FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI. Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes., AIFO

dokumen-dokumen yang mirip

OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Titta Novianti

Function of the reproductive system is to produce off-springs.

HORMONAL PRIA. dr. Yandri Naldi

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

I. PENDAHULUAN. Kesuburan pria ditunjukkan oleh kualitas dan kuantitas spermatozoa yang

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol jika dikonsumsi mempunyai efek toksik pada tubuh baik secara langsung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mencapai tata kehidupan yang selaras dan seimbang dengan

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

Anatomi/organ reproduksi wanita

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

JURNAL BIOLOGI, Vol. 2 No. 2, Tahun 2013, Halaman 1-13

II. TINJAUAN PUSTAKA

PROSES KONSEPSI DAN PERTUMBUHAN JANIN Oleh: DR.. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal seperti Domba Ekor Gemuk (DEG) maupun Domba Ekor Tipis (DET) dan

Sisten reproduksi pria dan wanita A.Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TIU : Mahasiswa diharapkan. proses fisiologi organ. berkaitan dengan fungsi ternak jantan sebagai pemacek. TIK :

I. PENDAHULUAN. pernah mengalami masalah infertilitas ini semasa usia reproduksinya dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Population Data Sheet (2014), Indonesia merupakan

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kucing Domestik

REPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II.

I. PENDAHULUAN. makanan tersebut menghasilkan rasa yang lezat dan membuat orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 2001) dan menurut infomasi tahun 2007 laju pertumbuhan penduduk sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis

HORMON REPRODUKSI JANTAN

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tanaman Blustru/Mentimun Aceh (Luffa aegyptica Roxb.)

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN

Universitas Sumatera Utara

SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

BAB I PENDAHULUAN. internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang berpengaruh pada

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. disfungsi ereksi, dan ejakulasi dini. Pada tahun 2025, diduga terdapat 322 juta

I. PENDAHULUAN. spermatozoa merupakan bagian dari sistem reproduksi yang penting bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi adalah tanggapan langsung dari sesuatu dan merupakan proses

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV SISTEMA REPRODUKSI A. PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Rokok

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

GIZI DAUR HIDUP: Gizi dan Reproduksi

MODUL MATA PELAJARAN IPA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN 2

OBAT YANG MEMPENGARUHI REPRODUKSI PRIA KELOMPOK 23

PERTEMUAN XII: STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jantan) yang terjadi hanya di tubuli seminiferi yang terletak di testes (Susilawati,

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK PEMERIKSAAN SPERMA BLOK LIFE CYCLE ANGGOTA KELOMPOK

HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D.

Ni Ketut Alit A. Airlangga University. Faculty Of Nursing.

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika dan Penyebaran Bandikut

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan generasinya. Bagi sebagian rakyat Indonesia, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kadar hormon seseorang. Aging proses pada pria disebabkan oleh menurunnya sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN ALAT PERAGA MODEL GAMETOGENESIS PADA MANUSIA. Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah BIOLOGI TERAPAN 3

TINJAUAN PUSTAKA. Kurang lebih 1500 tahun lalu, beberapa kesukuan di Amerika

PERBANDINGAN VOLUME DAN KONSENTRASI SPERMA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK. SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

I. PENDAHULUAN. Angka pengguna telepon seluler (ponsel) atau handphone di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. negara-negara berkembang dan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang

FERTILISASI DAN. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed DASAR KEPERAWATAN DAN KEPERAWATAN DASAR FIK-UI TUTI N., FIK UI

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan industri menghasilkan banyak manfaat dalam

PENGARUH PEMBERIAN CAP TIKUS TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA WISTAR JANTAN (Rattus norvegicus)

Sohibul Himam ( ) FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja kegiatan seksual jantan; dan (3) pengaturan fungsi reproduksi jantan. pria dengan berbagai hormonal (Guyton, 2000)

Bab SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Etawah dengan kambing lokal (Kacang). Kambing Etawah sendiri

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi alkohol telah menjadi bagian dari peradaban manusia selama

Gametogenesis. GAMET: Berasal dari Bakal sel kelamin atau primordial germ cells luar gonad 2/4/2014

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen

DIKTAT EMBRIOLOGI HEWAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Proses pencernaan makanan yang terjadi pada organ 3, 4 dan 5 adalah...

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP. merupakan alkohol yang paling sederhana dengan rumus kimia CH 3 OH.

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) yang lebih dikenal dengan merk dagang. Ajinomoto telah lama digunakan sebagai tambahan penyedap masakan.

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang akan dipakai sebagai referensi

Transkripsi:

FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes., AIFO 1

ISI I. Fungsi Komponen Sistem Reproduksi Pria II. Spermatogenesis III. Aktivitas Seksual Pria IV. Pengaturan Fungsi Seksual Pria 2

3

I. Fungsi Komponen Reproduksi Pria Menghasilkan sperma Mengeluarkan testosteron TESTIS EPIDIDIMIS & DUKTUS DEFERENS Tempat keluar sperma dari testis Tempat pematangan motilitas fetilitas sperma Memekatkan dan menyimpan sperma VESIKULA SEMINALIS Menghasilkan fruktosa untuk makanan sperma Mengeluarkan prostaglandin yang merangsang saluran untuk membantu menyalurkan sperma Menghasilkan cairan semen KELENJAR PROSTAT Mengeluarkan cairan basa / alkalis yang menertralkan sekresi vagina yang asam Memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap dalam vagina pada saat penis dikeluarkan KELENJAR BULBOURETHRA Mengeluarkan mukus untuk pelumasan 4

Tubulus Semineferus - Panjang 250 cm - Ada 2 jenis sel : sel germinativum (tahapan pembentukan sperma) dan sel sertoli (menunjang spermatogenesis) 5

II. SPERMATOGENESIS adalah urutan kejadian dalam tubulus seminiferous kearah pembentukan sperma Terjadinya sejak usia 14 thn, berlangsung sepanjang hidup pria. Ada 3 Phase : 1. Proliferasi Mitotik, 2. Meiosis, 3. Pengemasan. Spermatogenesis memerlukan waktu 64 hari, dari spermatogenia menjadi sperma matang Setiap hari ratusan juta sperma mencapai kematangan. 6

7

8

Proliferasi Mitotik - Spermatogonium yang terletak di lapisan luar tubulus secara terus menerus membelah secara mitosis à 2 Spermatogonia - à 46 kromosom yang identik dengan sel induk - Salah satu sel anak tetap berada di tepi luar tubulus (tidak berdiferensiasi) untuk mempertahankan sel geminativum, sementara sel anak yang lain bergerak kerarah lumen mengalami tahapan membentuk sperma à yg akan dikeluarkan dari lumen - 1 spermatogonia à membelah secara mitosis 2 kali untuk menghasilkan 4 Spermatid Primer (46 kromosom ganda) 9

Meiosis - Meosis I : Setiap spermotosit primer (46 kromosom ganda) membentuk 2 spermatosit sekunder (masingmasing 23 kromosom ganda) - Meosis II : Spermatosit sekunder membelah menjadi spermatid (masingmasing 23 kromosom tunggal - Setelah ini tidak lagi ada pembelahan, setiap spermatid mengalami modifikasi menjadi sebuah spermatozoa 10

Pengemasan (remondeling spermatid) - Merupakan pembentukan sperma yang dapat bergerak dan bersifat sangat spesifik. - Spermatozoa ada 4 bagian : 1. Kepala, 2. Akrosom, 3. Bagian tengah (badan), 4. Ekor. - Kepala terdiri dari nukleus, yg mengandung informasi genetik sperma - Akrosom : suatu vesikel berisi enzim yang berguna sebagai bor untuk menembus ovum - Bagian tengah mengandung mitochondria untuk menghasilkan energi untuk bergerak - Ekor untuk mobilitas sperma yg berbentuk seperti pecut. 11

12

Anatomi Spermatozoa A. Foto mikrograf fase kontras spermatozoa manusia B. Reproduksi skematik spermatozoa tampak frontal C. Potongan longitudinal bagian kepala spermatozoa tampak samping 13

Fungsi Sel Sertoli 1. Memberi makanan sperma 2. Menghancurkan sel-sel geminativum cacat yang gagal menyelesaikan semua tahapan spermatogenesis 3. Mengeluarkan cairan untuk mengaliri sperma dari tubulus seminiferus ke epididimis 4. Mensekresi Androgen binding protein à testosteron yang berikatan dengan protein à mempertahankan kadar testosteron didalam lumen tetap tinggi à mempertahankan produksi sperma. 14

III. AKTIVITAS SEKSUAL PRIA Penyatuan gamet dan memerlukan penyaluran semen ke dalam vagina wanita, melalui prilaku seksual = hubungan kelamin koitus kopulasi Prilaku / aktivitas seksual pria ditandai oleh ereksi dan ejakulasi Ereksi = pengerasan penis yang dalam keadaan normal lemas, guna memungkinkan masuk kedalam vagina ß pembengkakan jaringan erektil penis oleh darah akibat vasodilatasi arteriole penis Ejakulasi = penyemprotan kuat, dan eksplusif semen ke dalam urethra dan keluar dari penis à 2 fase : 1) emisi, 2) ekspulsi 15

Siklus Respons Seksual 1. Fase eksitasi : ereksi + vasokongesti testis (pembengkakan oleh terkumpulnya darah) dan peningkatan keinginan berhubungan kelamin 2. Fase datar : peningkatan respon-respon keinginan berhubungan kelamin, mis : denyut jantung, tekanan darah, kecepatan bernapas, ketegangan otot. 3. Fase orgasme : ejakulasi serta respon puncak pada kenikmatan seksual, secara menyeluruh dirasakan sebagai kenikmatan fisik yang intensif. 4. Fase resolusi : yang mengembalikan genetalia dan sistem-sistem tubuh ke keadaan seperti semula (sebelum terangsang) 16

EREKSI Selain fenomena fisiologis diatas juga mencakup faktor emosi, psikologis dan sosial. Refleks ereksi adalah suatu refles spinal yg dipacu oleh stimulasi mekanoreseptormekanoreseptor yang sangat peka di glans penis. Rangsangan taktil pada glans secara refleks memicu peningkatan aktivitas parasimpatis dan penurunan aktivitas simpatis ke arteriol-arteriol di penis à vasodilatasi à ereksi 17

18

Stimulasi parasimpais dan inhibisi simpatis yang terjadi secara bersamaan à vasodilatasi terjadi lebih cepat dan lebih kuat à ereksi penuh bisa dicapai hanya dalam waktu 5 10 detik. Pada saat bersamaan impuls parasimpatis meningkatkan sekresi mukus dari kelenjar bulbourethra dan urethra à sebagai persiapan untuk koitus. Refleks Spinal dasar dapat difasilitasi atau dihambat oleh pusat-pusat yang lebih tinggi di otak melalui jalur desendens yang juga berakhir di saraf-saraf otonom yang mepersarafi arteriole penis. 19

STIMULASI MEKANORESEPTOR DI GLANS PENIS PARASIMPATIS KE KEL.BULBOURETRHA & KEL.URETHRA PARASIMPATIS KE ARTERIOL PENIS SIMPATIS KE ARTERIOL PENIS MUKUS DILATASI ARTERIOL PENIS PELUMASAN EREKSI VENA TERTEKAN 20

Bila ada kegagalan ereksi, walaupun stimulasi adekuat = (impotensi) dapat terjadi akibat : Inhibisi refleks oleh pusat-pusat yang lebih tinggi di otak Psikologis, mis : cemas Keterbatasan fisik : kerusakan saraf, obatobatan yang mengganggu fungsi otonom, masalah aliran darah melalui penis. 21

EJAKULASI Seperti ereksi, ejakulasi dilakukan oleh refleks spinal Jika tingkat perangsangan menguat sampai ke puncak à ejakulasi Respons ejakulasi berlangsung 2 fase : emisi dan ekspulsi EMISI à Impuls simpatis à kontraksi otot-otot polos di prostat, duktusduktus reproduksi, dan vesikula seminalis à cairan prostat, sperma, vesikula seminalis (semen) mengalir kedalam urethra. Selama fase Emisi Spingter di leher kandung kemih tertutup rapat untuk mencegah semen masuk ke kandung kemih dan mencegah urine keluar bersama ejakulat. EKSPULSI à Pengisian Urethra oleh semen à memicu impuls ke otot rangka di pangkal penis à kontraksi otot-otot rangka pangkal penis (interval 0,8 detik) à meningkatkan tekanan di pangkal penis à memaksa pengeluaran semen di urethra. à Bersamaan dengan itu terjadi ORGASME. 22

ORGASME Terjadi bersamaan dengan fase Ekspulsi Ditandai dengan bernapas dalam, kecepatan denyut jantung yang dapat mencapai 180x/ menit, kontraksi otot rangka secara umum, memuncaknya emosi. Respon panggul dan respon sistemik disertai dengan kenikmatan dan perasaan lega dan kepuasan merupakan pengalaman yang dikenal dengan ORGASME 23

RESOLUSI Selama Fase ini setelah orgasme Impuls Vasokostriktor simpatis memperlambat aliran masuk ke darah ke dalam penis sehingga ereksi lenyap. Diikuti oleh relaksasi yang dalam à perasaan lelah. Setelah ini terjadi periode refrakter yang lamanya tergantung individual, sehingga laki-laki tidak dapat mengalami orgasme multipel, seperti halnya pada wanita. 24

EJAKULAT / SEMEN Volume Ejakulat tergantung pada lama waktu sebelum ejakulasi. Volume rata-rata : 3 cc (2,5 6) cc Ejakulat manusia = 300 400 juta sperma (120 juta/ml) Kualitas dan kuantitas sperma menentukan fertilitas. infertil = konsentrasi sperma < 20 juta/ml semen. Walaupun cuma 1 sperma yang fertilisasi -à perlu banyak sperma (menghasilkan enzim-2 akrosom) untuk meluluhkan sawar yang melindungi ovum, sampai ada 1 sperma pemenang yang menembus sitoplasma ovum. Kualitas sperma juga diperhitungkan, kelainan sperma yang abnormal menurunkan fertilitas à infertil 25

26

27

IV. PENGATURAN FUNGSI REPRODUKSI PRIA Testis dikontrol oleh 2 hormon : LH dan FSH LH bekerja pada sel leydig untuk mengatur fungsi testosteron pada pria hormon ini disebut = ICSH à Testosteron berperan untuk metosis dan meiosis sel-sel germinativum. FSH bekerja pada tubulus seminiferus, terutama di sel sertoli, untuk meningkatkan spermatogenesis (fase remondeling spermatid) Sekresi LH dan FSH dari Hipofisis Anterior dirangsang oleh hormon dari hipotalamus = Gn RH 28

Hipotalamus GnRH Hipofisis Anterior FSH LH Testis Sel Sertoli Sel Leydig Spermatogenesis Inhibin Testosteron 29

Terima Kasih 30