PANZERKORPS Divisi Lapis Baja Jerman ( )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PERANG DUNIA I

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

jumlah tentara FFL jauh lebih kecil dari jumlah tentara Sekutu dan tidak memadai untuk membebaskan Paris tanpa bantuan Sekutu.

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial K e l a s : IX (sembilan) Semester : 5 (lima) Tahun Pelajaran : 2014/2015

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

I. PENDAHULUAN. kota Grozny, ibu kota Chechnya, setelah mendengar kabar Uni Soviet berada

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III PERANG DUNIA II

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. negara di pesisir Atlantik, yang kemudian diarahkan oleh satu Konstitusi

LAMPIRAN. Hasil wawancara. 1. Apakah proses manajemen logistik antara TNI AD, AU, AL sama, dan bagaimana. Purnawirawan TNI

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai U-boat pasti akan berkaitan dengan suatu konsep

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

Andi Sabrina Qamarani (4) Dhara Devina Velda (8) REVOLUSI AMERIKA KELAS XI IIS 2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1959 TENTANG PANGKAT-PANGKAT MILITER KHUSUS, TITULER DAN KEHORMATAN

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

L A T I H A N S O A L M A T E R I P E R A N G D U N I A I

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa netralnya

Semua yang terjadi di Mesir tak lepas dari kepentingan Amerika. Hubungan militer Mesir dan Amerika sangat erat.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Kata tinjauan memiliki arti yaitu hasil meninjau, pandangan, pendapat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. II ( ) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SMP Kelas 3 Semester 1 BAB II. Pertemuan ke 2

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014

IV. GAMBARAN UMUM. Pasca perang kemerdekaan Indonesia maka TNI / ABRI berusaha membenahi

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa invasi Jerman

SENGKETA INTERNASIONAL

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

Sambutan Presiden RI pada Buka Puasa Bersama Prajurit TNI dan Masyarakat Cipatat, 23 Agustus 2011 Selasa, 23 Agustus 2011

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang P

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK IDNONESIA NOMOR 16 TAHUN 1953 TENTANG KEDUDUKAN HUKUM ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1953 TENTANG KEDUDUKAN HUKUM ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sangat pantas dijadikan referensi nomor wahid sepanjang masa. bahkan setan pun tak ingin berpapasan dengannya di jalan.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I PENDAHULUAN. dikorbankan demi meraih kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PRASETYA RAMADHAN, S.Si PANZERKORPS Divisi Lapis Baja Jerman (1939 1945) Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com

PANZERKORPS Divisi Lapis Baja Jerman (1939-1945) Oleh: Prasetya Ramadhan Copyright 2015 by Prasetya Ramadhan Penerbit Prasetya Ramadhan Http://patheticprasze.blogspot.com prazzknoxville@gmail.com Desain Sampul: Prasetya Ramadhan Diterbitkan melalui: 2 Panzerkorps Divisi Lapis Baja Jerman (1939 1941)

www.nulisbuku.com KATA PENGANTAR Terima Kasih pertama kali saya panjatkan kepada ALLAH SWT yang selalu memberikan lindungan dan rahmatnya kepada semua umatnya. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada nulisbuku.com yang membantu terwujudnya buku ini, kepada istri dan anak saya tercinta, Ivy dan Aka, Thanks to be mine. Kepada semua keluarga dan teman yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang selalu mendukung saya dalam segala hal. Terima kasih juga untuk Mas Ali Rafik Khan yang memberi inspirasi saya untuk menerbitkan buku ini, untuk selalu mengingat akan sejarah, karena sejarah merupakan pembelajaran untuk masa depan. Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca. Penulis 3

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..3 DAFTAR ISI 4 1. Blitzkrieg... 5 2. The Rise of Panzer.24 3. Divisi Panzer dan Hirarkinya.47 4. Deadly Brothers : Panther & Tiger Tank.57 5. StuG : a Half Panzer, a Half Gun. 71 6. Panzer Ace : Perontok Tank Musuh.82 7. Elite Panzer Division : Divisi Tank Andalan Wehrmacht.115 8. Kursk, Akhir Kejayaan Panzer Jerman.167 9. Konklusi..175 DAFTAR PUSTAKA.180 4 Panzerkorps Divisi Lapis Baja Jerman (1939 1941)

1 BLITZKRIEG If the tanks succeed, then victory follows -Heinz Wilhelm Guderian- Versailles, anti-klimaks Jerman 7 Mei 1919, empat Negara yang disebut Big Four melakukan perundingan pasca PD 1 untuk menentukan akhir dari perang berdarah yang telah memakan jiwa sebagian besar penduduk eropa dan merupakan salah satu konflik terbesar yang pernah melibatkan umat manusia sampai saat itu. Perwakilan dari Negara "Empat Besar" (Big Four) yang melakukan negosiasi perjanjian ini adalah Perdana Menteri David Lloyd George dari Britania Raya, Perdana Menteri Georges Clemenceau dari Perancis, Vittorio Orlando 5

dari Italia, dan Presiden Woodrow Wilson dari Amerika Serikat. Jerman tidak diundang ke Perancis untuk mendiskusikan perjanjian. Di Versailles saat itu, sulit untuk mencapai kesepakatan bersama karena tujuan mereka saling konflik satu sama lain. Hasil perundingan disebut-sebut sebagai suatu kompromi yang tidak disukai oleh pihak manapun, terutama pihak jerman yang kala itu dianggap sebagai pemicu perang. Pandangan umum ialah bahwa Clemenceau dari Perancis adalah yang paling bersemangat dalam membalas dendam Jerman, Front Barat perang terutama berada di wilayah Perancis. Perjanjian ini dianggap tidak adil kala itu karena merupakan perdamaian yang didikte oleh para pemenang dan secara keseluruhan menyalahkan perang kepada Jerman, dan secara mengejutkan pula menteri luar negeri baru Jerman, Hermann Müller, setuju untuk menandatangani perjanjian pada 28 Juni 1919 yang secara tidak langsung mengukuhkan jerman sebagai pihak yang kalah dan bertanggung jawab atas segala kerugian yang diderita akibat perang. Militer jerman yang telah berperang demi tanah airnya sangat terkejut dengan pemberitaan bahwa jerman menyetujui perundingan yang intinya secara eksplisit mengakui kekalahan jerman, padahal secara militer mereka tidak kalah karena belum ada pernyataan 6 Panzerkorps Divisi Lapis Baja Jerman (1939 1941)

penyerahan tanpa syarat oleh pimpinan militer jerman saat itu. Pada awalnya di berbagai Front Jerman dapat mengalahkan lawan-lawannya yaitu sekutu, tetapi karena adanya blokade dari sekutu maka kehidupan di Jerman sangat sulit, hal itulah yang menyebabkan timbulnya pemberontak di dalam negeri Jerman yang dilakukan oleh kaum separatis (komunis) yang oleh para militer jerman waktu itu menyebutnya ditikam dari belakang. Hal ini menyebabkan Jerman harus mengakhiri perangnya dengan meletakkan senjata pada tanggal 11- November 1918 di Compugne (sebelah utara Paris). Yang lebih menyakitkan rakyat jerman adalah mereka harus menyerahkan wilayah kekuasaan mereka untuk dibagi bagikan kepada Negara pemenang perang serta beberapa pemboikotan terhadap militer jerman. Pemboikotan di bidang militer meliputi : Jumlah Tentara Jerman maksimal yang dimiliki Jerman adalah 100.000 orang saja, dan wajib militer dihapuskan Jumlah tentara Angkatan Laut Jerman maksimal 15.000 orang Jumlah kapal perang bersenjata Jerman maksimal 6 (Dengan ketentuan bobot maksimal 10.000 Ton) Jumlah kapal perang gerak cepat Jerman maksimal 6 (Dengan ketentuan bobot maksimal 6.000 Ton) 7

Jumlah kapal penghancur Jerman maksimal 12 (Dengan ketentuan bobot maksimal 800 ton) Jumlah kapal torpedo Jerman maksimal 12 (Dengan ketentuan bobot maksimal 200 ton) Batasan dalam produksi senjata (Contoh: Senapan Mesin Maxim dan Rifle Gewehr 98) Jerman dilarang memiliki satupun kapal selam Jerman dilarang melakukan perdagangan senjata antarnegara (Impor-Ekspor senjata) Jerman dilarang memiliki gas beracun Jerman dilarang memiliki Pesawat Tempur Jerman dilarang memiliki Tank dan Mobil bersenjata (Artileri darat) Jerman dilarang melakukan blokade terhadap kapal lain Bisa dibayangkan jika tentara jerman yang waktu itu masih menganut sistem militer ala Prussia yang begitu disegani harus mengalami pemboikotan militer semacam ini yang membuat mereka hanya sebagai sekumpulan tentara yang tidak mempunyai konfidensi dan kekuatan yang memadai sebagai militer suatu negara. Bahkan untuk produksi senapaan macam Gewehr K98 pun dibatasi produksinya, sehingga membuat tentara jerman bagai sebuah formalitas saja kala itu. 8 Panzerkorps Divisi Lapis Baja Jerman (1939 1941)

Heinz Guderian, Sang Pendobrak Perang Statis Battle of Verdun, 1916, saat Heinz Wilhem Guderian masuksebagai staf di satuan Crown Prince, ia menyimpulkan sesuatu pernyataan yang bertentangan dengan masa itu. Baginya pertempuran darat di masa mendatang bakal digelar dengan cara lain. Bukan lagi dalam bentuk perang parit (statis), tapi akan berlangsung dengan cara yang lebih mobile (dinamis). Guderian pada 1916 adalah hanya seorang kapten. Selepas perang, ia termasuk dari 100,000 tentara yang terpilih untuk tetap berdinas di militer jerman yang baru yang bernama Reichswehr. Hanya personel yang terbaik diambil saat itu untuk bergabung dengan Reichswehr. Guderian mulai menulis artikel tentang mobilized military dan diperintahkan untuk memimpin berbagai Kraftfahrzeug-Abteilungen (Unit Tempur bermotor). Namun, Reichswehr hanya menyediakan unit yang dilengkapi dengan truk dan sepeda motor. Pada tahun 1927, ia dipromosikan menjadi mayor. Sepanjang waktu ia berusaha untuk mendapatkan setiap materi yang tersedia tentang peperangan yang mobile dan tidak statis. Ia fasih berbahasa Perancis dan bahasa Inggris sehingga mudah baginya untuk menerjemahkan karya-karya pengamat militer 9

legendaris seperti Kapten BH Liddell Hart dan Mayor Jenderal J.F.C. Fuller. Ketika unitnya sudah dilengkapi beberapa truk, Guderian melakukan beberapa percobaan seperti menambahkan menara kayu bersenjatakan senapan diatas truk dan ketika diujicobakan di lapangan, iapun berhasil melakukan serangkaian maneuver yang membuatnya puas dan menurutnya sangat berguna dalam suatu pertempuran, waktu itu hal ini masih tidak diperbolehkan oleh atasannya. Pada tahun 1929, dalam perjalanan ke Swedia untuk suatu kunjungan militer, diam-diam ia mengunjungi fasilitas pengujian tank rahasia di Kazan, Rusia (saat itu Jerman tidak diizinkan untuk mengembangkan tank), di mana ia bertemu beberapa perwira Rusia, yang di kemudian hari akan menjadi musuhnya di medan PD II. Saat itu, Guderian adalah komandan dari Abtl Truppenamt. Heeres-Transport (Komando unit bermotor) dan dia juga seorang dosen taktik militer di sekolah komando militer di Berlin. Pada bulan Februari 1931, Guderian dipromosikan menjadi Letnan Kolonel dan dua tahun kemudian menjadi Oberst (Kolonel). Tanpa henti, Guderian menulis Artikel tentang perang lapis baja dan bermotor. Ia sangat berjasa dalam membantu pengembangan tank-tank pertama yang dibuat secara rahasia oleh militer jerman. 10 Panzerkorps Divisi Lapis Baja Jerman (1939 1941)