Chapter 4 Counting Repetition

dokumen-dokumen yang mirip
Chapter 2 Procedure. Perjalanan dari rumah menuju ke supermarket :

IT132. Ramos Somya, S.Kom.

Chapter 5 Choice. repeatedly if tanda 2 on label: lakukan proses potong 2 if tanda 3 on label: lakukan proses potong 3 until switched off program 5.

Perulangan Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs. Pertemuan 3. Algoritma dan Struktur Data. PT. Elektronika FT UNY

Contoh 1: Akan dicetak angka 1 sampai 10 dengan menggunakan perulangan for

Pengantar dalam Bahasa Pemrograman Turbo Pascal Tonny Hidayat, S.Kom

SUB PROGRAM : PROSEDUR & FUNGSI. Konsep Pemrograman

4.1 Struktur Rancangan Puncak-Turun dengan Procedure

Perulangan. Bentuk Proses. 1. Perulangan For positif contoh 1 : perulangan positif untuk satu statement :

IT132 Dasar-Dasar Pemrograman. Ramos Somya

ilmu bahasa pemrograman ilmu c++ Copyright izie ilmu c++

Belajar itu, Tidak harus menunggu materi dari guru Inisiatif Mencari itulah BELAJAR.

Universitas gunadarma. pascal. Bab 4- bab 10. Hana Pertiwi S.T

STRUKTUR DASAR ALGORITMA

MODUL PRAKTIKUM PERCABANGAN DAN PENGULANGAN

Pertemuan 3 Penyeleksian Kondisi dan Perulangan

BAB IV STRUKTUR PROGRAM Struktur program pada dasarnya tersusun 3 struktur program utama yaitu : a. Struktur Berurutan (Sequence Structure) b.

IT132. Ramos Somya, S.Kom., M.Cs.

Pengantar dalam Bahasa Pemrograman Turbo Pascal

PRAKTIKUM 6 PENGULANGAN PROSES 2

Pengenalan Pascal. Tujuan Pembelajaran

PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR OLEH : IR. H. SIRAIT, MT

Kurikulum Qt. { Basic OOP } Chapter 4. Function

Chapter 3.2 : Tipe, Nama dan Nilai

Pertemuan Ke-2 (Teks Algoritma) Rahmady Liyantanto. S1 Teknik Informatika-Unijoyo

Bab 4 Perintah Perulangan

Pertemuan 4 ELEMEN-ELEMEN BAHASA PEMROGRAMAN

Konstruksi Dasar Algoritma

Algoritma dan Pemrograman. Loop control structures: WHILE. Loop control structures: WHILE Perhatikan potongan program berikut: 12/29/2011

1 Pengenalan IDE Python

P R E T R EM N 5 STRUKTUR LOOPING

Algoritma dan Pemrograman

SOAL PASCAL A. 1. Lengkapi Source Code Dibawah ini : {* Program Menghitung dengan Operator Matematika*}

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

MODUL 1 STANDAR INPUT DAN OUTPUT

SOAL DAN JAWABAN UTS PEMROGRAMAN DASAR KELAS X

STRUKTUR KENDALI. Memanfaatkan struktur kendali untuk kasus komputasi

Konsep Dasar Pemrograman

Algoritma dan Pemrograman Tahar Agastani Teknik Informatika UIN

MATERI 5 Procedure. Pendeklarasian suatu procedure pada program : PROGRAM Judul_Program; PROCEDURE Nama_Prosedur; BEGIN. {Statemen prosedur} END.

Pertemuan 4 Perulangan

AP2B Dini Triasanti STRUKTUR PEMROGRAMAN PYTHON

Kontrak Kuliah. Stored Procedures and Function. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

BAB VIII SUB PROGRAM : Fungsi Tanpa Pengembalian Nilai

1. Laporan Akhir 1. Menentukan Nilai Besar atau Nilai Kecil. Program yang di masukkan adalah :

a. TRUE b. FALSE c. Jawaban A dan B keduanya dimungkinkan benar d. Tidak dapat ditentukan e. Tidak ada jawaban di antara A, B, C, D yang benar

PENGENALAN DASAR PEMROGRAMAN

Aliran Kendali (Flow Control)

ALGORITMA PERULANGAN

BAB I TUJUAN DAN LANDASAN TEORI

BAB IV PENGULANGAN PROSES

Start. Baris Program. Baris Program. Baris Program. Selesai. Contoh Program Struktur berurutan menghitung luas empat persegi panjang

PERTEMUAN 5 PENGEMBANGAN PSEUDOCODE STRUKTUR KONTROL PENGULANGAN

I. KATA PENGANTAR. Modul Algoritma Pemrograman. Modul Ke-4 - Hal 1

PENGANTAR LOGIKA DAN ALGORITMA DENGAN PASCAL

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE II. Pengulangan (For) Tim Pengajar KU Institut Teknologi Sumatera

Pemrograman Dasar S E L E C T I O N

Algoritma Pemrograman

Chapter 5. Struktur Kontrol Perulangan

MATERI 4 PENYELEKSIAN KONDISI

Pertemuan 4 Diagram Alur / Flowchart

ARRAY. contoh : A[1] := 10; var A : array[1..10] of integer; A[nomer_indeks]

PERULANGAN PROSES. Proses perulangan ditandai dengan mekanisme yang disebut loop. Proses Loop : Proses yang berulang-ulang

PEMROGRAMAN DASAR ( PASCAL ) PERTEMUAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Gambar 1. Tampilan Layar Sebuah Program Animasi

IT234 - Algoritma dan Struktur Data. Ramos Somya

PROSEDUR DAN FUNCTION

Struktur Kontrol. 1.Pemilihan (Selection) 2.Pengulangan (Repetition)

ARRAY. Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom

Algoritma Pemrograman

SMA SANTO PAULUS PONTIANAK

Teknik Pemrograman Terstruktur 1 PENGENALAN BAHASA C

Subprogram. Definisi

Algoritma Pemrograman

Pengenalan Algoritma dan Pemrograman Pascal

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman

PROSEDUR DAN FUNGSI (PROCEDURE & FUNCTION)

Tutorial 08 Pertemuan 12

Pengenalan Pascal/DevPascal

IT132 Dasar-Dasar Pemrograman. Ramos Somya, S.Kom., M.Cs.

ARRAY DIMENSI SATU Setiap elemen array dapat diakses melalui indeks. Indeks array secara default dimulai dari 0.

Algoritma Pemrograman

Kuliah III - Dasar Pemrograman

Indentifier, Keywords, Variable, Tipe Data dan Operator. Ramos Somya, S.Kom., M.Cs.

Algoritma Pemrograman

Aliran Kendali (Flow Control)

Dasar Komputer & Pemrograman 2A

Fungsi Lanjut DASAR PEMROGRAMAN

Algoritma,Flowchart, Konsep

PROSES PENJUALAN BUKU

LOGIKA ALGORITMA. Pertemuan 6. By: Augury

Struktur Kontrol Perulangan (Loop) Algoritme dan Pemrograman. Struktur Kontrol Perulangan: while. Struktur Kontrol Perulangan: while

WEEK 6. Teknik Elektro UIN SGD Bandung PERULANGAN - LOOPING

FUNCTION (FUNGSI) LOGO. Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Subprogram (dalam Bahasa C++ + Flowchart)

TPI4202 e-tp.ub.ac.id. Lecture 5

OLIMPIADE SAINS NASIONAL IX

Transkripsi:

4.1 Pengantar Chapter 4 Counting Repetition Dalam menulis program, beberapa perintah harus dituliskan berulangkali sesuai dengan hasil yang diharapkan. Misalnya, jika ingin menampilkan 100 karakter * di layar monitor maka perintah print* harus ditulis 100 kali. Cara ini tentu saja sangat merugikan dan tidak efisien. Solusi yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan loop, repetisi atau perulangan. Dengan demikian maka perintah dapat dituliskan satu kali saja dengan menambahikan instruksi supaya komputer mengerjakannya berkali-kali. 4.2 Repetisi Sederhana Sintaks dasar yang digunakan untuk menuliskan repetisi adalah : times F do P Keterangan : times f do p = instruksi repetisi = jumlah pengulangan = awal pengulangan = perintah yang diulang = akhir pengulangan Untuk menampilkan 100 bintang di layar, dapat dilakukan dengan repetisi yang sederhana seperti pada program 4.1 times 100 do print* program 4.1 Komputer akan mengerjakan yang tertulis di antara do dan sebanyak 100 kali sesuai dengan diinstruksikan padanya. 4.3 Nested Repetition atau Repetisi Bersarang Repetisi bersarang adalah repetisi yang dituliskan di dalam repetisi yang lain. Contoh tampilan hasil program yang dapat dipakai untuk memahami repetisi bersarang dapat dilihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1

2 Dengan menggunakan sequence : print*;print*;print*; print*;print*;print*; print*;print*;print*; Program 4.2 Baris 1,2 dan 3 pada program 4.2 adalah sama sehingga program 4.2 dapat dimifikasi menggunakan repetisi seperti pada program 4.3. times 3 do print*;print*;print*; Program 4.3 Jika diperhatikan dengan teliti maka dapat terlihat bahwa print* dipanggil secara berurut sebanyak 3 kali. Dengan demikian bagian ini dapat ditulis dengan menggunakan repetisi juga seperti pada program 4.4. times 3 do times 3 do print* Program 4.4 Program seperti program 4.4 ini menggunakan repetisi bersarang, dimana terdapat repetisi di dalam repetisi lainnya. Bagian yang dicetak tebal merupakan repetisi yang menjadi bagian dari repetisi lainnya. 4.4 Non Constant Repetition Repetisi dapat dituliskan dengan lebih fleksibel, dimana jumlah pengulangan dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Perhatikan program 4.5 times N do times 3 do print* Program 4.5 Pada program 4.5, jumlah baris ditentukan dengan nilai variabel N. Dengan demikian bentuk tampilan dapat berubah-ubah sesuai dengan nilai N yang diberikan. Bentuk program ini lebih efektif jika dituliskan pada suatu definisi seperti pada program 4.6.

3 def bintang3(n) = times N do times N do print* enddef bintang3(3); bintang3(7) Program 4.6 Pemanggilan bintang3(3) akan memberikan hasil yang berbeda dengan bintang3(7). Jumlah baris yang akan tercetak sesuai dengan parameter yang diberikan saat definisi bintang3(n) dipanggil. Program ini sudah lebih fleksibel karena dengan menggunakan sebuah definisi sudah dapat menghasilkan tampilan yang berbeda-beda. 4.5 Flexible Repetition Program 4.6 dapat diubah menjadi bentuk yang lebih efisien lagi dengan perubahan sedikit, seperti pada program 4.7. def kotak(n,m) = times N do times M do print* enddef kotak(3,5); kotak (7,4) Program 4.7 Pada program 4.7 telah ditambahkan sebuah parameter lagi, dengan nama M, yang menentukan jumlah bintang yang tercetak pada tiap barisnya. Pemanggilan kotak(3,5) akan menghasilkan 3 baris bintang dengan masing-masing baris memiliki 5 bintang. Begitu juga dengan pemanggilan kotak(7,4) akan menghasilkan 7 baris bintang dengan 4 bintang pada tiap barisnya. 4.6 Repetition pada Sequence Repetisi yang fleksibel dengan jumlah pengulangan yang dapat ditentukan masih kurang cukup untuk menyelesaikan banyak masalah. Contoh tampilan yang dapat digunakan untuk mengembangkan konset repetisi adalah dengan melihat gambar 4.2. * ** * Gambar 4.2

4 Untuk menghasilkan tampilan seperti gambar 4.2, dapat digunakan sequence seperti pada program 4.8 print*; times 2 do print* ; times 3 do print* ; times 4 do print* ; times 5 do print* ; Program 4.8 Baris pertama dari program 4.8 dapat diubah menjadi bentuk yang lebih mirip dengan baris lainnya, seperti pada program 4.9 times 1 do print* ; times 2 do print* ; times 3 do print* ; times 4 do print* ; times 5 do print* ; Program 4.9 Perbedaan dari tiap baris terletak pada jumlah pengulangan yang terjadi. Dengan memanfaatkan definisi dan parameter maka program dapat dikempbankan seperti pada program 4.10 def tn(n) = times n do print* ; enddef tn(1); tn(2); tn(3); tn(4); tn(5) Program 4.10 Program 4.10 sudah memadai namun masih dapat dikembangkan lagi menjadi bentuk yang lebih sederhana dengan menggunakan bentuk repetisi yang lebih fleksibel. 4.7 Sequenced Repetition Dengan memperhatikan kembali program 4.9 semua perintah yang ada dapat dituliskan sekali saja dengan menentukan jumlah pengulangan yang dilakukan adalah 1 kali, 2 kali, 3 kali 4 kali dan 5 kali atau dapat dituliskan pengulangan dilakukan masing-masing sebanyak 1 kali sampai 5 kali. Perintah repetisi yang dapat menjawab kebutuhan ini adalah repetisi menggunakan for yang dapat dituliskan seperti pada program 4.11 yang merupakan pengembangan dari program 4.9. for n runningthrough 1..5 do times n do print* Program 4.10 Nilai n akan terisi secara berurutan mulai dari 1, 2, 3, 4 dan 5. Dengan demikian maka print* akan dilakukan sebanyak n, yaitu berurutan dari 1 sampai 5. kata kunci runningthrough dapat disingkat menjadi rt.

5 Bentuk lain dari program 4.10 dapat dituliskan seperti pada program 4.11 dengan makna dan hasil yang sama. for n rt <1,2,3,4,5> do times n do print* Program 4.11 Contoh program lain yang juga menggunakan for. for x rt gutnite do printchar(x) Program 4.12 for I rt <print*;print*> do I Program 4.13 4.8 Counting Backward Untuk repetisi yang melakukan penghitungan terbalik, dari besak ke kecil, dapat dituliskan seperti pada program 4.14, program 4.15 dengan konsep yang sama dengan repetisi lainnya. for n rt <5,4,3,2,1> do times n do print* Program 4.14 Program 4.14 menuliskan sequence bilangan secara terbalik. for n runningbackthrough <1,2,3,4,5> do times n do print* Program 4.15 Pada program 4.15 meniuliskan sequence bilangan secara urut dari 1 sampai 5 namung menggunakan runningbackthourh (disingkat rbt) sehingga nilai n akan terisi secara urut dari 5 sampai 1. Begitu pula dengan program 4.16 for n rbt 1..5 do times n do print* Program 4.16 4.9 Contoh Kasus Sebagai latihan, cobalah untuk membuat program yang menghasilkan tempilan seperti pada gambar4.3.

6 4.10 Repetition pada Pascal Gambar 4.3 Penulisan repetisi pada pascal dapat dilakukan menggunakan keyword for. Siktaks dasar dari perintah for adalah : for <variabel> := <awal> to <akhir> do begin <perintah yang diulang> end Program 4.17 dapat dilihat dan dipelajari sebagai contoh. Program ini merupakan implementasi dari program 4.7. uses crt; procedure bintang(n,m : integer); var a,b : integer; begin for a:=1 to n do begin writeln; for b:=1 to m do write( * ); BEGIN bintang(4,5); END. * * * * * * ** * Program 4.17 Program 4.18 merupakan implementasi dari program 4.6.

7 uses crt; procedure segi3(n : integer); var a,b : integer; begin for a:=1 to n do begin writeln; for b:=1 to a do write( * ); BEGIN segi3(9); END. 4.11 Repetition Pada Bahasa C++ Program 4.18 Pada bahasa C++, program 4.17 dapat dituliskan seperti pada program 4.19, sedangkan program 4.18 seperti pada program 4.20. include <stdio.h> void bintang(int n, int m) { int a,b; for (a=1;a <= n;a++) { printf( \n ); for (b=1;b <= m;b++) printf( * ); void main() { bintang(4,5); Program 4.19 include <stdio.h> void segi3(int n) { int a,b; for (a=1;a <= n;a++) { printf( \n ); for (b=1;b <= a; b++) printf( * ); void main() { segi3(9);