LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP Data Diri Nama : Yan Malegi Diardi Jenis Kelamin : Laki - laki Tempat Lahir : Bandung Tanggal Lahir : 03 Maret 1990 Telepon : 08562042300 Alamat Lengkap : Jl. Margajaya II No.12 RT.01 / RW.05 Email : egi_revolvergz@yahoo.co.id Judul Tugas Akhit : Perangkat Lunak Analisis dan Desain Shear Wall Beton Bertulang Pendidikan 1994 1995 TK Siti Khodijah Bandung 1995 2001 SD ASSALLAM I Bandung 2001 2004 SMPN 11 Bandung 2004 2007 SMAN 17 Bandung 2007 sekarang Double Degree (Teknik Sipil Sistem Informasi) Universitas Kristen Maranatha Pengalaman Organisasi 2009 2010 Himpunan Mahasiswa Double Degree sebagai Sie. Publikasi dan Dokumentasi 2010 2011 Himpunan Mahasiswa Double Degree sebagai Anggota Bidang Akademik Eksternal 130
131 Lampiran B Contoh Perhitungan Studi Kasus 1 Data Perencanaan Studi Kasus 1 : Dalam Tugas Akhir ini, studi kasus pertama ini menggunakan tipe gedung 8 lantai yang akan didesain sebagai bangunan tahan gempa. Masing masing model tersebut akan dilakukan penelitian dengan gedung yang dimodelkan dengan menggunakan fitur wall. Wall merupakan salah satu fitur yang tersedia dalam perangkat lunak ETABS yang digunakan untuk mendisain suatu bangunan gedung tahan gempa dengan fungsi sebagai dinding geser, sedangkan kolom ekivalen dalam hal ini merupakan suatu elemen struktur dengan fitur kolom (frame) pada perangkat lunak ETABS yang ditingkatkan kekakuannya seperti dinding geser. Adapun dimensi dan ukuran penampang sebagai berikut: a. Kolom, menggunakan satu macam kolom, yaitu K1-3 90x90 cm, K4-6 85x85 cm, K7-8 80x80 cm. b. Balok, menggunakan tiga macam balok, yaitu B1 dengan ukuran 40x60 cm c. Dinding Geser, menggunakan satu macam dinding geser, yaitu W1 dengan tebal 30 cm. d. Pelat, menggunakan satu macam pelat, baik untuk pelat lantai maupun pelat atap, yaitu t dengan tebal 13 cm. Material Dinding Lantai Atap Kuat tekan beton (fc ) Mutu baja tulangan (fy) Tulangan tarik (fys) Modulus elastisitas (Ec) : batu bata : pelat beton : dak beton : 25 MPa : 400 MPa : 240 MPa : 4700 fc
132 Beban Layan Beban hidup (lantai dan atap) : 250 kg/m 2 SDL (lantai dan atap) : 150 kg/m 2 Dinding : 250 kg/m 2 Gravitasi (g) : 9,81 m/dt 2 Data Perencanaan Gempa Faktor Keutamaan Kategori gedung termasuk dalam gedung umum yaitu gedung sekoloh, maka Faktor Keutamaan I yang dipakai adalah 1 (Tabel 1 SNI-1726-2002). Respons Spektrum Gempa Rencana Bangunan terletak di Bandung, wilayah Gempa 3 tanah keras. Berdasarkan SNI-1726-2002, pada Tabel 5 nilai Ca = 0.18 (percepatan muka tanah Ao), sedangkan untuk nilai Cv = 0.23 pada Tabel 6 (spektrum respon gempa rencana Ar). Faktor Reduksi Gempa Sisitem struktur gedung didiesain sebagai sistem rangka gedung yaitu dinding geser beton bertulang kantilever daktail parsial dengan nilai Faktor Reduksi Gempa R = 5.5. Kekakuan Struktur Dalam perencanaan struktur bangunan gedung, pengaruh peretakan beton akan diperhitungkan terhadap kekakuannya dengan cara mengalikan momen inersia penampang unsur struktur dengan persentase efektifitas penampang, untuk kolom dan balok beton bertulang dipakai 75% sedangkan dinding geser beton bertulang kantilever dipakai 60% (Pasal 5.5.1 SNI-1726-2002). Kombinasi Pembebanan
133 Kombinasi pembebanan disain telah ditetapkan menurut Pasal 11.2 SNI 2847, tetapi untuk perancangan Tugas Akhir ini hanya 6 jenis yang akan dipakai, antara lain: 1.) DL 1,4 + SDL 1,4 2.) DL 1,2 + SDL 1,2 + LL 1,6 3.) DL 1,2 + SDL 1,2 + LL 1,6 + FX 1,0 + FY 0,3 4.) DL 0,9 + SDL 0,9 + FX 1,0 + FY 0,3 5.) DL 1,2 + SDL 1,2 + FX 0,3 + FY 1,0 + LL 1,0 6.) DL 0,9 + SDL 0,9 + FX 0,3 + FY 1,0 Pemodelan Struktur Gedung Gambar 101. Model Gedung Pada perencanaan gedung, dinding geser pada gedung akan dimodelkan sebagai elemen wall. Langkah-langkah pemodelannya adalah sebagai berikut :
134 1. Menentukan Plan Grids dan Story Data File New Model default.edb input data bangunan klik ok Custom Grid untuk menentukan spacing lines x dan y Gambar 102. Perencanaan Grids dan Story Tampak Atas Tampak 3D Gambar 103. Tampilan Awal
135 2. Mendefinisikan material dari struktur yang digunakan Define Material Properties conc Modif/show material klik ok Gambar 104. Mendefinisikan Data Material 3. Mendefinisikan penampang balok Define Frame Section add rectangular input data penampang balok reinforcement klik ok Gambar 105. Input Data Balok
136 Gambar 106. Faktor Efektivitas Penampang Balok 4. Mendefinisikan penampang kolom Define Frame Section add rectangular input data penampang kolom reinforcement klik ok Gambar 107. Input Data Kolom
137 Gambar 108. Faktor Efektifitas Penampang Kolom Untuk kolom yang berikutnya K4-6 (85/85) dan K7-8 (80/80), ulangi langkah 4. 5. Mendefinisikan wall Define Wall / Slab / Deck Sections Wall Modify / show properties input data wall klik ok Gambar 109. Input Data Wall
138 6. Pendefinisian Load Case Gambar 110. Faktor Efektifitas Wall Gambar 111. Pendefinisian Load Case
139 7. Penggambaran elemen struktur (balok, kolom, wall dan pelat) a. Balok Draw lines Input properties objek sesuai dengan properties balok (B1) klik balok dari joint ke joint Gambar 112. Penggambaran Balok b. Kolom Create columns Input properties objek sesuai dengan properties (K1-3, K4-6, K7-8) klik kolom pada tiap joint. Gambar 113. Penggambaran Kolom c. Wall Draw wall Input properties objek properties (W13, W46, 278) klik wall dari joint ke joint.
140 Gambar 114. Penggambaran Wall d. Pelat Draw Areas Input properties objek properties pelat (PELAT) klik joint terluar. Gambar 115. Penggambaran Pelat 8. Menentukan restraint pada tumpuan Select plan level base Slect semua joint Assign joint / point Restraint klik ok Pada kolom perletakannya jepit dan pada wall perletakannya sendi.
141 Gambar 116. Penggambaran Restraint 9. Pendefinisian mesh areas pada wall Select wall Edit Mesh areas Mesh quads (8 dan 4) klik ok Wall Gambar 117. Pendefinisian Mesh Areas Gambar 118. Penggambaran Mesh Area pada 10. Menentukan beban pada pelat Select By wall/slab/deck section pilih pelat Assign Shell / Area Load Uniform Pilih jenis beban yang akan digunakan (LL dan SDL) klik ok
142 Gambar 119. Input Beban LL dan SDL pada Pelat 11. Menentukan beban pada balok tepi Select balok tepi (B1) Assign Frame / line load Uniform pilih jenis beban yang akan digunakan (SDL) kilik ok Gambar 120. Input Beban SDL pada Balok Tepi 12. Menentukan diaphragm tiap lantai Select semua pelat pada lantai 1 Assign Shell/Area Rigid Diaphragm Gambar 121. Penggambaran Diaphragm Ulangi langkah no 11 untuk diaphragm berikutnya lantai 2-8 yaitu D2 D8.
143 13. Menentukan sumber massa Define Mass Source Add jenis massa pada bangunan klik ok 14. Menentukan jumlah modal. Analyze set analysis Options Gambar 122. Set Sumber Massa Gambar 123. Set Dynamic Berdasarkan SNI-1726-2002 Pasal 5.7 struktur gedung yang tingginya diukur dari taraf penjepitan lateral lebih dari 10 tingkat atau 40 m, maka harus diperhitungkan pengaruh P-Delta. Pada penelitian ini tinggi bangunan 17,6 m dengan jumlah lantai 5, tidak memenuhi persyaratan Pasal 5.7 berarti struktur gedung tidak perlu diperhitungkan terhadap pengaruh P-Delta.
144 15. Analisis Model Struktur Gedung A1. Analyze Run Analysis Story Gambar 124. Analisis Model Struktur \ Tabel LIV. Nilai T,Ray Berdasarkan Peta Gempa 2010 - arah X W i F i d i W i.d i 2 F i.d i T, Ray d i 2 kg kg mm kgmm 2 kgmm detik mm 2 8 1236018.31 70717.48 86.78 9309261735.27 6137223.59 7531.65 7 1249636.63 62681.98 79.16 7832484634.57 4962501.33 6267.80 6 1262678.51 54429.51 69.74 6142129200.54 3796186.77 4864.36 5 1276729.16 46029.43 58.95 4436870071.77 2713467.28 3475.18 2.4625 4 1276729.16 37023.67 47.03 2824208484.56 1741319.65 2212.06 3 1290203.37 28313.60 34.38 1525080103.23 973447.33 1182.04 2 1304686.34 19428.47 21.78 619140693.60 423233.80 474.55 1 1321691.23 10358.78 9.97 131411561.38 103290.60 99.4268 12554298.20 53600972766.74 35762899.18 Tx = 2.4431 detik T (Ray) = 2.4625 detik Tx < 1,2 T (Ray) Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa Tx memenuhi persyaratan kurang dari 1,2T(Ray).
145 Tabel LV. Nilai T,Ray Berdasarkan Peta Gempa 2010 - arah Y W i F i d i 2 W i.d i F i.d i T, Ray 2 d i Story kg kg mm kgmm 2 kgmm detik mm 2 8 1236018.31 70717.48 17.90 396342433.60 1266337.91 320.66 7 1249636.63 62681.98 15.20 288833824.97 952960.47 231.13 6 1262678.51 54429.51 12.42 194804471.36 676063.60 154.27 5 1276729.16 46029.43 9.65 119042568.21 444464.80 93.24 1.1097 4 1276729.16 37023.67 6.98 62281201.99 258588.15 48.78 3 1290203.37 28313.60 4.53 26492501.85 128300.28 20.53 2 1304686.34 19428.47 2.75 9909792.12 53544.879 7.59 1 1321691.23 10358.78 0.89 1058234.60 9269.04 0.80 12554298.20 2198952451.59 7222487.54 Ty = 1.1097 detik T (Ray) = 0.7765 detik Ty > 1,2 T (Ray) Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa Ty memenuhi persyaratan kurang dari 1,2T(Ray). Desain Dinding Geser Desain dinding geser akan dilakukan secara seragam untuk semua lantai, oleh karena itu gaya dalam yang diambil adalah gaya dalam maksimum yang terdapat pada lantai 1. Adapun hasil analisis menggunakan ETABS 9.0 didapat sebagai berikut : Tabel LVI. Gaya Dalam Dinding Geser Studi Kasus 1 Gaya Dalam Dinding Geser Pu (kn) 13626.94 Vu2 (kn) 1341.146 Vu3 (kn) 2309.562 Mu2 (knm) 221.53 Mu3 (knm) 4644.435 Desain Dinding Geser Berdasarkan Konsep Gaya Dalam Konsep perencanaan dinding geser untuk bangunan tahan gempa yang didasarkan pada gaya dalam yang terjadi akibat beban gempa
146 dilakukan baik untuk desain lentur dan desain geser. Konsep ini mengacu pada Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002. Pedoman yang dipakai dalam merencanakan dinding geser adalah pasal 23.6 yaitu dinding structural beton khusus dan balok perangkai khusus. Dinding geser yang akan didesain adalah dinding geser berbentuk I. Gambar 125. Model Sistem Dinding Geser Berbentuk I Data-data yang digunakan untuk desain adalah: h (tebal dinding geser) = 400 mm fc' = 25 MPa fy = 400 MPa hw (tinggi story) = 40.000 mm lw (bentang) arah X = 8.000 mm Dimensi kolom terkecil = 400 mm 1. Pengecekan kebutuhan boundary element. Dinding geser direncanakan memiliki komponen batas khusus (boundary element) di sekeliling sisi luarnya dan di tepi-tepi bukaan dinding dimana tegangan tekan tepi pada serat terluar, akibat bebanbeban terfaktor termasuk beban gempa melampaui 0,2 fc. Komponen batas khusus dihentikan pada tempat dimana tegangan tekan tersebut kurang daripada 0,15 fc. Bentang dinding geser arah X (lw = 8.000 mm):
147 4.3104 Mpa < 5 Mpa (tidak dibutuhkan boundary element) Dalam perhitungan kasus ini, tidak dibutuhkan boundary element maka pengecekan selanjutnya tidak perlu di lakukan perhitungan.
148 Lampiran C Contoh Perhitungan Studi Kasus 2 Diperoleh perhitungan studi kasus dari skripsi esteryulia-31507-4- 2008 berupa gaya dalam dinding geser sebagai berikut : Tabel LVII. Gaya Dalam Dinding Geser Studi Kasus 2 Gaya Dalam Dinding Geser Pu (kn) 33652,13 Vu2 (kn) 6300,99 Vu3 (kn) 3898,83 Mu2 (knm) 28355,69 Mu3 (knm) 129509,30 Desain Dinding Geser Berdasarkan Konsep Gaya Dalam Konsep perencanaan dinding geser untuk bangunan tahan gempa yang didasarkan pada gaya dalam yang terjadi akibat beban gempa dilakukan baik untuk desain lentur dan desain geser. Konsep ini mengacu pada Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002. Pedoman yang dipakai dalam merencanakan dinding geser adalah pasal 23.6 yaitu dinding struktural beton khusus dan balok perangkai khusus.. Dinding geser yang akan didesain adalah dinding geser kantilever berbentuk C. Gambar 126. Model Sistem Dinding Geser Kantilever C Data-data yang digunakan untuk desain adalah: h (tebal dinding geser) = 400 mm fc' = 30 MPa
149 fy = 400 MPa hw (tinggi story) = 40.000 mm lw (bentang) arah X = 8.400 mm lw (bentang) arah Y = 2.800 mm Dimensi kolom terkecil = 400 mm 1. Pengecekan kebutuhan boundary element. Dinding geser direncanakan memiliki komponen batas khusus (boundary element) di sekeliling sisi luarnya dan di tepi-tepi bukaan dinding dimana tegangan tekan tepi pada serat terluar, akibat bebanbeban terfaktor termasuk beban gempa melampaui 0,2 fc. Komponen batas khusus dihentikan pada tempat dimana tegangan tekan tersebut kurang daripada 0,15 fc. Bentang dinding geser arah X (lw = 8.400 mm): Mpa > 6 Mpa (butuh boundary element) Panjang boundary element:
150 Bentang dinding geser arah X (lw = 2.800 mm): 277,83 Mpa > 6 Mpa (butuh boundary element) Panjang boundary element: 2. Detailing Persyaratan Boundary Komponen batas harus menerus secara horizontal dari sisi serat tekan terluar sejarak tidak kurang dari dan. Bentang dinding geser arah X (lw = 8.400 mm):
151 Asumsi diambil sehingga (c 0.1 lw) = 2000 (0,1 8400) = 1160 mm dan Maka, diambil panjang boundary 1200 mm. Bentang dinding geser arah X (lw = 2.800 mm): Asumsi diambil sehingga (c 0.1 lw) = 667 (0,1 2800) = 387 mm dan Maka, diambil panjang boundary 750 mm. Tulangan transversal komponen batas khusus harus memenuhi persyaratan berikut: - Rasio volumetrik tulangan spiral atau sengkang cincin, ρs, tidak boleh kurang dari: ρ - Luas total penampang sengkang tertutup persegi tidak boleh kurang dari Dipakai D-16 (As = 200,96 mm 2 ) untuk diameter tulangan transversal boundary. Spasi tulangan transversal boundary, diambil terkecil dari: s ¼ kolom terkecil s ¼ x 400 mm = 100 mm s 6 d b = 6 x 19 mm = 114 mm Diambil spasi tulangan transversal boundary 100 mm.
152 3. Desain lentur dan beban aksial di dasar dinding geser. Minimum tulangan terkonsentrasi pada daerah boundary dinding: As 0,002 b w l w Maksimum tulangan terkonsentrasi pada daerah boundary dinding: As 0,06 x area of concentrated reinforcement region Bentang dinding geser arah X (lw = 8.400 mm): Minimum tulangan terkonsentrasi: As 0,002 b w l w As 0,002 x 400mm x 8400mm = 6720mm 2 Maksimum tulangan terkonsentrasi: As 0,06 x (1200 + 50) x 400 = 30000mm 2 Dipakai D-22 (As = 379,94 mm 2 ) Dipakai 20 D 22 dipertemuan antar dinding (As = 7598,80mm 2 ) Bentang dinding geser arah Y (lw = 2.800 mm): Minimum tulangan terkonsentrasi: As 0,002 b w l w As 0,002 x 400mm x 2800mm = 2240mm 2 Maksimum tulangan terkonsentrasi: As 0,06 x (700 + 50) x 400 = 18000mm 2 Dipakai D-22 (As = 379,94 mm 2 )
153 Dipakai 8 D 22 dipertemuan antar dinding (As = 3039,52mm 2 ) 4. Tulangan terdistribusi di panel dinding geser Untuk dinding dengan tebal 400 mm, maksimum diameter tulangan adalah 1/10 tebal = 1/10 x 400 mm = 40 mm/ Distribusi tulangan, di daerah sendi plastis smax = 300 mm di tiap arah. Di luar daerah sendi plastis, smax = 450 mm di tiap arah. Rasio penulangan harus lebih besar dari 0,0025 di tiap arah. Pada panel dinding dibutuhkan 2 lapis tulangan bila Vu melebihi Bentang dinding geser arah X (lw = 8.400 mm): Bentang dinding geser arah Y (lw = 2.800 mm): 5. Kuat geser dinding struktural Kuat geser dinding struktural tidak diperkenankan lebih dari, sehingga rasio tulangan maksimum: Bentang dinding geser arah X (lw = 8.400 mm):
154 Dipakai tulangan transversal D-19 dengan As = 283,385 mm 2, sehingga: s = 227 mm, diambil s = 230 mm Distribusi tulangan longitudinal diambil dengan ρ 0,0025. Dipakai tulangan longitudinal 15 pasang D-22 dengan tebal 400 mm, sehingga: Bentang dinding geser arah Y (lw = 2.800 mm):
155 Dipakai tulangan transversal D-19 dengan As = 283,385 mm 2, sehingga: s = 251,67 mm, diambil s = 250 mm Distribusi tulangan longitudinal diambil dengan ρ 0,0025. Dipakai tulangan longitudinal 5 pasang D-22 dengan tebal 400 mm, sehingga: 6. Desain panjang penyaluran Tulangan transversal pada dinding geser harus dipasang sampai ke dalam boundary element dengan panjang penyaluran tertentu. Panjang penyaluran tidak boleh lebih kecil dari ketentuan berikut yaitu: l d 3,5 l dh dimana l dh adalah nilai terbesar dari: l dh = 8 d b = 8 x 19 = 152 mm Diambil l dh = 316,89 mm 320 mm maka l d = 3,5 l dh = 3,5 x 320 mm = 1120 mm diambil panjang penyaluran sebesar 1120 mm.
156 7. Desain sambungan lewatan (Lap-splice) Panjang sambungan lewatan dilakukan maksimum 50% jumlah tulangan dengan panjang penyaluran sebagai berikut: Ld (lap-splice) = 1,3 Ld maka Ld (lap-splice) = 1,3 x 401,66 = 522,16 mm, diambil 550 mm.
157 8. Penulangan Dari hasil perhitungan desain dinding geser berdasarkan konsep gaya dalam didapat hasil seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel LVIII. Hasil Desain Dinding Geser Dengan Konsep Gaya Dalam Dinding Geser Arah X Dinding Geser Arah Y Tulangan Panel dinding Tul. Longitudinal 30 D-22 10 D-22 Tul. Transversal D-19 @ 230 mm D-19 @ 250 mm Tulangan Boundary Tul. Longitudinal 20 D-22 8 D-22 Tul. Transversal D-16 @ 100 mm D-16 @ 100 mm
158 Lampiran D Contoh Perhitungan Studi Kasus 3 Diperoleh perhitungan studi kasus dari skripsi 06_TA_MaradonaRN berupa gaya dalam dinding geser sebagai berikut : Tabel LIX. Gaya Dalam Dinding Geser Studi Kasus 3 Gaya Dalam Dinding Geser Pu (kn) 233,37 Vu (kn) 433,9106 Mu (knm) 37,30 Desain Dinding Geser Berdasarkan Konsep Gaya Dalam Konsep perencanaan dinding geser untuk bangunan tahan gempa yang didasarkan pada gaya dalam yang terjadi akibat beban gempa dilakukan baik untuk desain lentur dan desain geser. Konsep ini mengacu pada Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002. Pedoman yang dipakai dalam merencanakan dinding geser adalah pasal 23.6 yaitu dinding structural beton khusus dan balok perangkai khusus. Dinding geser yang akan didesain adalah dinding geser berbentuk I. Gambar 127. Model Sistem Dinding Geser Berbentuk I Data-data yang digunakan untuk desain adalah: h (tebal dinding geser) = 300 mm fc' = 25 MPa fy = 400 MPa hw (tinggi story) = 35.000 mm lw (bentang) arah X = 5.780 mm Dimensi kolom terkecil = 400 mm 1. Pengecekan kebutuhan boundary element.
159 Dinding geser direncanakan memiliki komponen batas khusus (boundary element) di sekeliling sisi luarnya dan di tepi-tepi bukaan dinding dimana tegangan tekan tepi pada serat terluar, akibat bebanbeban terfaktor termasuk beban gempa melampaui 0,2 fc. Komponen batas khusus dihentikan pada tempat dimana tegangan tekan tersebut kurang daripada 0,15 fc. Bentang dinding geser arah X (lw = 5780 mm): Mpa < 5 Mpa (tidak dibutuhkan boundary element) Dalam perhitungan kasus ini, tidak dibutuhkan boundary element maka pengecekan selanjutnya tidak perlu di lakukan perhitungan.
Tabel LX Syarat Shear Wall 25% > Kolom Kombinasi COMB1 COMB2 COMB3 COMB4 COMB5 COMB6 Syarat Shearwall > Reaksi Perletakan Persentase Total kolom Kolom Dinding Kolom Dinding (25% kolom) fx fy fx fy fx fy fx fy fx fy fx fy - 2161.6 90.1791-3020.7 9 3768.1 2-7654.1 2 1-4472.83-19848.7-7493.62-22010.4 40.31149 9.82088 59.68851 2721.1 23050.0 11.8054 7 5485.35 20328.88 9253.47 5 40.72116 8 59.27884-2542.1 4-28115.2-11328.3-35769.3-13870.4 21.39856 1210.5 26211.4 8 1 15369.37 32039.34-1908.0 5827.9 3-4467.6 6 3131.4 9 1877.1 9212.62 11244.23 12344.11 4-10218.3-15940.6-14685.9-17848.6 30.4214 13121.3 3 25.36829 18.3277 5 78.60144 16579.9 5 18.18992 7.30147 81.81008 10.6901 4 69.5786 14.3057 1 74.63171 2 not ok ok 88.1945 2 not ok ok 81.6722 5 ok ok 92.6985 3 ok ok 89.3098 6 ok ok 85.6942 9 ok ok 130