BAB I PENDAHULUAN. menciptakannya, agar dia bisa menggunakan seluruh potensi yang telah Allah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Setiap lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, melatih kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan,

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat pesat, berbagai kemajuan yang dialami dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. bangsa maka akan semakin tinggi derajat atau kedudukan bangsa tersebu. mampu berkompetensi dalam persaingan global.

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Muhammad Noor Syam bahwa...nampaknya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, sebab

BAB 1 PENDAHULUAN. rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia yang individual

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

I. PENDAHULUAN. pemerintah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang

BAB I PENDAHULUAN. orang berusaha membekali diri dengan iman, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki setiap orang, karena pendidikan pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. untuk meraih perbaikan, perubahan dan kemajuan. Manusia dalam skala individu,

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. kemajuan suatu bangsa. Hal ini menjadi tujuan utama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang dapat bersaing di zaman modern yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Disamping manusia. terjadi karena manusia dianugerahi akal oleh Allah Swt, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bisa lepas dari kegiatan administrasi. Oleh karena itu setiap sekolah harus

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang dirasa saat ini tidak terlepas dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Penegasan Judul. Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan dan berlangsung sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. itu tidak lepas dari arus globalisasi dan aspeknya yang telah mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang lengkap dan tersusun tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hampir disemua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. karena maju dan mundurnya bangsa di tentukan oleh keadaan pendidikan yang di

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya sadar dari orang tua atau lembaga pendidikan untuk mengenalkan anak (peserta) didik kepada Allah, tuhan yang telah menciptakannya, agar dia bisa menggunakan seluruh potensi yang telah Allah anugerahkan untuk beribadah kepada-nya, dan untuk berbuat baik kepada sesama dengan selalu mengutamakan akhlak. Al-quran memerintahkan manusia untuk beriman dan berilmu pengetahuan sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11. & 9 3 10 ❶ 6 3 ❽ 10 ❶ ❷ 3 ❽ ❻ 10 ❸❷

2 Ayat ini menjelaskan bahwa Allah swt akan mengangkat derajat bagi orang-orang beriman dan berilmu pengetahuan. Hal ini dapat menjadi dorongan bagi manusia bahwa orang yang mempunyai pengetahuan yang luas akan diangkat harkat dan martabatnya dimata Allah swt karena dengan pengetahuan itulah manusia dapat membedakan mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk. Tujuan pendidikan seperti yang tertuang dalam Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang ingin menciptakan peserta didik, putra-putri indonesia, yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional kita memandang jauh kedepan, dimana peradapan manusia telah melampaui masa ultramodern, yang kemungkinan menggerus nilai-nilai tradisional dan nilai-nilai spiritual. Hati akan kehilangan kepekaannya karena setiap saat disuguhkan dan disibukkan oleh hal-hal yang bersifat material. Tapi tujuan pendidikan nasional kita membentengi anak-anak didik kita dari kemungkinan menghadapi keadaan yang seperti itu. Pendidikan yang mereka lalui tetap memberikan kesempatan pada hati untuk mendapatkan haknya. Karena manusia dipandang sebagai manusia bukan hanya jasad kasarnya saja, tetapi juga hatinya. Oleh karenanya, wajar kalau hati juga perlu mendapatkan pendidikan. Hasil dari pendidikan hati itu tampak jelas tertuang pada tujuan pendidikan nasional kita, yaitu menciptakan manusia indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. 1 h. 87. 1 Amka Abdul Azis, Guru Profesional Berkarakter, (Banjarmasin: Cempaka Putih, 2012),

3 Dalam merealisasikan tujuan pendidikan matematika merupakan salah satu komponen terpenting dibidang pendidikan yang harus dikembangkan. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. 2 Matematika adalah ilmu pengetahuan struktur dan hubunganhubungannya, simbol-simbol diperlukan, matematika berkenaan dengan ide-ide abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif. Menurut Nasution bahwa matematika dapat dipandang sebagai suatu ide yang dihasilkan oleh ahli-ahli matematika dan objek penalarannya dapat berupa benda-benda atau makhluk, atau dapat dibayangkan dalam alam pikiran kita. Pengertian lain yang dikemukakan oleh Sutrisman dan Tambuan bahwa matematika adalah pengetahuan tentang kuantitas ruang, salah satu dari sekian banyak cabang ilmu yang sistematis, terstruktur dan eksak. 3 Keberhasilan dalam pendidikan merupakan suatu hal yang sangat diharapkan, seperti keberhasilan dalam proses belajar mengajar disekolah. Untuk mencapai keberhasilan ini melibatkan beberapa peran, diantaranya yaitu: peran guru sebagai pendidik dan peran siswa sebagai peserta didik. Guru dan siswa saling berinteraksi untuk mencapai keberhasilan pembelajaran. Prestasi belajar yang tinggi dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam keberhasilan proses belajar mengajar serta tercapainya tujuan pendidikan. Tetapi dalam kenyataan di 2 Tim MKPMB, strategi Belajar Mengajar Kontemporer, (Bandung: UPI, 2001), h. 21. 3 Muhammad Ali, Pengertian Belajar Matematika http://guru-mathoffline.blogspot.com/2012/07/pengertian-belajar-matematika.html

4 lapangan sampai saat ini hasilnya masih kurang memuaskan, bahkan mata pelajaran Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit dipahami oleh sebagian siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematikan disekolah MAN 2 Marabahan, diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran yang biasa dilakukan adalah konvensional. Dari wawancara tersebut yang peneliti dapatkan di MAN 2 Marabahan, proses pembelajaran yang diterapkan guru masih sederhana hanya mengandalkan buku paket dan model sederhana. Model yang digunakan adalah model konvensional sehingga membuat peserta didik merasa jenuh dan kurang semangat dalam mengikuti pelajaran. Di samping itu, yang tidak kalah pentingnya dalam pembelajaran matematika yaitu penggunaan model dalam pembelajaran matematika. Untuk meningkatkan aktifitas belajar perlu diupayakan pendekatan/model pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kegiatan intelektual, mental, emosional, sosial dan motorik agar siswa menguasai tujuan-tujuan intruksional yang harus dicapainya. Konsep yang harus dikembangkan dalam proses pembelajaran bukan hanya apa yang dipelajari siswa, tetapi juga bagaimana siswa harus mempelajarinya. Dengan kata lain, siswa belajar bagaimana belajar. Muchtar berpendapat bahwa untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan perbaikan pendekatan pembelajaran. 4 4 Rusyida, perbandingan hasil belajar antara pembelajaran menggunakan model aptitude treatment interaction(ati) dengan model konvensional pada materi persamaan kuadrat siswa kelas X MAN 1 Barabai Tahun Pelajaran 2011/2012, Skripsi, (Banjarmasin: Perpustakaan Institut IAIN Antasari, 2012)

5 Model pembelajaran Complete Sentence merupakan rangkaian proses pembelajaran yang diawali dengan menyampaikan materi ajar oleh guru, atau dengan penganalisaan terhadap modul yang telah dipersiapkan, pembagian kelompok yang tidak boleh lebih dari tiga orang dengan kemampuan yang heterogen, pemberian lembar kerja yang berisi paragraf yang belum lengkap, lalu diberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan. Model pembelajaran guided note taking merupakan pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru dalam proses pembelajaran tersebut. Metode pembelajaran yang diawali dengan penyampaian materi oleh guru dengan metode ceramah. Berdasarkan hasil penelitian dari Umi Jannah dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Complete Sentence yang diterapkan dalam pembelajaran lebih baik dan meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran. Hasil penelitian dari Ninis dapat disimpulkan bahwa model kooperatif Complete Sentence yang diterapkan dalam pembelajaran lebih meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran. Untuk mengetahui secara jelas bagaimana hasil belajar siswa MAN 2 Marabahan yang menggunakan model kooperatif tipe complete sentence dengan model guided note taking, dan juga untuk mengetahui perbedaan hasil belajar diantara model kooperatif tipe complete sentence dengan model guided note

6 taking, maka perlu dilakukan penelitian secara khusus. Maka penulis tertarik untuk mengetahui apakah model kooperatif tipe complete sentence dan model guided note taking mempunyai perbandingan terhadap hasil belajar siswa MAN 2 Marabahan. Berdasarkan uraian diatas, penulis sangat tertarik untuk meneliti perbandingan hasil belajar kedua model tersebut kemudian menuangkannya dalam sebuah skripsi yang berjudul Perbandingan Hasil Belajar antara Pembelajaran Menggunakan Model Kooperatif Tipe Complete Sentence dengan Model Kooperatif Tipe Guided Note Taking pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Siswa kelas X MAN 2 Marabahan Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti, yaitu: 1. Bagaimana hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe complete Sentence pada materi sistem persamaan linear dua variabel siswa kelas X MAN 2 Marabahan? 2. Bagaimana hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe guided note taking pada materi sistem persamaan linear dua variabel siswa kelas X MAN 2 Marabahan? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe complete sentence dengan hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model

7 kooperatif tipe guided note taking pada materi sistem persamaan linear dua variabel siswa kelas X MAN 2 Marabahan? C. Defenisi Operasional 1. Perbandingan Perbandingan dalam bahasa inggris istilah ini compare yang berarti membandingkan, memperbandingan. 5 Dalam bahasa Indonesia istilah ini berasal dari kata banding, kemudian mendapat awalan per dan akhiran an sehingga menjadi rangkaian kata perbandingan yang berarti imbang, pertimbangan, sebanding, dan kamus besar Bahasa Indonesia perbandingan adalah perbedaan selisih kesamaan. 6 Jadi perbandingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian ilmiah yang bersifat membandingkan hasil belajar siswa yang di ajar dengan menggunakan model kooperatif tipe complete sentence dengan model kooperatif tipe guided note taking pada siswa kelas X MAN 2 Marabahan. 2. Hasil belajar siswa Hasil belajar siswa adalah skor siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang sistem persamaan linear dua variabel setelah diajarkan oleh guru baik dengan menggunakan model kooperatif tipe complete sentence maupun dengan menggunakan model kooperatif tipe guided note taking. 5 John M. Echols and Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), cet. Ke-XXV, h. 132. 6 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 860.

8 3. Model kooperatif tipe Complete Sentence Model pembelajaran Complete Sentence merupakan rangkaian proses pembelajaran yang diawali dengan menyampaikan materi ajar oleh guru, atau dengan penganalisaan terhadap modul yang telah dipersiapkan, pembagian kelompok yang tidak boleh lebih dari tiga orang dengan kemampuan yang heterogen, pemberian lembar kerja yang berisi paragraf yang belum lengkap, lalu diberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan. 4. Model guided note taking Model pembelajaran guided note taking merupakan proses pembelajaran yang diawali oleh guru dengan penyampaian materi dengan metode ceramah yang menggunakan suatu skema sebagai media. Mengosongi sebagian poin-poin yang penting sehingga terdapat bagian-bagian yang kosong. 5. Sistem persamaan linear dua variabel Persamaan linier dua variabel yang saling berhubungan dengan variabelvariabel yang sama. Bentuk umum sistem persamaan linier Dengan a, b, c, p, q, dan r atau,,, dan merupakan bilangan-bilangan real. Jika dikatakan homogen, sedangkan jika maka sistem persamaan linier itu maka sistem persamaan linier itu dikatakan tak homogen. D. Tujuan Penelitian

9 Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe complete sentence pada materi sistem persamaan linear dua variabel siswa kelas X MAN 2 Marabahan. 2. Mengetahui hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe guided note taking pada materi sistem persamaan linear dua variabel siswa kelas X MAN 2 Marabahan. 3. Mengetahui perbedaan antara hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe complete sentence dengan hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe guided note taking pada materi sistem persamaan linear dua variabel siswa kelas X MAN 2 Marabahan. E. Signifikasi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: 1. Sebagai umpan balik bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe complete sentence dan model pembelajaran guided note taking dalam mengajar matematika di Madrasah Aliyah. 2. Sebagai bahan masukan khususnya bagi guru dalam menggunakan model pembelajaran sehingga dapat memperlancar proses pembelajaran. 3. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi siswa dalam Meningkatkan prestasi belajar matematika, khususnya pada materi sistem persamaan linear dua variabel.

10 4. Sebagai langkah awal bagi peneliti berikutnya untuk mengadakan penelitian lebih mendalam tentang model pembelajaran kooperatif tipe complete sentence dengan model pembelajaran guided note taking. 5. Sebagai pengalaman langsung bagi peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe complete sentence dan model pembelajaran guided note taking. F. Batasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian tidak meluas, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1. Pada penelitian ini model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe complete sentence dan model pembelajaran kooperatif tipe guided note taking untuk kelas ekperimen ganda. 2. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran matematika SMA Kelas X semester satu, khusus pada materi sistem persamaan linear dua variabel. G. Alasan Memilih Judul Adapun alasan yang mendasari penulis sehingga tertarik untuk melakukan penelitian ini adalah: 1. Mengingat pentingnya penerapan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan pada mata pelajaran matematika dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2. Penulis ingin mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe complete sentence pada siswa kelas X di sekolah MAN 2 Marabahan

11 dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajar terutama dalam pembelajaran matematika. 3. Penulis ingin mengetahui sejauh mana hasil belajar mata pelajaran matematika antara yang menggunakan model kooperatif tipe complete sentence dengan model kooperatif tipe guided note taking. 4. Sepengetahuan penulis belum ada yang meneliti tentang masalah ini dilokasi yang sama. H. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar Peneliti mengasumsikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe complete sentence dapat diterapkan karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. 2. Hipotesis Adapun hipotesis yang dapat diambil dalam penelitian ini yaitu: H 0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen yang diajar menggunakan model kooperatif tipe complete sentence dengan hasil belajar siswa dikelas ekperimen yang diajar tanpa menggunakan model kooperatif tipe guided note taking. H a : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa dikelas eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe complete sentence dengan hasil belajar siswa dikelas ekperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe guided note taking.

12 I. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah memahami isi pembahasan ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I, Pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, alasan memilih judul, anggapan dasar dan hipotesis, dan sistematika penulisan. Bab II, Landasan teoritis yang berisikan pengertian belajar matematika, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar matematika, model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif tipe Complete Sentence, model pembelajaran kooperatif tipe guided note taking, pengajaran matematika di Madrasah Aliyah, dan sistem persamaan linear dua variabel. Bab III, Metode penelitian yang berisikan jenis dan pendekatan penelitian, metode penelitian, objek penelitian, subjek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, pengembangan instrumen penelitian, desain pengukuran, teknik analisis data, dan prosedur penelitian. Bab IV, laporan hasil penelitian yang memuat gambaran umum, lokasi penelitian, penyajian data, analisis data, dan pembahasan hasil analisis. Bab V, penutup yang berisi simpulan dan saran.