FAKTOR YANG MENENTUKAN BIAYA KUALITAS PRODUK PERUMAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan

BAB II BIAYA KUALITAS

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA PERUMAHAN SKALA KECIL DI SURABAYA DAN SEKITARNYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

PENGARUH HARGA POKOK PRODUKSI DAN BIAYA KUALITAS TERHADAP HARGA JUAL (Studi Kasus Pada Perusahaan Sagitria Kelom Geulis Tasikmalaya)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP BIAYA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI DERMAGA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. pun pengusaha asing. Para pengusaha yang ingin tetap dan terus bertahan di

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Fernando Pasaribu dalam tulisannya Pengukuran dan

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

MANAGEMENT INDUSTRI (QUALITY CONTROL) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. 1

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. Suatu produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

Pembahasan Materi #5. Grafik Pengumpulan Data Pengolahan Data Kegunaan Pemeriksaan Komponen. Definisi Tingkat Kepentingan

COST OF QUALITY PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sumber daya ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang

BAB II BIAYA MUTU. kemampuan suatu produk untuk memenuhi atau melebihi harapan. konsumen ( Hansen and Mowen, 2000, hal: 30 )

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

COST OF QUALITY. EMA503 Manajemen Kualitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

MODEL FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DAN DAMPAK KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

MODEL FAKTOR PENYEBAB RISIKO TERHADAP KEBERHASILAN PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi globalisasi yang semakin cepat kemajuannya memicu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI TENTANG PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP KEBERHASILAN BANGUNAN HIJAU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Dalam upaya perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #5 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas

Penerapan Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada Catering ABC

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih

BAB II LANDASAN TEORI DAN NALAR KONSEP

ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU

PENGARUH PERUMUSAN DAN IMPLEMENTASI STRATEGI TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Survei pada BUMN yang Menderita Kerugian) Eddy Mulyadi Soepardi **

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

Kata kunci: Relationship Quality, Service Quality, Loyalty, Structural Equation Modeling (SEM).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL ANALISIS JALUR (PATH ANALYZE) - Amos 22 mix SPSS versi 17 -

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Quality Management. D Rizal Riadi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor penentu kelangsungan hidup perusahaan adalah kualitas, seperti

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN DAN ANALISIS BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA LABORATORIUM RSUD FAUZIAH BIREUEN

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia menunjukkan persaingan yang

HUBUNGAN ANTARA BIAYA KUALITAS DAN PRODUK CACAT Studi Kasus di PT. Kanisius Yogyakarta SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi

kualitas Lely Riawati, ST, MT P e n g e n d a l I A N k u A l i T A s

Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas)

III. METODE PENELITIAN

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MELALUI ANALISA BIAYA KUALITAS (Studi Kasus pada Perusahaan Bahan Baku Makanan)

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu mempertahankan eksistensinya. Untuk mengatasi persaingan yang

BAB II BIAYA MUTU. kebendaan sangat umum sehingga tidak menawarkan makna oprasional. Secara oprasional

BAB II LANDASAN TEORITIS. kualitas yang kurang baik. Untuk melakukan segala aktivitas-aktivitas yang telah

PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP PENGENDALIAN PRODUK CACAT (STUDI PADA CV. EKA PUTRA LAS)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, bagi negara-negara di dunia memasuki fase baru yang membuat

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DIPANDANG DARI ASPEK BIAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dirancang untuk menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel. konsumen merupakan akibat yang ditimbulkan.

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

ANALISA PRODUK, KUALITAS LAYANAN, HARGA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN LOYALITAS PELANGGAN DENGAN METODE SEM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Konveksi maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

MODEL GAYA KEPEMIMPINAN YANG MEMPENGARUHI KINERJA BAWAHAN

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

ABSTRAK. Kata kunci: biaya kualitas, aktivitas pengendalian kualitas, dan efisiensi biaya produksi.

III. METODE PENELITIAN

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Dan Sampel Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 2003, bagi Indonesia, adalah memasuki fase baru yang

Transkripsi:

FAKTOR YANG MENENTUKAN BIAYA KUALITAS PRODUK PERUMAHAN Ryan Matulatan 1, Prayogo Gozaly 2, Herry Pintardi Chandra 3, Soehendro Ratnawidjaja 4 ABSTRAK : Kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaat suatu produk. Bagi para perusahaan kontraktor masing-masing terus berlomba-lomba dalam memberikan kualitas terbaik kepada konsumen, juga tetap mendapatkan laba dari produk yang dihasilkan. Diperlukannya strategi manajemen yang matang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apa faktor-faktor yang mempengaruhi biaya kualitas. Dimana biaya kualitas tersebut terbagi menjadi beberapa sub-bagian (Prevention Cost, Appraisal Cost, Internal Failure Cost, dan External Failure Cost) yang memiliki pengaruh masing-masing terhadap biaya kualitas. Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan sampel sebanyak 80 orang responden. Data kemudian dianalisis menggunakan uji validitas dan reliabilitas, serta Confirmatory Analysis Factor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevention cost, appraisal cost, internal failure cost, dan external failure cost memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap Biaya Kualitas. Diantara keempat variabel tersebut, Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost) memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap Biaya Kualitas. KATA KUNCI : biaya kualitas, kualitas, produk perumahan, biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, biaya kegagalan eksternal. 1. PENDAHULUAN Suatu kualitas produk harus memenuhi Delapan Dimensi, yaitu performance, aesthetic, serviceability, features, reliability, durability, conformance, dan fitness for use (Garvin, 1988). Untuk mencapai kedelapan dimensi kualitas tersebut, maka dibutuhkannya pengenalan yang lebih mendalam akan suatu sistem manajemen yang bertujuan khusus dalam mempertahankan dan menghasilkan kualitas yang diinginkan bahkan melebihi harapan konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang menentukan biaya kualitas produk perumahan di Surabaya dan faktor apa yang paling menentukan biaya kualitas produk perumahan. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengetian Biaya Kualitas dan Produk Perumahan 2.1.1 Biaya Kualitas Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul untuk mencegah terjadinya kualitas yang rendah (Horngren, 1995). Definisi lain mengatakan biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena produk cacat atau kualitas yang jelek. Biaya kualitas berhubungan dengan desain, pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan kerusakan produk (Supriyono, 1994). Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya kualitas adalah biaya-biaya yang dikeluarkan 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, ryanmatulatan@hotmail.co.id 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, prayogo_gozaly@hotmail.com 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen PETRA, herrypin@peter.ac.id 4 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen PETRA, suhendro@peter.ac.id 1

oleh perusahaan untuk mencegah terciptanya produk atau jasa yang berkualitas rendah dan biaya-biaya yang mungkin akan terjadi apabila tercipta produk atau jasa yang berkualitas rendah. Menurut Love & Irani (2001), untuk memperoleh pengetahuan dan belajar tentang biaya kualitas, kualitas proyek harus menjadi bagian integral dari pendekatan organisasi untuk mengelola proyek konstruksi. Untuk melakukannya, penting untuk mengumpulkan, mengukur, dan menganalisa kualitas. Namun, ini adalah masalah yang kompleks, karena banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh organisasi, temasuk terlibat dengan pengadaan tenaga kerja. Selain itu, perusahaan bervariasi dalam ukuran dan kemampuan teknologi, yang akan mempersulit pengelolaan informasi yang berhubungan dengan proyek, khususnya data tentang biaya kualitas. Bahkan, banyak perusahaan konstruksi tidak memiliki sistem di tempat atau bahkan dalam mengumpulkan data biaya kualitas. Sebuah manajemen proyek dengan kualitas biaya tambahan bisa memberikan informasi kepada anggota tim proyek dan klien tentang kegagalan kualitas serta kegiatan yang perlu dirancang untuk mencegah terjadinya kegagalan kualitas di masa depan. Hal ini kemudian dapat digunakan untuk menunjukkan inisiatif peningkatan kualitas yang diarahkan untuk mencapai penghematan biaya yang signifikan dan terobosan yang berkualitas. Biaya kualitas telah ditemukan berkisar antara 5 sampai 25% dari biaya operasional (omset) perusahaan. Dari jumlah ini, 90% diantaranya dikeluarkan pada biaya penilaian dan biaya kegagalan. Menurut Dale dan Plunkett (dalam Love, 2002) biaya kualitas dapat dikurangi hingga sepertiga ketika sistem Manajemen Mutu biaya-efektif diimplementasikan. 2.1.2 Produk Perumahan Produk perumahan adalah bangunan tempat tinggal yang dibuat dan ditambah nilainya oleh pengembang melalui proses konstruksi dan menjadi hasil akhir dari proses konstruksi tersebut. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003). 2.2 Faktor-Faktor yang Menentukan Biaya Kualitas 2.2.1 Biaya Pencegahan (Prevention Cost) Biaya pencegahan adalah biaya-biaya yang timbul untuk mencegah produksi produk-produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi (Horngren, 1995). Dan Menurut Bank (1992) biaya pencegahan (prevention cost) adalah semua biaya yang dikeluarkan atau diinvestasikan untuk mencegah atau mengurangi kesalahan atau cacat, yaitu, untuk membiayai kegiatan yang bertujuan untuk menghilangkan penyebab kecacatan. Biaya-biaya yang termasuk ke dalam biaya pencegahan adalah sebagai berikut: 1) Process Control, merupakan biaya-biaya inspeksi dan pengujian dalam proses untuk menentukan status dari proses, bukan status dari produk (Gaspersz, 1995). 2) Quality Planning, merupakan biaya-biaya yang berkaitan dengan aktivitas perencanaan kualitas secara keseluruhan, termasuk penyiapan prosedur-prosedur yang diperlukan untuk mengkomunikasikan rencana kualitas ke seluruh pihak yang berkepentingan (Gaspersz, 1995). 3) Quality Audit, adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan evaluasi atas pelaksanaan aktivitas dalam rencana kualitas secara keseluruhan (Juran & Gryna, 1993). 4) Training, adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan penyiapan dan pelaksanaan programprogram pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kualitas (Juran & Gryna, 1993). 2.2.2 Biaya Penilaian (Appraisal Cost) Biaya penilaian dikeluarkan dalam rangka pengukuran dan analisis data untuk menentukan apakah porduk atau jasa sesuai dengan spesifikasinya. Tujuan utamanya adalah menghindari terjadinya kerusakan pada waktu proses dan mencegah pengiriman produk atau jasa yang tidak sesuai dengan standar. (Gaspersz, 1995). Hal ini pun dikemukakan oleh Blocher, et.al. (2000), yang menyebutkan bahwa biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk menentukan produk atua jasa sesuai dengan spesifikasinya. Dan menurut Bank (1992) biaya penilaian (appraisal cost) adalah biaya yang timbul karena adanya deteksi kesalahan atau cacat dilakukan dengan mengukur kesesuaian dengan tingkat kualitas yang diperlukan: mengeluarkan gambar struktur dan arsitektur, barang dalam proses, pemeriksaan bahan masuk dan selesai. 2

Biaya-biaya penilaian dapat dikelompokkan ke dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Verification or Inspection, yaitu biaya untuk menentuan kualitas produk yang dibeli, baik inspeksi pada saat penerimaan, inspeksi pada sumbernya atau suppliers, atau pengawasan pada saat dalam proses pembuatan agar sesuai dengan standar yang dibutuhkan atau kualitas yang diinginkan (Oakland, 1995). 2) Product Quality Audits, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk melakukan audit kualitas pada saat proses pembuatan produk atau pada produk yang sudah jadi (Juran & Gryna, 1993). 3) Maintaining and Calibration Equipment, yaitu biaya untuk pemeliharaan dan menjaga alat ukur serta peralatan yang akan digunakan dalam proses pembuatan produk agar tetap dalam keadaan ter-kalibrasi dan sesuai dengan standar alat tersebut. Perawatan dan kalibrasi peralatan sangat perlu dilakukan perawatan dan kalibrasi peralatan agar produk yang dibuat bisa baik atau sesuai dengan kualitas yang diinginkan (Feigenbaum, 1989). 4) Evaluating of Stocks, yaitu biaya-biaya yang berkaitan dengan pengujian produk dalam penyimpanan untuk menilai degradasi kualitas dan juga memeriksa ketersediaan material atau bahan di dalam gudang penyimpanan (Juran & Gryna, 1993). 2.2.3 Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost) Biaya kegagalan internal merupakan biaya yang dikeluarkan karena rendahnya kualitas yang ditemukan sejak penilaian awal sampai dengan pengiriman kepada pelanggan (Blocher, et.al. 2000). Biaya ini merupakan biaya yang akan hilang jika tidak ada cacat dalam produk tersebut sebelum pengiriman. Sumber lain mengatakan biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi apabila hasil kerjanya gagal mencapai standar kualitas yang dirancang dan terdeteksi sebelum transfer ke pelanggan berlangsung (Oakland, 1995). Menurut Bank (1992), Biaya kegagalan internal (internal failure cost) terjadi karena scrapping atau pengerjaan ulang produk cacat atau kompensasi untuk keterlambatan pengiriman. Biaya-biaya kegagalan internal dapat dikelompokkan ke dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1) Scrap, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja, material dan biasanya overhead pada produk cacat yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki kembali (Gaspersz, 1995). 2) Rework, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kesalahan (mengerjakan ulang) produk agar memenuhi spesifikasi (Gaspersz, 1995). 3) Material Procurement Cost, yang menyangkut tentang biaya tambahan disebabkan oleh personel yang menangani baik penolakan barang, maupun komplain (Feigenbaum, 1989). 4) Failure Analysis, yaitu biaya untuk menganalisis produk yang tidak sesuai dengan standar yang diinginkan dan untuk menentukan penyebab-penyebab terjadinya produk yang gagal tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan (Juran & Gryna, 1993). 2.2.4 Biaya Kegagalan Eksternal (External Failure Cost) Menurut Supriyono (1994) biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi karena produk atau jasa yang gagal menyesuaikan dengan persyaratan yang diketahui setelah produk tersebut dikirimkan ke pada para pelanggan. Atau bisa diartikan juga biaya kegagalan eksternal merupakan biaya yang terkait dengan kecacatan yang ditemukan setelah produk dikirim ke pelanggan. Biaya ini juga akan hilang jika tidak adanya cacat pada produk (Juran & Gryna, 1993). Biaya-biaya kegagalan eksternal dapat dikelompokkan ke dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Repair and Servicing, yaitu biaya servis produk yang diakibatkan oleh usaha untuk memperbaiki ketidak sempurnaan atau untuk pengujian khusus, atau untuk memperbaiki cacat yang bukan disebabkan oleh adanya keluhan konsumen. (Tjiptono dan Diana, 1995). 2) Warranty Claim, adalah biaya yang termasuk dalam proses penukaran atau perbaikan produk yang masih dalam masa garansi (Juran & Gryna, 1993). 3) Complain, adalah biaya yang dikeluarkan untuk penyelidikan dan penyelesaian keluhan yang berkaitan dengan produk cacat (Gaspersz. 1995). 4) Liability, adalah biaya yang timbul sehubungan dengan jaminan atau pertanggung jawaban atas kegagalan memenuhi standar kualitas produk yang baik (Tjiptono dan Diana, 1995). 3

3. METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini dan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian (Kuncoro, 2009). Adapun yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2011) adalah metode penelitian yang berlandaskan pada aliran positivisme. Aliran positivisme, dimana dalam memandang gejala, lebih bersifat tunggal, statis, dan konkrit. Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai populasi adalah para pekerja di perusahaan-perusahaan developer dan kontraktor yang melakukan pengembangan proyek perumahan di Surabaya, dengan menggunakan sampel sebanyak 80 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling dengan jenis judgmental sampling. Judgmental sampling adalah sebuah teknik pengambilan sampel dimana untuk menentukan sampel digunakan pertimbangan tertentu (Istijanto, 2009). Pertimbangan yang digunakan adalah responden sudah lama terjun dalam bisnis perumahan, minimal 5 tahun dan sampai sekarang masih aktif dalam bisnis perumahan. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif merupakan metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada (Sugiyono, 2008). 4.2 Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor konfirmatori (confirmatory analysis factor) dengan menggunakan program AMOS dan IBM SPSS Statistics versi 20.0. Sebelum melakukan pengujian hipotesi penelitian, perlu dilakukan pengujian terhadap kesesuaian model melalui evaluasi terhadap berbagai kriteria Goodness of Fit, yaitu indeks kesesuaian dan cut-off value untuk menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak. 4.2.1. Uji Validitas Validitas merupakan suatu pengujian untuk mengukur kebaikan ukuran dalam penelitian. Validitas adalah sejauh mana skala pengukuran dapat bekerja sesuai dengan yang dikehendaki dan mengukur apa yang seharusnya diukur (Kuncoro, 2009). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat nilai loading factor. Alat ukur dinyatakan valid apabila nilai loading factor di atas 0,5. Berikut adalah hasil pengukuran validitas dari variabel prevention cost, variabel appraisal cost, variabel internal failure cost, dan variabel external failure cost pada model yang di gunakan: a. Validitas variabel Prevention Cost Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel Prevention Cost Indikator Loading Factor Kesimpulan Process Control (X 11) 0,790 Valid Quality Planning (X 12) 0,832 Valid Quality Audit (X 13) 0,834 Valid Training (X 14) 0,783 Valid Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa hasil uji validitas variabel prevention cost ini dapat dikatakan valid karena nilai loading factor yang di hasilkan di atas 0,5. 4

b. Validitas variabel Appraisal Cost Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel Appraisal Cost Indikator Loading Factor Kesimpulan Verification/Inspection (X 21) 0,836 Valid Product Quality Audit (X 22) 0,812 Valid Maintaining and Calibrating Equipment (X 23) 0,835 Valid Evaluating of Stock (X 24) 0,866 Valid Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat bahwa hasil uji validitas variabel appraisal cost ini dapat dikatakan valid karena nilai loading factor yang di hasilkan di atas 0,5. c. Validitas variabel Internal Failure Cost Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel Internal Failure Cost Indikator Loading Factor Kesimpulan Scrap (X 31) 0,881 Valid Rework or Rectification (X 32) 0,832 Valid Material-procurement Cost (X 33) 0,809 Valid Failure Analysis (X 34) 0,801 Valid Berdasarkan Tabel 3. dapat dilihat bahwa hasil uji validitas variabel internal failure cost ini dapat dikatakan valid karena nilai loading factor yang di hasilkan di atas 0,5. d. Validitas variabel External Failure Cost Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel External Failure Cost Indikator Loading Factor Kesimpulan Repair and Servicing (X 41) 0,820 Valid Waranty Claim (X 42) 0,741 Valid Complain (X 43) 0,724 Valid Liability (X 44) 0,745 Valid Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat bahwa hasil uji validitas variabel external failure cost ini dapat dikatakan valid karena nilai loading factor yang di hasilkan di atas 0,5. 4.2.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah keadaan dimana suatu skala pengukuran dapat konsisten dan stabil dalam melakukan tugasnya. Reliabilitas juga dapat mengukur konsistensi sebuah alat ukur dengan menggunakan uji construct reliability. Dalam pengukuran reliabilitas digunakan indeks yang diukur melalui construct reliability dengan cut of value minimal 0,7. Selanjutnya, nilai construct reliability dapat dihitung menggunkan rumus berikut: 5

4.2.3. Confirmatory Analysis Factor Tabel 5. Hasil Goodness of Fit Goodness of Fit Cut-off Value Hasil Model Keterangan CMIN 158,238 Baik CMIN/DIF 2,000 1,522 Baik RMSEA 0,080 0,081 Cukup Baik GFI > 0,900 0,810 Cukup Baik AGFI 0,800 0,752 Cukup Baik RMR < 0,050 0,046 Baik 1. Chi-Square ( ²) Dari perhitungan yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5, diketahui bahwa nilai CMIN/DF sebesar 1,522 < 2,0. Karena nilainya sudah di bawah nilai cut-off value, maka model yang penulis ajukan dapat diterima dan digunakan dalam penelitian ini. 2. Root Mean Squares Error of Approximiantion (RMSEA) Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai RMSEA sebesar 0,081. Karena nilainya sudah berada pada titik maksimal nilai cut-off value (0,08), maka model yang diajukan dapat digunakan dalam penelitian ini. 3. Goodness of Fit Index (GFI) Dari perhitungan yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5, telah didapat nilai GFI sebesar 0,810 1. Karena nilainya hampir mendekati nilai cut-off value, yaitu 0,90, maka model yang diajukan cukup baik untuk digunakan dalam penelitian ini. 4. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Berdasarkan Tabel 5, di atas, diketahui bahwa nilai AGFI yang dihasilkan oleh model yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 0,752, dimana nilai tersebut hampir mendekati tingkat penerimaan yang direkomendasikan, yaitu AGFI 0,80. Oleh karena itu, maka model yang diajukan cukup baik untuk digunakan dalam penelitian ini. 5. Root Mean Squares Residual (RMR) Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa nilai RMR yang dihasilkan oleh model yang digunakan dalam penelitian memiliki nilai sebesar 0,046 < 0,05. Oleh karena itu, maka model yang diajukan dapat digunakan dalam penelitian ini. 4.3. Pengujian Hipotesis Tabel 6. Hasil Pengujian Hipotesis Direct Effect Estimate Prevention <--- Biaya_Kualitas 1,000 Appraisal <--- Biaya_Kualitas 1,215 Internal <--- Biaya_Kualitas 1,236 External <--- Biaya_Kualitas 1,113 Tabel di atas dapat dipergunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan, yaitu sebagai berikut: H 1 : Diduga bahwa Prevention Cost memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap Biaya Kualitas. Dari Tabel 6. dapat diketahui bahwa Prevention Cost memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap Biaya Kualitas. Hal ini dibuktikan dengan adanya nilai estimasi sebesar 1 dari hubungan langsung antara Biaya Kualitas dan Prevention Cost. H 2 : Diduga bahwa Appraisal Cost memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap Biaya Kualitas. Dari Tabel 6. dapat diketahui bahwa Appraisal Cost memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap Biaya Kualitas. Hal ini dibuktikan dengan adanya nilai estimasi sebesar 1,215 dari hubungan langsung antara Biaya Kualitas dan Appraisal Cost. 6

H 3 : Diduga bahwa Internal Failure Cost memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap Biaya Kualitas. Dari Tabel 6. dapat diketahui bahwa Internal Failure Cost memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap Biaya Kualitas. Hal ini dibuktikan dengan adanya nilai estimasi sebesar 1,236 dari hubungan langsung antara Biaya Kualitas dan Internal Failure Cost. H 4 : Diduga bahwa External Failure Cost memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap Biaya Kualitas. Dari Tabel 6. dapat diketahui bahwa External Failure Cost memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap Biaya Kualitas. Hal ini dibuktikan dengan adanya nilai estimasi sebesar 1,113 dari hubungan langsung antara Biaya Kualitas dan External Failure Cost. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevention cost, appraisal cost, internal failure cost, dan external failure cost memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap Biaya Kualitas. Diantara keempat variabel tersebut, Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost) memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap Biaya Kualitas. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan faktor-faktor yang menentukan biaya kualitas dengan menggunakan sampel yang lebih homogen, yaitu perusahaanperusahaan tertentu yang bergerak dalam bidang konstruksi. Para peneliti selanjutnya dapat memberikan masukan bagi perusahaan yang dimaksud dalam menyusun kebijakan mengenai besarnya biaya kualitas yang harus diberlakukan kepada klien. Selain itu, peneliti selanjutnya juga dapat menggunakan sampel yang lebih besar, karena penelitian ini hanya menggunakan sebanyak 80 orang responden. Jika peneliti selanjutnya menggunakan sampel yang lebih banyak, hasil penelitian selanjutnya mungkin lebih mampu mewakili gambaran sebenarnya dari penentuan biaya kualitas produk-produk perumahan dari sudut pandang developer dan kontraktor di Surabaya. 6. DAFTAR REFERENSI Balai Pustaka. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bank, J. (1992). The Essence of Total Quality Management. Prentice Hall, New Jersey. Blocher, E. J., Chen, K. H., & Lin, T. W. (2000). Manajemen Biaya, Salemba Empat, Indonesia. Feigenbaum, A. V. (1989). Total Quality Control, Third Edition. McGraw-Hill Internatonal, United States of America Garvin, D. A. (1988). Managing Quality : The Strategic and Competitive Edge, The Free Press, United States of America. Gaspersz, Vincent. (1995). Total Quality Management, Gramedia Pustaka Utama, Indonesia. Hansen, Don R. & Marynne M. Mowen. (2001). Akuntansi Manajemen Jilid. 2, Erlangga, Indonesia. Horngren, Charles. T. (1995). Akuntansi Biaya, Buku 2 : Dengan Penekanan Manajerial, Selemba Empat, Jakarta. Istijanto. (2009). Aplikasi Praktis Riset Pemasaran: Cara Praktis Meneliti Konsumen dan Pesaing, Gramedia Pustaka Utama, Indonesia. Juran & Gryna, J. M., & Gryna, F. M. (1993). Quality Planning and Analysis, Third Edition, McGraw-Hill Internatonal, Singapore. Kuncoro, M. (2009). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi : Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis, Erlangga, Indonesia. Love, P. E. D. (2002). Auditing the Indirect Consequences of Rework in Construction. Managerial Auditing Journal 17(3) pp. 138-146. Love, P. E. D., & Irani, Z. (2001). Evaluating the Costs of IT/IS in Construction. Automation in Construction 10 (6) pp. 138-146. 7

Oakland, J. S. (1995). Total Quality Management, Butterworth Heinemann, Singapore. Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung. Supriyono. (1994). Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan Globalisasi, BPFE-UGM, Indonesia. Tjiptono, F., & Diana, A. (1995). Total Quality Management, Andi Offset, Yogyakarta. 8