PROPOSAL HIBAH PENELITIAN MULTIDISIPLIN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH DESAIN LINGKUNGAN FISIK TERHADAP PRODUKTIVITAS BERPIKIR (KOGNISI)

PENGARUH PENCAHAYAAN, KEBISINGAN DAN TEMPERATUR TERHADAP PERFORMANSI KERJA

DESAIN LINGKUNGAN FISIK BAGI OPERATOR BAGIAN PEMERIKSAAN

SEJARAH & PERKEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

PENGARUH PENERANGAN DALAM RUANG TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA MAHASISWA DESAIN INTERIOR

PENGARUH TINGKAT PENCAHAYAAN DAN KEBISINGAN TERHADAP KECEPATAN KERJA MEKANIK AHM (STUDI KASUS: HONDA CATUR PUTRA JAYA AHASS 06703)

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi masyarakat daerah dan sekitar perindustrian yang berkembang dalam

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES DENGAN MEMPERHATIKAN LINGKUNGAN DAN KETELITIAN KERJA OPERATOR

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK (Minggu 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan atau organisasi yang mampu bertahan dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak

Simposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 KURIPAN-PURWODADI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mengurangi kinerja, berdampak pada kondisi psikis pekerja, dan

PENGARUH SUHU DAN INTENSITAS CAHAYA TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN TARGET PEKERJAAN PERAKITAN

commit 1 to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung.

HIBAH PENGAJARAN (Teaching Grant)

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber-sumber daya

SISTEM KERJA. Nurjannah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bau, rasa, dan sentuhan. Informasi tersebut akan masuk ke dalam pikiran sebagian masuk

PERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. mengalami nyeri pinggang dan Indonesia sendiri diperkirakan jumlahnya lebih

Tata Udara, Penerangan dan Bising dalam Pabrik

PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Sugihartono, M.Pd dan Tim

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusaan.

3. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

EFEK PENCAHAYAAN TERHADAP PRESTASI DAN KELELAHAN KERJA OPERATOR. Jl. Kalisahak 28 Kompleks Balapan Yogyakarta *

BAB VI PEMBAHASAN. Ukuran Lukisan Berbeda Dalam Sebuah Ruang Pameran Terhadap Kelelahan

BAB IX. Hubungan Antara Proses Penginderaan dan Persepsi

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

ASPEK PENCAHAYAAN DALAM PEKERJAAN PEMERIKSAAN VISUAL

PENERAPAN 12 PRINSIP ERGONOMI PADA RUANG SERVER (STUDI KASUS RUANG SERVER UNIVERSITAS GADJAH MADA)

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II ANCANGAN ERGONOMI. : Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa dapat menjelaskan cakupan dan rekanan Ergonomi.

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

MANAGEMEN ERGONOMI. Solichul Hadi A. BAKRI Program Pascasarjana UNIBA Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah hotel. Dinas Pariwisata Bali mencatat jumlah hotel yang

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB V ANALISA. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. berlainan akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth)

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

2015 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK MEANS-END ANALYSIS (MEA) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka keberadaan

PENGUKURAN INTENSITAS PENCAHAYAAN PERTEMUAN KE 5 MIRTA DWI RAHMAH, S.KM,. M.KKK. PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga

SUMBER DAYA MANUSIA DAN DESAIN KERJA

MODUL III INTENSITAS CAHAYA

BAB I PENDAHULUAN. serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya. Anak usia 0-6 tahun berada di

Tahap-Tahap Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ingatan adalah salah satu bagian dalam kognisi. Kata ingatan merupakan

MODUL TATA CAHAYA. Desain Interior Universitas Esa Unggul. Oleh: Muhammad Fauzi. S.Des., M.Ds

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik Kerja Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan:Studi Laboratorium

TERM OF REFERENCE (TOR) PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM) PROGRAM PASCASARJANA UNY TAHUN 2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang ada di tempat kerja yaitu penerangan. berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR. perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu,

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A.

PENGARUH IKLIM KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMBUATAN KAPAL FIBER (STUDI KASUS: PT. FIBERBOAT INDONESIA)

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat

Transkripsi:

PROPOSAL HIBAH PENELITIAN MULTIDISIPLIN PENGARUH DESAIN LINGKUNGAN FISIK DALAM RUANGAN TERHADAP PRODUKTIVITAS BERPIKIR (KOGNISI) Oleh: Yanti Pasmawati, S.T., M.T. Rachmawati, S.Psi., M.A. DIBIAYAI UNIVERSITAS BINA DARMA FAKULTAS TEKNIK PRODI TEKNOLOGI INDUSTRI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA DARMA BULAN FEBRUARI TAHUN 2012

2 HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL HIBAH PENELITIAN MULTIDISIPLIN 1. Judul Penelitian : Pengaruh Desain Lingkungan Fisik Dalam Ruangan Terhadap Produktivitas Berpikir (Kognisi) 2. Bidang Ilmu Penelitian : Teknik Industri dan Psikologi 3. Peneliti 1: a) Nama Lengkap : Yanti Pasmawati, S.T., M.T. b) Jenis Kelamin : Perempuan c) NIP : 070103239 d) Pangkat/Golongan : Penata Muda/ III.a e) Jabatan : Asisten Ahli Madya f) Fakultas/Prodi : Teknik/Teknologi Industri Peneliti 2: a) Nama Lengkap : Rachmawati, S.Psi., M.A b) Jenis Kelamin : Perempuan c) NIP : 050102214 d) Pangkat/Golongan : Penata Muda/III.b e) Jabatan : Asisten Ahli f) Fakultas : Psikologi 4. Lokasi Penelitian : Institusi Pendidikan 5. Waktu Penelitian : 6 (Enam) bulan 6. Biaya : Rp. 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Industri, Palembang, 13 Februari 2012 Ketua Program Studi Psikologi, Yanti Pasmawati, ST, M.T. Desy Arisandy, S.Psi., Psi Peneliti 1, Peneliti 2, Yanti Pasmawati, ST, M.T. Rachmawati, S.Psi., M.A Menyetujui, Direktur LPPM, UBD Prihambodo Hendro Saksono, S.T., M.Sc., Ph.D.

3 A. Judul Penelitian : Pengaruh Desain Lingkungan Fisik Dalam Ruangan Terhadap Produktivitas Berpikir (Kognisi) B. Bidang Ilmu Bidang ilmu penelitian berdasarkan disiplin ilmu Pendidikan Tinggi yaitu, Teknik Industri dan Psikologi C. Pendahuluan Aktivitas belajar merupakan rutinitas keseharian yang menuntut alokasi waktu cukup lama bagi mahasiswa atau siswa, karena materi mata pelajaran yang diberikan oleh dosen/guru disajikan dalam bentuk power point maupun di dalam diktat. Saat melakukan aktivitas belajar membutuhkan sikap duduk dikursi dengan posisi mata yang terpusat pada materi yang disajikan. Aktivitas tersebut membutuhkan suatu konsentrasi dan kenyamanan didalam ruangan. Oleh sebab itu, aktivitas belajar sangat perlu memperhatikan faktor pencahayaan dan temperatur karena dalam jangka waktu lama akan berdampak pada gangguan psikologis seperti kelelahan mata, ketidaknyamanan, dan kehilangan konsentrasi yang berpengaruh pada hasil proses belajar itu sendiri. Dengan demikian kondisi tersebut tidak sesuai dengan konsep ergonomi yang berusaha meningkatkan kesehatan fisik dan mental, menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman demi tercapainya peningkatan produktivitas, penurunan angka kecelakaan yang berhubungan dengan kerja dan kelelahan (Manuaba, 1992). Mengingat perbaikan ergonomi terhadap pencahayaan sudah pernah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya dan terbukti dapat memberikan hasil yang signifikan terhadap peningkatan produktivitas dan penurunan beban kerja dibidang industri, maka perbaikan juga dapat dilakukan dalam perbaikan ergonomi dalam temperatur dan pencahayaan terhadap proses belajar para mahasiswa atau siswa dalam setting ruangan kelas guna meningkatkan hasil proses belajar itu sendiri.

4 Untuk memberikan kenyamanan proses belajar, maka pada ruangan kelas perlu segera dilakukan perbaikan terhadap intensitas pencahayaan dan tingkat temperatur yang tidak ergonomis. Perbaikan ini diharapkan sesuai dengan kebutuhan aktivitas belajar mengajar sehingga dapat meminimalisasi gangguan psikologis yang dapat mempengaruhi hasil proses belajar. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana mendesain lingkungan fisik dalam ruangan agar dapat menerapkan desain yang tepat sehingga dapat meningkatkan produktivitas hasil belajar yang maksimal. E. Pembatasan Masalah. Untuk memudahkan dan menghindari kekeliruan dalam penelitian ini serta mengingat keterbatasan yang ada, maka peneliti membatasi beberapa ruang lingkup permasalahan penelitian ini, antara lain : 1. Lingkungan fisik yang diteliti antara lain: temperatur ruangan dan pencahayaan sebagai variabel bebas yang akan dimanipulasi. 2. Aspek psikologis yang diukur adalah produktivitas berpikir (kognisi) terhadap sebuah permasalahan sebagai variabel terikat yang akan menjadi objek pengukuran penelitian ini. F. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan, yaitu: mendesain dan menentukan intensitas pencahayaan dan tingkat temperatur dalam ruang yang ergonomis pada setting ruangan kelas guna meningkatkan hasil proses belajar mengajar pada mahasiswa atau siswa (produktivitas berpikir).

5 G. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Manfaat praktis Institusi pendidikan, sebagai bahan masukan dalam merancang atau membangun ruangan kelas yang memperhatikan temperatur ruangan dan pencahayaan guna meminimalisir gangguan psikologis yang dapat berpengaruh terhadap hasil proses belajar mengajar diruangan (produktivitas berpikir mahasiswa/siswa). 2. Manfaat teoritis Sebagai tambahan khasanah pengetahuan dalam bidang ilmu Teknik Industri dan Psikologi guna mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah ada. H. Tinjauan Pustaka 1. Lingkungan Fisik Temperatur Manusia selalu berusaha mempertahankan keadaan normal tubuh dengan sistem tubuh yang sangat sempurna sehingga dapat menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi diluar tubuhnya. Tubuh manusia menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk melakukan proses konveksi, radiasi, dan penguapan jika terjadi kekurangan atau kelebihan yang membebaninya. Tetapi, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan temperatur luar jika perubahannya tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin terhadap temperatur normal ± 24 C. Temperatur udara lebih rendah dari 37 C berarti temparatur udara ini dibawah kemampuan tubuh untuk menyesuaikasn diri (35% dibawah normal), maka tubuh manusia akan mengalami kedinginan, karena hilangnya panas tubuh yang sebagian besar diakibatkan oleh konveksi dan radiasi, juga sebagian kecil akibat penguapan. Sebaliknya jika temperatur udara terlalu panas dibanding temperatur tubuh, maka tubuh akan menerima panas akibat konveksi dan radiasi yang jauh lebih besar dari

6 kemampuan tubuh untuk mendinginkan tubuhnya malalui sistem penguapan. Hal ini menyebabkan temperatur tubuh menjadi ikut naik dengan tingginya temperatur udara. Temparatur yang terlalu dingin akan mengakibatkan gairah kerja menurun. Sedangkan temperatur udara yang terlampau panas, akan mengakibatkan cepat timbulnya kelelahan tubuh dan cenderung melakukan kesalahan dalam bekerja. Secara fundamental, ergonomi merupakan studi tentang penyerasian antara pekerja dan pekerjaannya untuk meningkatkan performansi dan melindungi kehidupan. Untuk dapat melakukan penyerasian tersebut, pihak pengambil kebijakan harus dapat memprediksi adanya stressor yang menyebabkan terjadinya strain dan mengevaluasinya. Mikroklimat dalam lingkungan kerja menjadi sangat penting karena dapat bertindak sebagai stressor yang menyebabkan strain kepada pekerja apabila tidak dikendalikan dengan baik. Mikroklimat dalam lingkungan kerja terdiri dan unsur suhu udara (kering dan basah), kelembaban nisbi, panas radiasi dan kecepatan gerakan udara. Pencahayaan Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan. Satuannya adalah lux (1 lm/m 2 ), dimana lm adalah lumens atau lux cahaya. Salah satu faktor penting dari lingkungan kerja yang dapat memberikan kepuasan dan produktivitas adalah adanya penerangan yang baik. Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan pekerja dapat melihat obyek-obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu. Penerangan yang cukup dan diatur dengan baik juga akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga dapat memelihara kegairahan kerja. Telah kita ketahui hampir semua pelaksanaan pekerjaan melibatkan fungsi mata, dimana sering kita temui jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat penerangan tertentu agar tenaga kerja dapat dengan jelas mengamati objek yang sedang dikerjakan. Intensitas penerangan yang sesuai dengan jenis pekerjaannnya jelas akan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Sanders dan

7 McCormick (1987) menyimpulkan dari hasil penelitian pada 15 perusahaan, dimana seluruh perusahaan yang diteliti menunjukkan kenaikkan hasil kerja antara 4-35%. Selanjutnya Armstrong (1992) menyatakan bahwa intensitas penerangan yang kurang dapat menyebabkan gangguna visibilitas dan eyestrain. Sebaliknya intensitas penerangan yang berlebihan juga dapat menyebabkan glare, reflections, excessive shadows, visibility dan eyestrain. Semakin halus pekerjaan dan mnyangkut inspeksi serta pengendalian kualitas, atau halus detailnya dan kurang kontras, makin tinggi illuminasi yang diperluka, yaitu antara 500 lux sampai dengan 100 lux (Suma mur, 1996). Tenaga kerja disamping harus dengan jelas dapat melihat obyek-obyek yang sedang dikerjakan juga harus dapat melihat dengan jelas pula benda atau alat dan tempat disekitarnya yang mungkin mengakibatkan kecelakaan. Maka penerangan umum harus memadai. Dalam suatu pabrik yang mempunyai banyak mesin dan proses pekerjaan yang berbahaya maka penerangan harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja. Pekerjaan yang berbahaya harus dapat diamati dengan jelas dan cepat, karena banyak kecelakaan terjadi akibat penerangan kurang memadai. Secara umum jenis penerangan atau pencahayaan dibedakan menjadi dua yaitu penerangan buatan (penerangan artifisial) dan penerangan alamiah (dan sinar matahari). Untuk mengurangi pemborosan energi disarankan untuk mengunakan penerangan alamiah, akan tetapi setiap tempat kerja harus pula disediakan penerangan buatan yang memadai. Hal ini untuk menanggulangi jika dalam keadaan mendung atau kerja di malam hari. Perlu diingat bahwa penggunaan penerangan buatan harus selalu diadakan perawatan yang baik oleh karena lampu yang kotor akan menurunkan intensitas penerangan sampai dengan 30%. Tingkat penerangan pada-tiap tiap pekerjaan berbeda tergantung sifat dan jenis pekerjaannya. Sebagai contoh gudang memerlukan intensitas penerangan yang lebih rendah dari pada tempat kerja administrasi yang memerlukan ketelitian yang lebih tinggi. Menurut Grandjean

8 (1993) penerangan yang tidak didesain dengan baik akan menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama kerja. 2. Berpikir (Kognisi) Ada banyak pendapat mengenai definisi berpikir, diantaranya kaum asosianist yang menganggap berpikir sebagai suatu proses asosiasi saja. Sedangkan kaum fungsionalist memandang berpikir sebagai suatu proses penguatan hubungan antara stimulus dan respon. Sementara ada pula ahli yang mengatakan bahwa berpikir merupakan suatu kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih. Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory. Jadi, berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item (Khodijah, 2006). Sedangkan menurut Drever (dalam Walgito, 1997) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Solso (dalam Khodijah, 2006) mengatakan bahwa berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang kompleks antara atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah. Dari beberapa pengertian diatas tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu (1) berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku, (2) berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan (3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada solusi. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berpikir pada dasarnya adalah proses psikologis. Sejalan dengan beberapa definisi diatas serta kesimpulan yang telah diambil, Taylor, dkk (dalam Rakhmat, 2008) mengatakan bahwa berpikir dilakukan untuk

9 memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem solving), dan menghasilkan yang baru (creativity). Berpikir merupakan kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Lebih dari sekedar kerja otak, kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia serta perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek tertentu, menyadari kehadirannya serta aktif menghadirkannya dalam pikiran, kemudian mempunyai gagasan atau wawasan tentang objek tersebut. Berpikir juga berarti berjerih payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan, merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah-milah atau membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan yang ada, hingga membuat analisis dan sintesis. Biasanya kegiatan berpikir dimulai ketika muncul keraguan dan pertanyaan untuk dijawab, atau berhadapan dengan persoalan atau masalah yang memerlukan pemecahan. Simbol-simbol yang digunakan dalam berfikir pada umumnya adalah berupa kata-kata atau bahasa (language). Oleh karena itu sering dikemukakan bahwa bahasa dan berpikir mempunyai kaitan yang erat. Melalui bahasa manusia dapat menciptakan ratusan, ribuan simbol-simbol yang memungkinkan manusia dapat berpikir dengan begitu sempurna. Sekalipun bahasa merupakan alat yang cukup ampuh (powerful) dalam proses berpikir, namun bahasa bukan satu-satunya alat yang dapat digunakan dalam proses berpikir. Proses berpikir melibatkan banyak aspek psikologis, diantaranya persepsi, sensasi, pengenalan pola, perhatian, ingatan, imajineri, pembentukan konsep, hingga berujung pada sebuah pengambilan keputusan (Suharnan, 2005). 3. Produktifitas Berpikir Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, produktivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu. Sementara berpikir merupakan aktivitas mental untuk

10 menciptakan sebuah konsep melalui proses berpikir. Sehingga produktivitas berpikir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk menghasilkan konsepkonsep, dimana semakin banyak konsep yang dihasilkan maka akan dianggap semakin produktif, dan semakin sedikit konsep yang dihasilkan maka akan dianggap sebagai tidak produktif. 4. Kerangka Berpikir Berdasarkan uraian beberapa variabel penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti berpendapat bahwa produktivitas berpikir (kognisi) dipengaruhi oleh desain lingkungan fisik dalam ruangan yaitu pencahayaan dan temperatur, seperti pada gambar 1 berikut ini: Temperatur Ruangan Persepsi atas situasi ruang Produktifitas berpikir Pencahayaan Ruangan Gambar 1. Kerangka Berpikir I. Metode Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada sebuah institusi pendidikan di Kotamadya Palembang.

11 2. Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini maka dilakukan pengambilan data secara primer dan sekunder, yaitu : a. Data primer Data primer yaitu data yang diambil langsung dari subjek penelitian melalui prosedur eksperimen. Solso dan MacLin (dalam Seniati, Yulianto dan Setiadi, 2011) memberikan definisi mengenai penelitian eksperimental, yaitu penyelidikan di mana minimal salah satu variabel dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. b. Data sekunder Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diambil secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) yaitu dari dokumen dan studi pustaka, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. 3. Rancangan Penelitian Perihal Topik Masalah Hipotesis: Hipotesis ilmiah umum Hipotesis statistik: Ha Ho Variabel: Variabel bebas Variasi Tabel 1. Rancangan Penelitian Deskripsi Desain lingkungan fisik dalam ruangan Apakah desain lingkungan fisik dalam ruangan akan mempengaruhi produktivitas berpikir (kognisi) Desain lingkungan fisik akan mempengaruhi produktivitas berpikir (kognisi) Ada pengaruh dan perbedaan secara signifikan desain lingkungan fisik terhadap produktivitas berpikir (kognisi) Tidak ada pengaruh dan perbedaan secara signifikan desain lingkungan fisik terhadap produktivitas berpikir (kognisi) Pencahayaan dan temperatur Cahaya Terang (CT), Cahaya Sedang (CS), Cahaya Redup (CR) dan Temperatur Tinggi (TT), Temperatur Sedang (TS), Temperatur Rendah (TR)

12 Manipulasi Variabel terikat Jenis pengukuran Cara pengukuran Variabel sekunder Tipe dan Desain Penelitian Tipe penelitian Desain penelitian Perencanaan Penelitian Subjek Peralatan Prosedur Manipulasi desain ruang dengan 12 kelompok perbandingan, yaitu: CR, CS, CT, CRTR, CRTS, CRTT, CSTR, CSTS, CSTT, CTTR, CTTS, CTTT Produktifitas berpikir Permainan crossword puzzle Banyaknya jumlah kata yang ditemukan dalam crossword puzzle Jenis kelamin, dikontrol dengan teknik blocking yaitu jumlah laki-laki dan perempuan sama pada setiap kelompok Tingkat pendidikan, dikontrol dengan teknik konstansi yaitu memilih subjek dengan tingkat pendidikan yang sama (mahasiswa) Tingkat intelegensi, dikontrol dengan seleksi subjek penelitian melalui tes kecerdasan umum Controlled laboratory experiment Desain anavar (analysis of variance/anova): Randomized One Way Anova. Desain ini memiliki lebih dari dua kelompok penelitian, setiap kelompok penelitian akan diberikan manipulasi variabel bebas yang berbeda (12 kelompok penelitian dengan 12 variasi variabel bebas). Pengukuran variabel terikat dilakukan setelah setiap kelompok diberikan perlakuan (posttest) Mahasiswa laki-laki dan perempuan yang berusia 18 22 tahun. Jumlah subjek yang dibutuhkan adalah 120 orang yang akan didistribusikan pada masing-masing kelompok penelitian sebanyak 10 orang Tes Intelegensi Umum (TIU 5), lampu, Air Conditioner Tahapan awal adalah menyeleksi subjek penelitian berdasarkan tingkat intelegensi guna menghindari variabel sekunder yang akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Akan dipilih 120 orang subjek. Subjek laki-laki dan perempuan dikelompokkan, kemudian diundi untuk dimasukkan ke dalam masing-masing kelompok penelitian, sehingga masing-masing kelompok

13 Teknik analisis statistik berisikan jumlah subjek laki-laki dan perempuan yang sama. Masing-masing kelompok diberi perlakuan desain ruang yang berbeda yaitu 12 kelompok perbandingan: CR, CS, CT, CRTR, CRTS, CRTT, CSTR, CSTS, CSTT, CTTR, CTTS, CTTT. Setelah masuk ke dalam ruangan eksperimen, subjek dibiarkan selama 15 menit untuk beradaptasi terhadap situasi ruang. Diberikan snack agar subjek merasa relax. Setelah 15 menit, masing-masing subjek akan dibagikan selembar kertas yang berisi crossword puzzle. Tugas masing-masing subjek adalah mencari kata-kata yang memiliki makna, yang tersembunyi dalam susunan huruf yang tidak beraturan dalam jangka waktu 1 jam. Selama pengerjaan berlangsung, subjek dilarang keras memberikan jawaban pada subjek lainnya. Setelah 1 jam, kertas diambil dan skor dari setiap subjek diperbandingkan dengan analisis statistik. Uji-F anavar satu jalan (one way F-test) J. Jadwal Pelaksanaan. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian ini sebagai berikut: Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan No Kegiatan 1 Seminar Proposal 2 Persiapan 2.1. Seleksi Subjek Penelitian 2.2. Penentuan Subjek 3 Pelaksanaan 3.1. Desain ruang eksperimen 3.2. Pelaksanaan eksperimen 3.3. Pengolahan dan analisis data 4 Penyusunan Laporan 5 Pengumpulan Laporan Akhir 6 Seminar Hasil Penelitian 7 Laporan Akhir Penelitian ke LPPM Waktu Pelaksanaan Perminggu Maret April Mei Juni Julii Agustus

14 K. Personalia Penelitian 1. Peneliti 1 a. Nama Lengkap dan Gelar : Yanti Pasmawati, ST, MT,. b. Jenis Kelamin : Perempuan c. Golongan Pangkat dan NIP : III.a/Penata Muda, 0070103239 d. Jabatan Fungsional : Assisten Ahli Madya e. Jabatan Stuktural : Dosen tetap f. Fakultas / Program Studi : Teknik / Teknologi Industri g. Perguran Tinggi : Universitas Bina Darma Palembang h. Bidang Keahlian/Disiplin Ilmu : Ergonomi Industri, Perancangan Produk, Manajemen Kualitas i. Waktu untuk Penelitian ini : 6 (enam) bulan 2. Peneliti 2 : a. Nama Lengkap dan Gelar : Rachmawati, S.Psi., M.A. b. Jenis Kelamin : Perempuan c. Golongan Pangkat dan NIP : III.b/Penata Muda, 050102214 d. Jabatan Fungsional : Assisten Ahli Madya e. Jabatan Stuktural : Dosen tetap f. Fakultas / Program Studi : Psikologi / Psikologi g. Perguruan Tinggi : Universitas Bina Darma Palembang h. Bidang Keahlian/Disiplin Ilmu : Psikologi Sosial, Psikologi Industri, Kualitatif, Eksperimen i. Waktu untuk Penelitian ini : 6 (enam) bulan

15 L. Perkiraan Biaya Penelitian Adapun perkiraan biaya penelitian dapat dilihat pada tabel 2. berikut ini : Tabel 2. Perkiraan Biaya Penelitian No Kegiatan Biaya 1. Tahap Persiapan a. Proposal penelitian Rp. 150.000 b. Studi literatur Rp. 1.000.000 c. Administrasi Rp. 500.000 2. Tahap Pelaksanaan a. Seleksi Subjek Penelitian Rp. 1.500.000 b. Penentuan Subjek Penelitian Rp. 800.000 c. Evaluasi Rp. 500.000 d. Input data Rp. 400.000 3. Tahap Desain lingkungan fisik dan Alat Ukur Psikologis a. Alat dan Bahan Rp.8.500.000 b. Uji coba / Evaluasi Rp. 1.000.000 4. Penyusunan Laporan Rp. 500.000 5. Seminar Hasil Rp. 150.000 TOTAL Rp.15.000.000

16 Daftar Rujukan Grandjean, E. 1988. Fitting the Task To the Man. A Texbook of Occupational Ergonomics, 4th Edition London: Taylor & Francis. Khodijah, Nyayu. 2006. Psikologi Belajar. Palembang: IAIN Raden Fatah Press Manuaba, A. 1992 Pengaruh Ergonomi Terhadap Produktivitas. Dalam Seminar Produktivitas Tenaga Kerja, Jakarta. Rakhmat, J. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Rodahl, K. 1989. The Physiologi of Work. London: Taylor & Francis. Ltd. Great Britain: 15-99. Sedarmayanti. 1996. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja, Suatu Tinjauan Aspek Ergonomi atau Kaitan antara Manusia dengan Lingkungan Kerja. Bandung; CV. Mandar Maju. Seniati, L., Yulianto, A., Setiadi, B. N. 2011. Psikologi Eksperimen. Jakarta: Indeks Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi Suma mur, PK. 1982. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja, Jakarta: Yasasan Swabhawa Karya. Walgito, B. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.