LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

PEMODELAN DINDING GESER BIDANG SEBAGAI ELEMEN KOLOM EKIVALEN PADA MODEL GEDUNG TIDAK BERATURAN BERTINGKAT RENDAH

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI

TUTORIAL PORTAL 3 DIMENSI

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

ANALISIS STRUKTUR FRAME-SHEAR WALL

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG TINGKAT TINGGI

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Jl. Banyumas Wonosobo

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

BAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER

Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

BAB V DESAIN TULANGAN ELEMEN GEDUNG. Berdasarkan hasil analisis struktur dual system didapat nilai gaya geser setiap

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI PERBANDINGAN KONSEP DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI BETON

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB V PENULANGAN STRUKTUR

PENGARUH PENINGKATAN KAPASITAS AIR TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR BAK SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga 59 L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga 60 L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga 61

LAMPIRAN A. Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen

DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH. Refly. Gusman NRP :

Perhitungan Struktur Bab IV

DESAIN PENULANGAN SHEAR WALL, PELAT DAN BALOK DENGAN PEMROGRAMAN DELPHI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN...

PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA GEDUNG 5 LANTAI MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA

Yogyakarta, Juni Penyusun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR PELAT SLAB BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG DUAL SYSTEM 22 LANTAI DENGAN OPTIMASI KETINGGIAN SHEAR WALL

Perencanaan Gempa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000

DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON DAN SNI GEMPA

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

METODOLOGI PENELITIAN

Pertemuan 10 DESAIN BETON BERTULANG 1

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

BAB V ANALISIS STRUKTUR

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG APARTEMEN SEMBILAN LANTAI DI YOGYAKARTA. Oleh : PRISKA HITA ERTIANA NPM. :

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

Modul SAP2000 Ver.7.42

BAB III METODOLOGI. Mulai. Pengumpulan Data. Preliminary Desain Struktur Model-1. Input Beban Yang Bekerja Pada Struktur

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG 10 LANTAI TAHAN GEMPA PENAHAN MOMEN MENENGAH (SRPMM)

DAFTAR ISTILAH. Al = Luas total tulangan longitudinal yang memikul puntir

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS BETON BERTULANG GEDUNG ELLIPS DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK)

STUDI ANALISIS PERTEMUAN BALOK KOLOM BERBENTUK T STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PEMODELAN STRUT-AND- TIE ABSTRAK

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR. lantai, balok, kolom dan alat penyambung antara lain sebagai berikut :

Laporan Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Apartemen Salemba Residences 4.1 PERMODELAN STRUKTUR Bentuk Bangunan

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

TUTORIAL ANALISA STRUKTUR

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71

MODEL PORTAL 3 DIMENSI

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB IV ANALISIS STRUKTUR ATAS

PENGANTAR SAP2000. Model Struktur. Menu. Toolbar. Window 2. Window 1. Satuan

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

LAMPIRAN 1 PRELIMINARY DESAIN

STUDI ANALISIS JEMBATAN SEBAGAI PENGHUBUNG GEDUNG BETON BERTULANG ENAM LANTAI ABSTRAK

PERBANDINGAN DIMENSI BALOK AKIBAT MENGGUNAKAN BATA KONVENSIONAL DAN BATA RINGAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL PESONA TUGU YOGYAKARTA

Analisis Pertemuan Balok-Kolom Struktur Rangka Beton Bertulang Menggunakan Metode Strut And Tie. Nama: Budi Piyung Riyadi NRP :

By SUGITO Call :

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

Transkripsi:

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP Data Diri Nama : Yan Malegi Diardi Jenis Kelamin : Laki - laki Tempat Lahir : Bandung Tanggal Lahir : 03 Maret 1990 Telepon : 08562042300 Alamat Lengkap : Jl. Margajaya II No.12 RT.01 / RW.05 Email : egi_revolvergz@yahoo.co.id Judul Tugas Akhit : Perangkat Lunak Analisis dan Desain Shear Wall Beton Bertulang Pendidikan 1994 1995 TK Siti Khodijah Bandung 1995 2001 SD ASSALLAM I Bandung 2001 2004 SMPN 11 Bandung 2004 2007 SMAN 17 Bandung 2007 sekarang Double Degree (Teknik Sipil Sistem Informasi) Universitas Kristen Maranatha Pengalaman Organisasi 2009 2010 Himpunan Mahasiswa Double Degree sebagai Sie. Publikasi dan Dokumentasi 2010 2011 Himpunan Mahasiswa Double Degree sebagai Anggota Bidang Akademik Eksternal 130

131 Lampiran B Contoh Perhitungan Studi Kasus 1 Data Perencanaan Studi Kasus 1 : Dalam Tugas Akhir ini, studi kasus pertama ini menggunakan tipe gedung 8 lantai yang akan didesain sebagai bangunan tahan gempa. Masing masing model tersebut akan dilakukan penelitian dengan gedung yang dimodelkan dengan menggunakan fitur wall. Wall merupakan salah satu fitur yang tersedia dalam perangkat lunak ETABS yang digunakan untuk mendisain suatu bangunan gedung tahan gempa dengan fungsi sebagai dinding geser, sedangkan kolom ekivalen dalam hal ini merupakan suatu elemen struktur dengan fitur kolom (frame) pada perangkat lunak ETABS yang ditingkatkan kekakuannya seperti dinding geser. Adapun dimensi dan ukuran penampang sebagai berikut: a. Kolom, menggunakan satu macam kolom, yaitu K1-3 90x90 cm, K4-6 85x85 cm, K7-8 80x80 cm. b. Balok, menggunakan tiga macam balok, yaitu B1 dengan ukuran 40x60 cm c. Dinding Geser, menggunakan satu macam dinding geser, yaitu W1 dengan tebal 30 cm. d. Pelat, menggunakan satu macam pelat, baik untuk pelat lantai maupun pelat atap, yaitu t dengan tebal 13 cm. Material Dinding Lantai Atap Kuat tekan beton (fc ) Mutu baja tulangan (fy) Tulangan tarik (fys) Modulus elastisitas (Ec) : batu bata : pelat beton : dak beton : 25 MPa : 400 MPa : 240 MPa : 4700 fc

132 Beban Layan Beban hidup (lantai dan atap) : 250 kg/m 2 SDL (lantai dan atap) : 150 kg/m 2 Dinding : 250 kg/m 2 Gravitasi (g) : 9,81 m/dt 2 Data Perencanaan Gempa Faktor Keutamaan Kategori gedung termasuk dalam gedung umum yaitu gedung sekoloh, maka Faktor Keutamaan I yang dipakai adalah 1 (Tabel 1 SNI-1726-2002). Respons Spektrum Gempa Rencana Bangunan terletak di Bandung, wilayah Gempa 3 tanah keras. Berdasarkan SNI-1726-2002, pada Tabel 5 nilai Ca = 0.18 (percepatan muka tanah Ao), sedangkan untuk nilai Cv = 0.23 pada Tabel 6 (spektrum respon gempa rencana Ar). Faktor Reduksi Gempa Sisitem struktur gedung didiesain sebagai sistem rangka gedung yaitu dinding geser beton bertulang kantilever daktail parsial dengan nilai Faktor Reduksi Gempa R = 5.5. Kekakuan Struktur Dalam perencanaan struktur bangunan gedung, pengaruh peretakan beton akan diperhitungkan terhadap kekakuannya dengan cara mengalikan momen inersia penampang unsur struktur dengan persentase efektifitas penampang, untuk kolom dan balok beton bertulang dipakai 75% sedangkan dinding geser beton bertulang kantilever dipakai 60% (Pasal 5.5.1 SNI-1726-2002). Kombinasi Pembebanan

133 Kombinasi pembebanan disain telah ditetapkan menurut Pasal 11.2 SNI 2847, tetapi untuk perancangan Tugas Akhir ini hanya 6 jenis yang akan dipakai, antara lain: 1.) DL 1,4 + SDL 1,4 2.) DL 1,2 + SDL 1,2 + LL 1,6 3.) DL 1,2 + SDL 1,2 + LL 1,6 + FX 1,0 + FY 0,3 4.) DL 0,9 + SDL 0,9 + FX 1,0 + FY 0,3 5.) DL 1,2 + SDL 1,2 + FX 0,3 + FY 1,0 + LL 1,0 6.) DL 0,9 + SDL 0,9 + FX 0,3 + FY 1,0 Pemodelan Struktur Gedung Gambar 101. Model Gedung Pada perencanaan gedung, dinding geser pada gedung akan dimodelkan sebagai elemen wall. Langkah-langkah pemodelannya adalah sebagai berikut :

134 1. Menentukan Plan Grids dan Story Data File New Model default.edb input data bangunan klik ok Custom Grid untuk menentukan spacing lines x dan y Gambar 102. Perencanaan Grids dan Story Tampak Atas Tampak 3D Gambar 103. Tampilan Awal

135 2. Mendefinisikan material dari struktur yang digunakan Define Material Properties conc Modif/show material klik ok Gambar 104. Mendefinisikan Data Material 3. Mendefinisikan penampang balok Define Frame Section add rectangular input data penampang balok reinforcement klik ok Gambar 105. Input Data Balok

136 Gambar 106. Faktor Efektivitas Penampang Balok 4. Mendefinisikan penampang kolom Define Frame Section add rectangular input data penampang kolom reinforcement klik ok Gambar 107. Input Data Kolom

137 Gambar 108. Faktor Efektifitas Penampang Kolom Untuk kolom yang berikutnya K4-6 (85/85) dan K7-8 (80/80), ulangi langkah 4. 5. Mendefinisikan wall Define Wall / Slab / Deck Sections Wall Modify / show properties input data wall klik ok Gambar 109. Input Data Wall

138 6. Pendefinisian Load Case Gambar 110. Faktor Efektifitas Wall Gambar 111. Pendefinisian Load Case

139 7. Penggambaran elemen struktur (balok, kolom, wall dan pelat) a. Balok Draw lines Input properties objek sesuai dengan properties balok (B1) klik balok dari joint ke joint Gambar 112. Penggambaran Balok b. Kolom Create columns Input properties objek sesuai dengan properties (K1-3, K4-6, K7-8) klik kolom pada tiap joint. Gambar 113. Penggambaran Kolom c. Wall Draw wall Input properties objek properties (W13, W46, 278) klik wall dari joint ke joint.

140 Gambar 114. Penggambaran Wall d. Pelat Draw Areas Input properties objek properties pelat (PELAT) klik joint terluar. Gambar 115. Penggambaran Pelat 8. Menentukan restraint pada tumpuan Select plan level base Slect semua joint Assign joint / point Restraint klik ok Pada kolom perletakannya jepit dan pada wall perletakannya sendi.

141 Gambar 116. Penggambaran Restraint 9. Pendefinisian mesh areas pada wall Select wall Edit Mesh areas Mesh quads (8 dan 4) klik ok Wall Gambar 117. Pendefinisian Mesh Areas Gambar 118. Penggambaran Mesh Area pada 10. Menentukan beban pada pelat Select By wall/slab/deck section pilih pelat Assign Shell / Area Load Uniform Pilih jenis beban yang akan digunakan (LL dan SDL) klik ok

142 Gambar 119. Input Beban LL dan SDL pada Pelat 11. Menentukan beban pada balok tepi Select balok tepi (B1) Assign Frame / line load Uniform pilih jenis beban yang akan digunakan (SDL) kilik ok Gambar 120. Input Beban SDL pada Balok Tepi 12. Menentukan diaphragm tiap lantai Select semua pelat pada lantai 1 Assign Shell/Area Rigid Diaphragm Gambar 121. Penggambaran Diaphragm Ulangi langkah no 11 untuk diaphragm berikutnya lantai 2-8 yaitu D2 D8.

143 13. Menentukan sumber massa Define Mass Source Add jenis massa pada bangunan klik ok 14. Menentukan jumlah modal. Analyze set analysis Options Gambar 122. Set Sumber Massa Gambar 123. Set Dynamic Berdasarkan SNI-1726-2002 Pasal 5.7 struktur gedung yang tingginya diukur dari taraf penjepitan lateral lebih dari 10 tingkat atau 40 m, maka harus diperhitungkan pengaruh P-Delta. Pada penelitian ini tinggi bangunan 17,6 m dengan jumlah lantai 5, tidak memenuhi persyaratan Pasal 5.7 berarti struktur gedung tidak perlu diperhitungkan terhadap pengaruh P-Delta.

144 15. Analisis Model Struktur Gedung A1. Analyze Run Analysis Story Gambar 124. Analisis Model Struktur \ Tabel LIV. Nilai T,Ray Berdasarkan Peta Gempa 2010 - arah X W i F i d i W i.d i 2 F i.d i T, Ray d i 2 kg kg mm kgmm 2 kgmm detik mm 2 8 1236018.31 70717.48 86.78 9309261735.27 6137223.59 7531.65 7 1249636.63 62681.98 79.16 7832484634.57 4962501.33 6267.80 6 1262678.51 54429.51 69.74 6142129200.54 3796186.77 4864.36 5 1276729.16 46029.43 58.95 4436870071.77 2713467.28 3475.18 2.4625 4 1276729.16 37023.67 47.03 2824208484.56 1741319.65 2212.06 3 1290203.37 28313.60 34.38 1525080103.23 973447.33 1182.04 2 1304686.34 19428.47 21.78 619140693.60 423233.80 474.55 1 1321691.23 10358.78 9.97 131411561.38 103290.60 99.4268 12554298.20 53600972766.74 35762899.18 Tx = 2.4431 detik T (Ray) = 2.4625 detik Tx < 1,2 T (Ray) Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa Tx memenuhi persyaratan kurang dari 1,2T(Ray).

145 Tabel LV. Nilai T,Ray Berdasarkan Peta Gempa 2010 - arah Y W i F i d i 2 W i.d i F i.d i T, Ray 2 d i Story kg kg mm kgmm 2 kgmm detik mm 2 8 1236018.31 70717.48 17.90 396342433.60 1266337.91 320.66 7 1249636.63 62681.98 15.20 288833824.97 952960.47 231.13 6 1262678.51 54429.51 12.42 194804471.36 676063.60 154.27 5 1276729.16 46029.43 9.65 119042568.21 444464.80 93.24 1.1097 4 1276729.16 37023.67 6.98 62281201.99 258588.15 48.78 3 1290203.37 28313.60 4.53 26492501.85 128300.28 20.53 2 1304686.34 19428.47 2.75 9909792.12 53544.879 7.59 1 1321691.23 10358.78 0.89 1058234.60 9269.04 0.80 12554298.20 2198952451.59 7222487.54 Ty = 1.1097 detik T (Ray) = 0.7765 detik Ty > 1,2 T (Ray) Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa Ty memenuhi persyaratan kurang dari 1,2T(Ray). Desain Dinding Geser Desain dinding geser akan dilakukan secara seragam untuk semua lantai, oleh karena itu gaya dalam yang diambil adalah gaya dalam maksimum yang terdapat pada lantai 1. Adapun hasil analisis menggunakan ETABS 9.0 didapat sebagai berikut : Tabel LVI. Gaya Dalam Dinding Geser Studi Kasus 1 Gaya Dalam Dinding Geser Pu (kn) 13626.94 Vu2 (kn) 1341.146 Vu3 (kn) 2309.562 Mu2 (knm) 221.53 Mu3 (knm) 4644.435 Desain Dinding Geser Berdasarkan Konsep Gaya Dalam Konsep perencanaan dinding geser untuk bangunan tahan gempa yang didasarkan pada gaya dalam yang terjadi akibat beban gempa

146 dilakukan baik untuk desain lentur dan desain geser. Konsep ini mengacu pada Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002. Pedoman yang dipakai dalam merencanakan dinding geser adalah pasal 23.6 yaitu dinding structural beton khusus dan balok perangkai khusus. Dinding geser yang akan didesain adalah dinding geser berbentuk I. Gambar 125. Model Sistem Dinding Geser Berbentuk I Data-data yang digunakan untuk desain adalah: h (tebal dinding geser) = 400 mm fc' = 25 MPa fy = 400 MPa hw (tinggi story) = 40.000 mm lw (bentang) arah X = 8.000 mm Dimensi kolom terkecil = 400 mm 1. Pengecekan kebutuhan boundary element. Dinding geser direncanakan memiliki komponen batas khusus (boundary element) di sekeliling sisi luarnya dan di tepi-tepi bukaan dinding dimana tegangan tekan tepi pada serat terluar, akibat bebanbeban terfaktor termasuk beban gempa melampaui 0,2 fc. Komponen batas khusus dihentikan pada tempat dimana tegangan tekan tersebut kurang daripada 0,15 fc. Bentang dinding geser arah X (lw = 8.000 mm):

147 4.3104 Mpa < 5 Mpa (tidak dibutuhkan boundary element) Dalam perhitungan kasus ini, tidak dibutuhkan boundary element maka pengecekan selanjutnya tidak perlu di lakukan perhitungan.

148 Lampiran C Contoh Perhitungan Studi Kasus 2 Diperoleh perhitungan studi kasus dari skripsi esteryulia-31507-4- 2008 berupa gaya dalam dinding geser sebagai berikut : Tabel LVII. Gaya Dalam Dinding Geser Studi Kasus 2 Gaya Dalam Dinding Geser Pu (kn) 33652,13 Vu2 (kn) 6300,99 Vu3 (kn) 3898,83 Mu2 (knm) 28355,69 Mu3 (knm) 129509,30 Desain Dinding Geser Berdasarkan Konsep Gaya Dalam Konsep perencanaan dinding geser untuk bangunan tahan gempa yang didasarkan pada gaya dalam yang terjadi akibat beban gempa dilakukan baik untuk desain lentur dan desain geser. Konsep ini mengacu pada Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002. Pedoman yang dipakai dalam merencanakan dinding geser adalah pasal 23.6 yaitu dinding struktural beton khusus dan balok perangkai khusus.. Dinding geser yang akan didesain adalah dinding geser kantilever berbentuk C. Gambar 126. Model Sistem Dinding Geser Kantilever C Data-data yang digunakan untuk desain adalah: h (tebal dinding geser) = 400 mm fc' = 30 MPa

149 fy = 400 MPa hw (tinggi story) = 40.000 mm lw (bentang) arah X = 8.400 mm lw (bentang) arah Y = 2.800 mm Dimensi kolom terkecil = 400 mm 1. Pengecekan kebutuhan boundary element. Dinding geser direncanakan memiliki komponen batas khusus (boundary element) di sekeliling sisi luarnya dan di tepi-tepi bukaan dinding dimana tegangan tekan tepi pada serat terluar, akibat bebanbeban terfaktor termasuk beban gempa melampaui 0,2 fc. Komponen batas khusus dihentikan pada tempat dimana tegangan tekan tersebut kurang daripada 0,15 fc. Bentang dinding geser arah X (lw = 8.400 mm): Mpa > 6 Mpa (butuh boundary element) Panjang boundary element:

150 Bentang dinding geser arah X (lw = 2.800 mm): 277,83 Mpa > 6 Mpa (butuh boundary element) Panjang boundary element: 2. Detailing Persyaratan Boundary Komponen batas harus menerus secara horizontal dari sisi serat tekan terluar sejarak tidak kurang dari dan. Bentang dinding geser arah X (lw = 8.400 mm):

151 Asumsi diambil sehingga (c 0.1 lw) = 2000 (0,1 8400) = 1160 mm dan Maka, diambil panjang boundary 1200 mm. Bentang dinding geser arah X (lw = 2.800 mm): Asumsi diambil sehingga (c 0.1 lw) = 667 (0,1 2800) = 387 mm dan Maka, diambil panjang boundary 750 mm. Tulangan transversal komponen batas khusus harus memenuhi persyaratan berikut: - Rasio volumetrik tulangan spiral atau sengkang cincin, ρs, tidak boleh kurang dari: ρ - Luas total penampang sengkang tertutup persegi tidak boleh kurang dari Dipakai D-16 (As = 200,96 mm 2 ) untuk diameter tulangan transversal boundary. Spasi tulangan transversal boundary, diambil terkecil dari: s ¼ kolom terkecil s ¼ x 400 mm = 100 mm s 6 d b = 6 x 19 mm = 114 mm Diambil spasi tulangan transversal boundary 100 mm.

152 3. Desain lentur dan beban aksial di dasar dinding geser. Minimum tulangan terkonsentrasi pada daerah boundary dinding: As 0,002 b w l w Maksimum tulangan terkonsentrasi pada daerah boundary dinding: As 0,06 x area of concentrated reinforcement region Bentang dinding geser arah X (lw = 8.400 mm): Minimum tulangan terkonsentrasi: As 0,002 b w l w As 0,002 x 400mm x 8400mm = 6720mm 2 Maksimum tulangan terkonsentrasi: As 0,06 x (1200 + 50) x 400 = 30000mm 2 Dipakai D-22 (As = 379,94 mm 2 ) Dipakai 20 D 22 dipertemuan antar dinding (As = 7598,80mm 2 ) Bentang dinding geser arah Y (lw = 2.800 mm): Minimum tulangan terkonsentrasi: As 0,002 b w l w As 0,002 x 400mm x 2800mm = 2240mm 2 Maksimum tulangan terkonsentrasi: As 0,06 x (700 + 50) x 400 = 18000mm 2 Dipakai D-22 (As = 379,94 mm 2 )

153 Dipakai 8 D 22 dipertemuan antar dinding (As = 3039,52mm 2 ) 4. Tulangan terdistribusi di panel dinding geser Untuk dinding dengan tebal 400 mm, maksimum diameter tulangan adalah 1/10 tebal = 1/10 x 400 mm = 40 mm/ Distribusi tulangan, di daerah sendi plastis smax = 300 mm di tiap arah. Di luar daerah sendi plastis, smax = 450 mm di tiap arah. Rasio penulangan harus lebih besar dari 0,0025 di tiap arah. Pada panel dinding dibutuhkan 2 lapis tulangan bila Vu melebihi Bentang dinding geser arah X (lw = 8.400 mm): Bentang dinding geser arah Y (lw = 2.800 mm): 5. Kuat geser dinding struktural Kuat geser dinding struktural tidak diperkenankan lebih dari, sehingga rasio tulangan maksimum: Bentang dinding geser arah X (lw = 8.400 mm):

154 Dipakai tulangan transversal D-19 dengan As = 283,385 mm 2, sehingga: s = 227 mm, diambil s = 230 mm Distribusi tulangan longitudinal diambil dengan ρ 0,0025. Dipakai tulangan longitudinal 15 pasang D-22 dengan tebal 400 mm, sehingga: Bentang dinding geser arah Y (lw = 2.800 mm):

155 Dipakai tulangan transversal D-19 dengan As = 283,385 mm 2, sehingga: s = 251,67 mm, diambil s = 250 mm Distribusi tulangan longitudinal diambil dengan ρ 0,0025. Dipakai tulangan longitudinal 5 pasang D-22 dengan tebal 400 mm, sehingga: 6. Desain panjang penyaluran Tulangan transversal pada dinding geser harus dipasang sampai ke dalam boundary element dengan panjang penyaluran tertentu. Panjang penyaluran tidak boleh lebih kecil dari ketentuan berikut yaitu: l d 3,5 l dh dimana l dh adalah nilai terbesar dari: l dh = 8 d b = 8 x 19 = 152 mm Diambil l dh = 316,89 mm 320 mm maka l d = 3,5 l dh = 3,5 x 320 mm = 1120 mm diambil panjang penyaluran sebesar 1120 mm.

156 7. Desain sambungan lewatan (Lap-splice) Panjang sambungan lewatan dilakukan maksimum 50% jumlah tulangan dengan panjang penyaluran sebagai berikut: Ld (lap-splice) = 1,3 Ld maka Ld (lap-splice) = 1,3 x 401,66 = 522,16 mm, diambil 550 mm.

157 8. Penulangan Dari hasil perhitungan desain dinding geser berdasarkan konsep gaya dalam didapat hasil seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel LVIII. Hasil Desain Dinding Geser Dengan Konsep Gaya Dalam Dinding Geser Arah X Dinding Geser Arah Y Tulangan Panel dinding Tul. Longitudinal 30 D-22 10 D-22 Tul. Transversal D-19 @ 230 mm D-19 @ 250 mm Tulangan Boundary Tul. Longitudinal 20 D-22 8 D-22 Tul. Transversal D-16 @ 100 mm D-16 @ 100 mm

158 Lampiran D Contoh Perhitungan Studi Kasus 3 Diperoleh perhitungan studi kasus dari skripsi 06_TA_MaradonaRN berupa gaya dalam dinding geser sebagai berikut : Tabel LIX. Gaya Dalam Dinding Geser Studi Kasus 3 Gaya Dalam Dinding Geser Pu (kn) 233,37 Vu (kn) 433,9106 Mu (knm) 37,30 Desain Dinding Geser Berdasarkan Konsep Gaya Dalam Konsep perencanaan dinding geser untuk bangunan tahan gempa yang didasarkan pada gaya dalam yang terjadi akibat beban gempa dilakukan baik untuk desain lentur dan desain geser. Konsep ini mengacu pada Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002. Pedoman yang dipakai dalam merencanakan dinding geser adalah pasal 23.6 yaitu dinding structural beton khusus dan balok perangkai khusus. Dinding geser yang akan didesain adalah dinding geser berbentuk I. Gambar 127. Model Sistem Dinding Geser Berbentuk I Data-data yang digunakan untuk desain adalah: h (tebal dinding geser) = 300 mm fc' = 25 MPa fy = 400 MPa hw (tinggi story) = 35.000 mm lw (bentang) arah X = 5.780 mm Dimensi kolom terkecil = 400 mm 1. Pengecekan kebutuhan boundary element.

159 Dinding geser direncanakan memiliki komponen batas khusus (boundary element) di sekeliling sisi luarnya dan di tepi-tepi bukaan dinding dimana tegangan tekan tepi pada serat terluar, akibat bebanbeban terfaktor termasuk beban gempa melampaui 0,2 fc. Komponen batas khusus dihentikan pada tempat dimana tegangan tekan tersebut kurang daripada 0,15 fc. Bentang dinding geser arah X (lw = 5780 mm): Mpa < 5 Mpa (tidak dibutuhkan boundary element) Dalam perhitungan kasus ini, tidak dibutuhkan boundary element maka pengecekan selanjutnya tidak perlu di lakukan perhitungan.

Tabel LX Syarat Shear Wall 25% > Kolom Kombinasi COMB1 COMB2 COMB3 COMB4 COMB5 COMB6 Syarat Shearwall > Reaksi Perletakan Persentase Total kolom Kolom Dinding Kolom Dinding (25% kolom) fx fy fx fy fx fy fx fy fx fy fx fy - 2161.6 90.1791-3020.7 9 3768.1 2-7654.1 2 1-4472.83-19848.7-7493.62-22010.4 40.31149 9.82088 59.68851 2721.1 23050.0 11.8054 7 5485.35 20328.88 9253.47 5 40.72116 8 59.27884-2542.1 4-28115.2-11328.3-35769.3-13870.4 21.39856 1210.5 26211.4 8 1 15369.37 32039.34-1908.0 5827.9 3-4467.6 6 3131.4 9 1877.1 9212.62 11244.23 12344.11 4-10218.3-15940.6-14685.9-17848.6 30.4214 13121.3 3 25.36829 18.3277 5 78.60144 16579.9 5 18.18992 7.30147 81.81008 10.6901 4 69.5786 14.3057 1 74.63171 2 not ok ok 88.1945 2 not ok ok 81.6722 5 ok ok 92.6985 3 ok ok 89.3098 6 ok ok 85.6942 9 ok ok 130