IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. (Syarifudin, 2007: 21). Dalam arti luas, pendidikan berlangsung bagi siapapun,

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PROFIL MISKONSEPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA KONSEP LISTRIK DINAMIS. Skripsi Oleh: Isdiana Kurniawati NIM K

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

Keywords: Student Result learning, cooperative learning mode, kancing gemerincing type, and talking stick type.

PENGEMBANGAN HANDOUT DISERTAI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) ABSTRACT

المفتوح العضوية المفتوح العضوية

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI MODEL THINK-PAIR-SHARE BERBANTUAN WORD SQUARE PADA PERPINDAHAN KALOR DI SMP

ABSTRACT. iii Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

Absract. Key words: students result of learning, expository learning strategy, contextual teaching learning strategy. Abstrak

Analisis Proses Pembelajaran Biologi Pada Materi Protista Di Kelas X SMA Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

RADEN RARA VIVY KUSUMA ARDHANI

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi. Oleh

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

Ulpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Anisa Nur Utami*) Purwati Kuswarini*)

Analisis Konsepsi Siswa dalam Materi Sistem Respirasi

Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Biologi Universitas Negeri Makassar pada Konsep Genetika dengan Metode CRI

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

1. Pendahuluan Penggunaan variasi model pembelajaran sangatlah penting dalam suatu pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam proses belajar

By SRI SISWANTI NIM

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS RUMAH DAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 22 PADANG E-JURNAL DELVITA KARLINDA NIM.

(Difference of Students Achievement Using Double Loop Problem Solving Model and Problem Based Learning Model on The Human Respiration System)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN. a. Identifikasi miskonsepsi dengan menggunakan analisis gambar pada

2015 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA KONSEP REPRODUKSI VIRUS MELALUI ANALISIS GAMBAR

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY OF RESPONSE INDEX

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN OPERASI ALJABAR. EDI MULYADIN

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. hukum, prinsip dan teori. Materi kimia yang sangat luas menyebabkan kimia

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP MISKONSEPSI FISIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK FARMASI JEMBER ARTIKEL

Edu Elektrika Journal

PENGARUH STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT-OREOVOCZ DAN PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE LEARNING CELL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 13 PADANG

Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS 1117

IDENTIFIKASI POLA MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP MEKANISME EVOLUSI MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) Mar atul Afidah (1)

MEMBERDAYAKAN KONSEP SISWA MELALUI MEDIA DAN EVALUASI PERFORMAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA

BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2017, Volume 10 No 1, ISSN:

Supriyatin, Mieke Miarsyah, Melia Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

Oleh I Kadek Dwipayana, NIM Jurusan Teknologi Pendidikan ABSTRAK

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

ABSTRAK. Kaca kunci: lesson study, profesionalisme guru

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Analisis Pengetahuan dan Ketuntasan Siswa pada Materi Bioteknologi di SMA Negeri Se-Kota Binjai

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 PANDANARUM PADA MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN

Pengembangan Handout Berbasis Kontekstual Disertai Peta Konsep Pada Materi Bahan Kimia Dalam Kehidupan Untuk Siswa SMP

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

Difference of Student Learning Using The Discussion Groups and Class Discussion on Cooperative Learning Model, Type of Everyone is Teacher Here

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

ABSTRAK. Kata Kunci: Kreativitas, Kecerdasan Emosional, Hasil Belajar Matematika

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs UNIT SEKOLAH BARU (USB) SAGULUNG BATAM

HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 38 JAKARTA

RATIH DEWI PUSPITASARI K

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERISISTEM EKSKRESI UNTUK SMA

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR

Key words: Influence, model of study, cooperative, type of Two Stay Two Stray, handout

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA KELAS VII SMP N 3 KEBASEN DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

MISKONSEPSI DAN SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN LEMAK MELALUI PRAKTIKUM PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

KATA PENGANTAR..iii. DAFTAR ISI vii. DAFTAR TABEL DAN BAGAN...xii. DAFTAR LAMPIRAN xiii Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah 10

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si

System Concepts) ABSTRACT

TINJAUAN KESULITAN GURU DALAM KEGIATAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI SEKECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN E JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

UNESA Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 1, pp Januari 2013 ISSN:

THE USAGE OF ENVIRONMENT TO INCREASE THE STUDENTS ACHIEVEMENT IN NATURAL SCIENCE SUBJECT FOR THE

Key words : direct observation, indirect observation, ecosystem. Abstrak

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL POKOK BAHASAN SINTESIS PROTEIN UNTUK SMA

Ayu Nopiasari, Purwati Kuswarini Suprapto

DERAJAT PEMAHAMAN KONSEP FUNGSI PADA SISWA KELAS VIII DITINJAU DARI KONSEP HIMPUNAN (PENELITIAN DILAKUKAN DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN

ABSTRACT. : Mnemonic learning model students human excretion system subject learning achievement. ABSTRAK

Keywords: Cooperative Model, Student Teams Achievement Division (STAD) and Two Stay Two Stray, mind mapping, the digestive system in human.

Abstract. Key word : problem based learning model, approach and environment concepts, ecosystem.

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Mustafa Ramadhan 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3

PROFIL KEMAMPUAN GURU-GURU IPA SMP se-bandar LAMPUNG DALAM MELAKUKAN KEGIATAN PRAKTIKUM. Dina Maulina ABSTRAK

Nur Fitriyana dan Marfuatun, M. Si. Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MELENGKAPI PARAGRAF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

Abstract. Key word : Cooperative Learning Model,Student Teams-Achievement Divisions, Observation Method and Discussion Method.

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R)

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA MTs DITINJAU DARI SELF CONFIDENCE

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

Transkripsi:

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR Devi Ariandini, Sri Anggraeni, dan Any Aryani Jurusan Pendidikan Biologi, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa dengan analisis menggambar. Tiga puluh empat siswa di kelas 8 di sekolah menengah pertama digunakan sebagai subyek dalam penelitian ini. Teknik sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data yang diperlukan untuk penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner, menggambar analisis rubrik, dan wawancara. Identifikasi Kesalahpahaman ditentukan dengan menggambar siswa berdasarkan menggambar kriteria klasifikasi oleh Kose (2008). Siswa diperintahkan untuk menarik tentang konsep fotosintesis setelah proses pembelajaran. Gambar siswa dianalisis dengan rubrik dan setelah itu mereka diwawancarai. Hasil penelitian menunjukkan tidak semua tingkat kriteria menggambar dari tingkat 1 sampai 5 diidentifikasi. Dari hasil analisa, gambar paling banyak ditemukan adalah pada tingkat 4. Gambar pada tingkat 4 dikategorikan sebagai gambar lengkap konsep fotosintesis dan tidak ada kesalahpahaman ditemukan. Berdasarkan gambar mereka, ada siswa 2,9% diidentifikasi yang diselenggarakan kesalahpahaman. Ada perbedaan jumlah siswa yang diadakan kesalahpahaman antara gambar hasil analisis dan hasil wawancara. Dari hasil wawancara, ada siswa 35,2% dimiliki kesalahpahaman, lebih dari menggambar hasil analisis. Ini berarti bahwa identifikasi kesalahpahaman melalui analisis gambar tidak efektif. Kesalahpahaman siswa yang paling sering terjadi pada konsep fotosintesis adalah tempat berlangsungnya fotosintesis. Faktor yang membuat kesalahpahaman siswa yaitu karena siswa itu sendiri dan lingkungannya. Kata Kunci: fotosintesis, kesalahpahaman, konsep, menggambar analisis ABSTRACT The aim of this study was to identify students misconception by drawing analysis. Thirty-four students on 8 th grade at junior high school were used as subject in this study. The sample technique was used purposive sampling technique. Data required for this study were collected through questionnaire, drawing analysis rubric, and interview. Misconception identification was determined by students drawing based on drawing classification criteria by Kose. Students were ordered to draw about photosynthesis concept after learning process. Students drawings were analyzed by rubric and after that they were interviewed. The result showed not all criteria level of drawing from 1 st level until 5 th was identified. From the analysis result, the drawing most found was on 4 th level. The drawing on 4 th level was categorized as incomplete drawing of photosynthesis concept and no misconception found. Based on their drawing, there were 2,9% students identified which held misconception. There was difference amount of students which held misconception between drawings analysis result and interview result. From the interview result, there were 35,2% students held a misconception, more than drawing analysis result. It means that identification misconception through drawing analysis was not effective. The most students misconception on photosynthesis concept was the location of photosynthesis occurred. Factor that made students misconception because students itself and their environment. Keywords: concept, misconception, drawing analysis, photosynthesis 178

Devi Ariandini, Sri Anggraeni, dan Any Aryani, Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMP pada Konsep Fotosintesis melalui Analisis Gambar 179 PENDAHULUAN Salah satu dari tujuan pendidikan adalah memfasilitasi siswa untuk memahami suatu konsep. Pemahaman konsep bagi siswa sangatlah penting karena dengan memahami suatu konsep, maka siswa akan lebih mudah mengaitkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Tafsiran atau pemahaman siswa terhadap suatu konsep tertentu disebut sebagai konsepsi (Berg, 1991: 8). Tafsiran atau pemahaman perorangan terhadap suatu konsep sangat mungkin berbeda beda. Perbedaan konsepsi sering sekali berbeda dengan konsep yang dikemukakan oleh para ilmuwan, sehingga sering disebut juga dengan miskonsepsi (Köse, 2008). Miskonsepsi merupakan faktor penting yang mempengaruhi pemahaman siswa untuk memahami suatu konsep. Hal ini menyebabkan pentingnya mengetahui miskonsepsi yang dimiliki oleh siswa. Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dan miskonsepsi. Menurut Köse (2008) ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dan miskonsepsi siswa, yaitu berupa pertanyaan terbuka, two-tier diagnostik test, peta konsep, prediction-observation-explanation, wawancara mengenai suatu kejadian atau peristiwa, wawancara mengenai konsep, word association dan menggambar. Gambar merupakan suatu instrumen penelitian yang cukup sederhana untuk mengeksplorasi ide-ide dan dapat mencegah anak-anak dari perasaan dibatasi. Gambar juga merupakan bentuk ekspresi alternatif, khususnya bagi anak-anak yang mengalami kesulitan mengungkapkan pikiran dalam bentuk kalimat (Köse, 2008). Penelitian yang menggunakan gambar untuk mengetahui miskonsepsi telah diterapkan pada mahasiswa. Penelitian Köse (2008) merupakan salah satu diantaranya. Köse (2008) melakukan penelitian pada mahasiswa tingkat tiga dengan menggunakan gambar untuk menguji pemahaman pada konsep fotosintesis dan respirasi pada tumbuhan. Selain itu pengidentifikasian miskonsepsi mengenai proses pembelahan sel melalui analisis gambar juga pernah dilakukan oleh Dikmenli (2010). Konsep fotosintesis merupakan salah satu topik penting yang ada pada mata pelajaran biologi. Konsep fotosintesis ini merupakan salah satu topik yang memiliki kesulitan yang cukup tinggi karena pembahasan pada materi ini bersifat abstrak, sehingga membingungkan siswa untuk memahaminya. Untuk itu, perlu adanya identifikasi miskonsepsi pada konsep fotosintesis yang terjadi pada siswa, sehingga dapat ditentukan metode pembelajaran yang tepat agar dapat mengganti miskonsepsi tersebut dengan konsep yang benar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa SMP kelas VIII pada konsep fotosintesis melalui analisis gambar. METODE Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 29 Bandung tahun ajaran 2012/2013. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 34 siswa yang terdapat di dalam satu kelas yaitu kelas VIII- B. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Hal ini dilakukan karena dalam melakukan penelitian ini diperlukan subjek penelitian yang mayoritas menyukai menggambar. Pada penelitian ini, data utama berasal dari hasil analisis gambar siswa, sedangkan data penunjang adalah dari hasil wawancara siswa dan guru serta angket siswa. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan. Tahap pertama yaitu penyebaran angket kepada siswa yang berfungsi untuk menentukan subjek penelitian. Selanjutnya, siswa akan diberikan sebuah instruksi berupa soal perintah menggambar dimana soal ini bertujuan untuk membuat siswa menuangkan pemahamannya mengenai konsep fotosintesis dalam bentuk gambar. Soal instruksi menggambar ini berupa pertanyaan kepada siswa mengenai konsep fotosintesis, dimana siswa diminta untuk menggambarkannya pada kertas A4.

180 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2013, hlm. 178-184 Muatan konsep yang terdapat pada gambar hasil interpretasi siswa terhadap konsep fotosintesis akan dianalisis dan diidentifikasi dengan menggunakan bantuan rubrik. Rubrik yang digunakan pada penelitian ini mengacu kepada rubrik yang digunakan oleh Prokop et al. (2007) dan Köse (2008) dengan beberapa modifikasi sebagai berikut: 1. Level 1: Tidak terdapat gambar Siswa tidak menggambar bagian-bagian pada materi fotosintesis sama sekali. 2. Level 2: Gambar tidak representatif Siswa menggambar bagian pada konsep fotosintesis yang tidak sesuai dengan konsep yang ditanyakan. Selain itu, apabila jawaban yang diberikan oleh siswa seluruhnya berupa kalimat ataupun bagan, maka akan dikelompokan pada kategori ini. 3. Level 3: Gambar dengan adanya miskonsepsi Siswa menggambar bagian yang menunjukkan beberapa tingkat pemahaman tentang konsep fotosintesis (baik lengkap ataupun tidak), tetapi juga menunjukkan adanya satu atau lebih miskonsepsi dalam gambar yang dibuatnya (misalnya: siswa membuat gambar yang terbalik antara bahan yang digunakan untuk proses fotosintesis dengan produk yang dihasilkan dari proses fotosintesis) 4. Level 4: Gambar yang tidak lengkap dan tidak ada miskonsepsi Terdapat salah satu atau beberapa komponen gambar lengkap yang tidak digambarkan oleh siswa. Siswa tersebut hanya menggambar satu atau dua bagian gambar (misalnya: siswa hanya membuat gambar tempat terjadinya fotosintesis saja tanpa membuat gambar bahan yang digunakan untuk proses fotosintesis, produk yang dihasilkan dari proses fotosintesis dan waktu terjadinya fotosintesis, atau siswa membuat gambar yang meliputi tempat terjadinya fotosintesis, bahan yang digunakan untuk proses fotosintesis dan produk yang dihasilkan dari proses fotosintesis, namun siswa tidak menggambarkan waktu terjadinya fotosintesis) dimana muatan konsep yang dibuat oleh siswa sesuai dengan konsep pada materi fotosintesis, tidak terdapat miskonsepsi dan gambar yang dibuat oleh siswa tersebut saling berhubungan. 5. Level 5: Gambar lengkap, representatif dan tidak miskonsepsi Siswa menggambarkan tiap-tiap bagian, dimana muatan konsep pada gambar sesuai dengan konsep pada materi fotosintesis dan gambar yang dibuat oleh siswa tersebut saling berhubungan serta tidak terdapat miskonsepsi pada gambar yang dibuatnya. Bagian-bagian gambar yang harus ada pada gambar siswa diantaranya adalah: a) Gambar tempat terjadinya fotosintesis. Tempat terjadinya fotosintesis yang harus digambarkan oleh siswa meliputi bagian daun, kloroplas dan klorofil. b) Bahan yang digunakan pada proses fotosintesis Komponen yang harus digambarkan oleh siswa meliputi karbon dioksida (CO 2 ) dan air (H 2 O). c) Produk yang dihasilkan dari proses fotosintesis Komponen yang harus digambarkan oleh siswa meliputi oksigen dan glukosa. d) Waktu terjadinya proses fotosintesis Bagian yang harus digambarkan untuk kriteria ini adalah matahari. Setelah data hasil analisis gambar diidentifikasi dan dikelompokkan, maka selanjutnya akan dilakukan wawancara kepada siswa dan guru untuk memperoleh data dan informasi lebih lanjut tentang pemahaman siswa terhadap konsep fotosintesis dan miskonsepsi yang terjadi pada siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis gambar siswa dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:

Devi Ariandini, Sri Anggraeni, dan Any Aryani, Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMP pada Konsep Fotosintesis melalui Analisis Gambar 181 Keterangan: Level 1: Tidak terdapat gambar Level 2: Gambar tidak representatif Level 3: Gambar dengan adanya miskonsepsi Level 4: Gambar yang tidak lengkap dan tidak miskonsepsi Level 5: Gambar lengkap, representatif dan tidak miskonsepsi Gambar 1. Hasil Analisis Gambar Siswa Kelas VIII dalam Belajar Konsep Fotosintesis Hasil penelitian menunjukan sebagian besar siswa menggambar secara tidak lengkap dan tidak miskonsepsi (level 4) yaitu sebanyak 58,9% siswa. Hal ini mungkin dapat disebabkan karena siswa tersebut kurang berminat dalam membuat gambar. Seperti yang diungkapkan oleh Arnold (Bahar et al., 2008) siswa mungkin saja mengetahui ataupun memahami suatu konsep, namun ini tidak berarti bahwa siswa tersebut akan menggambar konsep dengan akurat. Salah satu gambar siswa yang dikategorikan ke dalam level 4 ini adalah karena terdapat konsep yang tidak digambarkan oleh siswa yaitu pada bagian tempat terjadinya fotosintesis (tidak ada kloroplas dan klorofil). Meskipun demikian, dari gambar yang dibuat oleh siswa tersebut, tidak ditemukan adanya miskonsepsi dan gambar yang dibuat saling berhubungan satu sama lain, sehingga gambar ini dikelompokkan ke dalam level 4. Gambar siswa yang termasuk ke dalam level 4 ini dapat dilihat pada Gambar 2.C. Data penelitian juga menunjukan 35,3% siswa menggambar secara lengkap, representatif dan tidak miskonsepsi (level 5). Pada gambar siswa yang dikategorikan ke dalam level 5 ini, seluruh komponen konsep fotosintesis digambarkan oleh siswa dengan lengkap (Gambar 2.D). Selain itu, dari data penelitian diketahui hanya 2,9 % siswa saja yang menggambar dengan adanya miskonsepsi dalam gambarnya (level 3). Siswa tersebut mengalami miskonsepsi pada bagian organel tempat terjadinya fotosintesis..siswa ini menggambarkan proses fotosintesis terjadi pada bagian kloroplas, hanya saja siswa ini keliru mengartikan kloroplas sebagai zat hijau daun (Gambar 2.B). Gambar yang dibuat oleh siswa mengenai kloroplas sebagai zat hijau daun ini bertentangan dengan yang diungkapkan oleh Star et al. (2008:123) dimana beliau menyatakan bahwa kloroplas merupakan organel yang terspesialisasi untuk fotosintesis. Hanya 2,9 % siswa yang menggambar secara tidak representatif (level 2). Siswa yang termasuk ke dalam level ini menggambarkan konsep yang tidak ditanyakan oleh peneliti. Siswa tersebut menggambarkan proses respirasi sel yang digabungkan dengan gambar proses terjadinya fotosintesis pada tumbuhan (Gambar 2.A). Dari data penelitian dapat dilihat tidak ada siswa yang tidak membuat gambar. Contoh gambar-gambar siswa ini dapat dilihat pada gambar berikut:

182 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2013, hlm. 178-184 A B C D Gambar 2. Contoh-Contoh Gambar Siswa yang Telah Diidentifikasi Hasil analisis gambar siswa menunjukkan, hanya terdapat 2,9% siswa yang mengalami miskonsepsi. Siswa yang mengalami miskonsepsi ini kemudian diwawancara untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai miskonsepsi yang dialaminya. Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap siswa yang mengalami miskonsepsi ini, ditemukan letak kesamaan miskonsepsi seperti yang ditunjukan oleh gambar yang mereka buat. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Köse (2008) bahwa miskonsepsi yang terjadi pada saat wawancara dapat dicocokan dengan hasil analisis gambar. Wawancara dilakukan tidak hanya kepada siswa yang mengalami miskonsepsi saja, melainkan juga kepada seluruh siswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Berdasarkan hasil analisis gambar siswa yang dikombinasikan dengan hasil analisis wawancara, maka didapatkan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi adalah sebanyak 35,2%. Data jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep fotosintesis berdasarkan hasil analisis gambar yang telah

Devi Ariandini, Sri Anggraeni, dan Any Aryani, Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMP pada Konsep Fotosintesis melalui Analisis Gambar 183 dikombinasikan dengan wawancara, dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini: Gambar 3. Hasil Analisis Wawancara Siswa Kelas VIII dalam Belajar Konsep Fotosintesis Jika dibandingkan antara jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi berdasarkan hasil analisis gambar dengan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi berdasarkan hasil analisis gambar yang telah dikombinasikan dengan wawancara, maka dapat kita lihat bahwa jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi tersebut mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Strommen (Bahar et al., 2008) bahwa gambar memberikan informasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan wawancara. Hasil analisis gambar juga menunjukkan sebanyak 2,9% siswa mengalami miskonsepsi pada konsep mengenai organel tempat terjadinya fotosintesis. Hal ini sedikit berbeda dengan hasil analisis gambar yang dikombinasikan dengan wawancara siswa. Berdasarkan dari hasil analisis gambar yang dikombinasikan dengan wawancara kepada seluruh siswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian, maka konsep produk yang dihasilkan dari proses fotosintesis adalah konsep yang paling banyak dimiskonsepsi yaitu sekitar 47,05%. Hasil analisis bagian materi dari konsep fotosintesis yang banyak terjadi miskonsepsi dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Hasil Analisis Bagian Materi dari Konsep Fotosintesis yang Banyak Terjadi Miskonsepsi No. Konsep Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi Persentase 1 Bahan yang digunakan pada proses fotosintesis 3 17,65 % 2 Produk yang dihasilkan dari proses fotosintesis 8 47,05 % 3 Tempat terjadinya fotosintesis 6 35,30 % Dari hasil penelitian ini, dapat kita lihat bahwa identifikasi miskonsepsi melalui analisis gambar kurang efektif untuk menjaring miskonsepsi yang ada pada siswa. Beberapa gambar siswa yang menunjukan letak miskonsepsi yang sama dengan hasil wawancara tidak dapat mewakili keseluruhan jumlah miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Kurang efektifnya identifikasi miskonsepsi melalui analisis gambar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah karena keterbatasan informasi yang dapat diperoleh dari gambar mengenai suatu konsep. Seperti yang diungkapkan oleh Strommen (Bahar et al., 2008) bahwa gambar memberikan informasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan wawancara. Dari hasil penelitian ini, kita juga dapat menemukan beberapa faktor yang menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi, diantaranya adalah karena minat belajar siswa yang mengalami miskonsepsi tersebut kurang untuk pelajaran biologi terutama untuk materi fotosintesis. Seperti yang dikatakan oleh Suparno (2005: 41), berbagai studi menunjukkan bahwa minat belajar siswa berpengaruh pada miskonsepsi. Miskonsepsi yang dialami oleh siswa dapat juga disebabkan oleh cara belajar siswa yang hanya menghafal suatu konsep tanpa menghubungkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa, dimana pada saat siswa tersebut diberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu konsep, siswa tersebut hanya menebak jawabannya saja. Ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ausubel (Dahar, 1996: 111) bahwa belajar hafalan adalah memecahkan

184 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2013, hlm. 178-184 suatu masalah hanya dengan coba-coba seperti menebak suatu teka-teki. Faktor lain yang menyebabkan miskonsepsi yang dialami oleh siswa ini adalah karena ketidaklengkapan informasi mengenai suatu konsep pada saat proses pembelajaran. Hal ini terjadi akibat dari pemahaman siswa terhadap suatu konsep yang terpecah-pecah, sehingga informasi mengenai konsep tersebut menjadi tidak utuh atau tidak lengkap. Menurut Comins (Suparno, 2005: 38), miskonsepsi dapat disebabkan oleh penalaran siswa yang tidak lengkap atau salah. Hal ini menyebabkan siswa mengambil kesimpulan yang salah untuk konsep tersebut, sehingga menyebabkan adanya miskonsepsi. Selain berasal atau bersumber dari diri siswa itu sendiri, miskonsepsi yang dialami oleh siswa juga dipengaruhi oleh lingkungan belajar siswa khususnya teman sekelas. Menurut Suparno (2005: 48) anak-anak muda sangat senang belajar dalam kelompok bersama teman-teman kelompoknya. Kelompok belajar tersebut sering sekali hanya didominasi oleh beberapa orang saja. Apabila seorang siswa yang dominan tersebut mempunyai miskonsepsi, maka jelas mereka dapat mempengaruhi pemahaman siswa lainnya, sehingga menyebabkan siswa yang lain ikut mengalami miskonsepsi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil identifikasi miskonsepsi pada konsep fotosintesis melalui analisis gambar, terdapat 2,9% siswa mengalami miskonsepsi pada gambarnya, tetapi apabila hasil analisis gambar tersebut dikombinasikan dengan menggunakan wawancara terdapat 35,2% siswa yang mengalami miskonsepsi. Oleh sebab itu, metode analisis gambar untuk mengidentifikasi miskonsepsi ini kurang efektif untuk digunakan. Miskonsepsi yang paling banyak dialami oleh siswa dalam belajar fotosintesis, jika dilihat dari hasil analisis gambar adalah konsep tempat terjadinya fotosintesis, sedangkan jika hasil analisis gambar dikombinasikan dengan hasil wawancara, maka sebanyak 47,05 % siswa mengalami miskonsepsi pada konsep produk yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa bersumber dari diri siswa itu sendiri dan dari lingkungan belajar siswa terutama teman sekelasnya DAFTAR PUSTAKA Bahar et al. (2008). Sciene Student Teachers Ideas of The Heart: Journal of Baltic Science Education 7(2): 78-85 Berg. (1991). Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.Dahar, R.W. (1996). Teori-toeri Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga Dikmenli, M. (2010). Misconseption of cell division held by student teachers in biology: A Drawing analysis. Scientific Research and Assay 5(2): 235-247 Kose, S. (2008). Diagnosing Student Misconception: Using Drawings as a Reasearch Method. World Applied Sciences Journal 3(2): 283-293 Prokop et. al. (2007). Children s ideas of animals internal structures. J. Biol. Edu. 41(2): 62-67 Starr et al. (2008). Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup. Jakarta: Salemba Teknika Suparno. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia