LABORATORIUM MIKROBIOLOGI KLINIK DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI FKUI/RSCM Jl. Pegangsaan Timur no.16, Jakarta 10320

dokumen-dokumen yang mirip
Pemeriksaan Laboratorium Mikrobiologi Klinik Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan masih ada sekitar 99%. Metagenomik muncul sebagai metode baru

repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diagnosis tuberkulosis (TB) paru pada anak masih menjadi masalah serius hingga saat ini. Hal

25 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang. disebabkan oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kasus infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

ARTIKEL PENELITIAN Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Mikroorganisme Penyebab Infeksi Pada Mata. Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PANDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Mycobacterium Tuberculosis (MTB) telah. menginfeksi sepertiga pendududk dunia (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER

BAB I PENDAHULUAN. sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,

BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Salmonella sp. yang terdiri dari S. typhi, S. paratyphi A, B dan C

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. adalah infeksi. Sekitar lima puluh tiga juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan global bagi masyarakat dunia. Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama. kesehatan global. TB menyebabkan kesakitan pada jutaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) menurut Global Initiative of

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Meningitis: Diagnosis dan Penatalaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara

DIAGNOSIS SECARA MIKROBIOLOGI : METODE SEROLOGI. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ABSTRAK. Kata Kunci: Tuberkulosis, Mikroskopis Zn, Kultur LJ, Sensitivitas, Spesifisitas

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

Infeksi HIV pada Anak. Nia Kurniati

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan fibrin. Pneumonia masih

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible

dan menjadi dasar demi terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.

BAB I PENDAHULUAN. Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi genital non spesifik (IGNS) merupakan penyakit infeksi menular

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. World Health Organization (WHO) pada berbagai negara terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mulyadi *, Mudatsir ** *** ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang Permasalahan. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

PENGARUH KOINSIDENSI DIABETES MELITUS TERHADAP LAMA PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi

BAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World

BAB 1 PENDAHULUAN. perawatan gigi dan mulut. Ketika klinik tersebut dipergunakan, personil yang

BAB I PENDAHULUAN. yang predominan. Bakteri dapat dibagi menjadi bakteri aerob, bakteri anaerob dan

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

TUTIK KUSMIATI, dr. SpP(K)

BAB 1 PENDAHULUAN. sehari (Navaneethan et al., 2011). Secara global, terdapat 1,7 miliar kasus diare

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Prevalensi Virus Influenza (Influenza Like Illness) di Laboratorium Regional Avian Influenza Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (M.Tb),

KAJIAN RESISTENSI ANTIMIKROBIAL DAN SITUASINYA PADA MANUSIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perkembangan Flu Burung pada Manusia dan Langkah-Langkah Pengendaliannya

IDENTIFIKASI BAKTERI TAHAN ASAM (BTA) PADA PASIEN SUSPEK TUBERCULOSIS DI PUSKESMAS NGRONGGOT, KABUPATEN NGANJUK, JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terdapat di negara-negara berkembang dan 75% penderita TB Paru adalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. tertinggi di antara negara-negara di Asia. HIV dinyatakan sebagai epidemik

BAB I PENDAHULUAN. bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang semuanya mengandung. rumah sakit yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial

BAB I PENDAHULUAN. tipe Herpes Virus yang telah teridentifikasi. Human Herpes Virus antara lain

DETEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS DENGAN PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS DAN TEKNIK PCR PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS DARUL IMARAH

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990).

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

BAB I PENDAHULUAN. tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab. yang penting di dunia sehingga pada tahun 1992 World Health

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua di dunia yang sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

Virologi - 2. Virologi - 3. Virologi - 4

Partikel virus (virion), terdiri dari : Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus dan agent menyerupai virus:

Peranan berbagai modalitas diagnostik dalam deteksi Trichomonas vaginalis

Transkripsi:

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI KLINIK DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI FKUI/RSCM Jl. Pegangsaan Timur no.16, Jakarta 10320 Pelayanan laboratorium mikrobiologi klinik (LMK) merupakan salah satu kegiatan Departemen Mikrobiologi FKUI/RSCM yang telah dimulai sejak tahun 1960an untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dalam diagnosis dan tatalaksana penyakit infeksi. Melalui kegiatan LMK Departemen Mikrobiologi telah melakukan kerjasama dengan berbagai institusi di dalam dan luar negeri, terutama ikut serta dalam mendukung keberhasilan program pemerintah di bidang kesehatan. Pelayanan LMK FKUI/RSCM telah mendapatkan ijin operasional sebagai Laboratorium Khusus Mikrobiologi Klinik dengan Surat Keputusan Dirjen Bina Upaya Kesehatan No. HK.02.03/I333/2015. Keterlibatan LMK dalam mensukseskan program kesehatan nasional terbukti dengan ditunjuknya LMK sebagai: 1. Pada tahun 1970-1970an: Pusat rujukan nasional WHO untuk kasus influenza Mitra Departemen Kesehatan RI untuk penelitian kolera di Asia Pasifik untuk mengatasi epidemic kolera Salah satu staf bernama Profesor HOK Tanzil diakui secara internasional sebagai penemu pewarnaan basil tahan asam Tan Thiam Hok 2. Pusat Rujukan Nasional Untuk Mikrobiologi Klinik melalui SK Menteri Negara Riset dan Teknologi no. 119/M/Kp/VII/1994 3. Laboratorium Regional Flu Burung penunjukan oleh Balitbangkes Kemenkes dan Pelaksana Surveilans Sentinel ILI melalui SK Kepala Balitbangkes Kemenkes No.HK.03.05/III/5819/2010 4. Laboratorium Rujukan Tuberkulosis Nasional untuk Penelitian Operasional Tuberkulosis, Pemeriksaan Molekuler, Seologi, dan MOTT melalui SK Menteri Kesehatan RI No.1909/MENKES/SK/IX/2011 5. Laboratorium Pelaksana HIV-Drug Resistance Genotyping dan Laboratorium Rujukan Nasional untuk Pemeriksaan Molekuler HIV (SK dalam proses) LMK FKUI/RSCM melayani pemeriksaan mikrobiologi dari berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, yaitu rumah sakit pemerintah dan swasta, laboratorium klinik lain, praktik pribadi, dan industri. Spesimen klinik yang dikirimkan terutama adalah darah, sputum, urin, swab luka, aspirat abses, cairan otak, dll. Beberapa industry bekerja sama dengan LMK dalam pengujian daya antibakteri beberapa produk, pemeriksaan mikrobiologi makanan, pemeriksaan desinfektan dan antiseptic, dll. Berikut ini adalah jumlah pemeriksaan yang dikirimkan kepada LMK sepanjang tahun 2013-2014.

12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 2191 7041 665 10403 4174 7793 2731 1491 1507 1586 1327 404 435 465 198 186 317 6426 2013 2014 2015 (sd. Okt) Bakteri TB Molekuler Jamur Lingkungan Total Grafik 1. Jumlah total spesimen yang diperiksa LMK tahun 2013, 2014 dan Oktober 2015 berdasarkan jenis pemeriksaan. Berikut ini adalah gambar beberapa ruangan di LMK: 1. Ruang penerimaan spesimen dan registrasi a. Pintu masuk laboratorium b. Ruang tunggu pasien

2. Laboratorium bakteriologi a. Ruang penulisan hasil lab c. Mesin otomatisasi kultur darah; identifikasi bakteri dan jamur; dan uji kepekaan antimikroba b. Meja pewarnaan dan penanaman spesimen Ruang penulisan hasil laboratorium (a) dikelilingi (lantai lebih rendah) ruang kerja pewarnaan bakteri dan penanaman spesimen pada medium pertumbuhan (b) 3. Laboratorium mikologi (jamur) a. Ruang kultur jamur b. Ruang pembuatan medium biakan bakteri dan jamur

4. Laboratorium molekuler (deteksi DNA atau RNA dengan metode PCR) a. Pintu masuk b. Ruang Mesin PCR c. Koridor dengan pass through box d. General Lab 5. Laboratorium tuberculosis a. Pintu masuk c. Ante Room

b. Mesin GeneXpert untuk diagnosis TB d. Lab Pewarnaan dan Kultur M.tuberculosis

PEMERIKSAAN DI LMK MIKROBIOLOGI FKUI I. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK IV. UJI MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN & INDUSTRI o 1. Gram o 2. BTA 1x o 3. BTA 3x o 4. Difteri (Pewarnaan Albert) o 5. Jamur o 6. Trichomonas o 7. Vaginosis Bakterialis (Nugent) II. BIAKAN, IDENTIFIKASI, DAN UJI KEPEKAAN (AST) o 1. Bakteri Aerob o 2. Bakteri Aerob yang membutuhkan medium khusus: Corynebacterium diphtheria Neisseria gonorrhoeae dan Neisseria sp. lainnya Campylobacter jejuni dan C. coli (tanpa AST) M. tuberculosis menggunakan medium padat (dari spesimen atau isolat) M.tuberculosis menggunakan medium cair (MGIT) o 3. Bakteri Anaerob O 4. Jamur o 1. Sterilitas alat atau produk lainnya o 2. Makanan/minuman o 3. Jumlah mikroba di udara o 4. Potensi antiseptik/desinfektan (percentage kill, koefisien fenol) o 5. Uji lain, berdasarkan standar pemeriksaan yang berlaku untuk produk tertentu Polymerase Chain Reaction (PCR) o 1. M. tuberculosis o 2. Identifikasi MOTT o 3. Epstein Bar Virus (EBV) o 4. Cytomegalovirus (CMV o 5. Herpes Simplex Virus (HSV) o 6. Varicella Zooster Virus (VZV) o 7. Chlamydia pneumoniae o 8. Mycoplasma pneumoni o 9. Human Papillomavirus (HPV) o 10 RT-PCR HIV-1 o 1. Influenza A o 2. Influenza B o 3. Influenza H5N1 o 4. Influenza H3N1 o 5. Influenza H1N1 seasonal o 6. Rotavirus A o 7. Rotavirus C V. MIKROBIOLOGI MOLEKULER Dupleks/Multipleks PCR o 1. Legionella spp dan L. Pneumophila o 2. Chlamydia trachomatis dan N. gonorrhoeae o 3. Moraxella catarrhalis dan H. influenzae o 4. M. tuberculosis Complex (MtbC) dan Mycobacteria other than MtbC (MOTT) o 5.Streptococcus spp dan Neisseria meningitides o 6. Campylobacter colidan C. Jejuni o 7.RT-PCR Dengue serotipe 1-4 o 8. C. albicans + C. tropicalis + C. glabrata + C. parapsilosis + C. krusei Real Time PCR o 8.Leptospira pathogen o 9.Bordetella pertussis & B. parapertussis III. SEROLOGI o o 1.Rapid test Dengue : - Antigen/Antibodi NS1 - Antibodi IgM dan IgG o 2.Salmonella Typhi (TUBEX TF) o 3. Clostridium difficille (GDH dan toksin) o 4. Antigen Rotavirus o 10.Mycobacterium leprae o 11.EBV & Toxoplasma o 12. Viral Load o 13. HIV Genotyping Resistensi HIV-1