ANALISIS PERGESERAN AKIBAT GEMPA BUMI SUMATERA 11 APRIL 2012 MENGGUNAKAN METODE GPS CONTINUE

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Perubahan Kecepatan Pergeseran Titik Akibat Gempa Menggunakan Data SuGar (Sumatran GPS Array)

Estimasi Nilai Pergeseran Gempa Bumi Padang Tahun 2009 Menggunakan Data GPS SuGAr

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang subduksi Gempabumi Bengkulu 12 September 2007 magnitud gempa utama 8.5

BAB IV Analisis Pola Deformasi Interseismic Gempa Bengkulu 2007

BAB III PENGAMATAN GPS EPISODIK DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III Deformasi Interseismic di Zona Subduksi Sumatra

Trench. Indo- Australia. 5 cm/thn. 2 cm/thn

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar belakang. tatanan tektonik yang kompleks. Pada bagian barat Indonesia terdapat subduksi

Analisa Kecepatan Pergeseran di Wilayah Jawa Tengah Bagian Selatan Menggunakan GPS- CORS Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS. Lama Pengamatan GPS. Gambar 4.1 Perbandingan lama pengamatan GPS Pangandaran kala 1-2. Episodik 1 Episodik 2. Jam Pengamatan KRTW

PEMODELAN MEKANISME GEMPA BUMI PADANG 2009 BERDASARKAN DATA SUGAR

PEMODELAN TINGKAT AKTIVITAS SESAR CIMANDIRI BERDASARKAN DATA DEFORMASI PERMUKAAN

BAB II Studi Potensi Gempa Bumi dengan GPS

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Subduksi antara Lempeng Samudera dan Lempeng Benua [Katili, 1995]

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-Titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

Sebaran Jenis Patahan Di Sekitar Gunungapi Merapi Berdasarkan Data Gempabumi Tektonik Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS. Bayu Baskara

BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG

BAB III DEFORMASI BERDASARKAN MODEL DISLOKASI DAN VEKTOR PERGESERAN GPS

BAB IV PENGOLAHAN DATA

batuan pada kulit bumi secara tiba-tiba akibat pergerakaan lempeng tektonik.

Analisis Pola Deformasi Interseismic Gempa Bengkulu 2007 dari Data GPS Kontinyu SuGAr

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2014

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

BAB IV ANALISIS 4.1 Vektor Pergeseran Titik Pengamatan Gunungapi Papandayan

Analisa Pergeseran Titik Pengamatan GPS pada Gunung Merapi Periode Januari-Juli 2015

BAB IV ANALISIS Seismisitas sesar Cimandiri Ada beberapa definisi seismisitas, sebagai berikut :

Pengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Ketelitian Posisi dalam Survei GPS

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

Analisis Metode GPS Kinematik Menggunakan Perangkat Lunak RTKLIB

BAB II GEMPA ACEH DAN DAMPAKNYA TERHADAP BATAS

BAB III METODE PENELITIAN

B A B IV HASIL DAN ANALISIS

ANALISIS PROBABILITAS GEMPABUMI DAERAH BALI DENGAN DISTRIBUSI POISSON

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Analisa Perubahan Ionosfer Akibat Gempa Bumi Sumatra Barat Tanggal 2 Maret 2016

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

MELIHAT POTENSI SUMBER GEMPABUMI DAN TSUNAMI ACEH

BAB I PENDAHULUAN I-1

KAJIAN REGANGAN SELAT BALI BERDASARKAN DATA GNSS KONTINU TAHUN ABSTRAK

Perbandingan Hasil Pengolahan Data GPS Menggunakan Hitung Perataan Secara Simultan dan Secara Bertahap

Analisa Perubahan Ionosfer Akibat Gempa Bumi Sumatra Barat Tanggal 2 Maret 2016

PEMANTAUAN POSISI ABSOLUT STASIUN IGS

Analisis Perubahan Anomali Gayaberat Sebelum dan Sesudah Gempa Bumi Padang 2016 Mw 7,8 Menggunakan Citra Satelit GRACE

REGANGAN TEKTONIK DAN ESTIMASI POTENSI BAHAYA GEMPA DI SELAT SUNDA BERDASARKAN DATA PENGAMATAN GPS

Pengaruh Penambahan Jumlah Titik Ikat Terhadap Peningkatan Ketelitian Posisi Titik pada Survei GPS

Membandingkan Hasil Pengukuran Beda Tinggi dari Hasil Survei GPS dan Sipat Datar

Analisis Karakteristik Prakiraan Berakhirnya Gempa Susulan pada Segmen Aceh dan Segmen Sianok (Studi Kasus Gempa 2 Juli 2013 dan 11 September 2014)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Latar Belakang STUDI POST-SEISMIC SEISMIC GEMPA ACEH 2004 MENGGUNAKAN DATA GPS KONTINYU. Maksud & Tujuan. Ruang Lingkup

Pengaruh Koneksitas Jaring Terhadap Ketelitian Posisi Pada Survei GPS

PENERAPAN METODE DINSAR UNTUK ANALISA DEFORMASI AKIBAT GEMPA BUMI DENGAN VALIDASI DATA GPS SUGAR (STUDI KASUS: KEPULAUAN MENTAWAI, SUMATERA BARAT)

Analisis Vektor Pergeseran Postseismic Stasiun GPS SuGAr Akibat Gempa Mentawai 2008

BAB I PENDAHULUAN. komplek yang terletak pada lempeng benua Eurasia bagian tenggara (Gambar

BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2014

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI WILAYAH SULAWESI TENGGARA BERDASARKAN B-VALUE METODE LEAST SQUARE OLEH :

BAB II SEISMISITAS WILAYAH INDONESIA KHUSUSNYA PANGANDARAN DAN SURVEI GPS SEBAGAI METODE PEMANTAUAN DEFORMASI BUMI

Akumulasi Regangan di Sumatera Berdasarkan Data Pengamatan GPS Tahun dan Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Pelepasan Regangan

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661

RINGKASAN EKSEKUTIF. Pembuatan Perangkat Lunak Untuk Memodelkan Deformasi Dasar Laut Akibat Sesar Dengan Slip Homogen Atau Bervariasi

Analisis Deformasi Gunung Merapi Berdasarkan Data Pengamatan GPS Februari- Juli 2015

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 3 PEMBAHASAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Gempa di Pulau Jawa Bagian Barat. lempeng tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo Australia, dan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1. Grafik One Earthquake cycle fase interseismic postseismic[andreas, 2005]

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN

INTERPRETASI EPISENTER DAN HIPOSENTER SESAR LEMBANG. Stasiun Geofisika klas I BMKG Bandung, INDONESIA

Analisis Metode GPS Kinematik Menggunakan Perangkat Lunak RTKLIB

STUDI A ALISIS PARAMETER GEMPA DA POLA SEBARA YA BERDASARKA DATA MULTI-STATIO (STUDI KASUS KEJADIA GEMPA PULAU SULAWESI TAHU )

Pengembangan Program Analisis Seismic Hazard dengan Teorema Probabilitas Total Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dzikri Wahdan Hakiki, 2015

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

STUDI SEA LEVEL RISE (SLR) MENGGUNAKAN DATA MULTI SATELIT ALTIMETRI K. SAHA ASWINA D., EKO YULI HANDOKO, M. TAUFIK

LAPORAN GEMPABUMI Mentawai, 25 Oktober 2010

Besarnya pergeseran pada masing masing titik pengamatan setelah dikurangi vektor pergeseran titik BAKO dapat dilihat pada Tabel 4.

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMODELAN DEFORMASI CO-SEISMIC

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK

Implikasi Co-Seismic dan Post-Seismic Horizontal Displacement Gempa Aceh 2004 Terhadap Status Geometrik Data Spasial Wilayah Aceh dan Sekitarnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI AWAL HUBUNGAN GEMPA LAUT DAN GEMPA DARAT SUMATERA DAN SEKITARNYA

ANALISIS PERUBAHAN POLA DEKLINASI PADA GEMPA BUMI SIGNIFIKAN (M 7.0) WILAYAH SUMATERA

Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan.

Analisis Percepatan Tanah Maksimum Wilayah Sumatera Barat (Studi Kasus Gempa Bumi 8 Maret 1977 dan 11 September 2014)

BAB 4 HASIL PENGOLAHAN DATA & ANALISIS

Pemodelan Perubahan Jaring Titik Kontrol Nasional Wilayah Provinsi Aceh Akibat Efek Coseismic Gempa Aceh Andaman 2004

Sulawesi. Dari pencatatan yang ada selama satu abad ini rata-rata sepuluh gempa

Transkripsi:

ANALISIS PERGESERAN AKIBAT GEMPA BUMI SUMATERA 11 APRIL 2012 MENGGUNAKAN METODE GPS CONTINUE DISPLACEMENT ANALYSIS OF APRIL 11 TH 2012 SUMATERA EARTHQUAKE BY USING GPS CONTINUE METHODE (Case Study : Indian Ocean) Meiriska Yusfania 1, Fahruddin Ulinnuha Ihsan 1, Mokhamad Nur Cahyadi 1 1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email: yusfania_mei@geodesy.its.ac.id Abstrak Prinsip pemantauan deformasi secara kontinu yaitu pemantauan terhadap perubahan koordinat beberapa titik yang mewakili sebuah fenomena gempa bumi dari waktu ke waktu. Metode ini, menggunakan beberapa alat penerima sinyal GPS yang ditempatkan pada beberapa titik pantau pada area gempa bumi. Data dan informasi deformasi permukaan selanjutnya digunakan untuk mengungkapkan karakteristik dari aktivitas gempa bumi. Gejala deformasi gempa bumi akan menyebabkan pergeseran posisi suatu titik sekitar gempa. Pergeseran tersebut bisa terjadi baik secara horizontal maupun vertikal.pada penelitian kali ini mengambil salah satu gempa yang terjadi pada bulan april tahun 2012 dengan magnitude 8.6. Untuk melakukan analisis deformasi diperlukan menghitung vektor pergeseran dan nilai pergeseran yang mengacu pada titik-titik stasiun GPS Kontinyu Sumatran GPS Array (SUGAR) yang tersebar di lima stasiun yaitu BITI, BSIM, BTHL, LEWK, PBLI, dan NTUS. Analisis deformasi dilakukan dengan melihat pergeseran yang terjadi pada saat sebelum gempa, dan sesudah gempa. Setelah dilakukan pemrosesan dari kedua waktu tersebut didapatkan nilai perubahan 0,3 2,4 meter dari setiap stasiun terdekat dengan pusat gempa. Analisis karakteristik deformasi Gempa Sumatera 2012 ini tergolong fenomena Strike-slip faults yang merupakan potongan vertikal di mana blok sebagian besar telah pindah secara horizontal. Jika blok berlawanan pengamat bergerak ke kanan, gaya slip disebut right lateral jika blok bergerak ke kiri, gerakan ini disebut left lateral. Kata Kunci : gempa bumi, deformasi, GPS, strike-slip faults Abstract The principle of continuous deformation monitoring is monitoring the coordinates changes from several points that represent a phenomenon of earthquakes time to time. This method, take a data by using several GPS receiver placed at several monitoring points in the earthquake area. Data and information on surface deformation is then used to reveal the characteristics of earthquake activity. Symptoms of earthquake deformation would lead to a shift in the position of a point around the quake. Such shifts can occur both horizontally and vertically.in the final project took one of the earthquake that occurred in April of 2012 with a magnitude of 8.6. To perform the necessary deformation analysis calculated the vector shift and the shift value refers to the points of continuous GPS stations Sumatran GPS Array (SUGAR) spread across five stations that BITI, BSIM, BTHL, LEWK, PBLI, and NTUS. Deformation analysis was done by looking at the shift in the time before the earthquake, and after the earthquake. After the processing of the obtained value change of 0.3-2.4 meters of each station closest to the epicenter. characteristics of the Sumatran earthquake in 2012 is quite a phenomenon Strike-slip faults that are vertical pieces where blocks have largely been moved horizontally. If the block opposite the observer moves to the right, called the right lateral slip style if the block moves to the left, is called the left lateral movement. Keyword : earthquake, deformation, GPS, strike-slip faults 57

GEOID Vol. 11 No. 01 Agustus 2014 (57-61) PENDAHULUAN LatarBelakang Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi gempa. Hal ini terjadi karena letak dari Indonesia yang merupakan pusat pertemuan dari lempeng-lempeng antara lain Eurasia, Filipina, Caroline, Indo-Australia, Pasifik dan beberapa lempeng minor lainya (Hamilton 1979). Selain itu juga disebabkan oleh aktifitas tektonik dari lempeng-lempeng tersebut. Lempeng-lempeng tersebut terus bergerak seperti halnya lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang memiliki pergerakan rata-rata kearah utara, sedangkan pergerakan lempeng Filipina cenderung kearah barat laut (Hamilton 1979 dalam USGS, 2011). Terkait dengan lempeng filipina, lempeng Caroline memiliki pergerakan kearah tenggara di bagian palung Aru dan kearah barat laut di bagian palung Yap (Seno 1992 dalam USGS, 2011). Pulau Sumatra termasuk salah satu pulau terbesar di Indonesia. Pulau ini merupakan salah satu wilayah dengan aktifitas tektonik paling aktif di dunia. Sumatra mengakomodasi tumbukan lempeng Indo-Australia yang men-subduksi lempeng Eurasia dengan kecepatan 5-6 cm/tahun (Prawirodirdjo, 2000). Hal ini mengakibatkan Pulau Sumatera rawan terjadi gempa tektonik yang di sebabkan dari pergerakan lempeng tersebut. Salah satu gempa besar yang terjadi pada tahun 2010 adalah gempa Mentawai dengan magnitude gempa 7.7 pada lokasi koordinat 99 93 BT; 3 61 LS dan kedalaman 10 km. Pemantauan deformasi dengan GPS dapat di bagi dua yaitu pemantauan secara kontinu dan pemantauan secara episodik. Prinsip pemantauan deformasi secara kontinu yaitu pemantauan terhadap perubahan koordinat beberapa titik yang mewakili sebuah fenomena gempabumi dari waktu ke waktu. Metodeini, menggunakan beberapa alat penerima sinyal (reciever) GPS yang ditempatkan pada beberapa titik pantau pada area gempabumi, serta pada suatu pusat pemantau (stasiun referensi) yang merupakan pusat pemrosesan data. Data dan informasi deformasi permukaan selanjutnya digunakan untuk mengungkapkan karakteristik dari aktivitas gempabumi. Gejala deformasi gempabumi akan menyebabkan pergeseran posisi suatu titik sekitar gempa. Pergeseran tersebut bisa terjadi baik secara horizontal maupun vertikal. METODOLOGI PENELITIAN Data Dan Peralatan - Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: Data GPS dari stasiun pemantauan SUGAR 27 Maret 2012 sampai 26 Maret 2012 Dengan jumlah titik adalah 6 stasiun dimana gempa tersebut terjadi pada tanggal 11 April 2012. - Peralatan Perangkat Keras 1. Komputer Pengolahan Perangkat Lunak 1. GPS Tools 2. Matlab 3. Microsoft Execl 2013 4. GMT Generic Mapping Tools Metode Penelitian Studi literatur (Survei GPS Kontinu) Pengumpulan data GPS Kontinu 6 stasiun Start Identifikasi masalah Pengolahan data (GPS dan Orbit IGS) Analisis Deformasi menggunakan pengamatan GPS Kontinu Pembuatan Laporan Akhir Selesai Studi literatur (Deformasi Gempa Bumi dan patahan aktif) Data pendukung (Informasi orbit satelit IGS) Gambar 1.Diagram Alir Penelitian Persiapan Pelaksanaan Akhir Penjelasan dari diagram alir di atas dijabarkan di bawah ini: a. Identifikasi Masalah 58

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana menganalisis perubahan deformasi dan kecepatan pergeseran dari titiktitik pemantauan deformasi. b. Studi Literatur Tahapan ini bertujuan untuk mendapatkan referensi yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Studi literatur yang dilakukan meliputi: i. Pengkajianmetode-metode pemantauan deformasi Gempa Bumi ii. Studi literature mengenai anilasa deformasi dan kecepatan pergeseran titiktitik pemantaun deformasi menggunakan GPS. c. Pengumpulan Data Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk penelitian. Data diperoleh dari hasil pemantaun menggunakan GPS di stasiun-stasiun SUGAR pemantauan secara kontinu pada tahun 2012. d. Pengolahan Data Pada tahapan ini, data yang dikumpulkan kemudian diproses dengan menggunakan GPS Tools (software pengolah data GPS). Lalu ditransformasikan ke koordinat toposentrik untuk menghitung besar deformasi dan arah vektor. e. Analisis Hasil Pengolahan Setelah data selesai diolah, maka akan dilakukan analisis terhadap hasil pengolahan. Pada tahap ini, hasil dari pengholahan akan dianalisis perubahan dan kecepetan pergeseran deformasinya dari 15 hari sebelum dan 15 hari sesudah gempa tanggal 11 April 2012. f. Pembuatan Laporan Akhir Tahapan ini merupakan tahap akhir dari penelitian yang dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang rinex yang di dapat diolah dengan menggunakan software GPSTools dengan menggunakan metode perhitungan Precise Point Positioning (PPP) yang membutuhkan parameter tertentu. Adapun tiga parameter tersebut adalah koreksi orbit satelit yang mempunyai format igsxxx.sp3, kemudian koreksi waktu dengan format igsxxx.clk, dan parameter koreksi rotasi bumi dengan format igsxxx.eph. Setelah semua data disiapkan dilanjutkan dengan pengolahan menggunakan GPSTools. Gambar 2. Ketersedian Data Observasi GPS pada Waktu Pengamatan Gempa di Stasiun BITI Merupakan contoh observation data stasiun BITI pada hari pertama atau pada day of year (doy) ke 88 (GPSDAY). Dalam satu hari terdapat 6 stasiun yang diamati dan diproses data pergeseran GPS selama tiga puluh satu hari untuk analisis pergeseran akibat gempa bumi Sumatra 2012. Gambar 3. Posisi Receiver GPS Gambar 3 menunjukan receiver position di stasiun BITI yang fix pada hari pertama pengamatan yaitu -866712.1667 sumbu x, 6317834.0435 sumbu y, dan 119258.7010 sumbu z. Gambar di atas disajikan lengkap dengan RMS error sebesar 1.6mm pada sumbu x, 0.3mm pada sumbu y, dan 1.8mm pada sumbu z. 59

GEOID Vol. 11 No. 01 Agustus 2014 (57-61) Efek Model Euler Pole Rata-rata stasiun SUGAR (Sumatera GPS Aray) mendapatkan pengaruh dari blok sunda. Blok sunda merupakan suatu blok yang melintasi sebagian besar regional Asia Tenggara termasuk perairan dangkal yang terletak di barat dari pulau Sumatera. (Henri, 2013). Perilaku pergerakan suatu blok dapat didefinisikan dari rotasi Euler dan vector pergeseran seismik (deformasi elastik). Ini berarti nilai kecepatan dari stasiun SUGAR yang dilewati oleh blok sunda mengalami perubahan efek dari blok sunda. Pada penelitian ini digunakan model ITRF 2000 dengan pusat rotasi di bujur -86.90 dan lintang 38.90 serta kecepatan rotasi 0.322 deg/myr. (Bock, et al, 2003). Berikut adalah tabel dari kecepatan blok sunda sesuai stasiun pengamatan. Tabel 1. Efek Pergeseran Euler Pole pada Stasiun Pengamatan stasiun E (m) N (m) BSIM -0.002 0.023 BITI -0.002 0.023 BTHL -0.002 0.023 LEWK -0.001 0.024 NTUS -0.005 0.023 PBLI -0.002 0.023 Analisis Pergeseran Fase Interseismic Gambar 4. Plotting Grafik Pergeseran Eathing, Northing dan Up Sebelum dan Setelah Gempa Sumatera 2012 Gambar 5. Arah Pergeseran Interseismic Pergeseran yang terbesar terjadi padas tasiun BITI dengan besar pergeseran 2.498m karena letak 60

dari stasiun ini paling dekat dengan pusat gempa yang ada di Samudera Hindia. Sedangkan besar pergeseran stasiun yang lain adalah 1.066m untuk stasiun BSIM, 0.387 untuk stasiun BTHL, 1.671m untuk stasiun LEWK, 0.345m untuk stasiun NTUS, dan 1.693m untuk stasiun PBLI. Pada fase ini semua stasiun bergeser ke arah timur laut. Hasil dari plotting di GMT menunjukkan bahwa pergerakan stasiun lebih banyak kearah timur laut dimana sesuai dengan deskripsi gempa dari (USGS, 2012) dimana gempa yang terjadi menandakan adanya pergerakan slip left-lateral yang bergerak ke arah timur laut. Tabel 2. Fase Interseismic Stasiun Ve (m) Vn (m) Besar Pergeseran (m) BSIM 1.016702 0.32353 1.066937274 BITI 2.250899 1.084013 2.498325447 BTHL 0.33532 0.19337 0.387081101 LEWK 1.642343 0.310317 1.671402404 NTUS 0.332905-0.09416 0.34596502 PBLI 1.602063 0.547665 1.693086289 Analisis Pergeseran Fase Postseismic Gambar 6. Arah Pergeseran Postseismic Pergeseran yang terbesar terjadi pada stasiun LEWK dengan besar pergeseran 0.849m ke arah timur laut karena letak dari stasiun ini paling dekat dengan pusat gempa yang ada berada di Samudera Hindia. Sedangkan besar pergeseran stasiun yang lain adalah 0.097m ke arah timur untuk stasiun BSIM, 0.477m ke arah barat laut untuk stasiun BITI, 0.059m ke arah barat laut untuk stasiun BTHL, 0.370m ke arah barat laut untuk stasiun NTUS, dan 0.156m ke arah timur laut untuk stasiun PBLI. Tabel 3. Fase Postseismic Stasiun Ve (m) Vn (m) Besar Pergeseran (m) BSIM -0.04027 0.088298 0.097046112 BITI 0.477715-0.0006 0.477715523 BTHL -0.01453 0.057763 0.059561733 LEWK 0.824214 0.204524 0.849210186 NTUS -0.36971-0.01464 0.370000211 PBLI 0.069503 0.140208 0.156489662 PENUTUP Arah pergeseran yang terjadi pada 5 stasiun (BITI, BSIM, BTHL, LEWK, dan PBLI) pada saat fase Interseismic adalah pergerakan ke arah timur laut. Kemudian pada saat fase Postseismic terdapat 2 stasiun (BITI dan BTHL) yang mengalami pergerakan ke arah barat laut dan 3 stasiun lainnya (BSIM, LEWK, dan PBLI) mengalami pergerakan ke arah timur laut. DAFTAR PUSTAKA Abidin, H.Z. 2000. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. PT Pradnya Pramita, Jakarta. Cetakan kedua. Andreas, H. 2007. Karakteristikdeformasi strain and stress. Prodi TeknikGeodesidanGeomatika ITB Kouba J. and Heroux P.. 2001. GPS Precise Point Positioning Using IGS Orbit Products. GPS Solutions. NASA, (7 April 2015), Earth Fact Sheet. Alamatsitus: http://nssdc.gsfc.nasa.gov/planetary/facts heet/earthfact.html. Putra, Adi. 2012. Studi Kinerja Software On-Line PPP (PRECISE POINT POSITIONING) Dalam Pengolahan Data Survey GPS. Prodi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB. 61