ANALISIS PEMISAHAN UAP KERING PADA SEPARATOR PEMBANGKIT UAP AP1000

dokumen-dokumen yang mirip
PEMODELAN MULTI-KANAL TUBE-SIDE PADA PEMBANGKIT UAP PLTN 1000 MW

ANALISIS KARAKTERISTIKA FRAKSI VOID PADA KONDISI RE-FLOODING POST LOCA MENGGUNAKAN RELAP5

PEMODELAN TERMOHIDROLIKA SUB-KANAL ELEMEN BAKAR AP-1000 MENGGUNAKAN RELAP5

ANALISIS KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN PRIMER RSG-GAS MODA SATU JALUR

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERANGKAT BAHAN BAKAR PLTN TIPE PWR AP 1000 DAN PWR 1000 MWe TIPIKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER

APLIKASI PROGRAM CHEMCAD UNTUK DESAIN PEMBANGKIT UAP PWR. Sukmanto Dibyo

SIMULASI PEMODELAN TERMOHIDROLIKA SISTEM PENDINGIN KOLAM RSG-GAS. Sukmanto Dibyo *

EVALUASI DESAIN TERMAL KONDENSOR PLTN TIPE PWR MENGGUNAKAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

OPTIMASI KINERJA IHX UNTUK SISTEM KOGENERASI RGTT200K

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

STUDI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA TUJUH SILINDER VERTIKAL DENGAN SUSUNAN HEKSAGONAL DALAM REAKTOR NUKLIR MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM FLUENT

ANALISIS KECELAKAAN KEHILANGAN PENDINGIN SEKUNDER REAKTOR TIPE PIUS MENGGUNAKAN RELAP5/MOD2. Ign. Djoko Irianto*

EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR TIPE PWR PADA KECELAKAAN PUTUSNYA JALUR UAP UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

PEMODELAN SISTEM PENDINGINAN SUNGKUP SECARA PASIF MENGGUNAKAN RELAP5.

DINAMIKA FLUIDA II. Makalah Mekanika Fluida KELOMPOK 8: YONATHAN SUROSO RISKY MAHADJURA SWIT SIMBOLON

Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor Jl. KH. Soleh Iskandar KM.2 Bogor 16162

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

STUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD

EVALUASI PARAMETER DESAIN TERMOHIDROLIKA TERAS DAN SUB KANAL PLTN AP1000 PADA KONDISI TUNAK

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Skema pressurized water reactor ( September 2015)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

APLIKASI PROGRAM RELAP5/MOD3.2 UNTUK SIMULASI BEAM TUBE RUPTURE RSG-GAS Andi Sofrany Ekariansyah, Susyadi, Sukmanto Dibyo *)

STUDI KARAKTERISTIK PEMBENTUKAN UAP DALAM PEMBANGKIT UAP HELIKAL PADA REAKTOR MODULAR DAYA KECIL

II HUKUM THERMODINAMIKA I

PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI KARAKTERISTIK PRESSURIZER PADA PWR

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-198

REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENELITIAN KECELAKAAN KEHILANGAN PENDINGIN DI KAKI DINGIN REAKTOR PADA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA REAKTOR

ANALISIS KINERJA PRECOOLER PADA SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK PROSES DESALINASI

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Diterima editor 12 Maret 2012 Disetujui untuk publikasi 02 Mei 2012

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Teknologi Desalinasi Menggunakan Multi Stage Flash Distillation (MSF)

BAB IV ANALISIS HASIL SIMULASI KCS 34

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI. 2.2 Komponen-Komponen Tabung Vortex dan Fungsinya. Inlet Udara. Chamber. Orifice (diafragma) Valve (Katup)

Observasi Pola Aliran Dua Fase Air-udara Berlawanan Arah pada Pipa Kompleks ABSTRAK

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN

Efek Kebocoran Beamtube dan Pipa Primer Penukar Panas Pada Suatu Model Reaktor Riset 1 MW Berbahan Bakar Tipe Silinder (Reinaldy Nazar)

ANALISIS KARAKTERISTIK TERMAL INTERMEDIATE HEAT EXCHANGER PADA RGTT200K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

INVESTIGASI KARAKTERISTIK TERMOHIDROLIKA TERAS REAKTOR DAYA KECIL DENGAN PENDINGINAN SIRKULASI ALAM MENGGUNAKAN RELAP5

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA COOLER TANK FASSIP - 01

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam. Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo

STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN

BAB III PEMODELAN SIKLUS KALINA DENGAN CYCLE TEMPO 5.0

LTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu

TEKANAN FLASHING OPTIMAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM DOUBLE-FLASH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III DINAMIKA PROSES

PENYUSUNAN PROGRAM KOMPUTASI PERANCANGAN HEAT EXCHANGER TIPE SHELL & TUBE DENGAN FLUIDA PANAS OLI DAN FLUIDA PENDINGIN AIR

BAB I PENDAHULUAN. bising energi listrik juga memiliki efisiensi yang tinggi, yaitu 98%, Namun

BAB I PENDAHULUAN. Destilasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan dua atau

PERHITUNGAN AWAL DESAIN TERMAL PENUKAR PANAS SISTEM PENDINGIN RRI-50

III. METODOLOGI PENELITIAN

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi

PENGUJIAN KEANDALAN PEMBANGKIT UAP

Endiah Puji Hastuti dan Sukmanto Dibyo

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

TURBIN UAP. Penggunaan:

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

PENENTUAN PREDIKSI WAKTU EKSPERIMEN PERPINDAHAN KALOR PENDIDIHAN MENGGUNAKAN BUNDEL UJI QUEEN-1

EFEKTIVITAS STEAM EJECTOR TINGKAT PERTAMA DI PLTP LAHENDONG UNIT 2

PERHITUNGAN KEBUTUHAN COOLING TOWER PADA RANCANG BANGUN UNTAI UJI SISTEM KENDALI REAKTOR RISET

ANALISIS EFISIENSI TURBIN GAS TERHADAP BEBAN OPERASI PLTGU MUARA TAWAR BLOK 1

BAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

RANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES

DISAIN DAN ANALISIS UNJUK KERJA KATUP PENGATUR ALIRAN UAP PADA PLTN AP600

PEMANFAATAN PANAS TERBUANG

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE

ANALISIS POMPA PENDINGIN REAKTOR TRIP PADA REAKTOR TRIGA-2000 MENGGUNAKAN RELAP/SCDAPSIM/MOD3.4. A. R. Antariksawan *)

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

Transkripsi:

J. Tek. Reaktor. Nukl. Vol. 14 No.3 Oktober 2012, Hal. 170-177 ISSN 1411 240X ANALISIS PEMISAHAN UAP KERING PADA SEPARATOR PEMBANGKIT UAP AP1000 Sukmanto Dibyo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN sukdibyo@batan.go.id Diterima editor 31 Agustus 2012 Disetujui untuk publikasi 19 September 2012 ABSTRAK ANALISIS PEMISAHAN UAP KERING PADA SEPARATOR PEMBANGKIT UAP AP1000. Pembangkit uap merupakan penukar panas, yang bagian atasnya adalah steam drum yang memuat separator uap. Separator ini memisahkan kandungan air yang terbawa oleh uap dari sisi shell. Uap kering yang dihasilkan dari separator digunakan untuk memutar turbin. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik pemisahan uap kering pada separator pembangkit uap AP1000, berdasarkan parameter fraksi void dalam kondisi aliran dua fasa dengan menggunakan RELAP5/SCDAP.Mod3.4. Data awal mencakup data dimensi dan parameter temperatur, tekanan, laju alir massa (943,0 kg/s), fraksi void, entalpi cair dan uap saturasi. Untuk memperoleh karakteristik separator maka analisis ini difokuskan pada sistem separator secara terpisah pada kondisi tunak. Nodalisasi untuk RELAP5/SCDAP.Mod3.4, terdiri dari model separator (default), volume, junction dan time-dependent junction dengan time-dependent volume sebagai kondisi batas. Kondisi uap kering terlihat pada parameter fraksi void yang keluar dari separator. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur uap dari sisi shell pembangkit uap maka cenderung semakin tinggi uap kering yang dihasilkan. Pemisahan uap kering yang keluar dari separator ditunjukkan pada parameter fraksi void sebesar sekitar 0,99. Kata-kata kunci: separator uap, pembangkit uap, RELAP5/SCDAP.Mod3.4, fraksi void ABSTRACT ANALYSIS OF DRY VAPOR SEPARATION IN THE SEPARATOR OF AP1000 STEAM GENERATOR. A steam generator is heat exchanger in which the top side is steam drum containing steam separator. The separator is used to separate the water content carried by the steam come from The shell side. Dry vapor produced from the separator is used to turn turbines. this paper analyzes the dry Steam separation characteristic In The separator of AP1000 steam generator based on the parameters of in two phase flow using RELAP5/SCDAP.Mod3.4. The initial data include data dimensions and operating data (temperature, pressure, flow rate (943.0 KG/S),, enthalpy of water and saturation vapor. To obtain the characteristics of separator SO analysis is focused on the separator system separately at steady state. The RELAP5/SCDAP.Mod3.4 nodalization is consists of separator model default, volume, junction, time-dependent junction and time-dependent volume as a boundary condition. Dry vapor from the separator outlet can be shown based on parameters. The Result shows that higher temperature steam from the steam generator shell side is likely the higher the dry vapor produced. The separation of dry steam coming out from the separator IS shown as a parameter of about 0.99. Keywords: steam separator, steam generator, RELAP5/SCDAP.Mod3.4, 170

ISSN 1411 240X Analisis Pemisahan Uap Kering Pada Separator Pembangkit... (Sukmanto Dibyo) PENDAHULUAN PLTN PWR (Pressurized Water Reactor) memiliki sistem pembangkit uap yang merupakan bagian dari komponen untai pendingin yang berfungsi memindahkan panas dari sistem pendingin primer ke sistem pendingin sekunder untuk menghasilkan uap yang berguna untuk menggerakkan turbin. Oleh karena itu, karakteristik sistem pembangkit uap ini sangat penting untuk dianalisis. Dalam rangka melaksanakan kajian desain teknis PLTN PWR sesuai rencana strategis yaitu menyiapkan pembangunan PLTN di Indonesia dan menyiapkan sumber daya manusia yang mampu menganalisis desain pembangkit uap PWR, maka penelitian ini ditujukan untuk menganalisis sistem separator pembangkit uap pada PWR dengan menggunakan paket komputer RELAP5. Program RELAP5 ini merupakan paket program yang mampu menganalisis parameter termal dan hidrodinamika sistem yang menggunakan air sebagai media pendingin. Untuk analisis ini, data desain pembangkit uap pada AP1000 dan data referensi lain dijadikan obyek untuk dianalisis. Pembangkit uap ini merupakan sistem penukar panas posisi vertikal yang pada silinder shell berisi ribuan pipa U- tube berupa bundel tube dan hemispherical head. Pada bagian atas adalah steam drum yang memuat separator uap. Di dalam silinder shell berlangsung proses pemanasan air menjadi uap, pada sistem pembangkit uap di bagian sisi shell ini terjadi kondisi dua fasa uap air pada bagian atasnya, sedangkan pada sisi tube mengalir air panas dari reaktor. Selanjutnya uap yang terbentuk, fraksi voidnya naik menjadi sekitar 85% [1]. Uap bergerak ke atas melalui riser menuju separator uap untuk menghasilkan uap kering. Uap inilah yang dikirim untuk menggerakkan turbin. Separator adalah bagian dari komponen pembangkit uap untuk memisahkan kandungan air (moisture) yang terbawa oleh uap yang dihasilkan dari sisi shell. Kinerja separator uap sangat dipengaruhi oleh parameter operasi seperti laju aliran uap dan kapasitas termalnya [2]. Oleh karena itu, penggunaan model separator secara terpisah pada makalah ini dimaksudkan supaya memudahkan proses analisis secara teknis sehingga analisis pemisahan uap kering terhadap parameter operasinya dapat dilakukan. Analisis dilakukan pada kondisi tunak (steady) dan sistem dibatasi oleh model boundary conditions. Kondisi uap sebagai data input dapat diperoleh dari referensi dan hasil analisis kinerja termal pembangkit uap AP1000 [3]. Dinamika fluida pada pembangkit uap, sangat komplek dan bervariasi terutama pada bagian di mana aliran dua fasa terjadi. Dalam hal ini, fraksi void bertambah begitu pula kualitas uapnya. Jadi, kemampuan separator untuk menghasilkan uap kering dapat direpresentasikan oleh parameter fraksi void yang dihasilkannya, makin tinggi fraksi void maka mengindikasikan kandungan air makin kecil [4]. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka tujuan makalah ini adalah menganalisis karakteristik pemisahan uap kering pada separator pembangkit uap AP1000 berdasarkan parameter fraksi void dengan menggunakan paket komputer RELAP5/SCDAP. Mod3.4. TEORI Deskripsi Separator Pembangkit Uap Pembangkit uap adalah merupakan alat penukar panas (heat exchanger) yang berfungsi mendidihkan air pada sisi shellnya. standar TEMA (Tubular Exchanger Manufacturer Associations) memasukkan klasifikasi pembangkit uap sebagai penukar panas tipe F. Di dalam Pembangkit uap PLTN PWR, energi panas dipindahkan dari untai primer ke untai sekunder. Jenis pembangkit uap yang digunakan dalam PWR umumnya adalah U-Tube steam generator [3]. Pada pendingin primer, air panas mengalir melalui sisi tube sedangkan air sistem sekunder mengisi ruang pada sisi shell. Pendingin primer masuk dari bagian bawah pembangkit uap sebagai hot leg, kemudian mengalir di dalam bundel tube dan keluar pada nosel outlet pendingin primer. Pembangkit uap pada umumnya dilengkapi dengan anti vibrasi pada bagian lengkukan U-tube. Pada sisi shell, air pendingin sekunder dari kondensor masuk ke arah bawah, kemudian mengalir di antara U-tube. uap air dari sisi shell memasuki separator uap dan diteruskan melalui nosel, sedangkan kandungan air dipisahkan dan diresirkulasikan kembali ke bawah. Sebelum menuju turbin, uap yang masih mengandung air saturasi harus melalui separator uap. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa uap yang terkena kipas turbin 171

J. Tek. Reaktor. Nukl. Vol. 14 No.3 Oktober 2012, Hal. 170-177 ISSN 1411 240X akan menyebabkan erosi yang minimal. Uap air yang menempel pada kipas turbin air dapat menyebabkan erosi dan keausan. Oleh karena itu, pembangkit uap dilengkapi dengan steam drum yang terletak di bagian atas yang berfungsi memisahkan uap secara integral moisture separation. Separator primer one stage berfungsi memisahkan butir cairan (water droplets) dari uap dan separator sekunder merupakan second stage untuk menghasilkan uap kering. Separator uap berdiameter 4,5 m, di dalamnya terdapat rangkaian entrainment steam dryer di bagian atas dan di bawahnya adalah swirl vane moisture separator. Nosel uap merupakan lobang outlet produk uap kering. Penampang separator pembangkit uap dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Penampang separator pembangkit uap [4] Paket Program RELAP5/SCDAP. Mod3.4 RELAP5/SCDAP.Mod3.4 adalah paket program untuk perhitungan termohidrolika satu dimensi sistem non-equilibrium dan non-homogenous yang dikembangkan untuk menganalisis keseluruhan perilaku termohidrolika reaktor berpendingin air ringan dalam kondisi operasi normal atau kondisi transien kecelakaan parah. RELAP5/SCDAP.Mod3.4 mampu menghitung sistem pendingin primer, sistem kendali, kinetika reaktor dan perilaku komponen sistem reaktor khususnya seperti katup dan pompa. model heat structure digunakan untuk memodelkan dinding bejana reaktor, batang bahan bakar, dan U-tubes dari pembangkit uap. Model yang terdapat pada RELAP5/SCDAP.Mod3.4 diantaranya adalah model volume, junction, heat structure, percabangan, separator, time-dependent junction (tmdjunc), time-dependent volume (tmdpvol) dan sebagainya. Pada setiap Komponen hidrodinamika yang dimodelkan, saling terhubung dengan model junction baik berupa time-dependent juction, single/multiple junction ataupun katup. Komponen ini memiliki korelasi persamaan satu dimensi untuk fluida tunggal maupun aliran dua fasa air uap di mana persamaan dasarnya terdiri dari persamaan konservasi massa, momentum dan energi [5]. Paket RELAP5 secara umum mengeluarkan 2 output files, satu sebagai ASCII file (output file) dan binary file (restart file). Sebagaimana ditampilkan pada Gambar 2 [6], 172

ISSN 1411 240X Analisis Pemisahan Uap Kering Pada Separator Pembangkit... (Sukmanto Dibyo) Gambar 2. Diagram data file pada RELAP5 Model separator di RELAP5/SCDAP.Mod3.4 pada prinsipnya tergantung pada nilai kritis, aliran yang keluar pada outlet cairan adalah air bilamana volume fraksi liquid di atas nilai kritis. Apabila volume fraksi uap di atas nilai kritis, maka hanya uap yang mengalir melalui steam outlet. Nilai kritis ini disebut vunder untuk water outlet, dan vover untuk steam outlet. Nilai kritis vunder dan vover diberikan dengan formula, Afj Agj vunder dan vover At At dimana A fj = luasan aliran air A t = luasan aliran total A gj = luasan aliran uap Metodologi Nodalisasi pada sistem separator uap disusun oleh model default separator yang memiliki 3 junction (3 cabang komponen), dan dilengkapi dengan model tmdpvol (time-dependent volume component), komponen volume kanal, junction (penghubung) dan tmdpvol (time-dependent volume component) yang berfungsi menetapkan kondisi uap masuk dari sisi shell pembangkit uap sebagai source boundary condition dan dua buah tmdpvol yang lain sebagai volume pembuang panas. Tmdpvol pertama, adalah untuk aliran air yang terpisahkan dan tmdpvol kedua untuk produk aliran uap kering. Untuk analisis karakteristik pemisahan uap, maka kondisi parameter dari sisi shell ditetapkan sebagai input tetap. Parameter tersebut adalah temperatur, tekanan, laju aliran uap dan fraksi void dan nodalisasi tidak menggunakan struktur panas (heat structure). Data parameter input yang dipakai untuk analisis dikompilasikan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Data tersebut mencakup data dimensi (diameter dan panjang separator, dan data operasi (temperatur, tekanan, laju aliran, fraksi uap, beban entalpi saturasi uap dan air), disamping itu digunakan data tambahan yang dianggap perlu. Tabel 1. Data parameter separator untuk input deck Parameter Data Keterangan Laju aliran massa uap (kg/s) 943,0 [7] Fraksi void uap ke separator 0,808 [3] Panjang separator drum (m) 3,96 Diameter steam drum (m) 4,50 173

J. Tek. Reaktor. Nukl. Vol. 14 No.3 Oktober 2012, Hal. 170-177 ISSN 1411 240X Tabel 2. Data kondisi uap saturasi masuk separator untuk input deck [4,7,8] Temperatur Uap (K) Tekanan (Pa) Entalpi cair saturasi (kj/kg) 552 6,41646.10 6 1236,7 2779,8 561 7,22720.10 6 1279,0 2769,6 567 7,88500.10 6 1311,5 2760,3 Entalpi uap saturasi (kj/kg) Nodalisasi model sistem separator uap untuk analisis secara utuh diilustrasikan pada Gambar 3. Penggunaan model ini memerlukan langkah pengaturan data input dan data time step control yang benar sehingga proses numerik berlangsung dengan baik. Gambar 3. Nodalisasi model separator Analisis karakteristik pemisahan uap kering pada separator ini, menggunakan data temperatur (entalpi cair dan uap), tekanan, laju aliran, dan fraksi void. Kegiatan analisis dimulai dari penyusunan kartu time step control, minor edit request untuk menampilkan parameter pada output. Kemudian input deck untuk Relap5 disusun berdasarkan data desain dari pembangkit uap AP1000. untuk melakukan running, parameter yang diminta diharapkan mencapai kondisi stabil sehingga dapat diperoleh parameter fraksi void dan laju aliran massa. Input untuk running menggunakan kondisi parameter temperatur 552K (running-i), 561K (running-ii) dan 567K (running-iii). Ketiga varian temperatur tersebut didasarkan pada acuan referensi yang menyatakan kisaran temperatur uap pada separator [4,7]. Diagram prosedur pelaksanaan pembuatan model ini ditampilkan pada Gambar 4. Data input Deck model RELAP5 Data awal parameter separator uap, time step control, minor edit request dan control card Running I, II, III Output requested untuk fraksi void dan laju aliran massa Analisis Gambar 4. Diagram prosedur analisis 174

ISSN 1411 240X Analisis Pemisahan Uap Kering Pada Separator Pembangkit... (Sukmanto Dibyo) PEMBAHASAN Analisis pemisahan uap pada separator telah dilakukan dengan menggunakan model kartu separator (separator card) default dari RELAP5/SCDAP.Mod3.4. Dalam analisis ini, parameter utama untuk pencapaian kondisi tunak yang diamati yaitu fraksi void, temperatur, tekanan, dan laju aliran uap. Proses running dikerjakan untuk mencapai kondisi tunak sampai 100 detik dengan menggunakan mode new transt dalam kartu yang tersedia pada input RELAP5/SCDAP.Mod3.4. Pencapaian kondisi tunak tersebut, diketahui dari kurva beberapa parameter operasi yang diminta (requested) untuk ditampilkan. Dalam pembahasan analisis karakteristik pemisahan uap oleh separator ini, diinputkan data media masuk separator pada kondisi tertentu. Kondisi ini direpresentasikan oleh model tmdpvol no.170 seperti pada Gambar 3. Penelusuran karakteristik separator uap ini telah dipilih pada kanal masuk uap basah, uap kering dan aliran air yang dipisahkan, dengan demikian dapat diketahui karakteristik kondisi aliran pada tiap kanal tersebut. flow rate Gambar 5. Kurva fraksi void dan laju aliran massa uap pada 552K Gambar 5 memperlihatkan hasil running-1 (temperatur uap 552K), yaitu untuk kurva fraksi void pada posisi node-117, node-181, node-171, node-172 dan laju aliran massa uap kering. kondisi tunak telah diperoleh akan tetapi terdapat vibrasi kurva untuk laju aliran massa uap kering. Kondisi vibrasi ini dapat disebabkan oleh tidak stabilnya laju aliran uap. Besarnya laju aliran massa uap yang tampak pada kurva tersebut adalah dalam kisaran 750 kg/s, sehingga angka ini masih di bawah laju aliran massa yang dipakai sebagai referensi yaitu 943 kg/s [7]. Fraksi void uap masuk ke separator pada mulanya diinputkan 0,808, kemudian ketika melewati separator terjadi pengembunan butir air yang dapat dipisahkan dari uapnya [9], dalam hal ini fraksi void berkurang di dalam komponen model separator. Selanjutnya uap kering bergerak ke atas dan keluar dari separator dengan fraksi void sekitar 0,99. Hal ini sesuai dengan kondisi uap kering yang dihasilkan oleh separator pembangkit uap pada umumnya [7]. Uap ini telah mengalami proses pemisahan kandungan air dua kali yaitu pada primary separator dan secondary separator, akan tetapi model default separator RELAP5/SCDAP.Mod3.4 tidak membagi lebih rinci kondisi di kedua pemisahan uap tersebut. Kurva selanjutnya adalah fraksi void pada node-172 yang menunjukkan angka mendekati nol yaitu air yang terpisahkan oleh separator. Kondisi pada kurva ini menyatakan bahwa aliran air ini tidak menunjukkan adanya fraksi void, di mana fraksi void lokal merujuk pada volume yang sangat kecil sehingga fraksi void = 0 yaitu bilamana keadaan cair dan tidak dapat diukur secara eksperimen [10]. 175

J. Tek. Reaktor. Nukl. Vol. 14 No.3 Oktober 2012, Hal. 170-177 ISSN 1411 240X 1 1000 0.8 dry steam node 117 inlet steam to separator node 181 800,- 0.6 600 0.4 400 moist steam travels to separator node 171 0.2 200 561K Water condensate flow node water 172 node 172 0 0 0 20 40 60 80 100 time,s dry steam mass flowing rate mass flow rate, kg/s Gambar 6. Kurva fraksi void dan laju aliran massa uap pada 561K Gambar 6 dan 7 adalah hasil running-ii (temperatur uap 561K) dan running-iii (temperatur uap 567K) yang menampilkan kurva-kurva fraksi void dan laju aliran massa seperti pada Gambar 5. Pada prinsipnya, pola kurva tidak jauh berbeda akan tetapi terdapat perbedaan pada angka kuantitas untuk ketiga gambar tersebut. Uap kering yang dihasilkan (yang keluar) dari separator memiliki angka fraksi void yang relatif sama, akan tetapi tampak laju aliran massa uap yang dihasilkan berbeda untuk masing-masing kasus (running-i, running-ii, running-iii) yaitu kisaran 750 kg/s untuk running-i, kisaran 780 kg/s untuk running-ii, dan 810 kg/s untuk running-iii. 1 dry steam node 117 1000,- 0.8 800 inlet steam to separator node 181 dry steam mass flowrate 0.6 600 0.4 400 moist steam travels to separator node 171 0.2 200 567K Water condensate flow node water 172 node 172 0 0 0 20 40 60 80 100 time,s mass flow rate, kg/s Gambar 7. Kurva fraksi void dan laju aliran massa uap pada 567K Dengan demikian secara umum, disampaikan dalam pembahasan bahwa karakteristik pemisahan uap pada separator dipengaruhi oleh besarnya laju aliran uap, temperatur dan tekanan uap yang dilewatkan ke dalam separator. Semakin tinggi temperatur uap yang masuk ke dalam separator maka semakin besar jumlah (laju aliran massa) uap kering yang dihasilkan. Sebagaimana disampaikan pada bab pendahuluan bahwa penekanan dari analisis ini adalah untuk mengetahui karakteristik pemisahan uap kering pada separator pembangkit uap berdasarkan 176

ISSN 1411 240X Analisis Pemisahan Uap Kering Pada Separator Pembangkit... (Sukmanto Dibyo) parameter fraksi void. Meskipun tidak ada data acuan tentang fraksi void pada sistem separator ini, namun RELAP5/SCDAP.Mod3.4 berhasil menampilkan parameter tersebut untuk mengindikasikan bahwa uap kering telah dihasilkan dari pemisahan dari kandungan air. Selanjutnya produk uap kering ini dilewatkan melalui lobang nosel uap yang terdapat pada ujung atas vessel separator. Dalam kondisi transien, karakteristik produksi uap dari sisi shell pembangkit uap senantiasa akan lebih rumit, sehingga dalam analisis ini hanya dibatasi pada kondisi konstan terhadap uap masuk ke separator. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan proses analisis yang hanya difokuskan pada separator saja. KESIMPULAN Hasil analisis pemisahan uap yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa karakteristik pemisahan uap pada separator tergantung pada kondisi uap masuk (temperatur uap) yang dilewatkan ke dalam separator. Semakin tinggi temperatur uap dari sisi shell pembangkit uap maka akan semakin banyak uap kering yang dihasilkan. Pemisahan uap kering yang keluar dari separator ditunjukkan pada parameter fraksi void sekitar 0,99. Penelusuran lebih jauh tentang parameter lain yang berpengaruh pada pemodelan separator, masih memungkinkan untuk dilakukan. DAFTAR PUSTAKA 1. Ravnikar-Petelin. 3D Model of SG of NPP Krsko. Nuclear Energy in Central Europe, Slovenia (regional meeting); 1995. 2. Nishida K. et al. Development of moisture separator with high performance of steam generator, 12th Int. Conference on Nuclear Engineering (ICONE12) April 2004, Virginia. 3. Sukmanto D. Analisis desain kinerja termal pada pembangkit uap Delta 125 dan Delta 75. Proseding SENPEN-V, Jakarta 19-juni 2012. 4. Putney JM, Preece RJ. Assessment of PWR steam generator modeling in RELAP5/Mod2. Intrn.Agreement Report. Nureg/IA-0106 / TEC/L/0471/R91 /1993. 5. RELAP5, RELAP5/Mod3.3 CODE MANUAL : INPUT REQUIREMENTS. Idaho National Engineering Laboratory, Washington DC, 2002. 6. Kondo M. Practical work of RELAP5 Analysis, Thermal-hydraulic safety research group JAEA. NSRA Nuclear Safety Course 2008. 7. Westinghouse. Reactor Coolant System and Connected Systems, Chapter 5. AP1000 European Design Control Document, 2009 Westinghouse Electric Company LLC. 8. Perry R. H, Chemical Engineers Handbook, Steam Tables Chapter 2. 8 Edition McGraw-Hill. Inc, New York, October 2007. 9. Wisegeek. What Is a Steam Separator? Conjecture Corporation 2012. Available from: URL: http://www. Wisegeek.com/what-is-a-steam-separator.htm. Accessed May 20, 2012 10. John Thome.Void Fraction in two phase flows. Engineering data Book III. Chapter 17. Wolverine Tube, Inc, 2010. 177