PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TAHUN 2016

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN TINGKAT PROVINSI TAHUN 2015

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI TAHUN 2013

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI

OLIMPIADE SAINS NASIONAL

PANDUAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TAHUN 2016

OLIMPIADE SAINS NASIONAL

SOSIALISASI PELAKSANAAN SELEKSI OSN TINGKAT KOTAMADYA JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 MENUJU OSN JOGYA 2015

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120 TAHUN 2014 TENTANG

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016

Contoh Penyusunan PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) UJIAN PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Babak Semifinal (Essay)

Olimpiade Sains Nasional

OLIMPIADE SAINS NASIONAL (MATEMATIKA) SMP

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2015

PEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SD, SMP,SMA/ SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 I.

PENDIDIKAN AGAMA (ISLAM, KATHOLIK, KRISTEN, HINDU, BUDDHA) SD, SMP,SMA/SMK

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR OLIMPIADE SAINS NASIONAL

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SMP NEGERI 3 MRANGGEN NOMOR : 870 / 083 / 2015 TENTANG

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN SEKOLAH SMP 1 WONOKERTO

Kepada yth Kepala Sekolah / Koordinator Olimpiade Sains / Siswa Peserta OSP / Orang Tua Siswa Peserta OSP SMA/MA Se Indonesia

PETUNJUK TEKNIS OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH DASAR TAHUN 2017

PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR : 0031/P/BSNP/III/2015 TANGGAL 13 MARET 2015

PEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2010/2011

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 575 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KOMPETISI SAINS MADRASAH TAHUN 2018

CERDAS, TERAMPIL, KREATIF, dan KOMPETITIF untuk MERAIH PRESTASI TERBAIK

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2014

Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor : DJ.I/02/2012

INFORMASI LOMBA-LOMBA SMA Tahun 2017

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi Tahun 2017

PANDUAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PADA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH DAN SEKOLAH LUAR BIASA KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015


KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN DEMAK

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA NOMOR : DJ.I/452/2008 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL MADRASAH ALIYAH KEAGAMAAN (MAK)

Petunjuk Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Masyarakat Melalui Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PETUNJUK PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL [OSN] SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2018

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SOSIALISASI UJIAN NASIONAL. SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KATA PENGANTAR. Surabaya, Februari 2017 KEPALA DINAS. Dr. IKHSAN,S.Psi, MM Pembina Utama Muda NIP

OLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

Olimpiade Kimia X Nasional Tingkat SMA sederajat Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMASKA) Helium UIN terdiri dari 3 babak yaitu;

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) DIKNAKES POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2014/2015

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2015

Olimpiade Kimia X Nasional Tingkat SMA sederajat Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMASKA) Helium UIN terdiri dari 3 babak yaitu;

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS)

PERANAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT SEKOLAH DASAR

PEDOMAN UMUM PEMBERIAN BEASISWA KEPADA PERAIH MEDALI OLIMPIADE SAINS INTERNASIONAL 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

PETUNJUK TEKNIS KERJASAMA PENYELENGGARAAN APRESIASI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL DI PROVINSI TAHUN 2015

hari kalender sebelum Ujian Sertifikasi Keahlian Tingkat Pertama/Dasar.

Kata Pengantar. Jakarta, Januari Tim Penyusun

Amplop Kecil A (Isi 10 eksemplar)

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS)

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL PROGRAM PAKET A, PRORAM PAKET B, PROGRAM PAKET C, DAN PROGRAM PAKET C KEJURUAN TAHUN 2010

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UJIAN SEKOLAH (US) SMA DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

: Q$( / c?l/'r i;,/: li t!

alam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

PETUNJUK TEKNIS UJIAN DINAS PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN FASILITASI UJIAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN 2016

Kata Pengantar. Jakarta, Desember Tim Penyusun

SELEKSI CALON MAHASISWA BARU MELALUI JALUR PENELUSURAN MINAT DAN KEMAMPUAN (PMDK) PANITIA PMDK

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr. Wb Salam Sejahtera

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

PANDUAN PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL PERBAIKAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KEPUTUSAN KEPALA UPTD SMA NEGERI 1 PARE Nomor : 420 /219/ / 2012

BAB I PENDAHULUAN. Baru-baru ini, banyak sekolah pada tingkat menengah atas di Indonesia

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN

TERIMA KASIH atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara menjadi PENGAWAS SBMPTN 2013 PANITIA LOKAL BANDUNG

PANDUAN OLIMPIADE EKONOMI TINGKAT SMA/MA SE-JAWA DAN BALI TAHUN 2017 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

PENDAHULUAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

SMA NEGERI 2 MAJALENGKA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PEDOMAN OLIMPIADE PENELITIAN SISWA INDONESIA (OPSI) TAHUN 2013

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

UJIAN AKHIR SEMESTER April 2011

BAHAN PRESS RELEASE PERSIAPAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Mutu sumber daya manusia suatu bangsa bergantung pada mutu pendidikan.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 75 TAHUN 2009 TENTANG

PEDOMAN OLIMPIADE PENELITIAN SISWA INDONESIA (OPSI) TAHUN 2010

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 58/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang PENYELENGGARAAN UJIAN SEMESTER DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

PANDUAN PELAKSANAAN SUPERVISI SATUAN PAUD DAN DIKMAS

Nomor : 0457/E3.4/ Maret 2012 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : ON MIPA-PT

Nomor : 0304/E3.4/ Februari 2013 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggara ON MIPA-PT Tahun 2013

Penyelenggaraan Ujian Pendidikan Kesetaraan

KEMENTERIAN AGAMA KANTOR WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Jl. Sukonandi No.8 Telp. (0274) , FAX (0274) Yogyakarta Kode Pos 55284

PROSEDUR OPERASI STANDAR UJIAN NASIONAL PROGRAM PAKET A/ULA, PROGRAM PAKET B/WUSTHA, PROGRAM PAKET C, DAN PROGRAM PAKET C KEJURUAN TAHUN 2011

LEMBAR INFORMASI OLIMPIADE SAINS TERAPAN TINGKAT KOTA BATAM TAHUN 2014 BIDANG LOMBA FISIKA TERAPAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2008

OLIMPIADE ONLINE NASIONAL 2016 PIALA HASRI AINUN HABIBIE

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA NOMOR : 188 / 546 TENTANG

KESIAPAN JATIM DALAM UJIAN NASIONAL SMP/MTS & SMA/SMK/MA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PENYELENGGARAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

03/02/2010. Mari kita renungkan bersama sama!!!

PANDUAN PELAKSANAAN PEMETAAN KOMPETENSI/ UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS SEKOLAH LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI TAHUN 2014 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA TAHUN 2014

KATA PENGANTAR Salah satu program Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA), Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2014 adalah melaksanakan Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang terdiri atas 9 (Sembilan) bidang keilmuan, yaitu : bidang Matematika, Fisika, Kimia, Informatika/Komputer, Biologi, Astronomi, Ekonomi, Kebumian, dan Geografi. Tujuan dilaksanakan OSN adalah untuk memfasilitasi dan memotivasi siswa yang mempunyai bakat di bidang sains, sehingga para siswa dapat meningkatkan kemampuan mereka sesuai dengan bidang ilmu yang dimilikinya. Kegiatan ini juga sekaligus dapat membentuk sikap/karakter siswa yang jujur, disiplin, sportif, kreatif, serta menjalin persahabatan dan sharing pengalaman antar sesama siswa dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan. Panduan pelaksanaan Olimpiade Sains tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah panitia seleksi di tingkat Kabupaten/Kota agar penyelenggaraan seleksi dapat berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Semoga program OSN mendapat dukungan dari semua lapisan masyarakat dan instansi terkait, baik yang ada di daerah maupun di tingkat pusat. Kritik yang membangun dan saran kami harapkan untuk kesempurnaan dalam memajukan pendidikan dalam bidang sains di Indonesia. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pembinaan SMA, Harris Iskandar, Ph.D NIP. 196204291986011001

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Hasil yang Diharapkan D. Bidang Keilmuan yang Dilombakan E. Pelaksanaan Seleksi F. Seleksi Tingkat Nasional G. Tempat Pelaksanaan Tingkat Internasional Tahun 2015 H. Biaya Penyelenggaraan BAB II : MEKANISME SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI A. Kriteria Peserta Seleksi B. Tahapan Seleksi C. Jadwal Pelaksanaan Tes D. Tanggungjawab Pembiayaan E. Tim Juri BAB III : TATA TERTIB PESERTA, PETUNJUK BAGI PENGAWAS DAN PANITIA SELEKSI KABUPATEN/KOTA A. Panitia Pusat B. Panitia Daerah OSK C. Panitia Daerah OSP D. Lampiran BAB IV PENUTUP Lampiran-lampiran Lampiran 1. Format Daftar Hadir Lampiran 2. Format Biodata Peserta Lampiran 3. Tabel Konversi Nilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka pengembangan bakat dan minat siswa SMA dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan tersebut dilakukan dalam berbagai lomba baik nasional maupun internasional. Upaya kegiatan lomba ini diharapkan dapat meningkatkan mutu siswa dan menguasai ilmu-ilmu dasar, penguasaan bahasa asing serta membina sikap perilaku, dan budi pekerti yang baik. Berdasarkan hasil-hasil yang telah diperoleh peserta Indonesia dalam mengikuti olimpiade internasional serta tingkat kesukaran soal yang dilombakan dalam olimpiade tersebut, perlu dilakukan penjaringan siswa unggul dan berbakat, pembinaan yang lebih intensif, khususnya siswa SMP/MTS (kelas IX), SMA/MA (kelas X dan XI) mulai dari tingkat Sekolah, Kabupaten/Kota, Provinsi sampai Nasional. Hasil seleksi tingkat nasional akan dipanggil untuk mengikuti pembinaan nasional dan seleksi dalam rangka menyiapkan tim yang akan mewakili Indonesia dalam olimpiade internasional. B. Tujuan 1. Menjaring siswa yang mempunyai kompetensi/kemampuan dalam bidangnya masing-masing, yaitu bidang Matematika, Fisika, Kimia, Informatika/ Komputer, Biologi, Astronomi, Ekonomi, Kebumian, dan Geografi. 2. Menyeleksi calon yang dapat diandalkan dan diharapkan oleh Kabupaten/Kota untuk mewakili daerahnya pada seleksi pada tingkat Provinsi sampai ke tingkat Nasional.

C. Hasil yang Diharapkan 1. Terjaringnya peserta Olimpiade bidang Matematika, Fisika, Kimia, Informatika/Komputer, Biologi, Astronomi, Ekonomi, Kebumian, dan Geografi. 2. Terseleksinya pemenang Olimpiade tingkat Kabupaten/Kota untuk diikutsertakan ke tingkat Provinsi. 3. Terseleksinya pemenang Olimpiade tingkat Provinsi untuk diikutsertakan ke tingkat Nasional. D. Bidang Keilmuan yang Dilombakan Bidang keilmuan yang dilombakan pada seleksi olimpiade sains tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi, yaitu: 1. Matematika 2. Fisika 3. Kimia 4. Informatika/Komputer 5. Biologi 6. Astronomi 7. Ekonomi 8. Kebumian 9. Geografi E. Pelaksanaan Seleksi No Tahap Seleksi Peserta Tempat Penanggung Jawab Waktu 1. Tingkat Sekolah Sekolah Kepala Sekolah Maret 2014 2. Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Minggu pertama bulan April 2014 3. Provinsi Provinsi, Lokasi ditentukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi. Dinas Pendidikan Provinsi Minggu pertama bulan Juni 2014

F. Seleksi Tingkat Nasional Seleksi Tingkat Nasional berlangsung tanggal 1 s.d. 7 September 2014 di Mataram, Nusa Tenggara Barat. G. Tempat Pelaksanaan Tingkat Internasional Tahun 2015 Siswa yang lolos seleksi tingkat Nasional akan dibina untuk mengikuti olimpiade tingkat Internasional 2015 : 1. International Mathematics Olympiad (IMO) : Thailand 2. International Physics Olympiad (IPhO) : India 3. International Chemistry Olympiad (IChO) : Azerbaijan 4. International Olympiad in Informatics (IOI) : Kazakhstan 5. International Biology Olympiad (IBO) : Denmark 6. International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) : Indonesia 7. International Astronomy Olympiad (IAO) : belum ditentukan 8. International Earth Science Olympiad (IESO) : Rusia 9. International Geography Olympiad (IGeO) : Rusia H. Biaya Penyelenggaraan Biaya pelaksanaan seleksi olimpiade sains tingkat Kabupaten/Kota dan tingkat Provinsi dibiayai dari APBD, sponsor, atau dana lain yang tidak mengikat.

BAB II MEKANISME SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI A. Kriteria Peserta Seleksi 1. Kriteria Umum 1) Warga Negara Indonesia 2) Berminat terhadap bidang keilmuan yang dipilih. 3) Setiap siswa hanya dapat mengikuti salah satu bidang keilmuan dan diusulkan oleh Kepala Sekolah berdasarkan hasil seleksi tingkat sekolah 4) Belum pernah meraih medali emas OSN tingkat SMA di bidang keilmuan apapun 5) Wajib mengikuti Pembinaan pasca OSN 6) Tuntas pada semua mata pelajaran (pengetahuan dan keterampilan minimal 2,66 atau Baik) dan sikap (minimal Baik) 2. Kriteria Khusus a. Matematika 1) Siswa SMP/MTs kelas IX, SMA/MA kelas X dan XI 2) Memiliki nilai Matematika (wajib dan peminatan) tidak kurang dari 3,0 3) Belum pernah mengikuti pembinaan nasional tahap ke-3 b. Fisika 1) Siswa SMP/MTS kelas IX, SMA/MA kelas X dan XI 2) Memiliki nilai IPA, Fisika tidak kurang dari 3,0 3) Belum pernah mengikuti pembinaan nasional tahap ke-2 4) Belum pernah mengikuti olimpiade Fisika tingkat Regional atau Internasional c. Kimia 1) Siswa SMP/MTs kelas IX, SMA/MA kelas X dan XI 2) Memiliki nilai IPA untuk SMP/MTs, Kimia tidak kurang dari 3,0 3) Belum pernah mengikuti pembinaan nasional tahap ke-2 4) Belum pernah mengikuti olimpiade Kimia tingkat Regional atau Internasional

5) Tidak Buta Warna dibuktikan dengan surat keterangan bebas buta warna dari dokter. d. Informatika/Komputer 1) Siswa SMP/MTs kelas IX, SMA/MA kelas X dan XI 2) Memiliki nilai Matematika (wajib dan peminatan) tidak kurang dari 3,0 3) Mampu mengoperasikan perangkat komputer e. Biologi 1) Siswa SMP/MTs kelas IX, SMA/MA kelas X dan XI 2) Memiliki nilai IPA untuk SMP/MTs, tidak kurang dari 3,0 3) Memiliki nilai Biologi tidak kurang dari 3,3 dan memiliki nilai Matematika, Kimia dan Bahasa Inggris tidak kurang dari 3,0 4) Belum pernah mengikuti pembinaan nasional tahap ke-2 5) Tidak Buta Warna dibuktikan dengan surat keterangan bebas buta warna dari dokter. f. Astronomi 1) Siswa SMP/MTs kelas IX dan siswa SMA/MA kelas X dan XI 2) Memiliki nilai IPA untuk SMP/MTs, tidak kurang dari 3,0 3) Memiliki nilai Fisika, Matematika dan Bahasa Inggris masing-masing tidak kurang dari 3,0 4) Belum pernah mengikuti pembinaan nasional tahap ke-2 5) Tidak Buta Warna dibuktikan dengan surat keterangan bebas buta warna dari dokter 6) Mampu melakukan kegiatan praktek di lapangan 7) Mampu mengoperasikan perangkat komputer g. Ekonomi 1) Siswa SMA/MA kelas X dan XI 2) Memiliki nilai Ekonomi dan Bahasa Inggris tidak kurang dari 3,0 3) Mampu mengoperasikan perangkat komputer h. Kebumian 1) Siswa SMP/MTS kelas IX, SMA/MA kelas X dan XI 2) Memiliki nilai IPA atau IPS untuk SMP/MTs, tidak kurang dari 3,0

3) Memiliki nilai Matematika dan Bahasa Inggris minimal 3,0 serta Fisika atau Geografi minimal 3,0 4) Belum pernah mengikuti pembinaan nasional tahap ke-2 5) Tidak Buta Warna dibuktikan dengan surat keterangan bebas buta warna dari dokter 6) Mampu melakukan kegiatan praktek di lapangan i. Geografi 1) Siswa SMP/MTs kelas IX, SMA/MA kelas X dan XI 2) Siswa SMP/MTs Memiliki nilai IPS tidak kurang dari 3,0 3) Memiliki nilai Matematika atau Geografi dan Bahasa Inggris minimal 3,0 4) Belum pernah mengikuti pembinaan nasional tahap ke-2 5) Tidak Buta Warna dibuktikan dengan surat keterangan bebas buta warna dari dokter. 6) Mampu melakukan kegiatan praktek di lapangan Keterangan : 1. Pelaksanaan Seleksi pada Tingkat Daerah : a. Mengacu pada Kalender Pendidikan b. Mengikuti Standar Prosedur Operasional secara ketat 2. Kriteria peserta seleksi tingkat Kabupaten/Kota adalah peserta yang telah lulus seleksi tingkat sekolah. 3. Kriteria Peserta Seleksi Tingkat Provinsi adalah peserta yang sudah lulus seleksi tingkat Kabupaten/Kota dan ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi. 4. Kriteria Peserta Seleksi Tingkat Nasional adalah peserta yang sudah lulus seleksi tingkat Provinsi dan ditetapkan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

B. Tahapan Seleksi Masing-masing daerah melakukan seleksi peserta Olimpiade Sains secara berjenjang untuk tingkat SMA/MA, dengan urutan sebagai berikut : 1) Seleksi Peserta Olimpiade Sains Tingkat Sekolah Sekolah mencari/menyeleksi (berdasarkan kriteria yang berlaku) dan mengajukan peserta seleksi Olimpiade Sains pada masing-masing lomba untuk diseleksi peserta Olimpiade Sains tingkat Kabupaten/Kota. Penanggungjawab seleksi tingkat sekolah adalah Kepala Sekolah. 2) Seleksi Peserta Olimpiade Sains Tingkat Kabupaten/Kota (OSK) a. Siswa peserta OSK maksimum kelas XI b. Setiap sekolah boleh mengirimkan siswa terbaik hasil seleksi sekolah (OSS atau sejenisnya) untuk seleksi OSK. Jumlah maksimal peserta per bidang per sekolah disesuaikan dengan kemampuan masing-masing Kabupaten/Kota. Hal ini untuk mendorong minat kompetisi siswa, mendorong dilakukannya seleksi dan terjaminnya proses pencarian siswa berbakat. c. Pelaksanaan Seleksi Peserta Olimpiade Sains tingkat Kabupaten/Kota dilakukan dalam waktu yang bersamaan. d. Data peserta dan hasilnya dilaporkan dan diumumkan ke publik untuk menjaga akuntabilitas. e. Soal disusun oleh Tim Juri f. Koreksi dilakukan oleh Tim Koreksi yang melibatkan MGMP dan ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, di bawah supervisi oleh Dinas Pendidikan Provinsi. 3) Seleksi Peserta Olimpiade Sains Nasional Tingkat Provinsi (OSP) a. Jumlah maksimal peserta tiap sekolah yang dikirimkan ke seleksi OSP 3 siswa per bidang. b. Setiap Kabupaten/Kota mengirimkan minimal 1 siswa per bidang. c. Total peserta maksimal setiap provinsi adalah banyaknya Kabupaten/Kota dikalikan 3. Provinsi yang memiliki jumlah Kabupaten/Kota kurang dari 10, total peserta maksimum 75 per bidang.

d. Penyusunan soal dan koreksi hasil jawaban peserta menjadi tanggungjawab Juri dan Direktorat Pembinaan SMA. e. Pelaksanaan Seleksi Peserta Olimpiade Sains tingkat Provinsi dilakukan dalam waktu yang bersamaan. f. Data peserta beserta hasilnya dilaporkan dan diumumkan ke publik untuk menjamin akuntabilitas. C. Jadwal Pelaksanaan Tes a. Pengarahan pejabat setempat pukul: 8.00 8.30 b. Pengisian daftar hadir dan pengaturan tempat duduk pukul: 7.30 8.00 (atau disesuaikan dengan kondisi daerah setempat) c. Penjelasan tes oleh pengawas pukul: 8.30 8.45 d. Pelaksanaan Tes Tahap I (tergantung pada jenis tes) e. Istirahat shalat/makan siang pukul: 12.30 13.15 f. Pelaksanaan Tes Tahap II (tergantung pada jenis tes) D. Tanggungjawab Pembiayaan 1. Seleksi Tingkat Sekolah Sumber dana : Komite Sekolah, Sponsor, dan dana lain yang tidak mengikat 2. Seleksi Tingkat Kab./Kota Sumber dana : APBD Kab./Kota, Sponsor, dan dana lain yang tidak mengikat 3. Seleksi Tingkat Provinsi Sumber dana : APBD Provinsi, Sponsor, dan dana lain yang tidak mengikat E. Tim Juri Tim Juri Olimpiade Sains tingkat Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan kriteria sebagai berikut: 1. Memiliki latar belakang pendidikan, keahlian dan kemampuan sesuai dengan bidangnya. 2. Memiliki sikap jujur, bertanggungjawab, disiplin, tekun, teliti dan bisa menjaga kerahasiaan. 3. Terdiri atas unsur perguruan tinggi, guru/instruktur atau tenaga ahli di bidang yang terkait. Sedangkan Tim Koreksi tingkat Provinsi adalah Tim Pembina Olimpiade Pusat.

BAB III TUGAS DAN WEWENANG 1) Panitia Pusat 1. Menyusun Panduan Pelaksanaan 2. Menentukan tanggal, soal, penggandaan, petugas, job deskripsi petugas 3. Melaksanakan OSK/OSP, berkoordinasi dengan panitia daerah B. Panitia Daerah OSK Pelaksanaan OSK dilaksanakan sepenuhnya oleh panitia daerah. 1. Sosialisasi kegiatan - Mensosialisasikan panduan OSK pada sekolah-sekolah - Provinsi melakukan sosialisasi ke Dinas Kota/Kabupaten pada awal trisemester ketiga agar Dinas Kota/Kabupaten bisa menyusun anggaran kegiatan yang sinkron dengan agenda OSK, yakni meliputi sosialisasi, pembinaan, dan pelaksanaan kegiatan. 2. Peserta - Panitia wajib memeriksa keabsahan peserta sesuai panduan OSK 3. Ruangan - Memastikan kenyamanan ruangan tes meliputi pencahayaan, sirkulasi udara, kebersihan ruangan, ketenangan, dan keamanan - Pengaturan jarak antar peserta minimum 1 meter atau maksimum 20 siswa perkelas. - Setiap ruangan tes memerlukan setidaknya dua pengawas - Peserta dari sekolah yang sama tidak duduk berdekatan - Memasang nomor peserta pada bangku dan nomor ruangan pada tiap ruangan - Mensterilkan ruangan tes dari interupsi misal kunjungan orang tua/keluarga, guru, pejabat, atau wartawan 4. Soal - Soal OSK disusun oleh Panitia Pusat. - Panitia Daerah bertanggung jawab memperbanyak soal OSK dan menjaga keamanan soal. - Tanggung jawab panitia penanggung jawab soal meliputi memperbanyak soal, mengemas soal dan menyegel soal dalam amplop tertutup untuk siap dikirimkan ke daerah

- Amplop soal yang tersegel baru boleh dibuka di kelas di depan peserta pada pelaksanaan OSK - Panitia wajib memastikan bahwa jumlah soal sesuai dengan banyaknya peserta OSK - Panitia wajib memastikan bahwa soal tiba di lokasi tes setidaknya 1 jam sebelum tes dimulai - Soal OSK disimpan oleh Disdik Kota/Kabupaten setidaknya selama dua minggu dan wajib dibagikan pada para peserta OSK setelahnya. 5. Pelaksanaan tes - Menyiapkan lembar kertas buram - Menyiapkan jam dinding dengan waktu yang tepat sama pada setiap kelas atau bel/sound system terpadu paralel lintas kelas untuk memastikan bahwa jam mulai dan selesai tes satu bidang diselenggarakan serentak - Panitia memastikan bahwa penyelenggaraan tes sesuai dengan komitmen waktu. - Memastikan keberlangsungan tes dengan baik bahwa tidak ada interupsi dari kunjungan orang tua/keluarga, guru, pejabat, atau wartawan - Mengumpulkan seluruh berkas soal dan memastikan bahwa tidak ada berkas soal yang hilang atau terbawa peserta/guru. - Mengumpulkan seluruh hasil kerja siswa sesuai dengan panduan pelaksanaan OSK 6. Pemeriksaan berkas tes - Menunjuk tim pemeriksa tes yang memiliki kompetensi, komitmen, dan kejujuran - Menetapkan peserta OSP yang dikuatkan oleh SK Kabupaten/Kota atau Dinas Provinsi 7. Konsumsi dan akomodasi - Panitia menyediakan konsumsi dan akomodasi peserta - Panitia menyediakan petugas kesehatan di setiap Kota/Kabupaten tempat penyelenggaraan OSK

C. Panitia Daerah OSP OSP dilaksanakan oleh panitia daerah berkoordinasi dengan panitia pusat. 1. Peserta - Panitia wajib memeriksa keabsahan peserta sesuai SK Kabupaten/Kota 2. Ruangan - Memastikan kenyamanan ruangan tes meliputi pencahayaan, sirkulasi udara, kebersihan ruangan, ketenangan, dan keamanan - Kursi antar peserta berjarak minimum 1 meter - Setiap ruangan tes memerlukan setidaknya dua pengawas - Peserta dari sekolah yang sama tidak duduk berdekatan - Memasang nomor peserta pada bangku dan nomor ruangan pada tiap ruangan - Mensterilkan ruangan tes dari interupsi misal kunjungan orang tua/keluarga, guru, pejabat, atau wartawan 3. Soal - Soal OSP disusun oleh Panitia Pusat. - Panitia Pusat bertanggung jawab memperbanyak soal, mengemas soal dan menyegel soal dalam amplop tertutup serta membawanya ke daerah - Amplop soal yang tersegel baru boleh dibuka di kelas di depan peserta pada pelaksanaan OSP - Panitia wajib memastikan bahwa jumlah soal sesuai dengan banyaknya peserta OSP - Panitia wajib memastikan bahwa soal tiba di lokasi tes setidaknya 1 jam sebelum tes dimulai - Soal OSP disimpan oleh Disdik Provinsi setidaknya selama dua minggu dan wajib dibagikan pada para peserta OSP setelahnya. 4. Pelaksanaan tes - Menyiapkan lembar kertas buram - Menyiapkan jam dinding dengan waktu yang tepat sama pada setiap kelas atau bel/sound system terpadu paralel lintas kelas untuk memastikan bahwa jam mulai dan selesai tes satu bidang diselenggarakan serentak - Panitia memastikan bahwa penyelenggaraan tes sesuai dengan komitmen waktu. - Memastikan keberlangsungan tes dengan baik bahwa tidak ada interupsi dari kunjungan orang tua/keluarga, guru, pejabat, atau wartawan

- Mengumpulkan seluruh berkas soal dan memastikan bahwa tidak ada berkas soal yang hilang atau terbawa peserta/guru. - Mengumpulkan seluruh hasil kerja siswa sesuai dengan panduan pelaksanaan OSP 5. Pemeriksaan berkas tes - Akan diperiksa oleh Tim Juri dari Pusat - Menetapkan pemenang OSP berdasarkan SK Direktur Pembinaan SMA 6. Konsumsi dan akomodasi - Panitia menyediakan konsumsi dan akomodasi peserta - Panitia menyediakan petugas kesehatan di setiap Provinsi tempat penyelenggaraan OSP D. Lampiran. 1. Tata tertib Peserta seleksi olimpiade sains tingkat Kabupaten/Kota: 1) Peserta wajib hadir 30 menit sebelum pelaksanaan tes dimulai. 2) Peserta wajib membawa identitas. 3) Peserta menempati tempat duduk yang telah disediakan sesuai dengan nomor peserta masing-masing. 4) Peserta yang terlambat masuk dapat mengikuti tes setelah mendapat izin dari panitia/pengawas dengan tidak ada tambahan waktu (sesuai dengan jadwal yang berlaku). 5) Peserta membawa alat-alat tulis yang diperlukan dan dilarang untuk saling meminjam di antara peserta. 6) Peserta dilarang menggunakan buku catatan, kalkulator (kecuali Bidang Keilmuan tertentu), kamus, susunan berkala atau alat bantu lainnya. 7) Peserta mengisi dan menandatangani daftar hadir yang telah disediakan. 8) Peserta menuliskan isian biodata dan nomor peserta pada lembar jawaban. 9) Peserta menerima satu set soal, lembar jawaban, dan kertas buram. 10) Peserta mengerjakan soal setelah tanda mulai tes dibunyikan, semua peserta memulai dan mengakhiri tes bersama-sama. Peserta yang sudah selesai sebelum waktunya dilarang meninggalkan ruangan

11) Peserta memeriksa kelengkapan halaman lembar soal, mulai dari halaman pertama sampai terakhir dan mengerjakan tes sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 12) Seluruh peserta berdoa sesuai keyakinan masing-masing sebelum mengerjakan soal. 13) Peserta dapat bertanya pada pengawas dengan mengangkat tangan jika ada hal-hal yang tidak jelas. 14) Peserta dilarang menyampaikan pertanyaan yang mengarah pada jawaban butir soal. 15) Peserta harus bekerja sendiri, tidak boleh bekerjasama/berdiskusi atau melakukan kecurangan atau hal-hal lain yang dapat mencurigakan atau diduga melakukan kerjasama. 16) Peserta yang melakukan kecurangan akan mendapat sanksi dan mendapat nilai 0 (nol). 17) Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan sampai batas akhir waktu tes. Oleh karena itu, sebelum tes berlangsung, pengawas memberitahukan bila ada peserta yang hendak ke toilet sebaiknya sebelum tes berlangsung. Jika terpaksa, selama tes berlangsung ada peserta yang hendak ke toilet harus seizin pengawas. 18) Peserta harus menulis jawaban tes dengan jelas. Peserta tidak boleh mencoret-coret lembar soal. 19) Peserta dilarang berbicara atau melakukan hal-hal lain yang dapat mengganggu konsentrasi peserta lain. 20) Peserta dilarang berjalan memberikan hasil jawaban dan soalnya ke pengawas. Pengawas akan mengambil lembar soal dan lembar jawaban siswa dari setiap meja peserta. 2. Petunjuk Bagi Pengawas 1) Pengawas memperkenalkan diri dahulu sebelum tes dimulai. 2) Pengawas memberitahu Bidang Keilmuan yang akan diujikan kepada peserta. 3) Pengawas mempersilakan berdoa sebelum mengerjakan soal. 4) Pengawas membagikan lembar jawaban terlebih dahulu dan peserta diminta mengisi nama, nomor peserta, asal sekolah, tanggal pelaksanaan

tes, dan sebagainya. Pengawas juga membagikan kertas buram untuk digunakan peserta dalam menghitung/memecahkan soal. 5) Pengawas menanyakan kepada peserta apabila ada yang tidak membawa alat tulis yang diperlukan. Selanjutnya pengawas meminjamkan alat tulis tersebut kepada peserta yang tidak membawanya. 6) Setelah seluruh peserta selesai menuliskan isian pada lembar jawaban, pengawas membagikan lembar soal. 7) Lembar soal dan lembar jawaban yang berlebih/cadangan tetap berada dalam amplop atau disimpan oleh pengawas, dan dilarang untuk didiskusikan dengan pengawas lain atau peserta. 8) Pengawas meminta peserta untuk memeriksa kelengkapan halaman lembar soal, mulai dari halaman pertama sampai terakhir dan melaporkan kepada pengawas apabila terdapat ketidaklengkapan soal. 9) Pengawas mencatat peserta yang melakukan kecurangan pada lembar berita acara. 10) Pengawas dilarang merokok atau berbicara atau hal-hal lain yang dapat mengganggu konsentrasi peserta. 11) Selama tes berlangsung, pengawas mengedarkan daftar hadir, dan memeriksa identitas peserta. 12) Pengawas mengingatkan sisa waktu yang tersedia, misal masih 15 menit lagi atau 5 menit lagi. Pengawas mengingatkan agar tidak ada lagi peserta yang mengerjakan soal setelah waktu habis. 13) Pengawas menghitung kembali lembar soal dan lembar jawaban. Kemudian mengurutkan masing-masing lembar soal dan lembar jawaban sesuai dengan nomor peserta pada Daftar Hadir. Pastikan tidak ada yang tertinggal. 3. Petunjuk Bagi Panitia Seleksi Kabupaten/Kota 1) Pelaksanaan Seleksi Olimpiade Sains tingkat Kabupaten/Kota pada minggu pertama April 2014 2) Pelaksanaan koreksi pada minggu kedua April 2014 oleh Kabupaten/Kota. 3) Pengiriman daftar pemenang dilengkapi biodata peserta dan berita acara pemenang serta laporan pelaksanaan seleksi Kabupaten/Kota ke Provinsi paling lambat akhir April 2014.

BAB IV PENUTUP Keberhasilan penyelenggaraan seleksi olimpiade tingkat Kabupaten/Kota tahun 2014 ditentukan oleh semua unsur yang berkepentingan dalam melaksanakan kegiatan seleksi secara tertib, teratur, disiplin dan rasa tanggungjawab yang tinggi. Dengan memahami panduan ini diharapkan panitia dan semua pihak yang terkait dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, sehingga mencapai hasil secara optimal. Menyadari masih banyak kekurangan dalam panduan ini, kritik dan saran kami harapkan sebagai bahan masukan bagi penyelenggaraan seleksi di tahun-tahun mendatang. Semoga panduan ini dapat dijadikan acuan sehingga kegiatan seleksi ini dapat terlaksana dengan baik, efektif dan efisien.