BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV. PROGRAM PENGAWASAN TUHUNAN DAN SEMESTERAN

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

KATA PENGANTAR. menengah.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 202 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

TERM OF REFERENCE NAMA KEGIATAN : STUDI KEBIJAKAN DAN PENGUATAN KOLABORASI INTERNASIONAL

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG MUATAN LOKAL KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan arti teknis, atau dalam arti hasil dan dalam arti proses. Dalam arti yang


UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

KEBIJAKAN- KEBIJAKAN PENDIDIKAN FORMAL. Rahmania Utari, M. Pd.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republi

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI PENGAWAS SEKOLAH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PENGEMBANGAN KTSP. A. Rasional

RUANG LINGKUP MATERI DAN ALOKASI WAKTU

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

MANUAL PENINGKATAN STANDAR AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, serta penegasan istilah.

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

MONITORING SEKOLAH OLEH PEMERINTAH DAERAH (MSPD)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan formal. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

ANALISIS PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR MENGACU STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI WILAYAH PESISIR

2014, No Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Le

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

WALIKOTA TASIKMALAYA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

Transkripsi:

BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan; meliputi input, proses, output, dan outcome; yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk memastikan bahwa tujuan pendidikan nasional dapat sekolah wujudkan, maka dalam penyelenggaraan sistem pendidikan diperlukan pengawasan. Jabatan fungsional Pengawas Sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan dalam rangka meningkatkan kepastian bahwa tiap satuan pendidikan dapat mewujudkan tujuan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus. Standar merupakan kriteria minimal yang harus dipenuhi. Untuk memastikan bahwa seluruh kriteria standar terpenuhi memerlukan pengukuran. Hasil pengukuran sebagai bahan perbaikan mutu yang digunakan (1) mendorong sekolah untuk dapat menyelenggarakan pendidikan agar mencapai kriteria sesuai standar nasional. (2) memberikan arahan dalam melakukan pembaharuan sekolah untuk memenuhi standar nasional pendidikan serta memiliki keunggulan (3) memberikan pendampingan kepada sekolah untuk mewujudkan keunggulan sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkannya, (4) meningkatkan kerjasama dan meningkatkan peran serta stakeholders pendidikan di SMA baik di tingkat satuan pendidikan, daerah, nasional dan internasional. B. Dasar Pengembangan program pengawas berlandaskan berbagai aturan di bawah ini.

1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, pasal 50, ayat (3) tentang penyelenggaran Pendidikan Bertaraf Internasional 2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Kewenangan Pemerintah (Pusat) dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 13. Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 15. Tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Sd/Mi), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) 17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008, tentang Standar Kompetensi Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah;

18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008, tentang Standar Kompetensi Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah; 19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan 20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah 22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008, tentang Standar Kompetensi Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah; 23. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008, tentang Standar Kompetensi Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah; 24. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru. 25. Permendiknas Nomor 63 tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. 26. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. 27. Permendiknas Nomor 39 tahun 2009 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas 28. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelanggaraan Pendidikan 29. Permenpan Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 30. Permenpan Nomor 21tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya. C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan sekolah bertujuan untuk memfasilitasi sekolah meningkatkan mengembangkan sistem penjaminan mutu dalam memenuhi standar nasional pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Tujuan umum tersebut diusahakan melalui peningkatan beberapa pencapaian tujuan khusus tujuan pengawasan sebagai berikut: Terhimpun data kinerja sekolah dalam memenuhi SNP. Terlaksana pembinaan kepala sekolah dan guru dalam memecahkan permasalah nyata dalam pekerjaan dengan menggunakan hasil analisis

kebutuhan nyata kepala dan guru dalam meningkatkan efektivitas kinerja secara berkelanjutan. Tersusun informasi tentang perkembangan sistem pengelolaan sekolah sebagai dasar untuk meningkatkan kinerja pengelolaan. Tersusun informasi tentang perkembangan sistem pembelajaran sebagai dasar untuk meningkatkan kinerja perbaikan mutu lulusan. Sasaran utama pelaksanaan pengawasan adalah meningkatnya mutu lulusan pada sekolah binaan. Peningkatan yang dicapai terwujud berkat dukungan sumber daya seperti yang tergambar dalam diagram di bawah ini. Mutu Lulusan MUTU PEMBELAJARAN & ADMINISTRASI SEKOLAH KOMPETENSI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MOTIVASI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PROGRAM VISIONER, TERARAH DAN TERUKUR PENINGKATAN MUTU PENJAMINAN MUTU SUPERVISI DAN PEMBINAAN Pada diagram di atas telihat bahwa kegiatan supervisi dan pembinaan diharapkan berdampak terhadap: Meningkatnya motivasi guru dan kepala sekolah untuk memecahkan permasalah praktis dan nyata dalam pekerjaan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan kepusaan kerjanya dan meningkatkan kinerja sekolah dalam mewujudkan peningkatan mutu lulusan.

Meningkatnya prekuensi layanan bimbingan kepada guru dan kepala sekolah dalam mengembangkan kolaborasi dalam kelomok untuk meningkatkan target kinerja. Meningkatnya kemampuan profesional guru dan kepala sekolah sebagai dampak penilaian kinerja secara berkelanjutan. Meningkatnya efektivitas pengembangan kurikulu satuan pendidikan yang lebih efektif dalam menjawab tantangan kebutuhan belajar siswa. Meningkatnya efektivitas sekolah dalam mengembangkan program pengelolaan secara berkelanjutan berbasis hasil evaluasi diri. Meningkatnya jumlah guru dan kepala sekolah yang menghasilkan laporan penulisan karya tulis ilmiah. D. Target Pengawasan Taget pengawasan secara umum ialah meningkatnya efektivitas pemantauan, penilaian, dan pembimbingan berdampak terhadap peningkatan kapasitas ilmu pengetahuan, teknologi, sikap dan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan efektivitas pengawasan mencapai tujuan dan target yang ditetapkan yang ditandai dengan: 1. Meningkatnya kinerja sekolah dalam penerapan sistem perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran untuk mencapai target SKL 2. Meningkatnya penacapaian target sesuai dengan target kinerja tiap bidang kegiatan sesuai target satuan pendidikan. 3. Meningkatnya motivasi, pengetahuan, dan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas pelayanan pendidikan. 4. Meningkatnya efektivitas pengalokasian sumber daya yang sekolah miliki. 5. Mengembangnya budaya mutu melalui perbaikan mutu berkelanjutan. E. Ruang Lingkup Pengawasan Kewajiban Pengawas Sekolah dalam melaksanakan tugas adalah (1) menyusun program pengawasan, (2) melaksanakan program pengawasan, (3) melaksakan evaluasi hasil pelaksanaan program (4) pengawasan dan membimbing

dan melatih profesional Guru; (5) meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (6) menjunjung tinggi peraturan perundangundangan, hukum, nilai agama dan etika; dan (7) d. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Di samping ruang lingkup tugas secara umum pengwas juga elaksanakan tugas pokok Tugas pokok pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus. Pengumpulan data kinerja sekolah dalam hal ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan data kuatitatif, mapun data kualitatif. Penggalian bukti fisik menggunakan lima pertanyaan dasar sebagai berikut: 6. Apakah yang sekolah telah lakukan untuk mencapai target belajar siswa? 7. Apakah target kinerja belajar dapat atau belum dapat sekolah capai? 8. Mengapa sekolah mencapai/atau belum mencapai targetnya? 9. Bagaimana pengelolaan sumber daya untuk menunjang kinerja belajar siswa? 10. Apa yang dapat sekolah lakukan selanjutnya? F. Visi dan Misi 1. Visi Dalam menjalankan tugas sebagai tenaga fungsional pengawas mempunyai berlandaskan visi sebagai berikut : Melaksanakan tugas yang amanah dan profesional dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia yang berahlak, berilmu, dan terampil bersaing dalam persfektif global. 2. Misi a. Meningkatkan konpetensi pendidik dan tenaga kependidikan yang berdaya handal dalam memberikan pelayanan pendidikan yang profesional. b. Meningkatkan kinerja sekolah dalam mewujudkan pendidikan berstandar.

c. Meningkatkan mutu pendidikan berkelanjutan berbasis hasil evaluasi diri. d. Mengembangkan pembelajaran yang memenuhi kebutuhan kompetensi siswa hidup dalam zamannya. G. Strategi Pelaksanaan Pengawasan Dalam usaha mencapai tujuan di atas pelaksanaan pengawasan menggunakan lima strategi utama, yaitu: Pengumpulan data monitoring dan evaluasi sitem perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program. Pengumpulan data kuantitatif dan informasi mengenai kinerja sekolah, guru dan kepala sekolah Pembinaan kepala sekolah, guru dalam pengembangan perencanaan pengelolaan dan pembelajaran, pelasanaan tugas sesuai dangan program. Pelaksanaan evaluasi, reflekesi ketercapaian target yang direncanakan dan perbaikan berkelanjutan. Dalam melaksanakan supervisi sekolah, pengawas melaksanakan langkah-langkah sesuai dengan prosedur kerja untuk menggerakan sistem untuk pengembangan kapasitas sekolah dalam mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien. 1. Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Tugas utama pengawas adalah melaksanakan tugas dalam memfasilitasi sekolah memenuhi standar nasional pendidikan dalam kerangka untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 2. Orientasi Pada awal tahun ajaran, pengawas bersama dengan kepala sekolah melaksanakan orientasi dan pengarahan kepada para guru dan tenaga kependidikan. Pertemuan dapat dilakukan dalam forum rapat, temu kelompok, atau temu individu. 3. Analisis Hasil Evaluasi Diri (EDS) Menggunakan rubrik/instrumen untuk mengevaluasi kinerja sekolah, dalam hal ini kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan yang disesuaikan dengan format evaluasi diri. Data hasil pelaksanaan evaluasi diri ini berguna sebagai dasar untuk melakukan pembinaan sekaligus sebagai rambu-rambu yang mengarahkan pada tujuan pengembangan mutu. 4. Pertemuan Pra Supervisi

Sebelum dilakukan observasi untuk tahun ajaran, pengawas mengadakan komunikasi dengan pemangku kewenangan sekolah untuk melaksanakan pertemuan pra pengamatan. Dalam pertemuan ini, pengawas menentukan tujuan dan mempersiapkan dan memilih fenomena penting yang perlu diamati. 5. Pelaksanaan Supervisi Di bawah ini dijelaskan beberapa pentahapan kegiatan dalam menerapkan strategi supersisi agar dapat mencapai target yang diharapkan. Langkah 4 : Monitoring dan Observasi Kepala sekolah atau tim evaluator akan mengamati guru dan tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas untuk mengamati apakah proses kegiatan berjalan sesuai dengan standar pelaksanaan dengan menggunakan rubrik/instrumen supervisi. Pemantauan dilaksanakan secara bervariasi tergantung pada kesepakatan antara pengawas dengan kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan. Pelaksanaan kegiatan supervisi dapat dilaksanakan menggunakan beberapa teknik berikut : a. Monitoring Monitoring adalah serangkaian kegiatan pengecekan atau perunutan jejak program atau kegiatan guna memastikan bahwa : input sesuai dengan perencanaan tepat waktu dan kuantitas yang ada memadai serta sesuai dengan anggaran proses diimplementasikan sesuai dengan rencana, dan output yang dicapai sesuai dengan target. Pelaksanaan layanan monitoring selaras dengan rencana pengembangan sekolah. Pelaksanaan layanan diintegrasikan dengan aktivitas kunjungan dalam kegiatan pengumpulan data dan informasi untuk mengetahui ketercapaian tujuan pengembangan. b. Wawancara Wawancara merupakan kegiatan diskusi dan tanya jawab dengan responden berkaitan dengan penghimpunan data penyelenggaraan manajemen maupun pembelajaran. Substansi wawancara mengacu pada tujuan penyelenggaraan supervisi. c. Studi dokumen Studi dokumen merupakan pengecekan ketersediaan, kualitas dan kebenaran dokumen, naskah yang terkait dengan substansi yang disupervisi.

d. Angket Angket dapat digunakan untuk menjaring informasi, contoh sekolah menghimpun informasi tentang tingkat kepuasan siswa atas pelayanan belajar yang siswa peroleh. e. Penilaian Pelaksanaan penilaian merupakan bagian dari sistem evaluasi dengan mempergunakan instrumen penilaian. Penilaian merupakan rangkaian proses dan evaluasi pengelolaan maupun pembelajaran. Penilaian merupakan proses untuk menghimpun informasi tentang penelusuran derajat ketercapaian kinerja yang dapat dinyatakan dalam bentuk data kuatitatif serta kualitatif. 6. Evaluasi dan Refleksi Dari keseluruhan kegiatan supervisi, berikut ini merupakan : Langkah 5 : Pertemuan Pasca Pengamatan Dalam kurun waktu yang disepakati antara sekolah dan pengawas untuk melakukan pengamatan dan pemantauan selalu disertadi dengan pertemuan pasca pengamatan atau kegiatan refleksi. Kegiatan ini berguna untuk merumuskan perbaikan kinerja berkelanjutan. Langkah 6 : Rapat Evaluasi Pada akhir tahun, pengawas, kepala sekolah dan guru bertemu pada rapat evaluasi. Kali ini, kolaborasi untuk membahas informasi dari evaluasi diri kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan dalam satu tahun pelajaran. Menyusun rekomendasi perbaikan, mengembangkan rencana pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan, menata dokumen sehingga menjadi sistem informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan berikutnya. Dari keseluruhan kegiatan supervisi, berikut ini merupakan : Langkah 7: Rencana Pengembangan Individu Kegiatan tindak lanjut yang strategis adalah setiap pendidik dan tenaga kependidikan hendaknya didorong untuk mengembangkan pencapaian tujuan dan menerapkan strategi Rencana Pengembangan Individu untuk meningkatkan target kinerja berikutnya. Satuan pendidikan yang efektif memerlukan individu yang memiliki kapasitas diri dan penuh inisiatif. Langkah 7: Rencana Pengembangan Kelompok Kegiatan tindak lanjut yang strategis adalah mengembangkan kolaborasi untuk mencapai tujuan yang lebih besar terutama melalui pengembangan pengembangan tim kerja. Pengembangan ini dapat dimulai pada saat awal tahun pelajaran seperti halnya melalui pembinaan secara individual. Kegiatan tindak lanjut terdiri atas : a. Pemantauan

Kegiatan pemantauan diarahkan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi nyata di lapangan sebelum pelaksanaan pembinaan. b. Perbaikan Program Produk dari kegiatan supervisi diantaranya adalah pelaksanaan perbaikan program atau perbaikan tindakan dalam meningkatkan kinerja proses pada peningkatan mutu. c. Pelatihan Tugas pengawas adalah memperbaiki sistem perencanaan, implementasi kegiatan, dan evaluasi berdasarkan data yang sudah dicapai sebelumnya. Peningkatan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas profesinya merupakan kebutuhan yang tidak dielakan dalam peningkatan mutu berkelanjutan. d. Pembinaan Supervisi sebagai bagian dari pengumpulan informasi mengenai kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dapat menghasilkan kesimpulan posisi tiap individu, sekelompok individu, atau lembaga dibandingkan dengan yang lainnya. Dari keseluruhan kegiatan supervisi, berikut ini merupakan : Langkah 8 : Pelaporan 1. Penyusunan laporan pelaksanaan supervisi kepada kepala Dinas Pendidikan sesuai dengan waktu yang ditentukan. 2. Penyerahan berkas hasil evaluasi