari dan suhu udara tinggi. Pemeliharaan tanaman. Untuk pemeliharaan tanaman hal yang utama adalah pengairan. Lakukan pengairan, pada awal pertumbuhan hingga fase pembesaran buah usahakan kelembapan tanah tetap optimal. Lakukan pengairan atau penyiraman secara rutin, terutama saat tanaman berumur 1-50 HST. Selain pengairan juga dilakukan penyiangan gulma disekitar tanaman untuk mencegah perkembangan hama dan penyakit serta untuk mengurangi perebutan unsur hara antara tanaman dengan gulma. Kemudian lakukan pemupukan sesuai dengan kebutuhan tanaman melon dan tergantung umur tanaman. Panen dan pasca panen. Pemanenan dapat dilakukan ketika tanaman berumur 60-65 HST (Hari setelah tanam). Potong tangkai buah menggunakan pisau tajam atau gunting stek karena tangkai cukup keras berkayu dan liat. 2. Lahan Pasir Pantai Lahan pasir pantai adalah lahan yang sebelumnya kurang mendapatkan perhatian. Lahan ini adalah lahan marginal yang kurang subur untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Keberadaan lahan ini sebagai salah satu sumber daya alam selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Ketidak seriusan pemanfaatan

lahan tersebut karena diperlukan manipulasi sebelum dapat dikembangkan menjadi lahan pertanian yang produktif (Yudono et al., 2002) Lahan pasir pantai bertekstur kasar dengan fraksi pasir > 70%, struktur pasir lepas lepas atau daya untuk mengikat air sangat lemah, temperatur permukaan pasir yang tinggi tetapi lahan pasir pantai juga memiliki potensi unuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian bahkan saat ini pertanian lahan pasir pantai telah banyak dilakukan di Indonesia salah satunya adalah di Yogyakarta. Yogyakarta memiliki lahan pasir pantai seluas sekitar 13.000 hektar atau 4% dari luas wilayah secara keseluruhan. Lahan pasir pantai terbentang sepanjang 110 km di pantai selatan lautan Indonesia. Bentangan pasir pantai ini berkisar antara 1 sampai 3 km dari garis pantai. Lahan ini cukup potensial untuk pengembangan bidang pertanian, didukung dengan ketersediaan air tanah yang besar dan relatif dangkal serta cahaya matahari yang berlimpah. Budidaya melon umumnya sama, baik itu di lahan pasir maupun di lahan sawah. Persiapan yang dilakukan mulai dari persiapan lahan, persiapan benih dan pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Yang membedakan antara budidaya di lahan pasir dan dilahan sawah adalah kebutuhan air dan pupuk tanaman melon dilahan pasir lebih banyak dan pemeliharaannya lebih intensif. 3. Prospek pasar buah-buahan Peluang bisnis buah-buahan dapat dilihat dari jumlah konsumsi buah penduduk Indonesia hanya 40 kg/kapita/tahun, sedangkan berdasarkan organisasi kesehatan dunia (WHO) standar konsumsi buah-buahan adalah 60kg/kapita/tahun. Rendahnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap produk buah-buahan membuka

peluang untuk pemasaran buah-buahan di pasar domestik. Permintaan buah-buahan akan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan masyarakat, pengetahuan gizi dan kesadaran akan pentingnya mengkonsumsi buah-buahan. Peningkatan jumlah penduduk selalu diikuti dengan jumlah konsumsi yang juga akan meningkat. 4. Usahatani Menurut Shinta (2011) ilmu usahatani adalah ilmu terapan yang membahas dan mempelajari bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil yang maksimal. Ilmu usahatani juga diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pada waktu tertentu. Untuk mengetahui kelayakan suatu usahatani terdapat beberapa komponen biaya yang harus dihitung, antara lain sebagai berikut : i. Analisis Biaya, Penerimaan dan Pendapatan a. Biaya usahatani Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani. Biaya usahatani diklasifikasikan menjadi 4 yaitu biaya implisit, biaya eksplisit, biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya implisit adalah biaya yang secara tidak nyata dikeluarkan oleh petani dalam suatu proses produksi seperti biaya tenaga kerja dalam keluarga, nilai modal sendiri dan nilai sewa lahan sendiri. Biaya eksplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi seperti biaya pembelian benih, pupuk pestisida dan lain-lain. Sedangkan

biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Contoh: penghasilan tetap para pekerja, biaya penyusutan alat dan biaya pemeliharaan mesin. Biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contoh sarana produksi seperti benih, pupuk, tenaga kerja, dan pestisida. (Soekartawi, 2006). Untuk menghitung jumlah biaya produksi dapat menggunakan rumus sebagai berikut : TC= TEC+TIC Keterangan : TC = Total Cost (BiayaTotal) TEC = Total Explicit Cost ( Total biaya eksplisit) TIC = Total Implicit Cost ( Total Biaya Implisit) Penelitian tentang analisis kelayakan usahatani bawang merah dilahan pasir pantai di Desa Srigading Kecamatan Sanden Kabupaten bantul, total biaya yang dikeluarkan untuk usahatani bawang merah adalah Rp. 5.123.533 dengan rincian biaya ekplisit sebesar Rp. 3.645.312 dan biaya implisit sebesar Rp. 1.478.221. ( Dian, 2013) Menurut (Gerdi, 2016) dalam penelitian yang berjudul Analisis Kelayakan Usahatani Melon di Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo biaya yang dikeluarkan untuk usahatani melon adalah sebesar Rp. 29. 295.158.

b. Penerimaan Penerimaan adalah hasil perkalian antara jumlah produk yang dihasilkan dengan harga jual produk tersebut. (Soekartawi, 2002). Pada usahatani melon penerimaan adalah hasil perkalian antara jumlah produksi melon yang dihasilkan dengan harga jual. Untuk mengetahui jumlah penerimaan dapat menggunakan rumus sebagai berikut : TR= P x Q Keterangan : TR = Penerimaan P = Harga Jual Q = Produksi yang dihasilkan Menurut Gerdi (2016) dalam penelitian yang berjudul Analisis Kelayakan Usahatani Melon di Lahan Pasir Pantai Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo penerimaan yang diterima oleh petani dari usahatani melon adalah sebesar Rp. 79.081.695. c. Pendapatan Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. (Soekartawi 2002). Untuk menghitung pendapatan yang diperoleh petani melon adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut : NR = TR TEC Keterangan : NR = Pendapatan TR = Penerimaan TEC = Total Biaya Eksplisit Berdasarkan penelitian terdahulu tentang Analisis Kelayakan Usahatani Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Desa Srigading Kecamatan Sanden Kabupaten

Bantul pendapatan yang diterima oleh petani dari usahatni tersebut adalah sebesar Rp. 2.614.788. (Dian, 2013) ii. Analisis Prospek Usahatani a. Keuntungan Keuntungan adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya produksi baik biaya eksplisist maupun implisit. Pernyataan tentang keuntungan dapat ditulis dengan rumus : Keterangan : π = Keuntungan TR = Penerimaan TC = Biaya Total π = TR TC Menurut (Gerdi, 2016) keuntungan yang diterima oleh petani melon lahan pasir pantai di Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo jika menjual hasil panennya kepada non penebas adalah sebesar Rp. 49.786.538 sedangkan jika petani menjual hasil panennya kepada penebas maka keuntungan yang diperoleh lebih sedikit yaitu Rp. 14.347.443. b. Kelayakan Kelayakan usahatani adalah penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. (Kasmir dan Jakfar, 2008). Kelayakan usahatani dapat diukur dengan cara melihat nilai RC Ratio (Revenue Cost Ratio), produktivitas lahan, produktivitas tenaga kerja dan produktivitas modal. Suatu usaha dikatakan layak apabila nilai RC Ratio lebih dari

1. Untuk mengetahui kelayakan dalam usaha budidaya melon di lahan pasir adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut : i. Revenue Cost Ratio (R/C) RC = TR TEC + TIC Jika nilai RC ratio lebih dari 1 maka suatu usahatani layak untuk diusahakan dan jika nilai RC ratio lebih kecil atau sama dengan 1 maka usahatani tidak layak untuk diusahakan. ii. Produktivitas lahan Produktivitas lahan adalah perbandingan antara jumlah pendapatan yang dikurangi biaya implisist (TKDK dan sewa lahan sendiri) dengan luas lahan. Produktivitas lahan dapat dihitung dengan rumus : NR Biaya TKDK Bunga Modal Sendiri Luas lahan (m) 2 Jika produktivitas lahan lebih besar dari sewa lahan maka usaha tersebut layak untuk diusahakan dan apabila produktivitas lahan kurang dari sewa lahan maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan. iii. Produktivitas tenaga kerja Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara pendapatan dikurangi biaya sewa lahan milik sendiri dikurangi bunga modal sendiri dengan jumlah tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) yang terlibat dalam kegiatan usahatani tersebut. NR Nilai Sewa Lahan Sendiri Bunga Modal Total TKDK (HKO)

Jika produktivitas tenaga kerja lebih besar dari upah minimum regional (UMR) maka usaha tersebut layak diusahakan dan jika produktivitas tenaga kerja lebih rendah dari upah minimum regional maka usaha tersebut tidak layak diusahakan. iv. Produktivitas modal Produktivitas modal adalah pendapatan dikurangi sewa lahan milik sendiri dikurangi nilai tenaga kerja dalam keluarga (TKDK), dibagi total biaya eksplisit dikalikan seratus persen (100%). NR Nilai Sewa Lahan Sendiri Biaya TKDK 100% TEC Jika produktivitas modal lebih besar dari tingkat bunga pinjaman maka usaha tersebut layak untuk diusahakan dan apabila produktivitas modal lebih rendah dari tingkat bunga pinjaman, maka usaha tersebut tidak layak diusahakan. Menurut (Dian, 2013) usahatani bawang merah lahan pasir pantai di Desa Srigading Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul layak untuk diusahakan dilihat dari nilai R/C sebesar 1,2 lebih besar dari 1, produktivitas tenaga kerja sebesar Rp. 69.773 lebih besar dari UMK Bantul sebesar Rp. 33.116, produktivitas modal sebesar 36,18% lebih besar dari nilai bunga pinjaman sebesar 5% per musim. Sedangkan menurut (Gerdi, 2015) kelayakan usahatani melon lahan pasir di Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo layak untuk diusahakan hal ini dapat dilihat dari nilai R/C sebesar 2,70, produktivitas modal sebesar 190,91 % lebih besar dari bunga pinjaman, produktivitas tenaga kerja sebesar Rp. 2.073.813 lebih besar dari UMK dan produktivitas lahan sebesar Rp. 10.051.

B. Kerangka Pemikiran Usahatani melon adalah kegiatan budidaya melon mulai dari persiapan lahan, penanaman bibit melon, pemanenan, hingga pasca panen atau siap dijual. Dalam usahatani melon memerlukan beberapa input produksi seperti benih, pestisida, pupuk, tenaga kerja, alat dan lahan. Dari penggunaan input produksi maka akan menghasilkan produk yaitu buah melon dan jika buah melon dipasarkan akan menghasilkan penerimaan. Besar kecilnya jumlah produksi melon akan mempengaruhi penerimaan yang diterima oleh petani. Untuk menghasilkan produksi maka diperlukan biaya input. Biaya input produksi terbagi menjadi dua jenis yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya ekplisit terdiri dari biaya benih, pupuk, pestisida, penyusutan alat, tenaga kerja luar keluarga dan biaya lain-lain. Sedangkan biaya implisit terdiri dari biaya tenaga kerja dalam keluarga, biaya bunga modal sendiri dan biaya sewa lahan sendiri. Besar kecil jumlah input produksi yang digunakan akan mempengaruhi total biaya dalam usahatani. Besar kecilya biaya eksplisit dan penerimaan maka hal tersebut akan berpengaruh kepada pendapatan yang diterma oleh petani dan secara bersamaan akan mempengaruhi kelayakan usahatani melon. Suatu usahatani dikatakan layak untuk diusahakan apabila nilai RC Ratio lebih dari 1, nilai produktivitas lahan lebih dari nilai sewa lahan, produktivitas tenaga kerja lebih dari upah harian tenaga kerja dan produktivitas modal lebih besar dari pada tingkat bunga.

Usahatani Melon (Lahan pasir ) Input : Benih Pestisida Pupuk Tenaga kerja Alat Lahan Biaya Harga Input Jumlah produksi Penerimaan Eksplisit Harga Output Benih TKLK Pupuk Bahan bakar Pestisida Penyusutan alat Implisit TKDK Sewa lahan sendiri BMS Pendapatan Keuntungan Kelayakan 1. RC Ratio > 1 2. Produktivitas lahan > sewa lahan 3. Produktivitas TK > UMR 4. Produktivitas modal > tingkat bunga Prospek Di Kembangkan Gambar 1. Kerangka Pemikiran