HUBUNGAN MOTOR EDUCABILITY, KEBUGARAN JASMANI, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PUNGGUNG, DAN MOTIVASI BELAJAR PADA KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA FLOP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini terdiri dari atas dua variabel, yaitu motivasi

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yakni: SMAN 1 kota Gorontalo, SMAN 2 Kota Gorontalo, SMAN. digunakan 3 bulan ( april, mei, juni 2013)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 2 No.1 Pebruari 2016 ISSN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR (Suatu Penelitian di SMA Negeri I Tibawa)

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian melainkan hanya menggunakan fakta pada diri responden.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Variabel X (Karakteristik Siswa)

Uji Validitas dan Reliabilitas

hitung = 7,290 < taraf signifikansi 5%. (3) variabel hasil belajar pengetahuan dasar teknik bangunan (Y) yaitu

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas hasil dan pembahasan penelitian tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah dilakukan pengukuran Hasil penelitian, data penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian pada variabel Lingkungan Sosial untuk nilai tengah dari rangkaian data yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan atau cara mengemukakan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Risma Istiarini & Sukanti Halaman

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN DENGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 RAHA 1 Oleh: Rizal 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan BAB II METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitasi dan reliabilitasi

HUBUNGAN MOTOR EDUCABILITY, INDEKS MASSA TUBUH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJASORKES. Myrza Akbari*)

BAB III METODE PENELITIAN. Langkah yang penting dalam keseluruhan proses penelitian ini

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KUANTAN MUDIK

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. nilai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. pendekatan Ex Post Facto dan pendekatan survey. pendekatan Ex Post Facto

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 2010.

Abstract. Keywords: Keterampilan Mengajar Guru, Fasilitas Belajar, Prestasi Belajar. p-issn : e-issn : JURNAL NIAGAWAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. supaya dapat mempermudah proses pengambilan data. Penelitian ini dilakukan di

III. METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan kematangan emosi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferesial

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN

MOTIVASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. SIGMA UTAMA PALEMBANG. Reva Maria Valianti *) Abstrak

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhui sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Otot Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Negeri II

SKRIPSI. Oleh: SUGIYARNO NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ISSN: Vol. 4, No. 1, Maret 2017

ARTIKEL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memenuhi derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing di deskripsikan dalam bentuk rata rata atau Mean (M), Median

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Two-Hand Medicine Ball Putt menunjukkan bahwa kelompok responden yang

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 KEBUMEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian tentang Bimbingan Orang Tua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Alumni Program Studi Pendidikan Matematika UNRIKA Batam 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Unrika Batam,

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau variabel pengaruh (independent variable) dan variabel terikat atau variabel terpengaruh

BAB III. dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara iklim organisasi. kepuasan kerja pada karyawan PT Cipta Niaga Semesta.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

Kata Kunci: sikap belajar, peran orang tua, prestasi belajar

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KRADENAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. Tapa, Kabupaten Bone Bolango Kota Gorontalo. Waktu penelitian diadakan dalam jangka waktu paling kurang tiga bulan,

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan semua proses yang dilakukan dalam perencanaan

orang-orang yang tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturanperaturan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan.

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

Transkripsi:

HUBUNGAN MOTOR EDUCABILITY, KEBUGARAN JASMANI, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI Rovi Pahliwandari 1 PGRI Pontianak rovipahliwandari@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motor educability (X1), kebugaran jasmani (X2) dan motivasi belajar (X3) terhadap hasil belajar pendidikan jasmani (Y) di SMP Negeri 1 Teluk Pakedai. Metode penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional. Populasi dari penelitian ini adalah siswa putera kelas VIII SMP Negeri 1 Teluk Pakedai yang berjumlah 29 siswa dalam satu level. Sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh atau sensus dengan menghitung banyaknya siswa yang berjumlah 29 siswa yang ada di kelas VIII. Teknik analisis data yang dipergunakan adalah regresi dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara X1 dengan Y ditunjukkan dengan perhitungan koefisien korelasi Product Moment (rxy), yaitu sebesar 0,744. Korelasi antara X2 dengan Y ditunjukkan dengan perhitungan koefisien korelasi Product Moment (rxy), yaitu sebesar 0,686. Korelasi antara X3 dengan Y ditunjukkan dengan perhitungan koefisien korelasi Product Moment (rxy), yaitu sebesar 0,631. Korelasi ganda X1, X2, dan X3 dengan Y memberikan koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,827. Artinya, terdapat hubungan positif antara motor educability, kebugaran jasmani, dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar pendidikan jasmani. Kata kunci: motor educability, kebugaran jasmani, motivasi belajar, hasil belajar, dan pendidikan jasmani. Manusia merupakan makhluk yang yang diberikan akal, jasmani dan perasaan. Berbeda dengan makhluk hidup lainnya, manusia dapat menalar setiap kejadian karena manusia memiliki bahasa. Dengan segala potensi yang dimilikinya manusia bisa berkembang ke arah yang lebih baik. Salah satu cara untuk hidup lebih baik yaitu dengan belajar. Hal ini selaras dengan penjelasan M. Ngalim Purwanto (2010: 8) tentang definisi belajar yaitu belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Selain itu, belajar merupakan suatu perubahan melalui latihan atau pengalaman. 1 Rovi Pahliwandari; Dosen PJKR IKIP PGRI Pontianak. 80

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi (Samsudin, 2012: 3) Sebagaimana yang telah diketahui setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda, misalnya ada sikap anak yang pendiam, ceria, nakal, dan semangat. Dalam proses pembelajaran penjas, ada siswa yang dengan mudah mempelajari suatu keterampilan gerak yang baru tetapi ada juga siswa yang mengalami kesulitan untuk mempelajari keterampilan gerak baru. Sehingga, bagi siswa yang memiliki kesulitan harus diberi motivasi, diberikan contoh, dan latihan berulang-ulang agar dapat berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui sejauh mana hasil pembelajaran penjas maka harus dilaksanakan tes dan pengukuran. Tes ini bisa dilaksanakan setiap selesai standar kompetensi, sesuai jadwal ulangan, dan ujian tengah semester, serta ujian akhir semester yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Setelah tes tersebut dilaksanakan maka akan diketahui hasil belajar dan kemampuan siswa yang dituliskan dengan angka. Hal ini sangat penting sekali untuk diketahui oleh guru untuk bahan evaluasi pembelajaran. sehingga guru bisa mengambil langkah-langkah yang tepat guna perbaikan pembelajaran dikemudian hari. Tetapi hasil tes ini kadang-kadang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Misalnya, (1) siswa yang terlihat sangat bugar ternyata nilai hasil belajarnya di bawah siswa yang terlihat kurang bugar, dan (2) siswa yang motivasi belajarnya tinggi, ternyata setelah hasil tes nilainya lebih rendah dari pada yang motivasinya rendah. Tetapi tidak semua nilai siswa yang terlihat sangat bugar dan motivasi belajarnya tinggi seperti itu. Dengan fakta-fakta yang ada beserta segala permasalahannya, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang hubungan antara motor educability, kebugaran jasmani dan motivasi belajar siswa SMP Negeri 1 Teluk Pakedai terhadap hasil belajar pendidikan jasmani siswa SMP Negeri 1 Teluk Pakedai. Motor educability Motor educability merupakan suatu istilah yang cukup populer dikalangan guru, pelatih, dan praktisi olahraga, karena berkenaan langsung dengan pengungkapan cepat lambatnya seseorang menguasai suatu keterampilan yang baru secara cermat. Menurut 81

Cratty dalam Rusli Lutan (2001) motor educability diartikan sebagai kemampuan umum untuk mempelajari tugas secara cepat dan cermat. Konsep tersebut dapat dianalogikan dengan konsep psikologi, yakni intelegensi sehingga sering disebut dengan istilah motor intelegensi. Berdasarkan pendapat di atas, maka motor educability merupakan kemampuan umum untuk mempelajari macam tugas gerak secara cepat dan cermat. Kebugaran Jasmani Soedjatmo Soemowardoyo (dalam Rusli, Lutan 2001:64) menyatakan ba hwa kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat tubuhnya dalam batas fisologi terhadap lingkungan ( ketinggian, kelembapan suhu, dan sebagainya ) dan atau kerja fisik dengan yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan. Kebugaran jasmani menurut ahli faal dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan satu tugas khas yang memerlukan kerja muskular di mana kecepatan dan ketahanan merupakan kriteria utama. Sedang menurut ahli-ahli pendidikan jasmani kebugaran atau kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukan sesuatu kerja tertentu dengan hasil yang baik tanpa kelelahan yang berarti (Depdikbud, 1992: 9). Ada 3 hal penting dalam kebugaran jasmani, antara lain: (1) f isik, berkenaan dengan otot, tulang, dan bagian lemak, (2) f ungsi organ, berkenaan dengan efisiensi sistem jantung, pembuluh darah, danpernapasan (paru - paru), dan (3) r espon otot, berkenaan dengan kelenturan, kekuatan, kecapatan, dan kelemahan. Berdasarkan konsep kebugaran jasmani tersebut, maka kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk setiap orang sangat berbeda, tergantung dari sifat tantangan fisik yang dihadapinya ( Rusli Lutan, 2001: 65). Motivasi Belajar Motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, persyaratan-persyaratan, ketengangan atau mekanisme-mekanisme yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal (Ngalim Purwanto, 1998: 72). Jadi, motivasi belajar adalah suatu proses pendorong timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama sebagai bagian ransangan dalam melakkan suatu tindakan. 82

Hasil Belajar Dimyati dan Mudjiono (2006) menyatakan hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran. Jadi, hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar dan menjadi acuan unutk melihat penguassaan siswa dalam menerima materi. Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani adalah sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Perbedaan pelajaran pendidikan jasmani dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan gerak insani, dan manusia yang bergerak secara sadar. Gerak itu dirancang secara sadar oleh gurunya dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik Dini Rodiani (2013: 139). Pandangan filosofi mengenai pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi adalah bahwa manusia mengembangkan kebiasaan dan keterampilan akan melibatkan ilmu pengetahuan, dengan menggunakan ilmu pengetahuan tersebut secara praktis akan dapat memenuhi segala persoalan kehidupanya dan dengan mewujudkan kepuasaan hidupnya Yudha M Saputra (2012: 63). Maka, pendidikan jasmani suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan teknik korelasional. Adapun konstelasi masalahnya sebagai berikut: (1) variabel terikat (Y) adalah hasil belajar pendidikan jasmani, (2) variabel bebas 1 (X 1) adalah motor educability, (3) variabel bebas 2 (X2) adalah kebugaran jasmani, dan (4) variabel bebas 3 (X3) adalah motivasi belajar. Populasi dari penelitian ini adalah siswa putera kelas VIII SMP Negeri 1 Teluk Pakedai yang berjumlah 29 siswa dalam satu level. Sampel yang di gunakan adalah 83

teknik sampling jenuh atau sensus dengan menghitung banyaknya siswa yang berjumlah 29 siswa yang ada di kelas VIII. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes motor educability untuk mengukur motor educability, Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk mengukur kebugaran jasmani, dan kuesioner untuk mengukur motivasi belajar siswa dengan mencari nilai validitas dan realibilitas terlebih dahulu kepada sampel di luar sampel penelitian untuk menguji apakah instrumen yang digunakan layak untuk dijadikan sebagai alat penelitian, setelah itu dilanjutkan dengan pengambilan data hasil belajar pendidikan jasmani siswa putera kelas VIII SMP Negeri 1 Teluk Pakedai yang diperoleh dari nilai raport Ujian Tengah Semester (UTS) pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013. Teknik analisis data yang dipergunakan adalah regresi dan korelasi. Sebelum dilakukan penghitungan, maka semua data yang masuk dari empat variabel penelitian dirubah terlebih dahulu menjadi data Skor-T. Hal ini dilakukan selain untuk menyamakan satuan dari empat variabel yang berbeda, juga untuk menyelaraskan agar semua score dari empat variabel yang ada tidak mempunyai rentang yang cukup mencolok. HASIL Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara X1 dengan Y ditunjukkan dengan perhitungan koefisien korelasi Product Moment (rxy), yaitu sebesar 0,744. Korelasi antara X2 dengan Y ditunjukkan dengan perhitungan koefisien korelasi Product Moment (rxy), yaitu sebesar 0,686. Korelasi antara X3 dengan Y ditunjukkan dengan perhitungan koefisien korelasi Product Moment (rxy), yaitu sebesar 0,631. Dan korelasi ganda X1 X2 dan X3 dengan Y memberikan koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,827.Berarti terdapat hubungan positif antara Motor educability, Kebugaran Jasmani dan Motivasi Belajar secara bersama-sama dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani. Penulis menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan, diantaranya: (1) Penelitian ini hanya membahas faktor-faktor positif yang berhubungan terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani. Sedangkan secara obyektif masih banyak faktor lain yang mendukung kemampuan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani seperti, minat, bakat serta kreativitas. (2) Sebelum melakukan penelitian penulis telah melakukan serangkaian uji 84

coba untuk mendapatkan instrumen yang valid dan realiabel, Namun demikian pengumpulan melalui angket ini masih ada kelemahan-kelemahan seperti jawaban yang kurang dan tidak jujur, serta pertanyaan yang kurang lengkap atau kurang dipahami oleh responden. (3) Penulis mempunyai keterbatasan dalam melakukan penelaahan penelitian, pengetahuan yang kurang, literatur yang kurang, waktu dan tenaga serta biaya dalam penelitian. (4) Terlepas dari adanya kekurangan namun hasil penelitian ini telah memberikan informasi yang sangat penting bagi perkembangan siswa yaitu ternyata terdapat hubungan positif dan signifikan Motor educability (X1) dan Kebugaran Jasmani (X2) dan Motivasi Belajar (X3) dengan Hasil Belajar Pendidi kan Jasmani (Y). Hubungan antara Motor educability (X1) dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani (Y) Rumusan hipotesis penelitian yang pertama adalah terdapat hubungan positif antara motor educability (X1) dan hasil belajar Pendidikan Jasmani (Y). Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh bahwa hubungan antara motor educability (X1) dan hasil belajar Pendidikan Jasmani (Y) digambarkan dengan persamaan Ŷ = 12,800 + 0,744X1. Untuk mengetahui model persamaan regresi di atas signifikan atau tidak, dilakukan uji signifikansi dan linearitas regresi dengan analisis varians. Rangkuman hasil perhitungan uji signifikansi dan linearitas regresi antara perilaku motor educability (X1) dan hasil belajar Pendidikan Jasmani (Y) seperti tampak pada Tabel 1. Tabel 1. Rangkuman Hasil Perhitungan Signifikansi Koefisien korelasi antara Motor educability (X1) dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani (Y) Korelasi Notasi Koefisien Koefisien t hitung t tabel antara korelasi Determinasi α = 0.05 X1 dan Y rx1y 0,744 0,5535 5,786 ** 2,05 Keterangan: ** : korelasi sangat signifikan (thitung = 5,786 > t tabel = 2,05) Dari hasil analisis uji t, diperoleh t hitung sebesar 5,786 dan t tabel sebesar 2,05. Artinya, terdapat hubungan yang positif antara variabel Motor educability dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani karena thitung > ttabel, yaitu 5,786>2,05. Koefisien determinasi sebesar 0,5535 menerangkan bahwa 55,35% variansi variabel Hasil Belajar Pendidikan Jasmani dijelaskan/ditentukan oleh variabel Motor educability. 85

Dari hasil tersebut, disimpulkan bahwa korelasi antara motor educability dan hasil belajar Pendidikan Jasmani signifikan dan linear. Artinya, persamaan regresi Ŷ = 12,800 + 0,744X1 dapat digunakan sebagai alat untuk menjelaskan dan mengambil kesimpulan mengenai hubungan motor educability (X1) dan hasil belajar Pendidikan Jasmani (Y). Persamaan ini memiliki arti setiap kenaikan satu unit motor educability akan meningkatkan 0,744 unit hasil belajar Pendidikan Jasmani dengan konstanta 12,800 Adapun kekuatan korelasi antara motor educability dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani ditunjukkan dengan perhitungan koefisien korelasi dari rumus korelasi Product Moment (rxy), yaitu sebesar 0,744. Untuk mengetahui koefisien korelasi diatas signifikan atau tidak, digunakan uji t. Rangkuman hasil pengujian korelasi seperti tampak pada Tabel 2. Tabel 2. Rangkuman Hasil Perhitungan Signifikansi Koefisien korelasi antara motor educability (X1) dan hasil belajar Pendidikan Jasmani (Y) Korelasi Notasi Koefisien Koefisien t hitung t tabel Keterangan antara korelasi determinasi α = 0.05 X1 dan Y rx1y 0,744 0,5535 5,786 ** 2,05 signifikan Berdasarkan hasil analisis uji t, diperoleh t hitung sebesar 5,786 dan t tabel sebesar 2,05. Artinya, terdapat hubungan yang positif antara variabel motor educability dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani karena t hitung > t tabel, yaitu 5,786>2,05. Koefisien determinasi sebesar 0,5535 menerangkan bahwa 55,35% variansi variabel hasil belajar Pendidikan Jasmani dijelaskan/ditentukan oleh variabel motor educability. Hubungan antara Kebugaran Jasmani (X2) dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani (Y) Rumusan hipotesis penelitian yang kedua adalah terdapat hubungan positif antara Kebugaran Jasmani (X2) dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani (Y). Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh bahwa hubungan antara kebugaran jasmani (X2) dan hasil belajar Pendidikan Jasmani (Y) digambarkan dengan persamaan Ŷ = 15,700 + 0,686X2. Untuk mengetahui model persamaan regresi di atas signifikan atau tidak, dilakukan uji signifikansi dan linearitas regresi dengan analisis varians. Rangkuman hasil perhitungan uji signifikansi dan linearitas regresi antara perilaku kebugaran jasmani (X2) dan hasil belajar Pendidikan Jasmani (Y) seperti tampak pada Tabel 3. 86

Tabel 3. Rangkuman Hasil Perhitungan Signifikansi Koefisien Korelasi antara Kebugaran Jasmani (X2) dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani (Y) Korelasi Notasi Koefisien Koefisien t hitung t tabel antara korelasi Determinasi α = 0.05 X2 dan Y rx2y 0,686 0,4706 4,889 ** 2,05 Keterangan: ** : korelasi sangat signifikan thitung = 4,889 > ttabel 2,05 Dari hasil analisis uji t, diperoleh thitung sebesar 4,889 dan ttabel sebesar 2,05. Artinya, terdapat hubungan yang positif antara variabel Kebugaran Jasmani dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani karena thitung > ttabel, yaitu 4,889 > 2,05. Koefisien determinasi sebesar 0,4706 menerangkan bahwa 47,06% variansi variabel Hasil Belajar Pendidikan Jasmani dijelaskan/ditentukan oleh variabel Kebugaran Jasmani. Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa korelasi antara kebugaran jasmani dan hasil belajar Pendidikan Jasmani signifikan dan linear. Artinya, persamaan regresi Ŷ = 15,700 + 0,686X2 dapat digunakan sebagai alat untuk menjelaskan dan mengambil kesimpulan mengenai hubungan kebugaran jasmani (X2) dan hasil belajar Pendidikan Jasmani (Y). Persamaan ini memiliki arti setiap kenaikan satu unit kebugaran jasmani akan meningkatkan 0,686 unit hasil belajar Pendidikan Jasmani Adapun kekuatan korelasi antara kebugaran jasmani dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani ditunjukkan dengan perhitungan koefisien korelasi dari rumus korelasi Product Moment (rxy), yaitu sebesar 0,686. Untuk mengetahui koefisien korelasi diatas signifikan atau tidak, digunakan uji t. Rangkuman hasil pengujian korelasi seperti tampak pada Tabel 4. Tabel 4. Rangkuman Hasil Perhitungan Signifikansi Koefisien Korelasi antara Kebugaran Jasmani (X2) dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani (Y) Korelasi Notasi Koefisien Koefisien t hitung t tabel Keterangan antara korelasi determinasi α = 0.05 X2 dan Y rx2y 0,686 0,4706 4,889 ** 2,05 Signifikan Berdasarkan hasil analisis uji t, diperoleh t hitung sebesar 4,889 dan t tabel sebesar 2,05. Artinya, terdapat hubungan yang positif antara variabel Kebugaran Jasmani dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani karena thitung > ttabel, yaitu 4,889 > 2,05. 87

Koefisien determinasi sebesar 0,4706 menerangkan bahwa 47,06% variansi variabel hasil belajar Pendidikan Jasmani dijelaskan/ditentukan oleh variabel kebugaran jasmani. Hubungan antara Motivasi Belajar (X3) dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani (Y) Rumusan hipotesis penelitian yang ketiga adalah terdapat hubungan positif antara Motivasi Belajar (X 3) dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani (Y). Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh bahwa hubungan antara motivasi belajar (X3) dan hasil belajar Pendidikan Jasmani (Y) digambarkan dengan persamaan Ŷ = 18,450 + 0,631X3. Untuk mengetahui model persamaan regresi di atas signifikan atau tidak, dilakukan uji signifikansi dan linearitas regresi dengan analisis varians. Rangkuman hasil perhitungan uji signifikansi dan linearitas regresi antara perilaku Motivasi Belajar (X 3) dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani (Y) seperti tampak pada Tabel 5. Tabel 5. Rangkuman Hasil Perhitungan Signifikansi Koefisien Korelasi antara Motivasi Belajar (X3) dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani (Y) Korelasi Notasi Koefisien Koefisien t hitung t tabel antara korelasi Determinasi α = 0.05 X2 dan Y rx2y 0,631 0,3982 4,226 ** 2,05 Keterangan: ** : korelasi sangat signifikan thitung = 4,226 > ttabel 2,05 Dari hasil analisis uji t, diperoleh thitung sebesar 4,226 dan ttabel sebesar 2,05. Artinya, terdapat hubungan yang positif antara variabel Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani karena thitung > ttabel, yaitu 4,226 > 2,05. Koefisien determinasi sebesar 0,3982 menerangkan bahwa 39,82% variansi variabel Hasil Belajar Pendidikan Jasmani dijelaskan/ditentukan oleh variabel Motivasi Belajar. Tabel di atas menunjukkan bahwa korelasi antara motivasi belajar dan hasil belajar Pendidikan Jasmani signifikan dan linear. Artinya, persamaan regresi Ŷ = 18,450 + 0,631X3 dapat digunakan sebagai alat untuk menjelaskan dan mengambil kesimpulan mengenai hubungan motivasi belajar (X3) dan hasil belajar Pendidikan Jasmani (Y). Persamaan ini memiliki arti setiap kenaikan satu unit kebugaran jasmani akan meningkatkan 18,450. 0,631 unit hasil belajar Pendidikan Jasmani dengan konstanta Adapun kekuatan korelasi antara motivasi belajar dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani ditunjukkan dengan perhitungan koefisien korelasi dari rumus korelasi Product Moment (rxy), yaitu sebesar 0,631. Untuk mengetahui koefisien 88

korelasi diatas signifikan atau tidak, digunakan uji t. Rangkuman hasil pengujian korelasi seperti tampak pada Tabel 6. Tabel 6. Rangkuman Hasil Perhitungan Signifikansi Koefisien Korelasi antara Motivasi Belajar (X3) dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani (Y) Korelasi Antara Notasi Koefisien korelasi Koefisien determinasi t hitung t tabel Keterangan α = 0.05 X2 dan Y rx2y 0,631 0,3982 4,226 ** 2,05 Signifikan Berdasarkan hasil analisis uji t, diperoleh t hitung sebesar 4,226 dan t tabel sebesar 2,05. Artinya, terdapat hubungan yang positif antara variabel motivasi belajar dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani karena t hitung > t tabel, yaitu 4,226 > 2,05. Koefisien determinasi sebesar 0,3982 menerangkan bahwa 39,82% variansi variabel Hasil Belajar Pendidikan Jasmani dijelaskan/ditentukan oleh variabel Motivasi Belajar. Hubungan antara Motor educability, Kebugaran Jasmani dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Uji hipotesis nol (H0) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan positif antara motor educability, kebugaran jasmani, dan motivasi belajar dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani. Uji hipotesis alternatif (H 1) menyatakan terdapat hubungan yang positif antara motor educability, kebugaran jasmani, dan motivasi belajar dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linier dan korelasi ganda. Analisis regresi linier ganda Y atas X1, X2 dan X3 menghasilkan persaman garis regresi Ŷ = 0,529 + 0,362X1 + 0,330X2 + 0,297X3 Untuk lebih jelas, hasil keberartian regresi ganda dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 7. Rangkuman Uji Keberartian Regresi Linier Ganda Sumber f tabel Dk JK RJK f hitung Varians 0,05 0,01 Total 29 2800,42 Regresi 3 1913,82 637,94 Sisa 25 886,60 35,46 Keterangan: DK = Derajat kebebasan JK = Jumlah Kuadrat RJK = Rata-rata jumlah kuadrat 17,99 ** 2,99 4,68 89

Perhitungan korelasi ganda X1 X2 dan X3 dengan Y memberikan koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,827 Untuk menguji keberartian koefisien korelasi ganda, dapat dilihat pada F hitung = 17,99, sedangkan F tabel dengan pembilang 3 dan dk pembilang 25 pada taraf signifikan 00,5 sebesar 2,99 Oleh karena Fh > Ft maka dapat diartikan bahwa regresi Y atas X1, X2 dan X3 dengan persamaan regresi Ŷ = 0,529 + 0,362X1 + 0,330X2 + 0,297X3 dapat dipertanggungjawabkan untuk menarik kesimpulan mengenai hubungan antara motor educability, Kebugaran Jasmani dan Motivasi Belajar secara bersama-sama dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani. Berarti terdapat hubungan yang positif antara motor educability, Kebugaran Jasmani dan Motivasi Belajar secara bersama-sama dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani. Koefisien determinasi (R 2 adalah sebesar 0,683) Ini menunjukkan bahwa 68,30% varians yang terjadi pada Hasil Belajar Pendidikan Jasmani dapat dijelaskan oleh Motor educability, Kebugaran Jasmani dan Motivasi Belajar secara bersama-sama, melalui persamaan regresi Ŷ = 0,529 + 0,362X1 + 0,330X2 + 0,297X3. Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diartikan bahwa kenaikan satu unit nilai motor educability akan diikuti oleh peningkatan nilai Hasil Belajar Pendidikan Jasmani 0,362 apabila variabel Kebugaran Jasmani dan Motivasi Belajar dalam keadaan konstan. Demikian juga halnya dengan adanya kenaikan satu unit nilai Kebugaran Jasmani akan diikuti oleh peningkatan nilai Hasil Belajar Pendidikan Jasmani sebesar 0,330 apabila variabel motor educability dan Motivasi Belajar itu berada dalam keadaan konstan. Serta dengan adanya kenaikan satu unit nilai Motivasi Belajar akan diikuti oleh peningkatan nilai Hasil Belajar Pendidikan Jasmani sebesar 0,297 apabila variabel motor educability dan Kebugaran Jasmani itu berada dalam keadaan konstan. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara Motor educability (X1) dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani (Y) ditunjukkan dengan perhitungan koefisien korelasi Product Moment (rxy), yaitu sebesar 0,744. Korelasi antara Kebugaran Jasmani (X2) dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani (Y) ditunjukkan dengan perhitungan koefisien korelasi Product Moment (rxy), yaitu sebesar 0,686. Korelasi antara Motivasi Belajar ( X3) dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani (Y) ditunjukkan dengan perhitungan koefisien korelasi Product Moment (rxy), yaitu sebesar 0,631. Dan korelasi 90

ganda X1 X2 dan X3 dengan Y memberikan koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,827.Berarti terdapat hubungan positif antara motor educability, Kebugaran Jasmani dan Motivasi Belajar secara bersama-sama dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani. Selain ketiga variabel tersebut, secara obyektif masih banyak faktor lain yang mendukung kemampuan hasil belajar pendidikan jasmani seperti, minat, bakat, dan kreativitas. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang diajukan terbukti bahwa variabel motor educability, kebugaran jasmani, dan motivasi belajar dengan hasil belajar pendidikan jasmani baik secara parsial maupun secara bersama-sama mempengaruhi hasil belajar pendidikan Jasmani. Oleh karena itu, hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat disimpukan sebagai berikut: (1) terdapat hubungan yang signifikan antara motor educability dengan hasil belajar pendidikan jasmani, artinya jika motor educability siswa tinggi maka akan meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani siswa. (2) terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dengan hasil belajar pendidikan jasmani, dengan kata lain semakin tinggi derajat kebugaran jasmani siswa maka akan meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani siswa. (3) terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar pendidikan jasmani, artinya motivasi belajar siswa yang tinggi dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani siswa. Dan (4) terdapat hubungan yang signifikan antara motor educability, kebugaran jasmani, dan motivasi belajar terhadap hasil belajar pendidikan jasmani. Artinya semakin baik motor educability, kebugaran jasmani, dan motivasi belajar siswa dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani siswa. DAFTAR PUSTAKA Abdul Kadir, Ateng. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rusli Lutan. 2001. Kebugaran Jasmani Orientasi di sepanjang Hayat. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga M. Ngalim Purwanto. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. 91

Rosdiani, Dini. 2013. Perencanaan Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta. Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Litera. Saputra M, Yudha. 2004. Filosof Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT. 92