BAB III PROFILE PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. dengan kebutuhan industri, instansi atau lembaga tersebut. Balai Besar

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dilaksanakan adalah pada Sistem Informasi Persediaan

BAB III OBJEK LAPORAN KKL. Balai besar pengembangan latihan kerja dalam negeri (BBPLKDN)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penyampaian informasi dan fitur-fitur media online yang dapat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NO. 06 TH 2006

PUSAT PELATIHAN KERJA PENGEMBANGAN INDUSTRI PASAR REBO

Jalan Melati, Kelurahan Bastiong Telp/ Faks: (0921) /(0921) Ternate, Maluku Utara

SEJARAH UPTD BLK BOYOLALI

Jalan Melati, Kelurahan Bastiong Telp/ Faks: (0921) /(0921) Ternate, Maluku Utara

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Nomor KEP. 31/LATTAS/II/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan nasional mengacu pada Undang-Undang

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA PENGGUNAAN BALAI LATIHAN KERJA OLEH SWASTA

BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI) CILACAP JL. NUSANTARA NO. 61 TELP. (0282) CILACAP

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA PENGGUNAAN BALAI LATIHAN KERJA OLEH SWASTA

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. 3.1 Tinjauan Umum Tempat dan Kedudukan Dinas Tenaga Kerja dan. nama KANTOR URUSAN PERBURUHAN PROPINSI TINGKAT I JAWA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 299/Kpts/OT.140/7/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERTANIAN

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 21 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI,

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 67 Tahun : 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shinta Aryanti, 2013

BUPATI TASIKMALAYA. KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA Nomor 36 Tahun 2004 TENTANG

KEBIJAKAN DIREKTORAT BINA KELEMBAGAAN PELATIHAN DITJEN BINALATTAS - KEMNAKER

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA TEBING TINGGI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 19/MEN/XII/2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 71 Tahun : 2016

2 Pokok-pokok pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi pembangunan Tenaga Kerja Industri dan penggunaan konsultan Industri, pemanfaatan dan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 129 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KERJA PRAKTIK APLIKASI SISTEM TAK (Tempat Asesmen Kompetensi) B2PLKDN BANDUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI. Besar/ Large Taxpayers Office (LTO) pada tahun 2002 yang diikuti peresmian

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

BAB III DISKRIPSI LEMBAGA. A. Gambaran Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PROFILE UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) BALAI LATIHAN KERJA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 35 TAHUN 2001 TENTANG

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. pemerintah dalam hal ini Departemen Perindustrian memandang perlu untuk

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

d. penyiapan bahan sertifikasi kecakapan personil serta penyiapan sertifikasi peralatan informasi dan peralatan pengamatan bandar udara.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 2 BUPATI BANTAENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 2 TAHUN 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM INSTANSI tentang pembentukan Kantor Regional X, XI, dan XII Badan Kepegawaian

2015, No Nomor 87 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5238); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susu

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASILNYA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 28 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 665/Kpts-II/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI MENTERI KEHUTANAN,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Terwujudnya Masyarakat Tenaga Kerja Kabupaten Bandung yang Mandiri, Produktif, Profesional dan Berdaya Saing

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/Permentan/OT.140/10/2014 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. =================================== Pembentukkan Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi - BKSP PEDOMAN BNSP

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 48 TAHUN 2016 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

LAMPIRAN IV : PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 63 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil disebut BBT adalah unit Pelaksana

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 663/Kpts-II/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA TANJUNGPINANG

PPPPTK BOE / VEDC Malang dalam perkembangannya harus melayani stake holder dan pelanggan yang makin meluas antara lain:

BAB II GAMBARAN UMUM. Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang

BAB IV DATA DAN ANALISIS

Transkripsi:

BAB III PROFILE PERUSAHAAN 3.1 Riwayat singkat B2PLKDN Lembaga pelatihan ini merupakan Unit Pelaksanaan Teknis Pusat, dibawah Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Diresmikan pada 23 Februari 1952 atas inisiatif Pemerintahan Republik Indonesia Bekerja sama dengan Program Colombo Plan, diatas lahan seluas 3 hektar terletak di Jln. Jenderal Gatot Subroto No. 170 Bandung. Mengikuti perkembangan dunia kerja dan kebutuhan pelatihan serta perannya maka nama lembaga ini mengalami beberapa kali perubahan sebagai berikut : - 1952-1966 Pusat Latihan Kerja ( PLK ) Bandung - 1967-1974 Pusat Latihan Kejuruan Industri dan Manajemen ( PLKIM ) Bandung - 1974-1983 Balai Latihan Kerja Industri ( BLKI ) Bandug - 1983-1989 Balai Latihan Kerja ( BLK ) Bandung - 1989-1997 Balai Latihan Instruktur ( BLIB ) Bandung - 1997-2000 Balai Latihan Instruktur dan Pengembangan ( BLKIP ) Bandung - 2000-2001 Pusat Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja Industri Manufaktur ( P3TKIM ) - 2002-2006 Pusat Pelatihan Kerja Industri Jasa & Manufaktur ( P2KIJM ) - 2007 - Sekarang berubah menjadi Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri ( B2PLKDN ) Bandung Semenjak diresmikan pada tahun 1952 lembaga pelatihan ini memiliki tugas pokok dan mencetak instruktur latihan kerja disamping juga melayih pencari kerja dan karyawan industri. Untuk meningkatkan kualitas pelatihan instruktur, pada tanggal 28 November 1985 ditandatangani kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Baden Wuertemberg Republik Federasi Jerman, awalnya untuk 36

pelatihan instruktur kejuruan Logam dengan mengirim beberapa instruktur ke Jerman. Proyek kerjasama lembaga pelatihan instruktur tersebut diberi nama Balai Latihan Instruktur Bandung yang diketuai oleh seorang kordinator dan secara administratif merupakan bagian dari BLKI Bandung. Bekerjasama dengan IKIP Negeri Bandung BLIB menghasilkan insrultur latih kerja sampai jenjang diloma 3 dan memiliki akta III. Keberhasilan tahap pertama dilanjutkan pada kejuruan listrik, sehingga program kerjasama dapat dibagi menjadi 2 tahap, yaitu : Tahap I : 1988-1996 penigkatan dan pengembangan sumber daya pelatihan Kejuruan Teknologi Mekanik ( mesin produksi dan las ) Tahap II : 1996-2000 peningkatan dan pengembangan sumber daya pelatihan ( software, hardware, dan brainware ) kjuruan listrik ( teknik elektro dan elektro industri ) Pada masa proyek BLIB, terjalin kemitraan antara BLKI Bandung dan HGS Singen dengan cara saling tukar menukar informasi, transfer teknologi, dan pengiriman instruktur yang berlanjut sampai sekarang. Kerjasama dengan pemerintah Jerman memasuki lingkup yang lebih luas lagi dengan terpilihnya BLKI Bandung menjadi mitra unggulan dari Indonesia German Institute ( IGI ), suatu aliansi dari gabungan institusi pelatihan terpilih yang menerangkan pendekatan Teaching Factory, yaitu pendekatan yang memadukan pendidikan dan pelatihan kerjasama dengan teknologi inovative sesuai metode industri. Di masa sekarang dan masa mendatang, kualitas sumber daya manusia menjadi sangat penting mengingat persaingan tenaga kerja secara global yang semakin ketat. Kontribusi B2PLKDN Bandung sebagai lembaga pelatihan milik pemerintah dalam menghadapi masalah ini adalah dengan meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia melalui pelatihan berbasis kompetinsi, uji kompetensi serta sertifikasi. Untuk melaksanakan uji kompetensi maupun sertifikasi B2PLKDN Bandung bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi ( LSP ), Badan Nasional Sertifikasi Profesi ( BNSP = lembaga pemerintah non 37

departemen dibawah Presiden ) dan juga dengan Badan Sertifikasi Keterampilan ( BSK ). Untuk membantu penyerapan lulusan oleh B2PLKDN Bandung disediakan layanan Kios 3 in 1 yaitu bentuk layanan untuk mengakses lowongan kerja melalui internet dan Bursa Tenaga Kerja ( BKK ) yang bias dimanfaatkan oleh lulusan mapun perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. 3.1.1 Tugas dan Fungsi B2PLKDN Berdasarkan Permenakertrans R.I No: Per.06/Men/III/2006 tanggal 15 Maret 2006 : Tugas Pokok : Melaksanakan dan mengembangkan pelatihan, uji kempetensi, sertifikasi, dan konsultansi bidang instruktur, tenaga pelatihan, dan tenaga kerja. Fungsi : a. Menyusun rencana program dan anggaran pengembangan pelatihan, uji kompetensi, sertifikasi, dan konsultasi bidang instruktur, tenaga pelatihan dan tenaga kerja. b. Penyelenggaraan pelatihan, uji coba pelatihan dan uji kompetensi, sertifikasi, pengembangan dan validasi program dan materi pelatihan serta konsultasi pelatuhan instruktur, tenaga peltihan dan tenaga kerja. c. Pelaksanaan kordinasi, promosi, pemasaran, konsultasi sertifikasi dan kerjasama kelembagaan. d. Pelaksanaan evaluasi pelatihan dan pengembangan program, uji kompetensi, sertifikasi, pemberdayaan unit, pelatihan, konsultasi, dan penyusunan laporan. e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan ruma tangga Balai Besar. 38

3.1.2 Visi, Misi, dan Strategi B2PLKDN Visi Mewujudkan B2PKLDN Bandung sebagai Center of Excellen, Center of Development, Center of Empowerment di bidang pendidikan dan pelatihan dalam rangka mendukung kebijakan dan program keternagakerjaan. Misi a. Melaksanakan Diklat Instruktur dan tenaga kerja b. Melaksanakan Pengembangan sumber daya pelatihan c. Melaksanakan konsultasi dan bimbingan penyelenggaraan diklat d. Tujuan 1. Menjadikan B2PLKDN sebagai Model Center dalam penyelenggaraan diklat, uji kompetensi, dan pengembangan manajemen lembaga diklat. 2. Menjadikan B2PLKDN sebagai pusat pengembangan sumber daya pelatihan 3. Mewujudkan kemandirian institusi dalam pengelolaan sumber daya pelatihan secara professional dan transparan Sasaran 1. Tersedianya SOP bebasis kompetensi dan produksi 2. Tersedianya sistem dan metode diklat sesuai kebutuhan pasar / user 3. Tersedianya Lembaga Diklat yang Comfortable, Marketable, dan Profesional. 4. Terwujudnya jejaring kerja sama sektoral, regional, dan internasional. 5. Tersedianya Instruktur dan Tenaga Kerja yang kompeten dan professional Srategi 1. Pengembangan manajemen institusi 2. Pengembangan system dan metode pelatihan 3. Pengembangan sumber daya pelatihan 4. Pengembangan fisik institusi 5. Pengembangan jejaring kerja sama baik dalam maupun luar negeri. 39

3.2 Struktur Organisasi di B2PLKDN KETUA DEPARTEMEN NICOLAS PELUPESSY NIP. 19690716 199803 1 001 KETUA PROGRAM DAN LATIHAN T A T A N G NIP. 19630907198503 1 002 SEKRETARIS PRASIDHA AHARSA NIP. 19780404 200604 1 002 ADMINISTRASI ANDRI PURNANIRAWAN NIP.19770226 200604 1 004 KA.BENG.ELEKTONIKA KOMUNIKASI KA.BENG. MEKATRONIKA KA.BENG.LISTRIK INDUSTRI KA.BENG. ELEKTONIKA INDUSTRI KA.BENG.LISTRIK INSTALASI KA.BENG. ALTERNATIF ENERGI HERMAWAN NIP. 19600916 198303 1 003 RIZAL EFFENDI NIP.19661031 199403 1 002 ROMULO SUGIANTO NIP.19811221 200712 1 001 DEDEN KOSWARA NIP.19681207 199403 1 001 TAMTOMO S.BUDI NIP. 19560613 197803 1 001 AGUSTINUS MANGUNTAM NIP.19730820 200312 1 001 Gambar Struktur Organisasi Departemen Listrik 40

3.3 Deskripsi Kerja Tugas-tugas setiap departemen di BBLPKDN sudah di atur menurut undangundang. Di karenakan BBLPKDN merupakan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Tugas-tugasnya sebagai berikut : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN-SJ/VIII/2008 Tentang TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS DILINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Bagian Kedua BALAI BESAR PENGEMBANGAN LATIHAN KERJA DALAM NEGERI Pasal 36 Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri mempunyai tugas melaksanakan dan mengembangkan pelatihan, uji kompetensi, sertifikasi dan konsultansi bidang instruktur, tenaga kepelatihan dan tenaga kerja. Pasal 37 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri menyelenggarakan fungsi : 41

a. Penyusunan rencana, program dan anggaran, pengembangan pelatihan, uji kompetensi, sertifikasi dan konsultansi bidang instruktur, tenaga kepelatihan dan tenaga kerja ; b. Penyelenggaraan pelatihan, uji coba pelatihan, uji kompetensi, sertifikasi, pengembangan dan validasi program dan materi pelatihan serta konsultansi pelatihan instruktur, tenaga kepelatihan dan tenaga kerja ; c. Pelaksanaan koordinasi, promosi, pemasaran, konsultansi, sertifikasi dan kerjasama kelembagaan ; d. Pelaksanaan evaluasi pelatihan dan pengembangan program, uji kompetensi, sertifikasi, pemberdayaan unit pelatihan, konsultansi dan penyusunan laporan ; e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar. Pasal 38 Uraian tugas Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, sebagai berikut : a. Menyusun rencana kerja dan kegiatan Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri ; b. Menyiapkan bahan perumusan pengembangan pelatihan kerja ; c. Merumuskan sasaran kegiatan di lingkungan BBPLKDN ; d. Menyusun rencana pengembangan pelatihan, uji kompetensi /sertifikasi, dan konsultansi peningkatan kualitas instruktur dan tenag pelatihan, serta pelatihan berbasis kompetensi; e. Menyusun, mengembangkan dan mengevaluasi pelaksanaan standar operasional prosedur ( SOP ) yang diberlakukan ; f. Menyelenggarakan pelatihan, mempersiapkan uji kompetensi / sertifikasi, konsultansi peningkatan kualitas instruktur dan tenaga pelatihan, serta pelatihan berbasis kompetensi; g. Menyelenggarakan uji coba, evaluasi dan validasi pengembangan program daan materi pelatihan ; h. Melaksanakan koordinasipenyelenggaraan pelatihan, konsultansi, sertifikasi dan kerjasama kelembagaan pelatihan; i. Mendorong dan mengembangkan unit pelatihan binaan dalam rangka pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi, persiapan uji kompetensi / sertifikasi tenaga kerja bagi lulusan pelatihan; j. Mengembangkan jejaring dan kerjasama dengan pemangku kepentingan yang terkait dengan pengembangan pelatihan kerja; 42

Pasal 67 Seksi pemberdayaan mempunyai tugas melakukan pemberdayaan sumber daya pelatihan uji kompetensi, sertifikasi, dan konsultasi. Pasal 68 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67, antara lain sebagai berikut: a. Penyiapan bahan pemberdayaan sumber daya pelatihan; dan b. Penyiapan bahan pemberdayaan hasil pelatihan. Pasal 69 Uraian tugas Seksi pemberdayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67, antara lain sebagai berikut; a. Menyiapkan bahan penyusunan rencana kegiatan pemberdayaan lembaga pelatihan, uji kompetensi, dan konsultasi; b. Menyiapkan bahan pemberdayan untuk setiap bidang/kejuruan dan sumber daya pelatihan di lingkungan balai besar; c. Melakukan uji coba pemberdayaan sumber daya pelatihan; d. Menyiapkan bahan evaluasi pemberdayaan sumber daya pelatih; e. Melakukan evaluasi pemberdayaan sumber daya pelatihan; dan f. Menyusun laporan pelaksanaan tugas. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 232 Kelompok jabatan fungsional pada Balai Besar Pengembangan Latihan Ketransmigrasian, Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negri, Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Industri,Balai Besar Ketransmigrasian,Balai Latihan Kerja Industri, dan Balai Latihan Transmigrasi terdiri dari jabatan 43

fungsional Instruktur, Penggerak Swadaya Masyarakat dan sejumlah jabatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 233 (1) Kelompok jabatan fungsional Instruktur mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelatihan dan pembelajaran sesuai dengan biidangb keahliannya. (2) Dalam menjalankan tugas sebagai mana dimaksud dalam ayat (1), kelompok jabatan fungsional Instruktur pada Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negri,Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Luar Negri, Balai Besar Latihan Kerja Indistri, dan Balai ltihan Kerja Industri menyelenggarakaan fungsi : a. pelaksanaan pengembangan kompetensi instruktur melalui pendidikan dan pelatihan; b. pelaksanaan pelatihan; c. pelaksanaan pengembangan pelatihan; d. pelaksanaan pengembangan profesi instruktur; dan e. pelaksanaan kegiatan pendukung pelatihan. Pasal 234 (1) Kelompok jabatan fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penggerak masyarakat, yang meliputi persiapan penggerakan,publikasi program,penggerak masyarakat dan evaluasi penggerakan. (2) Dalam lenjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Kelompok jabatan fungsional penggerak Swadaya Masyarakat padea Balai Besar Pengembangan Latihan Ketransmigrasian, Balai Besar Latihan Ketransmigrasian dan Balai Latihan Transmigrasi menyelenggarakaan fungsi; a. pelaksanaan pengembangan kompetensi penggerak swadaya masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan; b. persiapan penggerakan swadaya masyarakat; 44

c. pelaksanaan penggerakan; d. pengembangan profesi; dan e. penunjang tugas penggerak swadaya masyarakat. Pasal 235 Kelompok jabatan Fungsional lainnya mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 236 (1) Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh kepala Balai Besar dan Balai. (2) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan badan kerja. (3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 45